TMCBLOG.com – Beberapa hari yang lalu, Komisi Superbike yang terdiri dari anggota dari Dorna WSBK Organization (DWO), MSMA dan FIM- meresmikan regulasi baru yang disebut ‘Super Konsesi’ di WSBK, hal baru yang sudah mulai beroperasi tahun ini dan segera dalam persiapan untuk tahun 2023.

Meski WorldSBK sudah memiliki sistem konsesi yang memungkinkan pabrikan pabrikan yang kurang kompetitif untuk melakukan berbagai perbaikan pada sepeda motor mereka sepanjang musim, peraturan ini tampaknya tidak banyak bisa membantu pabrikan seperti Honda atau BMW mengurangi kesenjangan di antara mereka dengan Ducati, Yamaha dan Kawasaki, dan itulah mungkin yang mendasari hadirnya regulasi baru yang disebut ‘Super Konsesi’

Perubahan pertama adalah, poin konsesi yang akan diberikan kepada pabrikan akan lebih besar dimana sebelumnya tiga, sekarang lima. Akumulasi jumlah poin ini akan dilakukan setiap tiga event, di mana titik yang disebut ‘Kalkulator Performa’ akan berfungsi untuk menentukan pabrikan mana yang memenuhi syarat untuk memperoleh keuntungan di ‘Super Konsesi’ ini berdasarkan hasil yang diperoleh dalam perlombaan.

Pada paruh musim kedua WSBK 2022 ini ‘Super Concessions’ hanya akan mempengaruhi bagian sasis. Setiap pabrikan akan dapat memilih elemen tertentu yang dapat mereka kembangkan dengan bebas – tetapi selalu berada dalam batas-batas peraturan teknis -. Dan menurut informasinya, Honda sudah memanfaatkan Super Concessions di Portimao dengan melakukan ubahan pada sasis CBR 1000RR-R.

Yes, keinginan untuk mengupdate sasis Fireblade Triple R adalah sesuatu yang pernah dulu digaungkan oleh Alvaro Bautista ketika masih menjadi pembalap pabrikan Honda WSBK. Sasis bawaannya yang terlalu road-oriented, kurang stiff, dan kurang berorientasi pada balap begitu lah kira-kira masukan dari Alvaro kala itu. – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

12 COMMENTS

  1. ngeliat foto Batistuta diatas CBR, jadi inget rekam jejak itu sembalap yg skrg diuntungkan regulasi pro Ducati wsbk tapi maunya dianggap faktor sembalap lebih berperan. mau dibilang faktor rider, ya bener faktor rider ringan + limiter tinggi pasti ngebut manja dilurusan. dibilang faktor skill, ya harusnya jaman naek CBR bisa agak majuan dikit posisi finish maupun klasemen akhirnya. Dorna bikin pusing sendiri, jaman dulu ga ada regulasi rumit rpm ama konsesi apalah itu. dgn munculnya V4R yg makin motojipi, maka pabrikan laen ga bisa kejar krn biasanya klo stocknya bapuk minimal byk part yg bisa dibikin race ready kaya jaman Checa masih balap di wsbk dulu.

  2. harusnya konsesinya itu kek super konsesi dr awal, klo yg standaran kan sudah ada kelas superstock, klo konsesinya sebatas limit rpm ya susah bersaing lah,

  3. apabila super konsensi nya sudah dicabut maka pemakaian part semacam sasis yg sudah dikembangkan tapi beda dgn yg digaylokasi akan dilarang penggunaannya dimusim selanjutnya?

  4. Ga berlaku buat triple R, Menurut beberapa reviewer dari US karakter mesinnya Triple R ini ga nyaman buat city riding, orang US lebih suka si Fireblade lama dibanding Triple R itulah kenapa Fireblade lama di bangkitin lagi di US

Leave a Reply to RichardGN Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here