TMCBLOG.com – Saat mendengar informasi dari MotoGP Track-Reporter – Simon Crafar – pada akhir pekan balap yang lalu di GP ke 1000 Le Mans diperoleh informasi bahwa Marc sempat mengatakan bahwa antara sasis desain HRC yang menurut beberapa sumber di sub-con manufakturnya ke TSR dibandingkan dengan sasis KALEX pada dasarnya tidak banyak perbedaaan jika dilihat dari performa semisal overall laptime, namun Marc pada dasarnya ingin terus memakai sasis ini karena memang melihat ada beberapa keuntungan kecil, selain ia memang baru sekali itu mencoba solusi ini semenjak absen di Jerez Test.

Didasarkan atas keinginannya untuk mengeksplorasi lebih banyak sasis buatan perusahaan asal Jerman ini, di GP Perancis Marc meminta HRC untuk membenamkan kedua RC213Vnya dengan sasis Kalex semenjak latihan bebas pada hari Sabtu sampai selesai balapan utama di hari Ahad dan kemungkinan besar akan terus menggunakannya di Mugello tiga pekan mendatang.

“Tentu saja perbedaan sasisnya (antara Kalex dengan sasis sebelumya) kecil, dan itu sedikit membantu. Tapi itu (Kalex) bukan solusinya. Mir menggunakan sasis, dan Mir adalah juara dunia, dan anda melihatnya kesulitan, dia berada di belakang [timesheet], dan dia crash lagi.”

“Jadi kami perlu mengubah sesuatu untuk masa depan, menjadi lebih kompetitif, menjadi lebih aman, karena setiap tahun, pembalap Honda berada di peringkat atas soal crash. Bukan hanya saya. Mir jatuh 4 atau 5 kali di Jerez, sekarang di sini lagi 3 kali. Jadi kami harus terus bekerja dengan tim untuk berkembang.”

“Tapi anda mengenal saya, dan Anda tahu gaya saya… Jika seseorang menyalip posisi saya, saya akan mencoba mengambilnya kembali. Saya seorang pejuang. Tapi kemudian anda (Marc) akan berada di limit. Saya alami crash di tikungan 7, tapi kecelakaan itu dimulai di tikungan 6. Karena saya mengalami ‘shaking’ yang hebat di tikungan 6, karena motornya banyak bergetar di semua sisi saat berakselerasi.”

“Kami tidak perlu menganalisis lebih jauh, kami hanya perlu memperbaikinya, karena itu adalah masalah utama yang selalu kami miliki. Jadi alasan kenapa saya crash di tikungan 7. Benar saya jatuh, tapi saya sangat menikmatinya, saya berkendara dengan baik dan merasa nyaman dengan motornya.”

“Memang benar saya kalah di mana kami kalah – di trek lurus, top speed, akselerasi, di area traksi roda. Tapi kami mengendarai dengan cara yang sangat baik. Ini sangat, sangat penting. Sayang sekali, pada akhirnya, setelah semua pekerjaan itu kami tidak mendapatkan hasil yang baik.”

“Tapi kami menunjukkan kepada semua orang bahwa kami ada di sana. Sekarang saatnya menganalisis, terus bekerja, dan menjadi lebih baik di Mugello. Saya tidak menyesal dengan hasil ini, saya senang. Memang benar saya ingin menyelesaikan balapan.”

“Tentu saja aku meminta beberapa parts baru, dan meminta untuk memperbaiki titik lemahnya, tapi keputusan itu tidak ada di tangan saya. Apa yang akan saya lakukan adalah bekerja keras selama 3 minggu ke depan untuk berada dalam kondisi [fisik] yang baik untuk Mugello.”

Setelah berhasil mengakhiri Sprint Race Le Mans di urutan kelima, Marquez sempat mengatakan bahwa akhir pekannya di Perancis secara keseluruhan adalah hal yang dia butuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya kembali, “karena ketika anda berada di momen yang begitu sulit, sulit untuk percaya pada diri sendiri,” ujar Marquez. Rider unggulan Repsol Honda Team ini pun belum pernah menyelesaikan satu pun race grand prix di tahun 2023 setelah sebelumnya mengalami kecelakaan di GP Portugal yang bikin dia harus absen selama tiga seri karena cedera tulang jempol jari tangan. @tmcblog

28 COMMENTS

    • MM hanya perlu dua hal, pole position dan seorang dengan motor kencang juga tentunya yang bisa membantu menghalau atau memperlambat para ducati/ktm/aprilia menyalip dia demi gelar berikutnya..

