TMCBLOG.com – Seperti yang kita ketahui secara umum motor Yamaha M1 yang dipakai oleh Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli di sepanjang musim MotoGP 2022 yang lalu bisa dibilang merupakan mesin muda tapi memiliki performa ‘tua’. Penjelasannya bisa sobat baca di artikel terdahulu. Jadi saat itu untuk Quartararo, Morbidelli dan juga Dovizioso, mesin Yamaha M1 yang mereka gunakan adalah mesin 2022, namun secara performa dan kinerja dibuat sama dengan mesin 2021 (performa tetap) dengan alasan jika performa top-end dinaikkan (mengejar top speed) maka mereka mendeteksi potensi mesin yang tidak bisa diandalkan dalam urusan durabilitas dari parts atau hal lainnya.

Nah bagaimana dengan musim 2022 ini? Secara umum mesin Yamaha M1 yang kita bisa lihat paling dekat di test Sepang pekan lalu, top-end power dari M1 sudah keluar. Top speed Quartararo terbukti naik. Semua orang memang memandang ke satu sudut yakni sosok Luca Marmorini dari Marmotors Srl. yang didaulat sebagai sosok yang ditugaskan untuk menjawab tantangan Quartararo soal top speed ini. Sebenarnya hasil dari Marmorini ini sudah hadir di YZR-M1 2022, namun ya itu dia, aspek durabilitasnya masih dipertanyakan pada saat itu.

“Sejak kami mulai bekerja dengan mereka (Marmotors Srl – Luca Marmorini), yaitu setahun yang lalu, kami telah melalui fase yang berbeda. Menurut saya dampak langsung mereka tidak terlalu besar, karena pertama-tama mereka harus memahami di mana kami berada,” kata Jarvis, dalam percakapan dengan Motorsport Spanyol. Pada dasarnya, mesin yang kami miliki di motor ini (tahun 2023) adalah yang seharusnya kami gunakan tahun lalu (2022). Kami menemukan masalahnya di tengah jalan. Tahun 2022 dan kami mendesain ulang di area itu.”

“Apa yang dilakukan oleh Marmotors dengan sangat baik adalah mengingatkan para insinyur kami dan menunjukkan kepada mereka di mana mereka harus fokus bekerja, aspek apa yang perlu mereka perhatikan. Kadang-kadang memberi tekanan pada mereka, kadang-kadang memberi mereka nasihat. Singkatnya, itu memberi mereka perspektif lain bagi kami dalam hal pengembangan mesin.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

20 COMMENTS

  1. mesin disegel sebelum fp1 motogp pertama tahun itu. kecuali dapat konsensi kayak aprilia beberapa tahun kemarin. tahun ini semua pabrikan tanpa konsesi

  2. M1 balikin ke mode screamer patutlh dcoba lagi ,dgn kenalpot panjang termignoni zaman jebot wkwk..kolaborasi dgn marmorini bisa lah topspeed sama ducati imbang walau klep pneumatik..

    • syaratnya elektronik harus bebas dulu, jangan pakai yang versi primitif kayak sekarang, nanti predikat mesin perontok tulang akan jadi milik M1 😂

  3. Kalau honda hobi coba sasis lawas

    Yamaha hobi PAKE mesin lawas wkwkwk

    Di era di mana pembalap dan hasil balapan menuntut mesin yang lebih bisa kenceng ? Hmmm

  4. Hasil test yamama di sepang mengingatkan sama penyakit bawaan shizuka, setelah fokus di peningkatan top speed.

    Race pace yes.
    Top speed wow.
    Time attack / qualifying pace letoy.

    Karena posisi start adalah koentji, maka test portimao akan sangat penting di area yang letoy itu..

  5. Lin Jarvis masih percaya sengan kemampuan I4.
    Dan alasannya pun masuk akal.
    Sejak MM93 cidera bahu parah, I4 berhasil juara dunia 2x dan runner up 2x.
    Sedangkan V4 hanya sanggup juara 1x dan runnee up 1x.
    Musim 2022 mmg menjadi pertunjukan betapa dominannya Ducati dengan mesin V4 nya.
    Tapi jangan lupa, 3 seri terakhir dikuasai oleh I4.

    3 seri terakhir di musim 2022 ini sangat menarik.
    Suzuki terseok2 di awal dan tengah musim.
    Tapi di akhir musim, tiba2 menjadi begitu kuat.
    Kesimpulan sederhana nya, tim Suzuki racing menemukan sesuai di sektor setting motor yg menjadi kunci bangkitnya mereka secara tiba2.
    Tidak pernah diungkap apa yg mereka lakukan, rapi yg pasti itu bukan di sektor mesin karena sdh disegel.
    Dari sisi aerodinamika juga tdk ada update lagi.
    Chassis? Tidak terungkap…tapi kecil kemungkinan Suzuki Jepang mau keluar duit lagi untuk riset chassis setelah memutuskan mundur.
    Kemungkina besar, ada yg mereka temukan pada setting electronic & suspensi.

    Dari fakta2 di atas I4 masih punya banyak ruang untuk melawan V4.
    Dan sangatctepat kalau Lin Jarvis menjawab pertanyaan ttg posisi Yamaha yg menjadi satu2nya pengguna I4 dgn kalimat: “Yamaha menjadi satu2nya yg memiliki keuntungan dan keunggulan I4”

    • Kalau suzuki sih semua juga tau mereka ancur di awal karena apa, pada dasarnya motornya masih sangat kompetitip bahkan maaf, masih sedikit diatas M1 2022. Kalau gk karna quartararo ngampas banget pastinya itu M1.

  6. 2023 ini gak yakin Yamaha bs juara dunia. bahkan bersaing masuk 3 besar sangat susah

    karena Jorge Martin udah matang, Pecco juga semakin matang, Bastia siap merebut mahkota Pecco, belum tim VR46 Yang ternyata mulai terbiasa dengan Ducati

    era sekarang bukan lagi era jaman Rossi pindah ke Yamaha. saat itu motor mesin Konfigurasi V memang terlihat kesulitan berbelok. sehingga mesin inline crossplane cupu aja bisa merajai.

    sekarang elektronik benar2 berperan penting yang tadinya susah belok sekarang jadi mudah dikendalikan. ingat bukan berarti motor mesin V jago berbelok tapi motornya jadi mudah dikendalikan. yang artinya tinggal pembalapnya bs kontrol lebih ke motor untuk bs menaklukan tikungan atau tidak

    maka sekarang dihadapkan syarat motor juara yaitu ya kencang ya bisa dikendalikan

  7. Kata siapa CP4 era awal rossi cupu? di akselerasi dan di straight masih bisa jabanin V4 lain kecuali ducita karna klep desmonya

  8. Mode screamer itu tahun 2001-2003 yg pernah pakai kan Max Biaggi, carlos checa, shinya nakano, dan pas di test sama Rossi 2004 itu mesin terlalu bringas, understeer alias celeng, lap time biasa saja, tapi top end nya bagus

Leave a Reply to jono Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here