Saturday, 21 December 2024

Quartararo Coba Fairing baru Yamaha M1 di #ValenciaTest . . Tapi Performa malah Drop !

TMCBLOG.com – Masih dari Valencia Test, Kali ini kita akan bicarakan mengenai penampakan Hal hal baru yang dikerjakan Oleh team Pabrikan Yamaha . . eh satu satunya Team Yamaha di motoGP 2023 nanti dimana Baik Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli sama sama telah mencoba Update terbaru dari Yamaha M1 Prototipe 2023 selama 7 jam kemarin. Fairing baru sepertinya terinspirasi oleh Ducati, dengan dua sayap ‘tertutup’ lebar di bagian depan, solusi yang juga digunakan KTM.

Lalu desain ini Jika dibandingkan dengan Yang sempat Ditest Oleh Quartararo di Misano test terlhat juga cukup berbeda. Main-Winglet yang dicoba di Valencia Lebih lebar, dan Bahkan inlet RAM AIR juga di desain baru coba deh cek perbedaannya sob . .

Gambar di atas adalah M1 yang ditest Yamaha pada Misano test beberapa Bulan sebelumnya yang sempat membuncahkan Semangat Quartararo karena top speednya meningkat. Tolong dilihat Winglet Utama dan Bentuk RAM Airnya sob . .Untuk Winglet Utama meliuk besar dibagian atas Plus dua step keminringan untuk kemudian Mengecil dibagian liukan bawah

Terlihat Banget Konsep desain dari aero fairingnya Berubah 180 derajad dibandingkan dengan  aero fairing saat Misano test. Fairing ini jelas sangat mirip dengan apa yang dipakai Oleh Desmosedici dimana terbai menajdi dua bagian atas dan bawah.

Winglet atas Kecil, sementara Winglet bawah hadir besar. Sementara itu dibagian Inlet dari RAM air juga berubah lebih ‘menjulur’ panjang ke depan dibandingkan dengan Lubang Inlet pada Test Misano yang lalu.

Hasilnya, secara umum Quartararo menorehkan top-speed 327,4 km/jam, masih 8 km/jam leih rendah dibandingkan dengan top-speed terbaik Selasa 335,4 km/jam oleh Ducati dari Bagnaia. Top-speed rata-rata Fabio selama akhir pekan balapan adalah 328,2 km/jam dengan catatan tertinggi 330,5 km/jam.  Franco Morbidelli, mencatatkan top-speed 325,8 km/jam dan berada di urutan 14 pada timesheets tes kemarin.

Pada media Scrum, fabio Quartararo mengatakan bahwa ia sedikit terkejut karena awalnya berharap M1 akan memiliki Power yang lebih baik dibandingkan saat terakhir mereka mengujinya di Misano, atau paling tidak sama.

“Saya terkejut karena sebenarnya mesin ini seharusnya sedikit lebih cepat daripada yang kami uji di Misano dan Barcelona [namun] saya menemukan itu sama dengan dua hari lalu. ( Mesin 2022 ). Terutama pada lap kualifikasi. Kami membandingkan kecepatan dan itu sama. Jadi kami harus menganalisis apa yang terjadi karena kami menjalani dua tes – Misano Barcelona – lalu Cal [Crutchlow] melakukan Motegi dan Jerez dan mereka melihat perbedaan pada mesin [baru].

“Tapi sekarang, tidak ada perbedaan (dengan mesin 2022). Jadi kami harus menganalisis dengan sangat baik apa yang terjadi. Ini bukan cara yang saya inginkan untuk mengakhiri tahun, tetapi pada akhirnya ada yang tidak beres. Tidak mungkin di Misano dan Barcelona kami merasakan peningkatan dan hari ini tidak ada apa-apa.”

61 COMMENTS

  1. Akwkakw kok kaya malah lebih lawak dari impresi marc ya

    Ini marc sama taro bukan yang tukang ngeluh gimana aja sampe kerasa bete nya lho. Come on Japanese factory gimana dah

    • gw dah pernah komen di artikel sebelumnya, motor-motor jepang ini jadi membadut, untung aja ketolong sama skill ridernya yang di atas rata-rata (marc & fabio)..

      kalau gak ada perubahan yg radikal, agak sulit ngelawan pasukan Ducati.. mau pembalapnya selevel marc, fabio bahkan rossi sekalipun, kalo dapet motor yang terlalu jauh gap perkembangannya dengan motor Ducati bakalan membadut lagi..

      • klo ane bilang, keunggulan jepang dikebiri dan telat ngimbangi aerodinamikanya ducati.

        balapan prototipe kok ya main kebiri teknologi.

    • jangan cepat berkesimpulan , kecuali pabrikan eropah bertahun2 selalu d atas , ini sekian tahun riset dan baru tahun ini juara dunia bersyarat udah mengKlaim pabrikan eropah the best 😂

      • ducati udah lama riset aero dibanding pabrikan lain di musim motogp ini, ga kunjung pecah telor murni gegara ridernya pada ga capable

      • Secara motor Ducati rata rata mendominasi cak bertahun-tahun. Motor mereka juara tapi pembalap baru kali ini pecco pecah telor setelah Stoner.

  2. Aero jgn berubah radikal macam punya ducduc, apalagi pake buntut sterogaus.

    Aero pake paket 2019 paling logis, tambah sentuh²an sedikit di area yg bner² membutuhkan belahan aliran udara.

    air ram model 2022 juga udah oke.

  3. koo 2 pabrikan Jepang ini ngikutin arah Ducati? kenapa gak balik tanpa aero, pake refrensi motor terbaik mereka, barangkali lebih joz ketemu racikan Ecu Pirelli saat ini yang udah pastinya ketrima sama mesin mereka

    • ecu pirelli secara hardware kalah jauh sama ecu inhouse dulu.

      Ibaratnya kaya kita disuruh ngukur tebal kertas, dulu bisa akurat karna kita punya alat mikrometer sekrup, tapi sekarang disuruh ngukur pakai penggaris. Iya bisa samasama ngukur ngukur, tapi mau dioptimalin gimana kek itu penggaris, gabisa sedetail kerja dari mikrometer sekrup.

        • Emang jauh bedanya, alasan dipake winglet kan karena gak bisa ngatasi wheelie, sedangkan sebelum 2016 pabrikan jepang bisa dibilang hampir gak ada yang pake winglet, meski yamaha sempet pake di 2015 akhir, sejak motegi keknya. Bayangin aja Anti Wheelie di ECU yang sekarang kek hampir gak ngaruh.

  4. kalo referensi test ini dan keluhan pebalapnya, buat musim 2023 yah sudah ketebak
    Yahaha dan honhaha ya bakal struggle..
    tinggal buat ducatey one make race..
    lobby lagi lah DURNA biar setelan pabrik suka2 mereka.,,
    itu insinyur ex F1 yg dihire Yamaha lom ada hasilnya nih..eh sorry ada KENDO..bisa2 implement tahun 2030,,
    ,
    ,
    ,
    ,
    ,
    .
    Yassalam

  5. salah bawa mesin kali,, 😅
    ah tinggal tunggu sepang test tahun depan, kalo masih ngeluh juga berarti dejavu awal 2022,

  6. Yamaha cukup seperti yang mat oaxley bilang.beli suzuki ganti cat yamaha.😆😆.mungkin maksudnya mat adalah copy paste aja suzuki yang jelas2 oke.daripada ngikutin ducati yang belom tentu cocok dipake di mesin inline dengan segala karakternya.secara filosofi aja dah bertolak belakang.ducati pengen bisa mengkompensasi kebuasan mesinya agar lincah.nah ini yamaha pengen kenceng di straight niru ducati,ya orang awam tehnikpun mudah menebak hasilnya.harusnya mesin inline pengen kenceng ya harus seperti gigi.pnya patokan sendiri dalam pengembangan harus dari nol.yang instant ya contek suzuki beres

    • Fakta topspeed susuki lebih kenceng dari yamaha iya.fakta susuki sering adu kenceng dengan ducati di stright ya.masalah banyakna poin itu gak selalu di tentukan oleh faktor motor.faktor pembalap lebih menentukan hasil.terutama konsistensi.balapan terahir gak satupun ducati mampu ngejar susuki.itu juga fakta.suzuki bukan motor terbaik di grid,tapi masih bisa nempel ducati dan fabio jurdun lebih banyak faktor pembalap yang bisa memaksimalkan potensi motor dan menutupi kelemahan motor.seperti taun 2004 mbah rosi jurdun dengan yamaha apakah yamaha lebih baik dari honda saat itu?tidak.yamaha motor paling lemah saat itu.tapi rosi bisa mencetak kemenangan dengan lebih banyak faktor pembalap.

      • Ya kalau mau kenceng doang Yamaha tinggal pasang 5 klep, tapi apa bisa belok ditikungan?? Suzuki menang 2 kali udah di agung agungkan

        Kasian si rinso gak dianggep sekilnya padahal dia pernah jurdun loh, apa bener kata orang sini kalau rins itu jurdun karna hoki doank?? Sementara skil no?? Apa begitu maksudnya

  7. pikiran liar ku bilang
    mungkin para teknisi yamaha lagi main Cilukba sama ridernya..
    mesin “asli” 2023 yg dites di misano ga dibawa di tes kemarin, jd kmaren masih pake mesin 2022 yg dibilang mesin 2023.
    fokus tes kemarin hanya cari setup aerofairing dan sasis.
    Pembalap itu sensitif banget, hal sekecil apapun bisa terasa sm mereka.
    Jadi klo Fabio bilang motornya sama dg 2 hari lalu, bisa jadi bener..
    Ga mungkin motor yg bikin Fabio ngebet mau buru2 pake karna lagi dikejar pecco, tiba2 jd motor nyebelin yg dipake sepanjang musim ini..

    Hmm.. tujuannya apa, mungkin mereka mau main Cilukba jg sama para kompetitor, biar seakan yamaha strugle, tp sebenarnya punya amunisi lain. Gaya yg sering dipake Rossi dulu..

    hmm.. mungkin pikiranku jg salah
    kita lihat di Sepang

    • Gak logis klo cilukba di 2022/23 ini sob.
      Klo era rossi masih bisa lah krna ducduc jg blm sebagus skrg.
      Nah era skrg dgn perkembangan ducduc?
      Ya pasukan ducduc bakal bilang “bring me on!!”

    • Sandbegging gitu yah?bisa jadi.biar yang lain mersa cukup puas dengan hasil test dan gak banyak improve lagi.bisa jadi,alasan kuatnya adalah yamaha gak banyak improve di paruh2 musim berjalan.jadi paruh pertama harus sebisa mungkin mendominasi

      • Duh mas dijaman saya dulu, Rossi adalah polesitter yang gak sebagus Marc.

        Tapi menariknya dia sering start mayan belakang tapi jadi pemenang atau podium dengan cara nyalipin satu-satu rider depannya. Starting grid doi itu bener-bener sandbagging banget seolah ada sesuatu, padyahal…. tapi ya dari kacamata awam saya, itu salahsatu yg bikin sosok Rossi sangat menarik di era nya.

        Wong yg gak ngerti motoGP aja karuan dukung dia.

