TMCBLOG.com – “Saya sudah mencoba segalanya,” katanya kepada Canal+ saat Interview TV . “Sayangnya bukan itu yang saya harapkan. Kecepatannya ada di sana, tapi saya mencoba untuk mendorong Limit saya sedikit lagi. Kami memiliki masalah yang sama di ban depan, di mana saya tidak bisa mengerem seperti biasa. “

Quartararo start dari Posisi 13 Namun ia berada pada posisi 8 sebelum mengalami Crash di sisa 4 Lap terakhir . . ini jelas sebuah peningkatan Posisi yang lumayan Bagus, namun selain start yang cepat Quartararo percaya bahwa kenaikan posisinya lebih disebabkan oleh pertarungan para pembalap di depannya, yang menghabiskan waktu, daripada kecepatan yang baik di M1. “Saya berhasil melewati Aleix Espargaró, Maverick Viñales dan Álex Márquez karena mereka bertiga berjibaku. Jika nggak, saya tidak akan bisa melewatinya dan saya tidak akan bisa melakukan tiga lap tercepat.”

Setelah sembilan balapan (lima sprint dan empat Grand Prix), Quartararo hanya menempati posisi kesebelas di kejuaraan dan hanya memiliki 40 poin. Pembalap Yamaha itu tertinggal lebih dari 50 poin dari pemimpin klasemen Pecco Bagnaia. Secara umum, Juara Dunia 2021 itu masih memiliki kesempatan terakhir untuk bersinar di kandang sendiri dengan balapan hari ini, namun tingkat kepercayaan dirinya belum bisa dikatakan tinggi setelah performa sprint race Sabtu kemarin

“Saya tidak akan mengatakan saya percaya diri karena kami telah mencoba banyak hal dan tidak ada yang berhasil secara positif,” sesalnya. “Tapi kami harus bekerja dan menemukan solusi secepat mungkin. Setelah balapan ini kami akan memiliki waktu tiga minggu, tapi sayangnya, sebagian besar masalah kami adalah Power. Hari ini, satu-satunya area menyalip bagi saya adalah tikungan 4. Untuk semua orang yang lain, kurang lebih, tenaganya cukup. Untuk yang lainnya, kurang lebih, bisa di tikungan 3, 8 dan 9”.

Seperti agak hopeless dengan Yamaha M1, Quartararo mencoba mengekang rasa frustrasinya: Saya telah memutuskan untuk tidak marah lagi, karena ini adalah situasi yang kami hadapi. Sayangnya, saya memiliki mental pemenang, tetapi sekarang kami tidak dapat berjuang untuk podium. Saya tahu bahwa bahkan jika saya berhasil melakukan putaran yang bagus hanya satu putaran sebelum crash … Sayangnya begitulah yang terjadi. Tetapi untuk saat ini, daripada berjuang untuk tempat kesepuluh, saya lebih memilih untuk mencoba dan memberikan segalanya. ” – @tmcblog

27 COMMENTS

  1. Taro jangan marah-marah… Takut nanti lekas tua…. Yamaha setia timnya.. Takkan pernah mendua… Dari jutaan bintang… Taro paling gemerlapan…

  2. 1. Join development Yamaha dan Honda.
    2. Salaman dulu FQ dan MM, karena sekarang musuh mereka adalah rider lain.
    3. Kurangi ego, optimalkan yg ada. Raih semaksimal mungkin tanpa rebahan.

  3. Yg udah pernah ngicipin manisnya juara pastilah rasa frustasinya itu lebih besar daripada rider2 biasa,wajar
    Asal pelampiasannya jangan ke hal buruk aja

  4. Kebanyakan bete, ngambek ngaruh ke mental. Motor emang bapuk, tapi kalo diturutin mood jelek jadi ambyar

  5. Dari sprint race lemans benar kata bang hohehoheho “Márquez masih pembalap terbaik di grid motogp saat ini”

    • kalo dari apa yang diungkapkan petruxx, mesin duc gp23 bner2 sangar sih.
      tapi IMHO keliatannya dari FP dan sprint, rcv dan desmosedici engga timpang jauh,
      skitar +- 7kpj paling, atau emang sirkuitnya yg tdk ngijinin umbar top end.
      race skrng bner2 bukan ttg adu drag di straight melainkan ttg strategi, manajemen ban, speed keluar tikungan dan kestabilan pengereman plus mental rider

  6. marah dan mengeluh adalah cara yg ampuh untuk menutupi ketidakberdayaan🤭
    tetap semangat Mr.Fabio💪

  7. Sekarang semua pembalap di grid motogp ingin mengendarai ducati. Skil pas pasan asal pake ducatipun bisa di papan atas. Sekarang era gak ada pembalap alien adanya motor alien (motor yg dapat keistimewaan dari panitia)

  8. Yo ngono, tetap kepala dingin, sabar, biar bisa enjoy balapannya
    Apa untungnya marah marah, Yam ya tetap begitu aja, adem ayem meskipun kamu marahin😂

  9. Wajar sih marah, karena Fabio memikul beban berat sebagai sembalap utama yamaha dan harapan pabrikan jepun untuk membendung pabrikan eropa. Beda dengan Frankie…

  10. dulu taro hampir tidak bisa naik posisi jika start dari belakang, sekarang sudah bisa berjibaku dengan motor lain memperebutkan posisi yg lebih baik, menurut saya pengembangan M1 tidaklah terlalu tersesat tapi memang belum sempurna saja. Ya tinggal membenahi area motor yang yg sekarang menjadi kelemahan.

Leave a Reply to Wikoji Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here