  1. Marc dengan Rcv gen sebelum 2022 mirip seperti Stoner 2007-2009. Di mana nyaris hanya dia seorang yg bisa menaklukkan motor, dan di saat yg sama motornya masih salah satu terkencang di grid.
    Lalu Marc dengan Rcv terbaru ini rasa-rasanya mirip seperti Vale periode awal di Yamaha. Dengan motor yg lebih inferior keliatan bgt fightnya. Enak bgt ditonton.
    Bisa dibilang mirip bgt periode gelap tahun 2006 Vale. M1 chattering di mana2, akselerasi tetep kurang ganas, cornering kurang yahud, dst. Pure skill yg jadi andalan.

    Imo, dengan Markes yg agak sehat gini, tontonan jadi tidak terlalu fokus ke pertarungan teknologi. Syukurnya sampai bikin inget jaman2 Vale dulu, lalu dilanjut era Lorenzo, Pedrosa, Simoncelli, dkk. Kalo ngomongin ngesot2nya era 2 tak kejauhan, pun sy ga terlalu inget detail. Ehe.

  2. Tapi kemaren Honda bisa sadis ditekuk tekuk Marquez sih hehehe, cuma emang udah mentok ja, lawannya masih ngeluarin 70% kemampuan

    Setidaknya DORNA berhasil banget meredam hegemoni Marquez dan Honda di era 2013-2019
    Ducati 8 orang belum terlalu dominan seperti Rossi dan Marquez, masih ada peluang lah panggungnya, sebelum di eksekusi Aprilia dan KTM, paling ngandelin Acosta KTM kedepannya

  3. Wkwkw begitu mm93 kembali di grid kelihatan pembalap lain 2-4 level dibawahnya, nunggu alien setelah era Marc berakhir sepertinya masih lama

  4. Pemilihan kata kata nya bijak banget,
    Jatuh ga nyesel ga nyalahin ini itu..

    Kelihatan beda kelasnya markes ini dibanding pembalap lain

  5. Motor hon2 ketutup sama skill alien marc.
    Wak ada gosip tuker guling marc sama acosta bener apa bener tuh.
    Marc ke katiyem acosta ke hrc 2024 nanti

  6. Sebenernya kayak marq pas race kemaren itulah yang bikin dia bisa bikin motor juara. Dia berani ngepush sampe limit entah di practice maupun race agar tim nya bisa melihat titik lemah motor tersebut, dan terbukti kemaren ketidakstabilan pas akhir2 race yg bikin gabisa bersaing

  7. ini sasis sdh sprti era kejayaan markuez.. d buktikan dgn pemilihan ban dpn hard oleh markuez dmn mayoritas grid mmilih ban lbh lunak.. muaranya tntu saja mengeksplorasi kekuatan braking yg d miliki markuez.. tinggal mlihat kedepannya gmn..

  8. sebenarnya juga ada brad binder yang skilfull, sayang gak bisa selalu didepan. jadi kurang diperbincangkan. apalagi die outsiders ngeropa

  9. Pinjem mesin Ducati ato beli mesin GSXRR menurut gw solusi realistis wkwkwk

    Bahkan kalo bisa, pinjem aje RC Austria warna udh sama orange inih yekan tinggal orderin rangka ke Kalex jadi dah RC versi sendiri.

  10. Honda harus update sisi aerodinamikanya, masi kurang downforcenya. Minimal contek ktm atw ducati. In uda kaya modelan f1 siapa bisa memanfaatkan sisi aero nya dgn baik, bisa jadi pemang. Motor eropa mau koreksi handling mereka tinggal ubah aeronya, lah pabrik jepang mau koreksi handling malah ubah sasis(terbagi 2 fokus pengembanganya), lihat mereka tersesat. maybe🤣

Leave a Reply to Si Akang Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here