TMCBLOG.com – Menarik melihat postingan jurnalis wanita asal Hongaria – Niki Kovac dimana ia sempat memperlihatkan list poin championship main race (tanpa Sprint Race) sampai seri ke-5 atau setelah MotoGP menyelesaikan 1/4 musim 2023 ini dimana Bezzechi memimpin dengan 76 poin sementara Pecco ketinggalan 26 poin dari adik seperguruannya dari padepokan Tavulia tersebut.

Secara umum dari 5 kali balapan utama Pecco cuma dua kali menorehkan poin dan kedua duanya dengan kemenangan alias 25 poin “Kami menunjukkan bahwa kami selalu di depan, selalu jadi salah satu yang paling kompetitif, dengan kecepatan tertinggi. Namun, saya memimpin kejuaraan dengan [hanya] satu poin,” kata Bagnaia membuka penjelasannya kepada jurnalis.

“Setiap kali saya berpikir untuk tenang atau menunggu sebentar, saya melakukan kesalahan atau saya jatuh seperti [Le Mans] karena orang lain atau sesuatu yang lain. Ini adalah sesuatu yang harus saya pahami. Saya beruntung ada balapan Sprint sekarang karena jika tidak, saya sudah tertinggal,”

“Tanpa balapan Sprint Race saya akan sangat tertinggal, dengan 50 poin. Saya memiliki 44 poin hanya untuk balapan Sprint dan ini sangat membantu. Tahun ini cukup jelas bahwa kami selalu di depan, kami selalu memimpin dan pembalap lain [berfluktuasi] dalam hal performa.”

“Tapi bertahun-tahun yang lalu, tidak mungkin memimpin kejuaraan [dengan tiga DNF dalam sepuluh balapan] karena [empat] pembalap yang sama selalu berada di depan dan satu kesalahan dapat merenggut gelar. Jadi MotoGP sudah banyak berubah.”

9 COMMENTS

  1. Wkwkwk Jarwo bisa urutan 2 dong! kalo tanpa sprint race, menunjukkan sangat gak konsistennya para kontestan juara dunia awal musim ini

    • Ya musim lalu kan pecco jga gitu ampe bisa ditinggal 90 poin cmiiw sama taro. Cuma mgkin taun lalu alesan motornya yg puter balik gegara versi finalnya si pecco kaga suka itu kan

  2. apa pun itu, Sprin race emang seru sih. Lagian, kalau dari segi kecepatan, emang Pecco kayak nya udah di posisi paling Top awal musim ini. Cuma ya itu, inkonsistensi, dan kadang terlalu ngotot. Mungkin, kalkulator dia baru diaktifkan setelah jeda pertengahn musim kayak 2022. Atau mungkin, emang faktor pressure dari Ducati Corse yang emang pasti cukup tinggi.
    Cuma, sayang aja, kalau sebagai Top rider tahun ini, ngg bisa mempertahankan gelar juara dunia nya, cuma karena Tekanan dan kehilangan kalkulator. Dia mesti fokus sebagai mana saat dulu perebutan juara moto2 sama tahun 2022.
    Karena tahun depan, Honda mungkin bisa bangkit, KTM akan semakin matang, dan Bezzecchi pasti lebih jago lagi. Dan ancaman dari enea masih ada di dalam garasi dia.
    Secara pribadi, greget juga sejak zaman Stoner, apa bener yang make no. 1 ngg bisa jurdun berturut turut, wkwkwkkkkk.

  3. Gara2 sprint malah bikin tim kurang data buat menyiapkan motor buat race karena Practice nya dikurangi banget, akibatnya jadi banyak blunder/kesalahan yg berakibat fatal akhir2 ini

Leave a Reply to Centenario Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here