TMCBLOG.com – Umumnya selama ini kita mengira bahwa hanya motor motor bermesin V4 saja yang berusaha untuk menghadirkan solusi ground effect baik itu menggunakan venturi tunne atau fairing berundak ala Aprilia ataupun menggunakan downwash duct yang pemakaiannya di motor MotoGP diprakarsai oleh kecerdasan Gigi Dall’Igna di Ducati. Di hari pertama test Sepang kemarin, ternyata Yamaha M1 juga terlihat sedang mencoba solusi downwash duct ini di Yamaha M1 terbaru.

Pict : Mat Oxley

Yes selagi Fabio Quartararo menggunakan solusi fairing biasa lengkap dengan livery Monster Energy terbaru, test rider Yamaha yang turun di hari pertama – Katsuyuki Nakasuga hadir dengan motor M1 hitam yang saat Shakedown test dikonfirmasi sebagai T3 (Tanpa stiker T di fairing depan) dan dipakai selama tiga hari juga oleh Cal Crutchlow.

Namun ada satu hal menarik di bagian fairing bawah Yamaha M1 yakni hadir semacam inlet dengan bukaan tipis memanjang masuk ke sebuah tunnel/duct pipih melengkung ke bawah yang mirip seperti downwash duct Ducati bamun lebar pipihnya mirip dengan RC213V tentunya tanpa rongga di daerah samping.

Venturi effect flow pressure vector illustration diagram. Fluid or air movement dynamical physics example. Experiment tube model with constriction showing high and low pressure zones.

Kontur luasan penampang dari tunnel/duct yang lama kelamaan menipis tersebut menandakan bahwa ada upaya untuk memperkecil area untuk meninggikan kecepatan aliran udara yang efeknya akan menurunkan tekanan di sana.

Persis seperti venturi effect di fisika  . . Turunnya tekanan dan dibandingkan dengan tekanan yang lebih tinggi di sekitarnya akan membentuk sebuah keadaan/ ‘State’ dimana hadir pebedaan  tekanan. Perbedaan tekanan sendiri merupakan rumus utama hadirnya Hukum Bernouli yang merupakan dasar dari Ilmu untuk menghdairkan downforce/Lift force.

Taufik of BuiteZorg | @tmcblog

24 COMMENTS

    • kalo grip ban bagian samping ga mendukung bisa jadi sih. karena Yamaha udh ditandingin kecepatannya di tikungan, mgkin mereka pikir mau gamau harus ngejar jg dari aero. tapi sekenceng2nya nikung kalo mesin tetep memble bisa kaya Rea di wsbk, nikung paling kenceng ampe berkali2 hampir selonjoran di gravel begitu jelang finish line tetep diayam2in motor laen wkwkwk

      • kalo ga salah maregalli bilang kalo tahun ini Aero winglet dan mesin sgt menentukan kejuaraan, jadi bisa jadi mereka bakal all out di dua sektor tsb

      • mgkin ini solusi dr kondisi 2018 yg wktu itu M1 kek celeng larinya.jadi taun ini kombinasi top end naik plus fairing ala2 v4 buat di tikungan.

  1. penantang gelar 2023 dari dukati
    setidaknya konsisten podium dan masuk zona poin sudah menjadi modal yg bagus
    jika sesama rider dukati tidak diatur oleh konspirasi tim

  2. Downwash duct bekerja dengan menangkap aliran udara pada atmosfer di antara permukaan aspal dan motor, pada saat motor leaning di tikungan, membantu mengarahkan motor ke arah bagian dalam tikungan.
    Solusi non-elektronis sekaligus non-mekanis untuk mengubah karakter motor yang understeer.

  3. itu gambar paling atas beneran mirip r25 yang lampunya ditutup lakban 😂, jadi klaim topspeed nambah 8 km/h dengan fairing baru bisa jadi benar adanya

  4. yamaha: hey ducati lo jual gw borong
    baru menang sekali lo koar2..ntr dbalikin ecu inhouse+ban jembatan batu merengek lg ke mbah darno..wkwk

    honda: awas lo ya ducati kita2 skrg msh sabar ksh lo menang,liat aja ntr gw bungkem mulut lo ktnye founding father moto gp..pdhl dksh keringanan

    • kenapa to mas…yg dijadiin alasan ecu…. mulu
      ecu ini dah berapa tahun mas dijalanin…
      masih aja dijadiin alasan kekalahan
      giliran yamaha menang lewat taro juga…
      gak disinggung tuh…ecu nya…??
      mas ….mas…
      aneh

      • Karena saat ini ya memang itulah yg mungkin masih menjadi salah satu keunggulan yg di miliki duo jepang dgn ECU inhouse nya..kalau tdk di bebaskan kembali semua orang tdk ada yg tahu dan bukti kl ECU inhouse duo jepang lbh baik..
        Seperti hal nya pabrikan eropa yg saat ini unggul dalam pengembangan Aero di body motornya atau ducati dengan mesin desmo nya…
        Jd knp tdk Biarkan masing2 insinyur (eropa dan jepang) berkreasi dalam tehnologi masing2 dalam motogp ini..
        Krn saat ini sdh tdk relevan lagi bicara “murah” dalam penerapannya di motogp
        Krn di awal penerapan aturan single ECU untuk menekan biaya motogp biar tdk mahal , dan jg agar pabrikan motogp eropa bisa mengejar ketertinggalan dari duo jepang..
        tp saat ini riset tehnologi aero sdh sama mahalnya dgn siret ECU inhouse…
        jd knp tdk di bebaskan kembali penggunaaan ECU inhouse ataupun di bebaskan kembali pemakaian merk ban biar semakin terlihat siapa yg lbh baik ?

        • Masalahnya kalo di bebasin semua pabrikan eropa gak dapat jatah juara.. Semua akan di borrong pabrikan jepang.. Inilah masalahnya bagi pabrikan eropa.

  5. Keliatanya itu solusi untuk menaikan top speed.bukan untuk menaikan top speednya,tapi mengeliminir efek dari topspeed yang meningkat yang mengorbankan kestabilan menikung.berarti langkahnya ducati oriented.

    • masalahnya sejak downwash dipake, justru malah buat ducati makin bagus di tikungan, karena emang ya itu tadi menghasilkan venturi effect dan berimbas jadi gak understeer

  6. sebenarnya yang butuh downwash itu rcv, tapinya spesifik downwash latto-latto buat dinginin “itunya”, langsung dr samping kaca fairing tembus tengki kayak motor jadul

  7. mungkin jg untk menaikkan level grip saat menikung. Misal skala 1 s.d 10, klo mesin V4 + downwash duct cuma dapet nilai 7 (baik), nah klo mesin I4 yg secara alamiah dapet nilai 7, klo pake itu bisa jadi 8 atau 9 (lebih baik/sangat baik).

Leave a Reply to Basuki Hendra nugraha Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here