TMCBLOG.com – Di tahun-tahun terakhir MotoGP sering kita lihat bagaimana KTM mendesain RC-16 dengan bentuk fairing dengan jarak begitu masif antara spatbor depan/roda dengan bagian dari fairing. Kita semua percaya bahwa semua detail teknis di MotoGP ada latar belakang teknisnya yang akan menguntungkan dinamika dari motor dan mengenai detail di KTM RC-16 ini adalah kembali Peter Bom menjelaskan.

Kepada jurnalis David Emmet, Peter Bom memulai penjelasannya; “Jika ada lebih banyak ruang kosong antara roda depan dan fairing, maka udara dapat melewati antara satu sisi motor dan sisi lainnya dengan lebih leluasa,”

“Hambatan udara untuk gerakan menyamping lebih sedikit, membuat motor lebih mudah ditangani saat mengubah arah. Hal ini sangat penting dalam perubahan arah dengan kecepatan tinggi, saat motor berbelok dari posisi miring penuh di kanan ke posisi miring penuh ke kiri seperti di tikungan Ruskenhoek (T6 dan T7) di Assen. Lebih sedikit hambatan udara berarti lebih sedikit usaha dari pengendara membelokkan motor.”

Namun jelas semua perubahan teknis akan memiliki imbas baik positif ataupun negatif kepada hal yang lain. Membuat fairing lebih kecil berarti mengorbankan ruang di dalam fairing. Ruang untuk radiator akan lebih kecil dan tidak lebih mudah untuk didesain posisinya.

Ruang untuk menempatkan modul elektronik di belakang fairing untuk membantu pemusatan massa daripada di hidung (depan) motor atau di bawah jok menjadi lebih kecil, dan lebih sedikit kebebasan untuk menggerakkan posisi mesin untuk mengubah distribusi bobot. Tapi mendesain motor MotoGP adalah tentang kompromi, dan KTM tampaknya telah mengorbankan ruang untuk mengejar kemampuan manuver.

14 COMMENTS

  1. kalo ngacu ke Desmosedici sih, mereka bikin fairing cingkrang setelah mereka berhasil kompakin sasis mereka. krn byk ruang kosong alhasil fairing dikecilin sekalian biar gesekan dgn udara makin minim krn fairing makin sempit. jadi style cingkrang begitu bukan motornya yg harus nyesuaiin fairing mini, tapi sedari awal motornya sendiri udh kompak baru abis itu fairing ngikutin alias dibikin seminimal mungkin ngikut bentuk motor. trend ala Gigi ini kaya muter balikin trend yg sempat dipopulerin ama Cagiva, dulu motor digendutin maksimal biar streamline dan minim turbulensi terutama area yg nabrak rider padahal motor aslinya kecil bgt, skrg justru diminimalin padahal motor aslinya lebih gede dibanding gp500. ide Gigi yg kemudian dicopy Aprilia ama KTM ini sebenernya jg prinsip 60an, aslinya teknologi secara ujum ya cuma muter2 gitu aja kaya siklus. beda era doang.

  2. tapi kalo buat drag kayaknya bakal jadi nilai negatif,fairing yg terlalu cingkrang seperti itu.
    lihat aja semacam hayabusa,zx-14r,CBR1100xx itu fairing nya padat memeluk banget sampe fork depan kelihatan tenggelam

    apalagi FHA udah resmi dilarang,ditambah kalo ada insiden winglet copot,rider bakal lebih merasakan kenikmatannya di straight 😂😂

  3. motor motoGP memang beda tidak seperti motor jalan raya tapi setahu saya agar motor lincah ditikungan salah satu yg umum dilakukan insinyur adalah mendekatkan kedua sumbu roda seperti Bimota KB4 insinyur sampai2 mendesign radiator dikolong belakang dibawah tempat duduk rider karena tidak cukup ruang untuk menempatkan radiator diantara roda depan dgn mesin. tadinya aku berfikir motor motoGP seperti Aprilia RSGP dan KTM RC kok terlihat cingkrang dibagian depanya mungkin untuk memaksimalkan pendinginan mesin dari udara yg berhembus, kalo ternyata kenyataannya untuk meningkatkan handling ditikungan saya masih mikir terus belom bisa menerima kalo penjelasan belum mendetail secara ilmiah

    • gausah dipikirin terlalu rumit, diartikel kan udh jelas pada intinya naikin handling dari sisi ngurangin friksi dgn udara aka dari sisi aerodinamis. gampangnya coba lu slalom pake motor trondol, bandingin ama motor full fairing. gw yakin lu bakal langsung paham apa yg dimaksud orang KTM di artikel ini.

Leave a Reply to Muke-Gile. Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here