TMCBLOG.com – Seperti yang telah kita ketahui bersama, demi kontinuitas kejuaraan  dunia, pihak Dorna, IRTA dan MSMA akan berusaha keras mempertahankan regulasi MotoGP yang ada saat ini sampai pada musim 2026 nanti. Regulasi teknis terbaru akan berubah besar-besaran dan akan mulai diikuti tahun 2027 yang akan datang. Dan dipercaya dalam beberapa bulan ke depan, pabrikan sudah mulai berunding mengenai regulasi teknis MotoGP apa yang akan hadir untuk kurun waktu 2027 hingga 2031 dengan Dorna. Namun begitu Dorna telah mendefinisikan dan mengajukan beberapa kerangka dasar gagasan dalam pengerjaan draftnya sob.

Selama ini baru ditetapkan bahwa pada tahun 2027 pabrikan dan tim harus menggunakan 100% bahan bakar sintetik (biofuel). Walau dengar dengar, pabrikan seperti KTM dan Aprilia bahkan ingin menggerakkan motor 1000cc V4 mereka full 100% biofuel mulai awal 2026.

CEO Dorna Carmelo Ezpeleta kerap kali menjelaskan pada tahun 2022 bahwa sepeda motor balap MotoGP yang memiliki output tenaga hampir 300 hp sekarang terlalu kencang dan cepat dengan top speed 363,6 km/jam yang sempat dicatatakan oleh Jorge Martin di Mugello dengan Pramac-Ducati GP22. Dan oleh karena itu kompetisi penggalian power dan top speed ini harus dikendalikan oleh regulasi.

Proposal kerangka dasar yang telah Dorna tuliskan sebagai modal diskusi termasuk kemungkinan pengurangan kubikasi mesin, penolakan tegas terhadap mesin penggerak hybrid, larangan perangkat pengatur ketinggian di roda belakang, tetapi mempertahankan winglet karena sekarang juga digunakan pada sepeda motor produksi massal dan setelah  tujuh tahun hadir tidak terbukti ada bahaya serius yang ditemukan akibat winglet ini pada kasus kecelakaan.

“Kami berharap pada akhir 2023 kami akan memiliki solusi untuk semua regulasi teknis selama lima tahun setelah 2026 di atas meja. Jika layak secara ekonomi dan berkelanjutan, Dorna akan menyetujuinya,” kata Carmelo Ezpeleta. “Saat sepeda motor semakin cepat, kami perlu membuat beberapa batasan untuk 2027. Kita tidak bisa memulai 2027 di level 2026.”

“Diharapkan bahan bakar sintetik akan mengurangi output mesin hingga 10 persen. Apakah kapasitas kubikasi mesin akan dikurangi dari 1000 cc adalah pertanyaan terbuka. Saya pikir kita seharusnya tidak berjuang untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan. Ada pabrikan yang mendukung pengurangan perpindahan, ada pula yang menentangnya. Masih harus dilihat apakah solusi akan ditemukan di area ini. Di Dorna, kami tidak memberikan saran konkret untuk pemindahan. Tapi bukan rahasia lagi bahwa kami menentang mesin penggerak hybrid di kelas MotoGP.”

Perlu diinget ya, ini baru draft awal sebagai bahan dasar pembicaraan/diskusi mengneai hal-hal teknis di masa depan dari semua pihak baik dari sudut pandang para pabrikan maupun dari sudut pandang para anggota Komisi Grand Prix lainnya.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

53 COMMENTS

  1. Ini balapan kan? Siapa cepat dia yg menang? Kok kecepatannya yg dikebiri? Kenapa gak sistem keamanan dan keselamatannya yg ditingkatkan?

    • pernah baca salah satu komen disini, sistem keamanan dan keselamatan yg makin baik dan mutakhir malah membuka peluang motor makin kenceng dan rider makin sering nge-push krn pede dgn teknologi keamanannya

      • betuullll….
        kalo dulu motor bisa kepat kepot RWD,.. kalo sekarang ada komputernya jadi gak bisa ngesot, tapi bisa miring sampe ke pangkal lengan…. yg kemudian berkembang istilah elbow slide..
        hahahaaaa…

      • potensi hibrid itu bikin makin kenceng banget sedangkan segi keselamatan belum ada temuan baru yg sangat visioner(di dunia permotoran),ditambah biaya pengembangan yg makin membengkak yg ada makin gak ada pabrikan yg tertarik gabung MotoGP dan peserta yg sekarang bisa malah makin berkurang

        • secara pertandingan yang jadi hybrid..
          ada balap mesin listrik dan ada balap mesin ICE..
          toh secara balapan hibrid jadinya…
          hahahaaaa… nanti dikomparasi apakah peluang mesin listrik udah oke, kalo oke, maka sekalian mesin ICE ditinggalkan…
          terus kita nonton balap gak lagi perlu ear plug, justru malah bawa stetoskop supaya bisa dengar suara Ngiiinggggg….

