TMCBLOG.com – Pada sesi terakhir, hari terakhir test pra-musim di Sepang ada satu hal yang menarik dimana tiba-tiba HRC meminta Stefan Bradl dan Marc Marquez kembali ke era 7 tahun sebelum ini. Era di mana MotoGP belum secara masif menggunakan solusi aerodinamika downforce untuk menjawab gejala wheelie berlebih. Jujur, cantik dilihatnya dan lebih terlihat proper, namun apakah lebih aman? Apakah lebih membuat cepat? Begini Marc Marquez menjawab ketika ditanya jurnalis di media centre Sepang mengenai apa idenya?

Marc menjawab; “Tidak, tidak, tentu saja bukan ide saya untuk melepas winglet. Saya tidak tahu… Mereka berkata kepada saya: ‘Sekarang kamu harus mencobanya.’ Sebenarnya, seharusnya sudah waktunya untuk memasang ban baru. Tapi tiba-tiba saya harus berkendara tanpa winglet. Saya berkata, ‘Berapa lap yang harus saya lakukan dengan ini?’ ‘Hanya dua,’ adalah jawabannya. Saya melakukan itu dan kemudian memberikan komentar saya tentang itu.”

Sayang setelah itu Marc tidak terlalu detail membagikan komentar impresinya mengenai RC213V tanpa winglet kepada jurnalis. Namun ia melanjutkan bahwa hal tersebut bukan tanda frustasi Honda terhadap solusi, melainkan Honda ingin mengurangi handicap top speed dengan menghilangkan sayap. Namun seperti bisa ditebak, motor kehilangan downforce.

“Sebagai pembalap, saya hanya bisa memberikan umpan balik, saya tidak boleh mengecewakan para teknisi. Bukan tugas saya untuk menulari teknisi dengan ide-ide baru tentang konsep sasis dan sejenisnya. Kami butuh reaksi. kita butuh sesuatu yang lebih. Kami sudah mencoba banyak di sini, namun ini bukan motor pemenang. Sejujurnya, saya lebih senang dengan kondisi fisik saya dibandingkan dengan motor.”

“Seperti yang saya katakan kemarin, dengan hadirnya direktur teknis baru [Ken Kawauchi] tiba di HRC, di Honda, dia ingin memahami banyak hal tentang konsep tersebut. Hal ini membuat hidup menjadi sangat sulit bagi seorang pembalap saat tes, tapi tentu saja orang di dalam Honda yang paling berpengalaman berkendara adalah saya, dan mereka memilih saya untuk mencoba semua hal eksperimental ini hanya untuk memahaminya.”

“Tentu saja bukan seperti itu caranya, tetapi mereka mencoba untuk memahami banyak hal berbeda tentang konsep tersebut. Saya tidak mengerti mengapa, tetapi mereka ingin tahu. Tentu saja mereka punya alasan, tapi saya tidak bertanya mengapa. Saya hanya berkendara dan mencoba. Itu sulit, karena keseimbangan motor sangat berbeda. Itu jauh lebih (menguras) fisik, karena motornya bergetar di mana-mana, tapi saya harap ini berguna untuk mereka.”

“Ini adalah yang paling visual, tapi kami mencoba banyak hal untuk mereka di atas motor selama tiga hari ini, dan saya harap mereka mendapat banyak informasi dan saya harap mereka membawa sesuatu kembali di Portimao.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

69 COMMENTS

  1. Marc sudah mulai membeda2kan pmblap dan teknisi dgn sebutan saya dan mereka, kyakny Marc bakal pindah dah stlh kontrak berakhir

    • Klo menurut ane.. di pertengahan musim mrk tim hrc improve mulai ganggu ducati cup, thn kmrn mrk tersesat krn gak ada yg bisa di jadikan acuan utk pengembangan rcv.. skrng pawang rcv sdh kembali. Dan melihat hubungan mrk dgn kondisi walaupun seperti ini.. kayanya marc akan ttp stay mungkin 1-2 thn dgn melihat flash back kondisi dia kmrn pas down, hrc ttp setia support dia.. Dan dia bawel krn dia peduli dgn tim bkn semata2 ambisi dia juga.

