TMCBLOG.com – Di awal musim, khususnya di dua kali test pra-musim jarang ada orang mau menjagokan KTM untuk bisa memiliki performa menjanjikan di awal musim. Jangankan mendekati Ducati atau Aprilia, dengan Yamaha dan Honda pun sepertinya saat itu mereka seperti berada satu tingkat dibawah setelah memulai musim 2023 dengan perubahan firing order mesin dan tentunya perubahan banyak personel yang umumnya berasal dari Ducati.

Flashback jauh ke tes Valencia 2022, suara awal tentang motor baru dengan firing order baru yang secara tone lebih mengarah ke Ducati, Honda dan Aprilia impresinya sangat positif dan jujur kita semua mungkin berpikir bahwa memasuki KTM 2023 akan memberikan sesuatu yang menjanjikan. Namun pada Sepang dan Portimao test tidak muncul potensi itu setidaknya pada catatan laptime yang direkam. Baru setelah dua seri pertama di Portimao dan juga Argentina nampaknya KTM telah menemukan jalurnya dan bisa bangkit kembali.

Jika kita mulai dengan Portimao kita pasti akan ingat bagaimana Jack Miller tiba-tiba bisa nyodok ke depan dan bahkan memimpin Sprint Race MotoGP pertama untuk satu putaran. Benar-benar membingungkan melihat Jack tiba-tiba di sana bersama para pembalap di depan. Fenomena ini sudah seperti mudahnya membalikan telapak tangan.

Ketika dicecar soal apa kontributor terbesar yang membuatnya tiba-tiba bisa cepat di RC16, Miller menyebutkan bahwa perubahan setup elektronik yang mereka buat adalah faktor terbesar. Jack menyebutkan dua area khususnya yang telah meningkat secara signifikan sejak pertama kali naik ke atas RC-16 : koneksi – feel throttle dan juga engine brake.

Jack menjelaskan bahwa ketika pertama kali berada di atas KTM RC16 ia merasa throttle motor seperti tombol On/Off, tetapi sekarang jauh lebih baik. Banyak orang yakin bahwa ada andil setup baru dari engine brake tidak bisa diremehkan dalam kasus Jack Miller ini.

Sepanjang sejarah MotoGP KTM RC-16 pembalapnya selalu mengerem di limit kemampuan rem dan tidak terlalu memberikan andil kepada engine brake lebih signifikan untuk membantu pengereman dan kestabilan under-braking.

Karakteristik itu membuat KTM sebelum masa Jack Miller harus terus-menerus membalap dengan ban depan yang lebih keras, dan bahkan spek paling keras, yang tersedia selama balapan akhir pekan. Namun di MotoGP Sprint pertama pada hari Sabtu di Portimao, Miller menggunakan soft front dan ia berhasil. Ini adalah terobosan besar bagi KTM karena sebelum ini dengan tidak dapat menggunakan ban depan kompon yang lebih lunak telah menjadi kelemahan mereka selama bertahun-tahun.

Dulu hal ini menghambat mereka dalam kualifikasi dan juga balapan khususnya ketika mereka masuk ke trek di mana suhunya rendah atau kompon ban yang lebih lembut lebih cocok dengan karakter dari sirkuit.

Terobosan yang di sisi penggunaan ban dengan kompon lebih lunak ini sepertinya akan membuat KTM akan lebih kompetitif lagi mulai seri ketiga di USA dan seterusnya. Namun apakah hal ini soal setup elektronik baru terutama di engine brake doang?

Ternyata nggak, KTM juga menemukan sesuatu dengan geometri motor mereka. Baik  oleh Miller dan juga Binder menyebutkan bahwa perubahan geometri dari RC16 di Portimao menjadi lebih rendah memberi mereka stabilitas dan kemampuan membalap yang jauh lebih baik. Secara detil Jack Miller menyebutkan bahwa mereka menurunkan motor, yang kemungkinan mengacu pada ketinggian pengendaraan baik di depan atau bahkan di belakang juga.

Yang cukup menarik adalah ketika bertemu dengan seri kedua di Termas de Rio Hondo, Argentina, pada umumnya semua pabrikan akan me-setup dimensi dan geometri motor jadi lebih tinggi untuk mencoba menemukan grip, terutama pada karakter aspal Termas yang terkenal banget rendah gripnya.

Namun Jack Miller dengan berani menentang arus kebiasaan tersebut. Dengan mengaplikasikan setup geometri Portimao dimana motornya yang lebih rendah, Miller merasa lebih nyaman di atas motornya lagi. Ini pertanda positif dan memunculkan potensi bahwa Jack telah menemukan base-setup geometri dari RC16 2023.

Brad Binder yang memenangkan Sprint Race seri Termas menyebutkan manfaat yang serupa dengan Miller, mengatakan bahwa motornya terasa lebih stabil setelah perubahan geometri yang menjadi masukan team Miller dan memberinya grip mekanis yang lebih baik. Brad juga mengatakan dia dapat mengail lebih banyak tenaga dan mampu untuk membalap dengan cara yang lebih ‘normal’.

Semenjak Mencoba pertama kali RC16 di Valencia, Jack Miller tidak pernah merasa negatif terhadap motornya secara umum. Bisa dibilang masalahnya di awal cuma ada pada sensitifitas throttle kala itu yang ternyata bisa dicarikan solusinya dengan setup algoritma dari software Magneti Marelli yang diutak-atik oleh departemen elektronik KTM  factoryyang saat ini dikomandoi oleh bekas tangan kanan Gigi Dall’Igna di sektor elektronik Ducati dulu –Fabiano Sterlachini.

Secara keseluruhan, KTM telah memperoleh keuntungan besar sejak kedatangan banyak eksodus SDM dari Ducati yang berlabuh ke pelabuhan mereka. Dalam kurun waktu 5 bulan terakhir kita bisa melihat bagaimana Jack Miller mungkin bisa disejajarkan sebagai salah satu dari sosok pembalap yang punya jiwa dan karakter developer yang kuat.

Selain itu setelah Sterlachini, jika kita berbicara tentang kepala krunya Christian Pupulin yang dibawa Jack bersamanya ke KTM dari Ducati dan tentu saja andil Alberto Giribuola yang mungkin saja membawa beberapa rahasia teknis setup mesin V4 via pengalaman profesional mereka ketika di Ducati yang memungkinkan KTM untuk membuka sedikit lebih banyak kinerja performa dari RC16 mereka. Jujur kami jadi benar-benar kepo untuk melihat lebih lanjut seperti apa sepak terjang KTM RC16 spek 2023 di CoTA, Jerez dan sirkuit sirkuit lainnya pada musim yang super hectic ini . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

6 COMMENTS

  1. memang cukup mengejutkan sih, setidaknya di 2 awal seri ini cukup membantah anggapan kalau Miller masuk KTM sama saja membunuh karir MotoGP nya,

Leave a Reply to SolSepatuu Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here