TMCBLOG.com – Jujur aja nih, secara umum dari beberapa teman dan kolega Yang sempat kami ajak berbicara mengenai fenomena Kendaraan bermotor Roda dua Listrik, Mayoritas semua kebanyakan Menunggu Pabrikan podusen sepeda Motor yang selama ini membuat Motor ICE untuk hadir merilis EV mereka di Indonesia secara resmi. Ya, Brand Image Merek Jepang memang masih Kuat melekat di hari Konsumen Roda dua Indonesia, sehingga tidak heran masih banyak yang sabar menunggu. Dan salah satu Pabrikan yang terakhir melakukan eksebisi dengan Motor Listrik adalah Yamaha Yang selama lebih dari sepekan Memajang dan mempersilahkan semua orang untuk mencoba sosok Motor Listrik Produksi Massal Yamaha Neo’s

Kami berkesempatan Bukan hanya melihat secara langsung bentuk fisik dari Skuter ini, Bahkan sempat Mencicipi bagaimana Impresi berkendaranya walaupun di area yang cukup terbatas. Hal pertama dari Impresi fisik adalah Bagaimana menurut kami, Yamaha Neo’s ini memiliki memiliki penampakan dan togkrongan yang benar benar proper skutik komuter banget.

Sayang Secara umum Unit Kontrol Motor (MCU) yang dirancang untuk mengekstrak kinerja penuh dari 50.4V/19.2Ah baterai lithium-ion pada Mode STD hanya menghasilkan output daya tertinggi 2,06kW bisa dibilang Mungkin masih terlalu kecil Jika memang tujuannya untuk menggantikan Motor Komuter Yamaha seperti Yamaha Gear.

Speednya itu Loh sob,  masih paling tinggi 40-an km/jam . . menurut tmcblog jika Yamaha Mau Jual Motor ini di Indonesia sebagai pengganti dari skutik entry Level ICE mereka yang merupakan generasi 125, Maka Power dari Motor Listrik harus diupgrade . . Paling tidak, Mungkin Speed 70 km/jam bisa dicapai.

Hal Positif Lain yang tmcblog rasakan saat test Ride adalah Unit Kontrolernya sudah Ok seperti ketika Tuas rem di tekan/ diaktifkan dan Gas di buka, maka Motor Listrik yang tempatnya di hub masih bisa bereaksi. Hal ini penting terutama saat Motor diguankan Bermacet macetan di Jalanan tanjakan.

Beberapa skutik kecil yang dibuat di china memisahkan Pegereman dan Gas. Ketika rem aktif maka Gas tidak dapat memberian respon walaupu dibetot sampai full. Mungkin tujuannya Safety, namun akan bermasalah jika diguankan stop and Go di jalanan menanjak Misalnya.

So Yamaha Neo’s Sudah dapat Point Satu Positif yang membedakan disini. Saat tmcblog pakai, Delivery powernya juga cukup lear, walaupun ketika dipakai sendiri, kombinasi suspensi belakang sepertinya masih terasa agak kaku/ keras.

Secara bentuk Tongkrongan Pokoknya Yamaha Neo’s sudah proper banget. Tinggal Bagaimana Yamaha Menkombinasikannya dengan Harga yang menarik dan Kenaikan power motor Listriknya Biar nggak pelan pelan Banget saat dibawa komuter.

taufik of BuitenZorg | @tmcblog

19 COMMENTS

  1. Masih menaruh harapan di molis konversi, karena bisa banyak membuka lapangan pekerjaan baru. Menginspirasi para penmuda pemudi genius dalam negeri utk bersaing dalam peta persaingan molis. Test dong wak sekali2 hasil molis konversi buat perbandingan

    • Jangan salah walopun top spid max 70 tapi jambakan torsinya yg besar bisa bikin bocil2 pecicilan misal zigzag sakarepe dewe dan itu malah lbh berbahaya sih menurutku.

      Komen di wak haji skrg butuh perjuangan dan kesabaran akibat adanya ranjau benelli dan ranjau kawak.
      Hadeeh

  2. Batubara makin cepet abis jika semua motor dan mobil harus pakai tenaga listrik.
    Yang betul ya berjalan beriringan saja. Untuk cc kecil,harus pakai listrik,untuk cc menengah atas masih pakai mesin bakar.

  3. Kekurangan skuter elektrik China, itu frame alias sasis gak proper, kekurangan skuter Yamaha batang setir kenapa mudah karatan ya

    • Berdesain futuristik aja belom tentu laku.

      Apalagi classic-konvensional. Dengan segala kekurangannya Dijamin jadi bulan-bulanan ICE

  4. 40kpj??? Ga bisa kl mau buru2 jemput sekolah sama nyusul kerjaan…. Motor harus memudahkan pengguna, bukan malah bikin repot pengguna

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here