  2. keluar dri bahasan,.. sya agak heran melihat KTM redbull d MotoGP, Redbull adlh sosok yg ambisius dgn sllu ingin jdi yg teratas tpi mengapa Redbull tetap setia kpd KTM yg lmbt progressny mengapa Redbull tdk menerapkan strategi yg mereka pkai d f1 d aplikasikan ke MotoGP, misal KTM d suruh fokus bikin mesin yg kompetitif dan durabel sisanya kyak sadis dan aerodinamika mereka yg garap? mesin atau powerr unit Honda yg d juluki Alonso sbg GP2 engine aja bisa mereka sulap jdi mesin juara berkat sasis dan aerodinamika yg bagus

    • divisi redbull tdk akan mampu menhandle dua singa sekaligus mas bro IMHO, krn di F1 ja sdm dan duitnya ja udh gila2an dan mungkin udhbpada kesedot disana semua, tp yg perlu gw apresiasi dr andrian newey adlah dia melihat keggaalan sblmnya antara HONDA dan maclaren dimna mclaren bikin sasis dan aero dulu sisanya honda yg buat engine menyesuaikan mobil buatan mclaren alhasil jeblok sana sini, hal ini beebanding terbalik dgn redbull mmberi kebabsan kpd honda dgn engine yg paling power full bagaimana pun bntuknya sisnaya serahkan redbull… dan harusnya HRC motor juga befitu buat engine balik ke screamer lagi dan FRC sisanya tinggal maen ecu bajak teknisi dr eropa lagi, maenin banyak winglet dah gt ja hehe

    • Saat alonso mengatakan mesin honda sebagai gp2 engine karena ada masalah di durabilitas. Saat honda menyuplai redbull durabilitas dan power sudah bagus.
      Durabilitas mesin, akselerasi, dan power tidak terpengaruh oleh sasis dan aerodinamika.
      Kebagusan sasis dan aerodinamika berhubungan dengan good speed ditikungan yang berimbas pada lap time.

      Kalau ngomong ktm sama redbull ya ktm punya paten sendiri dari sasis tralisnya. Ktm dah punya data bejibun tentang sasis tralis. Sedangkan enjiner di redbull belum tentu se expert enjiner ktm tentang tralis yang dah memulai proyek motogp dari 0. Enjiner ducati saja gagal dan dibuat menyerah dengan sasis tralis ducati di motogp.

      • ktm punya banyak data soal teralis, masalahnya ini balapan yang kalau pakai twinspar hasilnya akan lebih bagus, kok kekeuh ya??? data mereka soal saasis teralis ya silahkan diaplikasikan PADA TEMPATNYA!!!

        • Yakin kalo ktm pake twinspar bagus? Emang kenapa kalo ada pabrikan yg punya ideologi dan filosofi sendiri? Nanti kalo semua pabrikan sama dibilangnya ga punya ciri khas, hanya ikut ikut saja, sedangkan ada pabrikan yg berusaha menjaga ideologinya biar beda malah di cemooh, sulitnya pola pikir netijen indo

      • @gastee
        McLaren yg terlalu kaku dengan filosofinya “Zero Size Concept” yg ngasih ruang lebih kecil untuk Power Unit dan Gearbox itu yang bikin Honda kelimpungan bangun arsitektur Power Unit mesin RA-series mereka…
        Zero Size Concept McLaren cuma baik buat sisi Aero yg agresif, tapi supplier mesin “kehabisan ruang” buat bikin mesin yg powerfull & reliable…
        reliabilitas & powerfullnya mesin RA Honda selain dari pembelajaran masa2 sulit mereka di McLaren juga bener kata Bang Tigor, Om Newey “lebih luwes” buat design sasisnya dan ngikutin maunya arsitektur Power Unit Honda, jadilah RBR yg nikmatin hasil ngampasnya Honda di McLaren…

        • Ramuro_ry@

          Padahal diatas sudah dibilang kalau durabilitas dan power mesin itu gak ada hubungannya sama sasis dan aerodinamika.

          Durabilitas mesin dan power mesin itu berhubungan dengan bahan mesin/metalurgi mesin dan konstruksi bagian dalam mesin.

          Yang dimaksud mesin mengikuti sasis itu adalah desain mounting mesin, bukan konstruksi bagian dalam mesin, dan konstruksi bagian dalam mesin itulah yang berhubungan langsung dengan performa mesin.

