Sunday, 22 December 2024

MotoGP dan WSBK Butuh Regulasi Bobot Gabungan Pembalap & Motor

TMCBLOG.com – Mantan Direktur Teknis WorldSBK Scott Smart yang digantikan posisinya mulai 2023 oleh Ludovic Reignier buka suara soal regulasi bobot kombinasi yang mengatur besar dan batas nilai bobot keseluruhan pembalap dan motor. Walaupun selama ini tidak ada riak-riak komplain dari pembalap dan pabrikan soal kombinasi bobot ini di MotoGP, Namun Smart mengatakan baiknya regulasi yang membatasi kombinasi bobot pembalap – motor ini dihadirkan di ajang WSBK dan MotoGP.

Ducati Panigale V4R tahun 2022-2023 memang punya performa yang paling efisien dan paling kencang. Bisa dikatakan V4R adalah paket paling kuat di jajaran Superbike homologasi SBK 2023. Namun sebelum ini, khususnya di WSBK pembalap seperti Scott Redding, Jonathan Rea dan Toprak Razgatlioglu tidak merahasiakan ketidakpuasan mereka dan menginginkan agar WSBK memiliki keseimbangan yang lebih baik dengan cara mengimbangi mereka yang terlalu ringan.

“MotoGP dan SBK bisa dibilang hanya dua seri di motorsport profesional yang tidak memiliki bobot gabungan.” Begitu Scott Smart mengatakan kepada Crash.net. “Saya bertanya kepada beberapa orang: Anda ingin pembalap paling terampil menunjukkan kualitas mereka satu sama lain. Atau apakah menginginkan agar mereka tidak dapat melakukannya karena lebih berat?”

“Ada pabrikan yang tidak mau (Ducati, red) dan karena itu [wacana ini] diblokir (mandek). Bautista adalah pembalap yang fenomenal, ada dua-tiga pembalap lain yang sama bagusnya jika tidak boleh dikatakan lebih baik (dari Bautista) di zamannya. Mereka luar biasa, selalu di tepi batasan motor. Dapat dikatakan bahwa tidak tepat untuk menghukum pengendara karena dia lebih ringan, tetapi juga tidak tepat untuk menghukum pengendara yang lebih berat.”

Saat ini, WSBK dan MotoGP memiliki regulasi batasan bobot minimum yang hanya menyangkut sepeda motor: 168 kilogram untuk motor turunan produksi massal (WorldSBK) dan 157 kilogram untuk prototipe (MotoGP). Apakah dengan angin permintaan perubahan ini juga akan menghasilkan perubahan signifikan terhadap regulasi WSBK atau mungkin MotoGP mulai 2027 nanti? – @tmcblog

41 COMMENTS

      • bukan soal fans ini itu ya, logikanya kalo bobot kombinasi diterapkan di balapan sepeda motor berarti yg punya berat badan ringan jadi bawa motor yg lebih berat dan yg punya berat badan lebih berat jadi bawa motor yg lebih ringan. kalo diterapkan di balapan drag race oke lah. lah kalo di wsbk dan motogp kan harus dibawa rebah kalo nikung.

        • Klo punya bobot ringan ya makan yang banyak biar gendut…. Hahaha, lihat saja film luar aktornya bisa menyesuaikan aturan sekenario…. Hahaha

        • Kenapa khawatir dibawa rebah? lah kan sudah ada itungan insinyurnya. Pembalap harusnya jg sudah skillfull, mengantisipasi bobot kendaraan.

    • Wajar regulasi akan mengikuti kemauan dia kok,dorno kan condong. Masak event dirajai jepun melulu. Harga sj lgsg ngikut regulatornya..klo bobot begini ya nggu 2027. Jumlah starter motogp lgsg 8 pembalap dgn berbagai alasan yg aneh.

  1. Kesannya diskriminatif,giliran ad pembalap yg ringan mendominasi ,baru deh d usulkan. Kemarin2 kmn z? Pedrosa g bs wilcard lg dong? Kemarin bautista waktu d honda wsbk gatot g ad yg koar2,apa ini akal2 an buat membendungnya? Sungguh tidak fair bagi pembalap mungil tp tidak cacat apapun.

    • Sebenarnya lebih karena kejomplangan performa motor karena ada yang kena sunat rpm dan ada yang gak, kalo aturan rpm dan bobot kombinasi bisa adil, ya gak bakal jomplang. Minimal kalo emang gak mau bobot kombinasi ya jangan batasi rpm suatu pabrikan.

    • Bisa tambah beban beberpa kg blh ikutlah. Ini lebih karena regulasi rev juga. Serta pembebasan aero. Harga juga banyak

      • Salah satu keputusan dorna yang terlihat sangat memihak ducati itu kenaikan harga maximal 1 motor standar untuk digunakan wsbk yakni 44.000 euro yang sebelumnya 40.000 euro. Sementara harga ducati V4R versi terbaru itu 43.990 euro cuma beda 10 euro dari batas yang ditentukan

        • Dadakan pulak,,salah satu ciri konspirasi theory itu..makin disanggah ..makin keliatan benernya..wakakaka

  2. Saya rasa 2027 akan diterapkan,brarti biar jurdun setara kawasaki dlu hehe..regulasj dagelan ngikut miring ke……

  3. padahal masing2 ada kelebihannya sendiri. kalo pembalap yang berat harusnya lebih gampang ngendaliin motor karena ototnya lebih gede, fisiknya lebih kuat. cukup berat motor aja yg dibatasin. sisanya biar pembalap yang atur gmn fisik yang cocok buat motornya.

    • Gak juga…orang ringan klo ototnya kenceng kyk pedrosa biasa saja bawa motornya. Malah emang punya keuntungan…selain aero krn kecil bisa melesat,bobot ringan bisa lbh kencang jg akselerasi bahkan hemat ban.

  4. Setelah didepak bisa blak2an,
    Yah MSMA harus punya suara bulat kalo mau menetapkan regulasi, itu yg membuat sulit,

    • Nah ini yang bikin males, sedangkan di F1 gak perlu itu, jadi regulasi bisa berubah ggak harus nunggu beberapa tahun, kayak semisal regulasi F1 di 2017, 2018 yang sempet berubah2 gegara shark fin, 2019 berubah di area moncong depan yang jadi lebih simpel.

  5. Kayanya ga asyik pake keseimbangan bobot.. Lebih baik kembalikan penggunaan ecu masing2 pabrikan, kembangkan aerodinamis (bebas mau atau tidak pake sayap2an asal dibatasi panjang dan lebarnya biar ga mengganggu), penggunaan ban jangan 1 merk..

  6. Klu ECU di bebasin ‘n ban bebas memilih ya Ducati gak bisa juara dunia lagi, Yamaha atau Honda pasti juaranya 😄😄😄

    • soalnya motogp sama wsbk itu kelas tertinggi, harus pake motor terbaik yang jadi acuan kemajuan tekhnologi. akhirnya pabrikan mau riset bikin motor yang enteng tapi kuat

      • Lah..kalo balap motor kasta tertinggi ya minimal maximal lepas Single ECU dulu boss..kalo ban bolehlah single supplier..
        kalo alasan klise neken biaya mah …ngga terbukti tuh..
        Ducduc masih menikmati tekhnologi VW group wakakak..
        sepertinya kalo batasan2 dilonggarin dikit ..mantap surantap tuh powered by Honda-nya Redbull F1 pindah ke HRC

        • Lah buktinya sampe skrg ga ada pabrikan baru yg mau gantiin Suzuki. Alesannya masalah uang. Apalagi kalo pake ecu inhouse, makin pada males ikut

          Lagian skrg juga udah ga ada pabrikan yg ngambek gara2 ecu

  7. Harusnya ini aturan easy implementasi nya. Gak perlu drama
    Berat motor kosong minimal
    Berat rider+gear minimal
    Kurang = ballast

  8. kurang adil jg kalo ditambah ballast, ntr pembalap kecil jd bawa motor berat, agility mereka aja dah gak lebih baik dibanding dibanding dengan pembalap yang bert jika bawa motor yg sm. kalo drag bike okelah dia cuma lurus, misal ada regulasi berat soale dia cm lurus

  9. Padahal rider berat dan yang lebih ringan punya kelebihan masing-masing, misalkan bobot kombinasi berlaku bukannya nanti rider yang lebih ringan dirugikan ya ? karena harus handle motor lebih berat dengan tubuh lebih kecil dan ringan.

    • Kesepakatan lah….brapa titik tengah bobot harusnya. Disini bkn hanya yg ringan akan lbh melesat tapi ban jg hemat drpad yg berat. Klo bobot sdh setara. Skill dan power setup itu menentukan.

  10. Ga pernah setuju sama regulasi bobot kombinasi, begitu juga regulasi pembatasan RPM. dari pandangan awam gw aneh aja motor balap dipakein ballast karena bobot ridernya keentengan, sama anehnya ngelimit RPM padahal itu mesin masih mampu teriak lebih. Lebih aneh lagi ngeliat perubahan regulasi batas harga motor homolgasi yang dadakan sih wkwk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP