Sunday, 22 December 2024

Interview Morimoto-san : Kenapa Versi Produksi Massal E01 Butuh Test Market 1 Tahun Lagi?

TMCBLOG.com – Yamaha E01 bisa dibilang adalah moped/skuter listrik paling sempurna yang sempat TMCBlog coba selama ini. Yamaha E01 itu balance dalam hal tongkrongan desain body motor, tenaga yang cukup serta feel berkendara yang bisa dibilang sama/mirip dengan feel ketika berkendara skuter ICE biasa seperti misalnya NMax. Yamaha mulai bulan November ini sampai setahun ke depan (November 2023) melakuan kick off pengambilan jejak pendapat publik sebelum akhirnya hadir keluar versi produksi massalnya nanti. Dalam beberapa kali diskusi dengan teman-teman blogger dan jurnalis, semua sepakat bahwa ini E01 secara produk sudah sangat OK sekali. Namun kenapa butuh jeda waktu lagi selama setahun ke depan yang beresiko Yamaha akan keduluan Honda yang semenjak hari pertama IMOS sudah menancapkan road map kendaraan listrik dimana pada 2023 nanti akan langsung dua produk yang akan dirilis. TMCBlog mencoba bertanya kepada Presiden Direktur YIMM – Minoru Morimoto – di sela-sela test E01 Bogor pekan lalu . .

TMCBlog : Morimoto-san motor ini (E01) sudah sangat bagus dalam hal unit produk, kenapa butuh waktu lama buat Yamaha merilis produksi massalnya?

Morimoto-san : “Yamaha perlu meyakinkan agar produk yang akan dirilis agar benar-benar bisa diandalkan dan sesuai dengan kebutuhan. Dan juga masih ada pertimbangan dari segi ketersediaan spare parts.”

Tanya : Saya telah mencoba motor ini dan ketika mengendarainya sudah sangat merepresentasikan naik NMax baik secara ergonomi, handling motor dan kebutuhan performanya. Artinya ini produk sudah OK.

Morimoto san : “Ya itu dia. Parts, untuk bisa membuat E01 bagus secara performa kami butuh baterai lithium kapasitas besar dan untuk sementara kami belum menentukan solusi bagaimana agar biaya baterai ini bisa ditekan.”

“Baterainya didatangkan (impor) dari Jepang. Harga baterainya sendiri masih tergolong tinggi. Belum lagi biaya shipping (pengiriman) baterai dari Jepang ke Indonesia itu tidak seperti pengiriman barang (part) biasa. Baterai butuh penanganan pengiriman yang spesial terutama dengan spek yang tinggi seperti itu. Dan proses shipping yang khusus ini juga membutuhkan biaya lagi. Kita butuh solusi lain.” – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

50 COMMENTS

  1. diskusi dengan teman2 nongkrong lintas merk dr apa yg di sajikan wak haji lewat vlog & blog soal Yamaha E01 ini beda wak, minatnya tinggi ke produk yg 1 ini.
    kalo launchingnya 1 th dr skrg terlalu kelamaan, nanti kue nya habis dimakan honda lg.
    lebih baik jd first mover lg, jd hype nya dapet, moment nya pas kalo launcing selambatnya 3 bulan dr skrg.
    apalagi kalo posisi harganya <50 juta 😃

    oya rumah blok apa no brp ya wak haji ?
    tetangga komplek nih, pingin mampir 😂

    • Heheh,,mo Honda mo Yamaha pasti sama..mereka ngga mau ujug2 keluarin produk yg ngga battle proven, terlebih Yamaha, dari sini saja sudah ketahuan mereka test pasar sekaligus tes produknya…karena setelah di Eropa yang beriklim dingin baru dimari dicobanya yang beriklim tropis extreme, bagaimana daya tahannya. karena so far baterai ini harganya mahal dan daya jangkaunya juga belum terlalu jauh, belum lagi ketersediaan station chargernya, apa mo nebeng sama Hyundai?
      btw dari sini pendekatan Yamaha sama Honda agak beda ya, so far Yamaha serius test2-nya baik untuk dapat input dari testernya maupun durabilitynya.

  2. mungkin bisa pesan baterainya ke panasonic. panasonic kan punya pabrik baterai di cibitung. mungkin bisa lebih murah harganya dibanding impor lgsg dr jepang.

    • tapi entah pabriknya sudah bisa produksi baterai jenis lithium atau belum.
      kalau sudad bisa, berarti panasonic gercep. kalau belum, sungguh disayangkan karena mereka pemain besar disini

  3. kenapa begitu antusias sama motor listrik? kalau di kasih harga, pasti pada mundur teratur! wong batre yang bagus saja udah seharga motor.