          RBR bisa jurdun itu karena memang sasis dan aerodinamika yg mereka punya memang terbaik ditambah mesin honda yang memang sudah bagus.

    • @gastee bukan cemooh, kalau KTM pengen show off pake tralis, ya bisa tapi disitu2 aja tempatnya, kalo emang sasis twinspar gak bikin lebih baik, buat apa juga semua pabrikan lain pake. Ducati dgn ideologi monocoque nya aja pindah pake twinspar kok, kalau alasannya mereka gk punya data sasis twinspar, ya sampe kapan pun gk kan punya data karna gk juga dimulai. Atau nunggu ngebajak insinyur yang bawa data sasis dari pabrikan asalny?

  3. ada yg mau komen jangan salahkan ECU?? itu buktinya kalo ECU magnetti marelli itu bikin motor tanpa winglet jadi ambyar bahasa kasarnya. kalo ECU pakai inhouse sudah pasti Honda merajai..

    • Honda merajai di ajang bikinan Eropah, ranah Eropah, sampe kapan Eropah gondok, sekalipun pebalap masih Eropah yang merajai… 😌

      virus harus dibuat untuk menjual antivir

    • bahkan mungkin motor MotoGP sekarang kalo wingletnya dilucuti,laptime motor WSBK sekarang pun bisa sejajar kali

      karena pengembangan motogp yg difokuskan di ranah aerodinamika mulu dan perkembangan elektroniknya stagnan, walaupun yaah kebanyakan motor WSBK jg pake ECU magneti marelli juga sih

      • wsbk skrg secara power bahkan lebih rendah dari jaman sebelon dipegang Dorna, dulu power wsbk bisa tembus 250dk, ato mendekati power motogp 990cc. skrg dgn regulasi wsbk ala Dorna yg nearly stock dan dicekek sana sini, byk asumsi bahwa power wsbk cuma nambah 10% dari power stock aka cuma kisaran 220-240dk, itu mah setara motogp 800cc. jadi ya motor wsbk relatif lebih jinak tanpa singlet krn emg secara power lebih terkendali, ato bahasa mudahnya wsbk skrg sama kaya motogp sebelon jadi 1000cc, jaman itu motogp aman terkendali tanpa singlet bukan? dan fyi elektronik di wsbk jg lebih bebas dari motogp jg. motor motogp tanpa singlet kalo bisa disaingin laptimenya ama wsbk, lebih kerena powernya ga kepake semua krn kesusahan ngendaliinnya. mirip2 ama tourist trophy yg beberapa laptime superbike bisa disaingin ama supersport krn di trek isle of man power superbike ga kepake semuanya kecuali beberapa rider yg gatakut mati di baris depan.

    • @hamid…
      bukankah honda pernah menang bersama ecu ini….
      cukuplah saya yg bilang…
      jangan salahkan ecu…
      yamaha…pernah menang bersama ecu ini…
      iya yo….
      apa lupa….??!!

      • @Jirman.. sepertinya bukan masalah juaranya tp masalah bentuk motor.. dulu ECU inhouse motornya terlihat bersih tanpa winglet n enak dilihat.. nah sekarang lihat aja model motornya menurutmu enak mana dilihatnya ma yg dulu

      • gak gitu bukan masalah pernah menang atau tidak. menurut saya bebaskan saja ecu itu..single ecu itu adalah kunci utama dari ducati bsa mendekati kemudian melewati pabrikan jepang…dimusim pertama aja sudah ketahuan walau masih kalah tapi mereka mendekat. kalo sampean lihat dri jaman dovi betapa inferiornya tu rcv dr power tqpi ada faktor marc dsna…oh ya ditambah lagi ducati jadi pabrikan yg diberikan konsesi layaknya aprilia thun lalu…kalau mau berandai andai yamaha dan honda tetap pakai ecu inhouse saya rasa ducati gak akan bsa mengalahkan pabrikan jepang. tapi jika injouse boleh dipakai lagi tentu akan susah mengejar magneti krna riset yg kurang. walaupun basicnya inhouse lebih baik dri magnetti. Kalo situ gak tutup mata jelas itu peraturan mengkebiri pabrikan jepang

    • ya bukannya itu mau para “penonton” sedikit elektronik dan tidak ada aero, nah itu lah jawabanya jika diaplikasikan 🀣

    • lah anda Salah paham tentang maksud saya mas suneo… πŸ˜‚πŸ˜‚
      saya gak pernah protest ecu mm
      kok.. tp efek getar n tidak stabil dg adanya ecu mm tanpa bantuan aero winglet dsb.. dibanding ecu inhouse yg lebih stabil tanpa bantuan aero winglet dsb.. nyambung dengan artikel wak kaji Taufiq diatas..

