TMCBLOG.com – Selain kamera kamera yang bertebaran di pinggir trek (tahun 2019 total ada sekitar 160 kamera), ada satu kamera spesial yang memberikan tentunya POV spesial buat siaran video MotoGP yakni Kamera Helikopter. Kamera ini juga merupakan salah satu pembeda POV siaran MotoGP di TV dibandingkan gelaran WSBK. Bagaimana detail dari kamera terbang ini, yuk kita kepoin bersama.

Yang pertama jelas adalah soal hardware yang membuat kamera MotoGP bisa terbang ke atas sirkuit. Ini adalah berkat unit helikopter yang tidak kalah rumitnya jika dibandingkan dengan motor MotoGP. MotoGP memakai Eurocopter AS350 Écureuil (buatan Airbus) sebagai helikopter pembawa kamera. Helikopter ini begitu canggih sehingga pada 14 Mei 2005, Didier Delsalle menggunakan pesawat ini untuk memecahkan rekor pendaratan helikopter tertinggi yang pernah ada – dan rekor tersebut tidak akan terpecahkan karena berada di puncak Gunung Everest.

Mengenai kameranya sendiri memiliki dimensi yang cukup besar dan memiliki mekanisme giroskopik yang memungkinkan pengambilan video yang smooth. Kamera gyro-stabilized ini dapat diputar dari jarak jauh melalui enam sumbu dan sebenarnya sudah meluas digunakan dalam segala hal, tidak terpaku gelaran balap motorsport kayak MotoGP dan F1 saja. Namun juga dipakai mulai dari dokumenter satwa liar hingga film Hollywood, ini sebenarnya termasuk kamera industri. Mounting kamera giroskopiknya ada di sebelah kanan helikopter dan sistem kamera ini berharga harganya hampir setengah juta Euro (~ 8 milyar Rupiah).

Yes, selain 160-an unit kamera, sistem TV Compound dan plus kamera beserta helikopternya. Aset Dorna di TV Compound jelas besar sekali. Oleh karena itu mungkin Dorna sangat strict dan tegas soal siapapun media yang mengambil video saat gelaran MotoGP diadakan mengguankan kamera maupun ponsel mereka dan bahkan ketika ada yang mengambil video mereka di media sosial tanpa cara yang dibenarkan.

Kamera helikopter ini berisi dua orang saat bertugas ambil video gambar. Satu orang merupakan pilot dan satu lagi merupakan operator kamera. Dalam interview Redbull, operator kamera bernama Alvaro Coronas mengatakan bahwa ia sampai tak pernah melihat posisi dari keadaan balapan melalui jendela. Ia full melihat melalui display monitor di dalam kabin helikopter yang terhubung dengan kameranya.

Alvaro hanya melihat monitornya, yang di semua sisinya dinaungi oleh pelindung matahari sementara sutradara langsung menyampaikan instruksi melalui radio mengenai POV mana yang diambil. “Tidak, aku tidak bisa melihat ke luar jendela kabin. Bahkan tidak sedetik pun. Jika saya melakukannya, saya akan pusing.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

20 COMMENTS

  1. Mereka bisa beli device sebegitu mahalnya, Wong pemasukan mereka juga wah wah wah mulai dari sponsor, hak siar, join sirkuit, dari videopass itu mungkin untuk tambahan pendapatan videographer mereka.

    minim kata, mereka udah gak keluar duit pribadi untuk upgrade device. malahan gratisan dari sponsor yang mau jadi partner mereka.

    Tapi balik lagi, tanpa Media partner dari TV FTA, MotoGP tak akan dikenali seluas sekuat ini di dunia🇮🇩

  2. Kamera bagus tapi percuma director sama grafik nya payah, masa harus nunggu 1 menit buat tau siapa rider yang crash dan duel-duel pembalap dibelakang gak pernah disorot…

    • Yang nyebelin sih ketika di area yang ada battle seru tapi malah gak dilihatin, hadeeeh, di motogp gitu, di wsbk juga gitu. Paling parah ya pas Austin 2022, pas Marked dari posisi belakang bisa maju sampe posisi 6 keknya.

  3. Orang Dorna pakai heli beginian buat syuting balapan MotoGP…

    Lemah…

    Kalo cOkey 4nwaR pake heli ini buat unboxing paket showpi….

Leave a Reply to Teguh Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here