        • @GPmania

          iya, apalagi jaman masih naik RC211V di 2002-2003, setahu saya Rossi paling jeblok podium 3, lebih sering podium 1. Dan yang paling bikin dia repot jaman itu adalah jagoan saya, yaitu mendiang Daijiro Kato yang sama-sama naik RC211V di tim satelit berlivery Telefonica Movistar.

          sebagian bocil-bocil jaman now mah tahunya Rossi itu naiknya Yamaha, padahal dulu pernah jurdun pakai NSR 500 & RCV 211 bermesin V5 itu.

          bocil-bocil ini juga tahunya cuma ‘Ducati Cup’, padahal 2002-2009 pernah ada ‘Honda Cup’ yang isinya Daijiro Kato, Nicky Hayden, Dani Pedrosa, Sete Gibernau, Alex Barros, Makoto Tamada, Toni Elias, Shinya Nakano (Konica Minolta Honda), Marco Melandri, Kenny Robert Jr (KR211V)

        • @warkop speed : Semoga saya tua nya ga jadi ga asik kaya om deh.

          Senjatanya selalu “anak zaman skrang, heleh bocil” diduluin sombong gaje nya duluan. Padahal dengan previlege “zaman saya dulu” lebih previlege buat bisa melihat dan mengetahui kejadian di zaman itu buat memberi info, meluruskan info dll dll. Tanpa harus ngerendahin status dan umur orang.

          Ini kaya orangtua nyinyir anak muda kok gabisa kuat nyangkul kaya bocil di masa dia dulu, tapi nanti giliran dikatain goblok sama anaknya yg masih sd udah ngerti make hape dan laptop dengan lancar, terus ga terima.

          Makanya kalau di warung ini, nick orangtua yg saya denger pake respect biasanya cuma si akang.

  8. Mungkin ada benarnya kli ya,mesin inline sudah tidak bisa diupgrade lagi karena kemampuan emang sudah maximal, sementara mesin v tinggal fokus di kecepatan saat menikung

  9. Yam & Ondah mungkin kudu nyomot Shinichi Sahara atawa minimal ex engineeringnya Suzuki yg sukses develop mesin inline4 nya scr basicnya sama. Jangan malah nyontek pabrikan ngeropah

  10. Tahun 2023 akan jadi tahun terkelam pabrikan Jepang di moto GP era modern..hanya ada Honda dan Yamaha,itupun hanya ada 3 tim…belum lagi betapa lemahnya power motor Jepang saat ini,mereka butuh perubahan radikal untuk bertarung di 2023,kalo hanya upgrade kecil kecil saja akan sangat sulit dan berat walaupun dengan rider sekaliber Fabio dan Marc
    Prediksi saya 2023 masih akan di kuasai pasukan Ducati dengan power beringasnya yg semakin lincah di ditungan dan roket luncurnya saat keluar tikungan

  11. Lah katanya ada bekas insinyur suzuki ecstar pindah ke yamaha itu apa benar dan kalo benar apa kontribusinya kalo hasil test belum maksimal

  12. Sy heran knapa pabrikan jepun kek honda ga bs ketampar lg rs malunya…mukanya mendiang mbah soichiro mau di taruh dmna klo dkit2 ngikut ducati,aprilia harusnya dgn tegap mengerahkan sgala dya upaya buat melahirkan sesuatu yg baru…uda buang aja msin usang rc 213 ambil teknisi dr lintas balap sepunyamu bkin motor yg baru dn powerfull sisanya biar marc yg handle…maksdnya klo msin uda lebih2 tenaganya tinggal ntar di kurangi dkit buat kompromi ini…itu
    Sy msih ingat jman dlu max biagi msih main di 500cc2tak dn honda bkin motor rcv 211 5 silinder…dn Biagi bilang mereka bkin mesin yg tak trkalahkan dn itu pun trbukti…..daaan hayuk HRC skrg yuk wktunya lu bangun jgn tidur trus kesian tuh mendiang soichiro ngliat brang yg di besarkannya di dunia racing mnjd bulan2an

    • Ni bukan masalah tidur trus bg, ni masalah regulasi, mau v5 gk boleh, mau free valve gk boleh, mau ecu dewa gk boleh, yg dibolehin cuma wingset… mau kaya apapun, mau diroda, mau di helm pake winglet boleh..
      Tu gara2 regulasi ala ducatrot

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP