TMCBLOG.com – BMW Motorrad merayakan ulang tahun ke-50 divisi motorsport M BMW dengan memperkenalkan sepeda motor bernomenklatur M Series kedua bulan ini, sebuah roadster/hyper-naked yang berbagi pakai mesin M 1000 RR yang berpower maksimum, 205 Hp. New BMW M1000R MY2023.
Karena M1000R ini ditujukan untuk penggunaan lebih ke ‘harian’ mesin 999cc empat silinder segaris yang berbagi pakai dengan M1000RR telah mengalami setup khusus dimana meskipun tidak benar-benar tenaganya dihilangkan, namun tetapi timing katup variabel yang disebut BMW ShiftCam memberikan hit torsi dari 10.000 hingga 12.000 RPM.
Gear sprocket 47 gigi dengan angka yang lebih pendek daripada gear sprocket 45 gigi di S1000R, ditambah rasio yang lebih pendek pada gigi 4, 5, dan 6, juga menambah motor ini terasa lebih ramah di jalan raya. Tentu saja ada quick-shifter, dalam bentuk BMW’s Shift Assistant Pro, yang memungkinkan pemindahan gigi naik-turun tanpa kopling. Secara keseluruhan, powertrain menampilkan daftar material yang bagus seperti katup/klep titanium dan end muffler berbahan titanium.
Rangkaian elektronik mencakup mode berkendara: Rain, Road, Dynamic dan Race dan mode berkendara berorientasi trek tambahan dari Race Pro 1, Race Pro 2, dan Race Pro 3. Dynamic Traction Control (DTC) dengan cluster sensor enam sumbu dan lean angle sensor hadir sebagai fitur standar. DTC menyertakan fungsi limiter untuk gejala wheelie, jika diinginkan oleh pengendara. Ada juga limiter pit-lane, Launch Control, dan Hill-Start Control (HSC).
Aspek yang paling mencolok dari BMW M1000R, tentu saja kehadiran winglet di panel samping. Ini memberikan sedikit downforce; BMW mengklaim sekitar 10kg downforce di hasilkan untuk roda depan pada 218 km/jam. Yang menarik adalah kehadiran Dynamic Damping Control (DDC), yang merupakan kontrol elektronik dari suspensi sebagai perlengkapan standar. Pengaturan DDC terkait dengan mode berkendara Rain, Road, Dynamic dan Race, dan dapat dikonfigurasi pengguna sesuai kondisi jalan.
Untuk segi handling, hadir di M1000R stang baru yang lebih lebar dari pada S1000R, lengkap dengan kaca spion model bar end. Informasi disediakan oleh kluster instrumen TFT 6,4 inci dengan opsi tampilan yang dapat disesuaikan: Pure Ride untuk operasi jalanan normal, ditambah tiga tampilan “Core” yang ditujukan untuk penggunaan trek dengan berbagai tingkat kepadatan informasi. – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
sangare pole, bisa terbang
kok nggilani ngono
sekarang pada demen banget pake winglet
Apa motor keluaran sekarang pakai ecu dari dorna sehingga wajib pakai winglet wkwk
Eeh baru tau ternyata ngikut base design BMW India sekarang,biasanya nakednya pake dual keen yg mirip full fairingnya.
lebih suka lampu Jaja Miharja yg dulu ah
jelek , winglet bikin aneh
Cakep
Pengen beli
Tapi ntar bingung dana buat ganti rantai dan ban nya
Motor udah cakep!! Tp sayang?? Tercederai adanya singlet!
Wak karena masih dalam suasana berduka, kenapa gak bahas terkait mengapa kelas kadet (motor kecil macam moto3 wss300 dan sebagainya itu yang pakai motor kecil) malah cenderung lebih berbahaya dibanding balapan motor cc besar macam Moto2 MotoGP, WSBK, 600cc? Apakah karena standar safetynya yang buruk atau hal lain?
Karena barusan Vinales berkomentar penyebab kejadian yang sama berulang adalah karena motonya terlalu mudah dikendarai, underpower, dan terlalu berat buat balapan sehingga talent rider gak benar-benar berguna… Kalau menurut wak Taufik gimana? Mohon dibahas wak
Thanks
Versi jelenya mv agusta brutale Nurbugring
Desain BMW mirip gaya pabrikan jepang ya, imho