TMCBLOG.com – Pembalap dan sekaligus test rider pabrikan HRC – Tetsuta Nagashima – baru saja selesai menjalankan tugasnya di akhir tahun sebagai pembalap pengganti HRC. Baik sebagai pengganti Nakagami di MotoGP Thailand, Phillip Island dan Sepang, juga sebagai pengganti Iker Lecuona di WSBK seri final di Phillip Island. Penampilan Nagashima kembali di atas CBR1000RR-R bisa dibilang lumayan, paling tidak secara umum ia punya kecepatan yang setara dengan pembalap utama HRC team yakni Lecuona – Vierge.

Pembalap berusia 30 tahun dari prefektur Kanagawa itu memberikan yang terbaik, meraih 13 poin kejuaraan dunia di akhir pekan debutnya, yang berakhir dengan posisi ke-9 di Race 2. Jalannya balapan di PI memang turun naik dalam hal cuaca dan menyebabkan sulit mendapatkan balapan sempurna di Phillip Island seperti layaknya di seri Mandalika.

Kepada WorldSBK, Nagashima mengatakan; “Hari balapan yang menyenangkan tapi rumit. Balapan Superpole agak mengecewakan karena saya tidak pernah menggunakan ban intermediate. Saya tidak bisa memilihnya karena saya belum pernah mencobanya, jadi saya memilih ban basah di bagian depan dan belakang, tapi setelah dua atau tiga lap praktis habis. Balapan berjalan seperti ini, tetapi bagaimanapun juga itu adalah pengalaman formatif.”

Walaupun kurang pengalaman dengan Pirelli dan diperparah lagi dengan cuaca Phillip Island yang tidak dapat diprediksi, Nagashima berhasil menutup akhir pekan sebagai Honda terbaik di garis finish Race 2. “Race 2 tidak terlalu buruk. Saya cukup senang dengan kecepatan saya. Saya masih penasaran untuk mengetahui apa yang bisa kami lakukan dengan sedikit lebih banyak waktu dan dengan ramalan cuaca yang lebih stabil. Di FP3, misalnya, saya jatuh saat mengikuti Jonathan (Rea) karena saya belum memahami limit ban Pirelli: Saya masih harus belajar, itu pasti.”

“Tetapi, secara keseluruhan akhir pekan ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan saya ingin berterima kasih kepada Honda dan tim atas kesempatan ini. Saya berharap mereka dapat terus meningkatkan, dengan pekerjaan yang dilakukan dan data yang saya kumpulkan. Saya tidak sabar untuk melihat tim melakukannya dengan baik tahun depan.”

Namun begitu Nagashima tak menyembunyikan keinginannya untuk memperoleh kesempatan lagi bersaing dengan CBR1000RR-R Fireblade tahun depan. Saya ingin bersaing dengan pembalap pemula tahun depan dan saya ingin kembali ke sini. Mungkin sekarang saya harus mendorong Honda sedikit lagi! Saya tidak tahu apakah mereka memiliki kursi tambahan. Saya senang dan jika saya memiliki kesempatan itu.”

 

15 COMMENTS

  1. skill dia juga kayaknya diatas Takumi Takahashi yg merantau di BSB,dan juga Mercado avocado gak diperpanjang mbak Midori kan
    jadi kenapa tidak,asal speknya minta yg serupa pabrikan jangan spek stock Ting Ting seperti sekarang atau kalo lebih baik jadi tim pabrikan bayangan

  2. dari moto2 udahan dipinang HRC untuk testrider lokalan malah dapat banyak kesempatan, mulai MotoGP, hingga Wsbk, persis Bradl sih 😅

    ini yang nunjuk nagashima pasti bukan pria bernama Puig 😂😂😂 yakin banget 100%

    • emang sejak kapan Puig ngurusin wsbk? fans abal2 jg tau kali Puig ya cuma ada di repsol, selaen itu mgkin distiker windshield beberapa motor balap.

  3. Nagashima mending gantiin Nakagami yang kayaknya bakalan susah sembuh.

    harusnya si lexmar nih yang geber CBR SBK, secara dia moncer pake inline triumph. Kayaknya pake GP22 gak akan signifikan mengangkat prestasi dia.

    atau lebih seru sekalian lexrins yang turun ke SBK, biar gak 3 orang itu gantian podium

    • moncernya bukannya setelah 5 taon? itu jg setelah ditinggal bintang2 moto2 laen. terbukti bisa jurdun aja lawan terdekatnya sepanjang musim cuma Mas Lutfi, veteran yg dimotogp aja sama sekali ga pernah finish 15 besar. bahkan posisi runner up Mas Lutfi malah direbut Brad Binder di akhir musim padahal diawal musim boro2 title condender gegara naek KTM, finish aja belasan. tapi sejak seri belanda apa Perancis gua lupa, tetiba Binder konsisten dipodium bahkan 3 seri terakhir menang terus. ya itu tadi, jurdun krn hoki. rival terdekat cuma Mas Lutfi, sementara rival kuatnya aka Binder harus sempoyongan dulu bawa KTM dan balap nyambi development baru ketemu settingan sasis yg pas di pertengahan musim alias rival kuatnya telat panas. jadi ya, dibilang moncer kaga moncer2 amat, kalo dibilang hoki iya.

      • moncer setelah 5 tahun itu benar, tpi d tahun kelimany tpat 2019 moto2 debut pake mesin triump 3slinder jdi itu sesuatu yg baru mulai dari sasis mesin dll. klau bicara persaing moto2 ya rata2 emang gitu para juarany Thun berikutny naik kelas kecuali rabat dan Zarco. morbidelli juga jurdun moto2 ya setelah Rins Zarco naik ke MotoGP, bagnaia juara juga setelah morbidelli Luthi naik MotoGP, bhkan saingan bagnaia juga d awal musim loyo, seperti yg kmu bilang ngembangin motor sembari balapan. zaman Alex juara ya memang tdak wah tpi saingan silih berganti dari baldasari Augusto Luthi sampai binder

  4. kalimat “prefektur kanagawa” mengingatkan saja pada sebuah film kartun sepakbola berjudul “offside” wak, .. dimana ada 2 tim sepakbola (Kawako vs Yokonan) yg saling berebut tiket utk mewakili prefektur kanagawa di kejuaraan nasional sepakbola SMU.

Leave a Reply to Khuwa Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here