    • kayak salah fokus gitu kan. konsumsi BBM motor sudah sangat irit, emisi juga minim dibandingkan mobil. kenapa tidak fokus ke pencipta emisi paling besar para pemakai batu bara

  4. Selain daripada high cost, resiko utama soal shipping baterai itu terjadinya arus pendek baterai akibat terminal baterai bersentuhan sama baterai lain atau dgn benda logam atau permukaan konduktif selama di perjalanan.
    Makanya penting banget utk dikemas secara proper dan dikirim secara terpisah, selain terpisah juga pake cara2 yg bisa cegah korsleting dan kerusakan pada terminal baterai. Cara2nya banyak sih.
    Beberapa caranya dengan pake kemasan luar berbahan kaku yang kuat. Kemasan luar kuat ditambah bagian dalam tertutup penuh terbuat dari material non-konduktif (kayak air pillow atau minimal pake bubble wrap tebel). Terus terminal atau konektor yang terbuka kaya di gambar wajib dituutup pake bahan non-konduktif.
    Belom lagi ngurusin cargo di terminal pelabuhan yang gak bisa disatuin storage nya dgn DG (dangerous goods) yang lain karena punya resiko meledak pada suhu tertentu.. Karna semua jenis baterai itu digolongkan dalam DG Class 9 ..

    Resikonya kayak kejadian di pelabuhan Beirut 2 taun lalu, atau ledakan di port Tianjin 7 taun lalu.

    • Orang shipping-nya yg ngomong langsung. Tmcblog sudah seperti tim intelijen beneran, ga perlu ilmu njengking mlumah murep.

      • yg lalu ada orang pake cara sama karna tergiur trafficnya, terus bocornya kelebihan terus ada yg dipecat, terus pelaku pertama ilmu nya sewot bawabawa nasib orang ?

  5. Solusinya adalah buat pabrik baterai di Indonesia, di sini peran semua stakeholder dari level pemerintah sampai pabrikan harus bisa kerjasama. Masalahnya, mau gak? Hehe..

    • masalah bangun pabrik itu bukan masalah mau atau tidak mau

      ini masalah untung atau tidak untung dekk

      kalau memang industri batrai itu sudah profit, sudah ada sejak dulu dekk

      H3H3

    • bukannya pemerintah udah mulai invest pabrik baterai ya ?
      itu yg katanya IBC kerjasama sama TACL produsen baterai terbesar di dunia tahun 2024 baru mulai operasi, udah itu LG chemical katanya juga udh invest besar2an disini buat bgn supply chain baterai,

      • nah, ini dia yg mungkin dikamsud sang moritomo, eh morimoto… tunggu.. sabaarr…
        Anda gak sabarin sih?… sabar ngapa… pelan2…
        bukannya Yamaha gak bisa, bisa aje kok… cuma banyak fator yg harus dipikirikan..
        jadi santai, seduh kopinya… dan lanjutin dah diskusinya ya…

    • bukannya pemerintah udah mulai invest pabrik baterai ya ?
      itu yg katanya IBC kerjasama sama TACL produsen baterai terbesar di dunia tahun 2024 baru mulai operasi,

      • invest besar tapi pabrikan mau pake enggak? Biasanya Jepangan punya standar tinggi/kualifikasi khusus buat produk mereka.

        • exactly..we know lah yang dari dulu sampe sekarang ngga berubah..Jepang itu punya standard sendiri yg ngga bisa dikompromi (di Indo) …makanya kadang2 dinilang kaku lah..
          btw kmaren mau sundul new ertiga hybrid..tapi mikir kembali harga batere-nya yg konon katanya 25 juta..
          btw bukannya jepun agak ogah2an ya sama EV, mereka lebih suka pebakaran pakai Hidrogen??

  6. Mungkin juga karena generasi N-Max mendatang akan ada lompatan pergantian teknologi yang di benamkan, yang bikin lebih mantap lagi saat di kendarainya.. Jadi konsentrasi ke situ dulu He…

  7. Sebenernya pabrikan Honda dan Yamaha bisa dengan mudah membuat motor listrik murah dan cepat…cuma motor ICE masih gurih dan belum rela melepas begitu saja
    Analoginya kalau motor listrik langsung di jual sekarang,motor ICE cepat di tinggalkan pengguna…kejadian ini sama dengan yg di alami pada mobil saat ini,yg mana mulai bermunculan mobil listrik di pasaran Indonesia
    Cost batre bisa di tekan semurah mungkin sama pabrikan Jepang,cuma mereka belum rela melepasnya gurihnya pasar mesin ICE saat ini,itu intinya

    • “Di tahun 2040, bauran EBT sudah mencapai 71%, tidak ada penjualan motor konvensional. Bauran EBT diharapkan sudah mencapai 87% di 2050 dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional,

      masih 17 tahun lagi, semoga dlm jangka waktu tsb ditemukan pengganti bahan bakar fosil yg lebih efisien, shingga kita masih bisa bleyer2 dengan motor baru

