TMCBLOG.com – Setelah hari pertama, Rabu 21 Desember 2022 kami merasakan impresi berkendara dari New XMAX 250 Connected pada rute Gianyar menuju jalur pegunungan Kintamani, ternyata memang sensasi berkendara XMax terbaru ini serupa dengan model sebelumnya. Memang, beberapa bagian banyak improvement seperti yang sudah kami sebutkan pada artikel yang lalu, di bagian pengereman lebih smooth ketimbang model lama. Lalu, setidaknya ada dua poin penting yang TMCBlog catat terkait kelebihan New XMAX Connected dibandingkan XMAX old.

Poin yang pertama, terus terang ini masih menyangkut body measurement Saya (Nugi, pen) dengan tinggi badan 160 cm dan inseam kaki kurang dari 70 cm ketika sangat kesulitan saat berhadapan dengan lebar jok XMAX 250 old yang bikin kaki tidak sanggup menggapai permukaan aspal/tanah dengan nyaman. Hal ini secara mengejutkan tidak ditemukan pada New XMax Connected, karena lebar jok telah sedikit direduksi sehingga membuat kaki rider dengan tinggi badan di bawah 165 cm lebih nyaman mengendarai skutik bongsor buatan Yamaha Indonesia tersebut.

Terbukti, banyak dari rekan-rekan media yang mengikuti agenda XMAX Connected Tour de Bali kemarin yang punya tinggi badan 160-165 cm tidak terkendala soal kaki yang harus jinjit balet terus menerus saat riding new XMax. Meskipun bobotnya lebih berat sebanyak 2 Kg dibandingkan XMax old, dengan perubahan dimensi jok yang membuat kaki rider lebih pasti menjejak ke permukaan aspal akan membuat bobot yang lebih berat tadi hampir tidak terasa. Menurut kami ini poin yang cukup penting sehingga bisa menarik calon konsumen Indonesia yang rata-rata punya tinggi badan 165 cm. Tanpa harus banyak modif jok yang dipapas sehingga beresiko mengurangi kenyamanan.

Yang kedua, yang jadi poin terpenting dari improvement New XMax dan juga sebagai fitur unggulan adalah kehadiran GPS Garmin in-dash atau tertanam dengan dashboard panelmeter motor. Fitur yang berguna banget gak cuma dipakai untuk keperluan turing jarak jauh, even untuk sekedar cari alamat di tempat yang kita belum tau.

Setelah kita membeli unit XMax Connected, langkah selanjutnya adalah mengunduh aplikasi Garmin Streetcross di smartphone. Lalu setelah smartphone dihubungkan ke unit motor dengan pairing Bluetooth, berikutnya yang harus dilakukan adalah men-download peta Asia Tenggara (nama maps ‘Southern East Asia’) lewat aplikasi Garmin Streetcross di mana pada file maps tersebut sudah termasuk detil peta negara Indonesia. Lengkap sampai pada jalan jalan kecil hingga jalan tidak beraspal. Ini serius sob, detil banget, wajar sih file yang kita download itu punya ukuran 2GB sendiri.

Setelah melakukan pairing device antara smartphone pengendara dengan unit motornya, hal selanjutnya yang dilakukan tentu menentukan lokasi tujuan. Nah disini ada perbedaan antara memakai aplikasi Google Maps dengan Garmin Streetcross. Kenapa kami sebutkan GMaps? Ya karena mayoritas dari kita lebih familiar dengan penggunaan GMaps saat menentukan lokasi tujuan perjalanan, IMO. Lalu apa saja beda keduanya?

Perbedaan yang pertama adalah pada aplikasi Garmin Streetcross yang tertanam pada XMAX Connected, kita tidak selalu bisa mencari nama tempat. Misalkan nama restoran /cafe/penginapan yang kita tuju ataupun mencari nama tempat lain yang spesifik lainnya. Pada GMaps, kita bahkan bisa searching penjual nasi gulai sapi tikungan jalan atau warung kopi langganan nobar sepak bola/MotoGP.

Tapi tidak dengan Garmin Streetcross yang seringnya kita harus memasukkan alamat tujuan kita, seperti nama daerah atau kecamatan/desa. Setidaknya itu yang TMCBlog rasakan saat ingin menuju penginapan bergaya rumah kabin di daerah Kintamani yang tidak ada pada Garmin Streetcross.

Hal selanjutnya yang mungkin perlu lanjutan adaptasi adalah algoritma dari aplikasi Garmin dalam memilih rute lebih simpel ketimbang GMaps yang suka kasih rute ‘ajaib’ kepada penggunanya. Meskipun pada Garmin rute yang dipilih oleh intelejensi buatannya terlihat seperti jalur yang ‘melambung’, tetapi saat kita terus telusuri mengikuti rute pilihan justru jalan yang disuguhkan memang layak untuk dilewati dan selama 3 hari test ride tidak ada kejadian tersasar di jalan atau ketemu gang sangat sempit apalagi jalan setapak di antara kuburan warga.