    • malah bagus mas suneo kalo pake ECU MM yg kuno itu.. ECU inhouse punya pabrikan eropa..agar yg jadi juara bisa merata n tidak didominasi pabrikan jepang.. pabrikan eropa yg sudah keluar budget banyak pun juga punya peluang yg sama untuk dapat mencicipi gelar juara motogp seperti musim 2022 kemarin..πŸ˜„πŸ˜„

  4. Kalo saja kehebatan pabrikan Eropah saat ini diraih dengan ecu yang bebas masing-masing pabrikan, dan ban multisupplier, regulasi yang kokoh tanpa abuabu standar ganda sendok semen, MotoGP sangat menarik di semua mata penonton.

    • iya menarik bwt kita penggila gp😁, tidak buat org awam knp? krn yg bakal menang ya L lagi L lagi, dan lagi lagi pabrikan eropa bakal mengisi timesheet bawah, dan celaknaya lagi penonton dan cirkuit terbnyak yg di ngeropah, primotornya org ngeropah, pembalapnya ngeropah, yg mana jepang trus😜, mendingan ttp single ecu tapi no winglet motor mau liar kyk manapun tinggal pinter2 setung ecu disini lah serunya krn skill pembalap diuji bener spt era gp 500..

  5. wkkk tanpa winglet motor beringas berhetar dmna mana, itulah masa emas enak nonton moto gp era maxbiagi, rossi hingga stoner, skrng bnya aero, riset fisika gokil, dll. Akhirnya seni balap ini jadi terasa bersaing dalam hal technology

    • Namanya saja kemajuan jaman dan teknologi….
      Pada era awal balap motoGP tahun 50-an malah lebih ngeri-ngeri sedap, teknologi masih awal, safety masih minim, gaya balap dan strategy juga masih sederhana.
      Jadi mirip balapan celeng dengan sirkuit memakai trotoar jalan…

  6. mata jadi fresh sih lihat motor MotoGP tanpa winglet lagi.
    ajang sprint race jika diadakan dgn melarang pemasangan winglet kayaknya bakal lebih dapat perhatian penonton ya,jadi tau motor yg raw power nya paling bagus tanpa sayap sayapan dan motor mana yg terlalu ketergantungan aero

  7. wajar motor bergetar dimana-mana krn emg mentah bgt, butuh di fine tuning lagi di sana sini terutama di elektronik nya biar setidaknya layak balap (belum tentu layak menang ya)

  8. Marquez skrg udh bukan Marquez dulu lg yg kaya singa birahi, skrg kalem kaya singa belon makan. emg bener cidera dia bikin maap2 kata tumpul ga tumpul tajem ga tajem. dia bisa ga pede gitu dgn motornya padahal sebelon cidera (2019) jg cuma dia sendiri yg bisa bawa itu motor tapi bisa dia bawa jurdun. secara mental Marquez udh ga kaya dulu lg dikasih barang kaya celeng bisa dia atasin sendiri sambil senyum2. sebenernya ide jalanin motor tanpa singlet tujuannya positif jg sih, biar tau power delivery ama performa sasis sesungguhnya, selebihnya tinggal tutup kekurangannya pake singlet. tapi itu tadi, Marquez udh ga pede kaya dulu, yaudin deh akhirnya cuma bisa ngungkapin rasa kecewa berbalut frustasi. kalo gini bau2nya Piccolo bisa patahin mitos yg pernah digaungkan gurunya (Kakek Kungfu) yg mana si nomor 1 gagal jurdun, terakhir Doohan yg bisa jurdun dgn nomor 1.

