TMCBLOG.com – Dalam sebuah Podcast tmcblog pernah mendengar opini dari Mnauel pecino bahwa pada dasarya Nomor start 1 dibutuhkan dalam kondisi terutama seperti ketika MotoGP sedang disorot karena Kurangnya sisi kompetisi emosi antara pembalap. Banyak pengamat Bilang bahwa Saat ini Semua Pembalap MotoGP berteman satu sama lain sehingga kurang diperoleh rasa kompetitif diantara mereka ketika di trek . . padahal MotoGP itu seperti layaknya sebuah arena Pertempuran, harus jelas Mana Pahlawan, dan Mana Lawannya. Nah Nomor start 1 adalah penting untuk psikologis kejuaraan karena itu akan menunjukan siapa pembalap terbaik saat itu.
Dan itulah sepertinya yang saat ini sedang ditimbang timbang oleh Pecco Bagnaia. Pecco Bagnaia harus membuat pilihan musim dingin ini dengan nomor berapa dia akan memulai musim depan. Apakah dia akan tetap setia pada nomor 63 atau akankah dia memilih nomor 1 seperti yang sudah pernah dilakukan oleh Pembalap seperti Jonathan Rea dari 2016 hingga 2021 & Toprak Razgatlioglu di SBK 2022. Pecco Bagnaia harus membuat pilihan ini jelang Grand Prix pertama 2023 pada akhir pekan terakhir bulan Maret di Autódromo Internacional do Algarve di Portugal.
Jika Bagnaia memilih nomor 1, dia akan menjadi pebalap pertama kembali semenjak terakhir Casey Stoner menggunakan nomor 1 di Honda RC213V Repsol Honda pada 2012, tahun terakhirnya sebagai pebalap aktif. Sejak itu, Jorge Lorenzo (2012 & 2015), Marc Márquez (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019), Joan Mir (2020) dan Fabio Quartararó (2021) tetap setia dengan nomor start mereka sendiri setelah menjuarai MotoGP gelar dunia.
Umumnya di Indonesia sendiri pemilihan nomor start 1sering dikaitkan dengan takhayul seorang pembalap dimana Jika ada pembalap yang memilih Nomor start ini maka ia akan kesulitan mengulang prestasi mengakhiri Championship di Posisi pertama di tahun dimana ia menggunakna Nomor start tersebut.
Pecco Bagnaia: “Saya senang memiliki ‘masalah’ ini, saya masih harus memikirkannya. Tentu saja, tidak semua orang bisa menggunakan nomor 1 begitu saja, dan itu juga disertai dengan banyak tekanan, tapi saya selalu terpesona oleh pembalap yang pernah membalap ( dengan nomor ini ) . Ini adalah pilihan yang sulit, dalam hal apapun saya berharap bahwa saya akan lebih sering menghadapi masalah ini.”
BTW Pecco sudah sempat tampil dengan Nomor start 1 baik di acara VR46 Academi bertajuk la 100km deicampioni dan Juga ketika sesi Foto bersama Legenda balap Italia Giacomo Agostini
mumpung ada kesempatan pakai nomer 1, ya dipakai saja lah…
63 corak 1
Udah lah pake aja klo emang hebat mah no 1 atau 63 gak masalah. Itu Max Verstappen pake no 1 makin menggila
Sepertinya tahayul nya cuma di motogp saja. di kejuraan lain aman2 saja.
pake no.1 aja,karena nomor itu bisa dibilang termasuk achievement yg dia dapatkan juga, sayang aja kalo gak dipake walaupun ada jinx yg menyertainya tapi itu bisa jadi pembuktian bahwa dia memang capable untuk menyandangnya lebih lama
itupun jika si pembalap gak terlalu peduli dgn image no. yg sudah dia bangun untuk penjualan merchandise nya,tapi pecco setiap kelas selalu ganti no. kelipatan angka kesukaan dia sih 😆
oiya,bautsisa bakal pake no.1 gak ya musim depan.lagian gak dapat pemotongan rpm aja,gassss!
gara gara mbah kakung percaya tahyul semua jadi ikut-ikutan 😁
peco kan masih muda, anak milenial jadi gak percaya tahayul…klo si Mbah dah ketahuan anak kolonial wkwkwkk…
Nomor ganti, kudu bikin cetakan merchandise baru lagi
yaa selama no.1 nya unik (design font nya), malah menambah koleksi merchandise Pecco, plus yg no. 63 tetep di cetak juga
sya yakin bkal pkai nmor start 1 scra ini Ducati loh yg kyak butuh banget pengakuan. bhkan akan pkai nmor 1 d WSBK dan MotoGP biar dunia tau bhwa motor mereka juara. scra ini pabrikan founding father motogp
entah kenapa untuk saat ini saya setuju dengan anda….
Pakai aja laaah, siapa tahu bisa buat bahan cerita ke anak cucu nanti : “Cu, dulu Mbah (Pecco) pernah jurdun naik Ducati lho, ini foto Mbah dulu, ini nomer Mbah, numero uno Cu. “
kalo memang legend dan jago, tanpa perlu menceritakan diri sendiri pun dunia akan mengakuinya.
rosidin n mamakes pernah pke no.1 ngga? trus apa dunia gak mengakui klo mereka pernah jadi raja GP?
Kalo bisa mempertahankan number 1 berturut-turut biasanya akan lebih berkesan untuk para die hardnya seperti Carl Fogarty
pakai No 1 saja, jikalau kalah tahun depan setidaknya ada alasan kena kutukan No keramat 😀
Yang jelas Ducati lebih ngebet pake no 1, karena ini momen langka yang ditunggu 15 th di gelar ke-2 mereka di GrandPrix
pecco ngikutin mau Ducati aja pastinya
Harusnya di motogp jurdun sekalian diwajibkan pakai nomor start 1 sih, lebih ngasi damage mental daripada bikin aturan aturan gaje cuma biar jurdunnya gak “loe lagi loe lagi”
Yang memilih memakai no.1, biasanya insecure, khawatir gak bisa ngulangin lg prestasinya.. jd pake no.1 biar di akui klo dia sang champion.
( kesimpulan dari membaca beberapa komentar Netijen di blog ini ttg penggunaan nomor balap 1)
Skrg ini.., yg pake no.1 itu karena insecure, takut gak bisa ngulangin lagi prestasinya. Dan sebelum²nya susah banget utk bisa jurdun, nah pas uda jurdun, Jadilah pake no.1 biar di akui dan di lihat klo dia lah sang champion musim lalu.
(komen ilang)
Mick Doohan masih jadi pembalap terakhir yg berhasil juara dunia dengan memakai nomor 1