TMCBLOG.com – KTM semenjak awal sudah mengakui bahwa mereka mulai tahun 2023 ini mengaktifkan kolaborasi teknis khususnya di bidang aerodinamika dengan Milton Keynes, markas dari Red Bull Racing F1 Team. Dan pada hari terakhir Shakedown Test Sepang kemarin secara jelas Dani Pedrosa menguji paket Aero Fairing terbaru yang merupakan evolusi dari apa yang sudah KTM uji sebelumnya di RC16 pada Valencia Test 2022 yang lalu.

Sebagai gambaran awal, gambar di atas adalah update paling signifikan yang di uji oleh pembalap KTM Brad Binder pada test Valencia 2022 yang lalu. Perubahannya bisa dibilang menyeluruh, mulai dari detail dimples permukaan fairing ala bola golf, winglet depan yang sedikit over shoot di depan ram air, side-pod dengan detail wing vertikal yang sedikit mengarah ke depan, sampai kehadiran side fairing berundak yang menghadirkan venturi effect (fenomena pengurangan tekanan fluida yang dihasilkan ketika fluida mengalir melalui bagian pipa yang menyempit) dalam upaya menghadirkan downforce akibat ground effect yang dihasilkan ketika motor dalam keadaan nikung rebah.

Dari arah atas sangat terlihat bahwa detail gerigi pada front cowl dekat windshield sudah hilang, lalu ada perbaikan di undakan ram air, dan wingtip pada sayap utama dengan luasan lebih kecil. Mengenai bilah aero-body yang bergerigi ini pernah diaplikasikan di Formula 1 pada masa lalu oleh Ferrari dan Mercedez. Kemarin kemarin, yang dilakukan oleh KTM mirip seperti apa yang dilakukan di Formula 1 yakni mengurangi tendensi turbulensi udara ke arah pembalap. Namun akhirnya solusi ini diubah, Formula 1 pun memang sudah cukup jarang menggunakannya.

KTM Juga Uji Fairing Ground Effect Di Valencia Test

Jika kita mencoba flashback lagi ke Valencia test, di sana KTM telah juga menghadirkan fairing berundak untuk yang pertama kalinya.

Lalu jika kita lihat di sisi samping dari fairing, selain menarik bahwa KTM menghadirkan sebuah cover sisi samping dari roda yang menajdi satu paket dengan spatbor/front fender, terlihat tetap hadirnya solusi yang terinspirasi dari Aprilia RS-GP yakni undakan ground effect tetapi dengan detail yang sedikit agak ditinggikan beberapa sentimeter dari apa yang pernah kita lihat di Valencia yang lalu.

Plus satu lagi juga yang cukup signifikan yakni kehadiran sebuah spoiler yang memanjang sepanjang di bagian bawah fairing kanan dan kiri. Spoiler ini tampak lebih panjang dari solusi serupa yang pernah dihadirkan oleh KTM pada Valencia Test. Dan memang sebelum ini pernah diperkenalkan pada RS-GP meskipun dengan bentuk yang berbeda.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

 

 

 

25 COMMENTS

      • Berbaik sangka aja; Mereka bikin regulasi begitu, mungkin gak kepikiran ke depannya bakal ada pabrikan yang mainin sektor aerodinamika secara besar2an sampe ngontrak divisi khusus aerodinamika dari disiplin balap lain.
        Begitu mau rombak udah ‘telat’ karena keadaan di mana tim sudah terlanjur gelontorin uang utk riset di sana [padahal pas tim di Moto3 dan Moto2 baru mulai mainin aero langsung dilarang juga bisa berhasil yak]. Atau malah regulator ngerasa udah nyaman karena mainan sektor aero lebih terlihat secara fisik ada ‘inovasi’ di motor ketimbang mainin isi ECU yang gak bisa diliat inovasinya oleh penonton. IMO yak.

        Bayangin aja, tim/konstruktor Formula 1 aja gak semua punya fasilitas wind tunnel saking mahalnya. Mau cuma ngandelin CFD (computational fluid dynamic) pun gak bisa, karena hasil kepintaran buatan dengan aliran angin/udara yg asli tetep aja ada perbedaannya.

      • Dari dulu sudah ketebak, jatuhnya pasti lebih mahal aero devices daripada ecu dan software inhouse.
        padahal aero devices itu skupnya lebih lebar. banyak area abu-abu.

      • kalo gitu berharap aja ada regulaai hybrid, hybrid dalam arti kelonggaean ECU bukan masang turbo. yg masih mau lanjut aero silahkan, tapi wajib make ECU seragam. yg mau make ECU sendiri silahkan, tapi dilarang pake sayap selebar daun sekalipun. kalo Jepang balik ke inovasi elektronik, maka kita bakal disuguhin adu mekanik antara teknologi ECU bolot yg ditopang ama sayap versus teknologi ECU robotik yg ga butuh sayap. cuma ya gw ragu sih, sesuatu yg ngerugiin pabrikan yurop terkesan dihindarin Dorna.

    • ecu kl sdh high level susah di copas.. akhirnya yg menang dia² lagi.. nah kl aero krn kasat mata bisa cepet dicopas.. mngkin ini kelebihanya.. darno maunya rame g dia2 lagi yg menang dlm wktu yg lama.

    • kalo pengembangan ECU mungkin waktu awal pembangunannya yg butuh sumber daya lebih,begitu udah settle mungkin update2 minor (kayak software2 yg kita pake kan biasanya ada update fitur dan bug tiap jangka waktu tertentu) gak bakal begitu berat

      sedangkan aerowinglet tiap musim bisa update 2 kali bahkan lebih,apalagi kalo tiap percobaan harus digelandang ke wind tunnel,duit bakal dibakar untuk sewa sarana itu terus,bangun sarananya jg buruh dana yg besar dan gak langsung jadi kayak bangun candi,Aston Martin aja baru 2025 apa 2026 fasilitas milik mereka baru diperkirakan jadi

    • DRS sebenarnya sudah ada lho di MotoGP…

      dengan adanya RHA yang membuat motor menjadi ceper setelah keluar dari tikungan, itu udah mirip dengan DRS di F1…karena fungsinya sama, yaitu mengurangi drag ketika di lintasan lurus…

    • Karena awalnya BMW butuh winglet di balap WorldSBK biar kompetitip. Tapi regulasi WorldSBK kan spek bentuk dasar fairing kudu sama dengan versi produksi massal homologasi.
      Jadi BMW (dan lainnya) mau gak mau ikut jualan Superbike bersayap. Toh calon konsumen juga demen ada motor ala Motojipi yang bisa dibeli dari dealer.

      Aprilia RSV1100 yang gak masuk list superbike homologasi aje standarnya berwinglet.

  1. anehnya disaat tim laen pake side fairing lambung kaoal malah sihadno pake side fairing terompet, pdhal oendahulunya udh pergi meninggalkan tp kok msh dites ja bner2 kerassss…

Leave a Reply to todozz Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here