    • 300 hp kegedean untuk 2 roda. Mending dibatesi maksimal 250-270 hp, top speed max cuma 350 km/h biar nggak kelewat kenceng seperti saat ini

  2. Pabrikan Jepang (terutama Honda dan Yamaha) tentunya akan mempertimbangkan aspek ekonomi terkait dengan marketing pemasaran motor produksi massal-nya.

    Jika kejuaraan ini tidak lagi mempunyai valuable yg layak untuk kepentingan pemasaran dan penjualan motor-motor produksi massal-nya, ataupun regulasinya tidak sejalan dengan apa yg ada di pasaran, tentu akan ada opsi-opsi dan wacana berbeda.

  3. Klo pke ecu inhouse ducati slesai
    Pke hybride ducati slesai
    Inlet udara seragam ducati sleai
    Tekanan bbm seragam ducati slesai
    Hal2 d atas ga akan diatur dorna

    • Gigi malah yg ngusulin buat pake hibrid,percaya diri karena mungkin Audi bakal nyemplung ke F1 jadi supplier mesin kan Ducati bisa minta transfer teknologi jadi gak bikin dari nol

      • Yang namanya “transfer teknologi” tidaklah segampang itu mas bro.., apa anda lupa kalo mesin juara di f1 2 tahun ini dari pabrikan mana, dan nyatanya di motogp ceritanya juga berbeda.

  4. Jaman dulu pabrikan Jepang sdh pernah out dari GP gara2 aturan yg merugikan mereka, walaupun setelah sekian tahun balik dan mendominasi lagi. Tidak menutup kemungkinan sejarah akan terulang.

    • hanya ymha satu2ny pabrikan yg setelah gabung gak pernah out dri zaman gp500 masih bebas mau 2tak(ymha ) atau 4tak kyak MV Agusta tpi harus tetap 500cc 4slinder,

    • Lah memang penonton kelahiran 2003 kesini sangat menyukai winglet, pernah sy buat pollingnya

      malah dikasih gambar MotoGP tanpa winglet dibilang jelek, macam Moto2 😌

  5. Yowislah.. klo merugikan gak usah dituruti, toh pecinta motojipi isinya sebagian besar fbh dan fby ditambah pengadu domba keduanya, toh klo Honda dan Yamaha transmigrasi, ikutan bedol desa juga supporternya 😅

  6. weeh kok gituuuu 😢

    yang seharusnya jadi lab berjalan untuk produksi massal kenapa makin di kebiri

    kalau bneran gitu pabrikan jepang bakalan all out di WSBKnya. gk peduli MotoGPnya mau menang syukur kalah kagak malu”in.

    Teknologi MotoGPnya bakalan all out di pasang di motor WSBK

  7. ingat itu baru draff awal, regulasi finalny menunggu keputusan Ducacita bikin motor sperti apa Bru dah regulasi mengikutiny

  8. pembebasan ecu pireli – multiple suplier ban – cc800 maksimal – jumlah cyl dan konfigurasi mesin tidak dibatasi keknya bakalan rame perang teknologi nih

  9. Winglet di kondisi tertentu memang akan menjadi aspek teknis keselamatan. Jadi ya sudah, layak dipertahankan.
    Sy lebih setuju dengan pembekuan riset engine per jangka waktu tertentu seperti F1, 3 atau 5 tahun misalnya. Sebagai gantinya dibuka lagi penggunaan ECU+software inhouse, karena justru ini yg akan bermanfaat untuk masa depan kendaraan apapun power unitnya. IMO

  10. sengaja 2027 biar bisa jurdun berjilid dlu…minimal imbang dgn jepun lah. ini seh ibarat urop vs jepun. cuma jgn salah klo Y dan H ngambek out. mreka akan blg fokus ke wsbk saja.

  11. Whatttt dibilang winglet gak bahaya?? Apa nunggu ada yg ketanjlcep winglet dulu baru dikategorikan bahaya??

    Bahkan hal macam tekanan ban yg belum tentu valid datanya aja udah ketok palu biki. Aturan alesan safey.

Leave a Reply to Saya Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here