    • Maap menurutku. Spek mesin yang sekarang beda sama yang tahun 2021, motor yang di bawa menang 3x setelah marc cedra, jika spek itu masih ada, dia gx akan terlalu jauh dari top 5, karena motor itu benar” dia tahu kekurangan dan krlebihannya.
      Klo yg sekarang benar” baru semuanya.

      • Selain itu, sejak tahun 2019 itu mesin/ motor-motor lain mengalami perkembangan yg sangat pesat, jauh melebihi dari motor RCV Honda saat ini.

        Jadi walaupun motor RCV Honda saat ini juga mengalami kemajuan dibanding motor Honda RCV yg juara tahun 2019 itu, namun gap jaraknya terlalu jomplang dibanding motor-motor lainnya, terutama Ducati.

        Sampai-sampai semua pembalap Ducati hampir semuanya punya peluang untuk juara seri maupun juara dunia, tinggal siapa yg paling konsisten dan punya skill lebih.

  9. mungkin untuk mengambil data dasar, dengan tujuan untuk menentukan winglet yg sesuai
    seperti suzuki motor dengan winglet yg sederhana tetapi mampu bersaing

  10. Nah ini baru bener motorgp bkn motorF1 πŸ€£πŸ€£πŸ€£πŸ€£πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ estetika yg hilang alhmdllh kembali bisa kita lihat meskipun cuma buat riset doank 😁😁😁😊😊😊

  11. hond* bener2 kaya pemain baru di motogp, kaya blm tau apa2 yang harus dimainkan. agak miris pabrikan terbesar dan tersukses di motogp nasibnya sekarang ketinggalan kompetitornya.
    hond* punya pembalap alien yang di kalahkan sama engineer alien bernama gigi nagita lol.

  12. semua yang terjadi pada rcv pada dasarnya adalah garaΒ² pa Bambang sang ahli metualergi HRC lagi mabok F1 dan ogah pulang

  13. marc : sejujurnya saya lbih seneng kondisi fisik saya ktimbang sma motornya, duhhh marc, tlong doong ngerem sdkit jngn di gas terus, kasian muka honda.

    • gimana? makin mirip si mbah kmrn kan? juara mic. Kayaknya Marqes kena karma nya (menjadi di posisi mbah). marqes kan pernah menjawab perang mic si mbah dgn ngomong “saya lebih suka berprestasi di trek drpd di mic” wkwkk

    • Emang pabrikan eropa ada budget buat bayarin pembalap belasan juta yurop.

      Dibalikin lagi tergntung minat n tujuan sembalapnya

      • ya bisa aja, cumaa nasibnya akan mirip paduka hohe… yg mana di musim perdana nanti si MM akan langsung di tuntut Jurdun, no debat. apalagi misalnya adeknya kompetitif di atas desmo

  14. disuruh kawauchi lepas wing…
    sbnernya utk meliat gmna sifat asli motor tanpa bantuan wing.. trkadang back to basic malah lbh baik dripada ditambah2in

  15. berani amat, motor tenaga monster ga ada winglet buat downforce hanya demi penasaran sama top speed,apa gak terbang melulu susah bisa lengket aspal…

    • FYI aje sejak jaman jebot malah udh jadi tradisi tiap rookie yg baru naek kelas dikasih motor tanpa kontrol traksi, anti wheelie, ama launch control alias kontrol elektronik dinonaktifin dulu dgn tujuan rookie cepet tau gimana performa motogp sekaligus bisa belajar setup. itu lebih ‘bahaya’ bagi awam ketibang sekedar nyopot singlet. apalagi sekedar nyopot singlet semua, copot sebelah kaya Brad Binder aje masih bisa finish biarpun musti cepet2 calling tukang urut langganan abis race.

  16. Ya jelas saja melepas winglet akan bergetar-getar kyk vibrator karena kan design fairingnya uda di design menggunakan winglet. kecuali RCV nya ganti fairing 7 tahun lalu juga, yg di rancang sedari awal sbg winglet-less

  17. Ken Kawauchi kayanya pgn lihat RCV versi raw..pure base version nya tu kaya apa..lalu dibkin perlu improvement apa utk base yg bagus.

    kaya GSXRR kan base nya tanpa apa2 udh bagus dan balance jd tinggal di improve dikit2 sisi aero dan ecu.

Leave a Reply to Badabest Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here