TMCBLOG.com – Paul Trevathan sempat mengomentari pertanyaan dari Beberapa Jurnalis mengenai pentingnya Top Speed dalam MotoGP. Dan sekeika itu Juga Crew Chief dari mengatakan bahwa Saat ini MotoGP Tidak terlalu memandang Penting Top Speed, Mereka saat ini lebih mementingkan ‘ time spend ‘ di Straight. Jika dikunyah kunyah artinya Saat ini akselerasi Motor jauh lebih penting dari pada Top Speed. Oleh karena itu sebagai satu Contoh dibandingkan dengan generasi tahun sebelumnya Desmosedici 2022 memiliki top Speed yang lebih rendah. Nahhh berapa sebenarnya akselerasi MotoGP ?

MotoGP sangat mengesankan untuk ditonton dan dilihat. Di layar mungkin kita bisa terdecak kagum ketika Motor dengan Bobot yang mirip dengan motor 250 cc twin ini bisa melaju dengan Top-speed di atas 330 km/jam, namun begitu Jika kita tah angka akselerasinya, Kita tentu akan bisa benar benar angkat topi dengan bakat mereka para pembalap yang menguasainya di belakang setang mereka.

Mengenai mesinnya sendiri yang merupakan mesin Natural aspirated, Udara tentu menjadi salah satu Kunci Utama dalam Pembakaran. Dan tahu nggak sob, Menurut situs MotoGP.com pada kitiran mesin 18.000 rpm, mesin MotoGP menyedot sekitar 150 liter udara per detik Via RAM Air dari Moncong Motor mereka.

Sebagai perbandingan Untuk membayangkan ini seperti menarik napas dalam-dalam 25 kali per detik. Semua udara ini saat dicampur Bahana bakar dan dipercikan Oleh Bunga api Oleh busi akan menghasilkan banyak tenaga kuda yakni 250-an hp untuk sepeda motor seberat 157 kg. PWRnya jelas di atas 1 hp/kg

Mesin ini dapat membawa Motor MotoGP melaju dari Diam sampai kecepatan 100 km/jam selama 2,5 detik. Kita Tahu semakin cepat, maka derajat kemiringan saat melibas tikungan bisa lebih tinggi, oleh Karena itu di MotoGP kemiringan pebalap bisa menyentuh maksimum 60 derajat. Namun begitu, Rasio saat ini Mesin dan rasio power-to-weight bukan lagi satu-satunya yang menentukan setelah dalam beberapa tahun terakhir di-pioneri oleh Ducati, MotoGP telah membuka jalur pengembangan baru yang meng-eksplore lebih jauh ke area Aerodinamika yang bisa mempertinggi Performa.

Pada catatan Autosport, Angka Akselerasi MotoGP secara umum 11-12 dengan F1 yang bisa menempuh 0-60 mph dalam 2,6 detik tetapi umumnya motor membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 300 km/jam – sekitar 11,8 detik dari posisi diam dibandingkan Mobil. namun Di catatan lain hadir data dimana Mobil balap Formula Satu Infiniti Red Bull RB11 2015 Dapat melesat dari 0 hingga 60 mph hanya dalam 1,7 detik, dan mungkin yang lebih mengesankan dapat mencapai 190 mph dalam waktu kurang dari 10 detik.

Dan satu lagi kecepatan menikung F1 yang dibantu downforce memberikan keuntungan yang signifikan. Bahkan di trek dengan sedikit belokan: waktu pole Valtteri Bottas 1m 02,939 detik dalam kualifikasi untuk Grand Prix Austria pada tahun 2020 jauh melampaui 1m 23,450 yang ditetapkan oleh polesitter MotoGP Maverick Vinales pada tahun yang sama.

Motor Lebih kecang butuh kemampuan pengereman dan Kemampuan Pembalap Menahan Gaya pengereman yang lebih berat pula. Sebagai Gambaran Di MotoGP saat ini, pembalap harus bisa menahan gaya pengereman lebih dari 1,5G dengan tangan mereka sendiri. Karena itu kekambuhan Cidera lengan Berupa Arm-Pump menjadi sesuatu yang semakin Biasa terlihat saat ini di antara mereka.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

20 COMMENTS

  1. jgn kan MotoGP wak, superbike aja punya akselerasi edan dan bisa mengalahkan mobil ice produksi massal terkencang di dunia cuman bisa dikalahkan dgn calon mobil listrik produksi massal terkencang di dunia (masih calon krn belum dirilis ke pasaran),

  2. Itu pernah disimulasikan oleh MCNews pada 2018 dengan graphic supercomputer Ducati GP18 berakselerasi dari 0 – 100 km/h dalam 2.52 detik (Padahal belum dilengkapi perangkat Holeshot)

    Lalu pada test pramusim 2022 lalu Michele Pirro menguji Ducati GP di Jerez berakselerasi 0 – 100 km/h hanya dalam waktu 2.51 detik dan 2.48 detik saja

  3. Dulu FIA World Rallycross kelas RX1 malah bisa mencapai 0-100 km/h di bawah 2 detik, sekarang ganti jadi RX1e bisa tembus 1.8 detik

    • So much later that the old engineer got tired of waiting, and they had to hire a new one, which obviously, I dunno whether that is actually happened or not…

  4. yakin musim 23 ini ada pembalap yv gk kena arm pump?, udh kalender balap nambah + sprint race pula… udh gk jelas motobiji makin kesini.

    • Gue ngarep sprint race cuma dijajal di seri-seri awal, 3 atau 4, abis itu discrap, persis kek F1 era 2000an pas bikin regulasi agak nganu, langsung distop

Leave a Reply to Muke-Gile. Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here