GPS Garmin yang di-download juga sangat detil dalam memberikan pilihan rute perjalanan sob, mampu menghadirkan beragam rute baik lewat jalan aspal mulus ataupun jalan yang belum diaspal atau unpaved road. Pun juga tampilan pada layar dashboard TFT-nya sangat memanjakan mata dengan informasi aktif seperti jarak tikungan di depan yang akan dilalui, lalu update waktu estimasi kita sampai di tujuan serta prakiraan kondisi cuaca selama perjalanan. Memang gak diragukan lagi Garmin sang pemain lama di per-GPS-an duniawi deh ya. Eh, maksudnya di bidang perangkat navigasi.

Dengan tampilan GPS Garmin pada dashboard XMAX Connected yang terhubung selama perjalanan juga kami rasakan memberikan kenyamanan bagi rider. Kokpit atau bagian stang jadi lebih ringkas ketimbang bila kita memasang GPS tambahan di area stang atau harus menggunakan braket besi guna jadi pegangan GPS/phone holder tambahan.

Test Ride Touring New Yamaha XMAX 250 Connected di Bali . . Tembus 33,2 km per liter

Mungkin pada awal pemakaian, rider harus sabar saat menghubungkan aplikasi pada smartphone ke GPS pada unit motor, namun setelah sekali sudah terhubung (paired) selanjutnya hanya perlu membuka aplikasi di smartphone dan membuka menu ‘Navigasi/Navigation’ di motor langsung muncul tampilan GPS-nya.

Oh iya, selama perjalanan kami banyak yang terhubung GPS dan tidak menemui kendala koneksi terputus. Bila koneksi terputus, pada dashboard XMAX terbaru ini juga sudah dilengkapi auto connect Bluetooth ke smartphone rider, dan juga tidak ada yang tercampur antara motor satu dan lainnya meskipun kami dan teman-teman media lain riding beriringan cukup dekat.

Terus terang fitur ini yang bikin XMAX Connected 2023 terasa banget mewahnya dan salah satu fitur di motor yang sangat bermanfaat, apalagi bagi sobat sekalian para pecinta turing dan sensasi yang dihadirkan seperti sedang mengendarai motor adventour (adventure touring) banget dengan GPS device yang tertanam di motor sejak keluar dari pabriknya. Saya yang merasakan langsung selama 3 hari turing dari sisi selatan pulau Bali menuju utara dan kembali lagi ke selatan ini kok jadi ngiler yah sama motor yang punya harga 66 juta Rupiah OTR Jakarta ini. Hehehe.Nugi

 

25 COMMENTS

  1. Berarti ini semacam penggunaan gmaps di HU mobil pake android auto gitu ya? Kirain gps standalone, cuma ya realistis aja sih, sulit direalisasikan di harga segitu pake yg standalone.

    Tapi ttp gak melepas fakta kalau fitur ini useful banget. Andai bakal turun versi litenya di maxi skuter 155cc mereka, minimal pake turn by turn aja udah cukup banget macam di ntorq gitu

    • kalau ada di nmax, bakal jadi pembeda harga dan fitur yg lumayan memberi nafas ke aerox untuk bisa bikin cakram belakang

      atau… Yamaha bikin varian adventure di kelas 155 buat hantam adv ? wewww

      • kalo arrox cakram belakng, saya yakin pangsa pasarnya ga akan beda jauh dengan nmax.. kalo udah sama sama cskram, double shock, akan saling memakan satu sama lain..
        ya itu kah kebiasaan yamaha saling makan satu sama lain. ga ada pembeda.

  2. Ada yg paham gak kekuatan sistem pengereman pada maxi skutik xmax dengan skutik dibawah 150cc, terutama pengunungan curam ,kan bnyak bahaya rem matic ngeblong sampai crash parah dipegunungan

    • gak masalah kekuatan rem yg bikin metic blong di turunan pegunungan, tp kebiasan metik turun sambil tahan2 rem terus2an yg bikin rem overheat trus ngeblong. apalagi daerah pacet/mojokerto wkwkwkwk

  3. gmaps banyak ngasih jalan ajaib krn algoritma nya ngambil dari kita yg bawa hp android, jadi karena banyak orang lewat jalan ajaib itu akhirnya diambil data sama gmaps πŸ˜…πŸ˜…

  4. lebih bagus lagi bisa dipairing dengan heart rate sensor, biar bisa tau kalo lagi ngebut balapan miring cornering. seperti di sepeda eh MotoGP maksudnya. hihihi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here