      Simpan motormu sekarang buat anak cucu ngerasain bgmn moyangnya bermotor

    • gak juga .. lihat sajalah negara Eropa Amerika yang sudah gasspol industri EV masih perlu dibantu subsidi sana sini dan aturan diskriminatif supaya EV nya laku…
      pelajari dulu konsep energy density BBM vs battery, baik volume maupun berat nya

  8. juragan NIKEL yg ktya the king off NIKEL kok masih impor batre, mana andil nya oemerintah yg kwtanya mau go green… mgkin sdh berkarakter dinegri manapun jikalau sdh tersedia swmua SDA maka SDM nya akan mlempem… tp jika SDM nya tinggi SDA minimpun bakal maksimal diolah dan terus riset contoh singapura..

  9. kurang lebih selaras dengan info molis polytron ya wak, yg karena saking mahalnya baterei, polytron jual molis tanpa baterei, batereinya cuma ‘disewain’. salah satu problem utama molis sekarang = harga baterei

  10. di indonesia juga punya masalah infrastruktur charging stations dan battery swap belum memadai dan juga output voltase pembangkit listrik juga belum optimal untuk menjalankan skema electrik vehicles. kebayang kan harga listrik bakal naik 50 kali lipat kedepan nya

  11. masih abu-abu dan bertele-tele, mendingan prefer ke hybrid sajalah kayak mobil, kan sudah beredar tuh hybrid mobil jadi proses swap akan bertahap dari fosil – hybrid – elektrik baru masuk akal utk produk masal

  12. nah nah ini para ni…. berarti kalau ada yang jual motor listrik di indo dengan harga miring, kita wajib waspada ya !?
    mengeriin kalau amit amit mleduk pas charge atau efisiensi battery yang drop dalam pemakaian yang belum lama.
    Sautnya Ymh mereka hanya mau batre dari Japan, ini menandakan komitmen kualitas tanpa mondang mending.

    • Kemungkinan sih nggak ya.. Cuma wak haji bilang, E01 ini motor listrik yg performanya bisa nyamain ICE utk kebutuhan harian. Berarti motor listrik lain mungkin masih sangat kurang dalam segi performa, itulah knpa harganya bisa murah2. Ada driver ojol yg cerita juga, doi sewa molis dr salah satu provider ojol dan ternyata motornya pelan bgt, cm 50 km jam top speed nya. Dan grgr itu suka ga dpt penumpang kalo penumpang nya lagi mau buru2.

      Sekali lagi ini cm kemungkinan ya, analisa pribadi aja

  13. klo gini kondisinya, mending ide vendor “BRT” bisa di tindak lanjuti. tinggal kerjasama dengan stakeholder terkait seperti perusahaan pompa air utk bikin lini produksi baru dinamo bldc yg ciamik, perusahaan IT untuk bikin controller yg ciamik, vendor2 part2 konversi pendukung.
    jadi yg sudah punya motor2 matic apalagi sekelas maxi seperti nmax, pcx dan kawan2 bisa spent 50% dana buat konversi dari pada beli molis baru

    • udah kan, da ada sertifikasi resminya juga dari pemerintah klo ga salah.

      cuman ya itu, orang sini gengsinya gede. motor 150-155cc baru aja dibela²in kredit padahal klo emang mau kenceng mah 250cc 2nd banyak. apalagi motor tua dimodif jadi molis, dari luar tampangnya tetep motor tua. sesederhana itu aja sih.

      buat konten yes, buat gengsi no

  14. new aerox new nmax new xmax byar go ehh freego Fazio dll baru d rilis, klau e01 juga d rilis dlm waktu dekat ini ya bisa blunder terlupakan itu motor ice yg baru d rilis. hati pabrikan Jepang masih ke motor ice, investasi mereka dstu udah komplit dan kasarny tinggal ambil cuan sekarang masa di tinggal gitu aja

  15. Tidak mudah pabrikan jepang bertransformasi dari budaya industri kendaraan dgn prinsip TOYOTA WAY ke TESLA WAY
    ini yg digodok industri2 otomotif jepang menemukan formula produksi efisien murah bermutu ala mobi/motorl jepang

    saat ini dlm masa transisi mereka banyak keluarkan produk hybrid dahulu

  16. motor listrik dan ice harus tetap ada bersamaan dan legal. Jangan sampai kejadian, ketika semua motor jadi listrik, harga listrik jadi mahal dan kita tidak punya pilihan lain. Jangan sampai kayak tv analog, mau tetap pakai BBM malah di penjara.

  17. ya kalau tau2 semua listrik
    itu investasi pabrik untuk mesin ICE belum balik modal kali ato belum memuaskan investor hasil baliknya.

    paling begitu doang. yang dia utarain mah masalah receh yang level staff aja bisa selesaikan dengan mudah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP