Tuesday, 12 November 2024

Layak-kah Pabrikan Jepang Diberi Konsesi MotoGP?

TMCBLOG.com – Dua pabrikan Jepang tersisa di pentas MotoGP yakni Honda dan Yamaha -sedang berada dalam kondisi lemah saat ini di pertengahan musim 2023. Honda tertinggal 196 poin dan Yamaha tertinggal 203 poin dari pabrikan pemimpin championship : Ducati. Peta kekuatan MotoGP memang suka tidak suka sedang bergeser ke arah benua biru semenjak musim 2022, walaupun sebenarnya gelagat itu sudah mulai muncul ketika Ducati mulai merubah strategi dan sudut pandang mereka dalam hal pengembangan motor maupun sumber daya manusia di tim. Momen titik balik itu tak ayal adalah ketika sosok Gigi Dall’Igna hadir pasca era gagal total Ducati dengan Valentino Rossi yang . . . memang secara umum berbarengan dengan era Marc Marquez !

Gigi dan Ducati mulai dari Blank Paper, berbarengan dengan itu Honda memiliki banyak ruang untuk mengembangkan performa tanpa harus banyak memikirkan balance, handicap dan kelemahan Honda RC213V karena ada sosok baby alien saat itu yang bisa menutupi kelemahan-kelemahan tersebut. Setali tiga uang ketika sosok anak muda Prancis – Fabio Quartararo hadir di box pabrikan garpu tala, banyak hal yang jadi kelemahan Yamaha M1 yang bisa ditutupi secara apik oleh talenta exceptional sosok el-Diablo.

Terlepas dari kemenangan Rins di CoTA yang merupakan buah dari banyak faktor eksternal dari RC213V, secara umum paket motor terbaik saat ini adalah Ducati, KTM dan Aprilia. Pasca CoTA, Honda kembali ke habitatnya, kesulitan . . . bahkan hanya untuk lolos langsung ke Q2 di sesi pra-kualifikasi Jumat. Banyak orang di paddock dan di luar paddock khawatir bahwa penurunan daya saing ini bisa berimbas pada penurunan komitmen dua pabrikan Jepang untuk tetap terus bertahan di MotoGP. Pabrikan Jepang itu sulit ditebak, ujug-ujug bisa mencabut komitmen secara keseluruhan seperti yang sempat diperlihatkan Suzuki pada tahun lalu. Dan sepertinya gelagat ini tercium oleh Dorna selaku promotor gelaran MotoGP . .

Dorna sepertinya mulai menyadari pentingnya untuk memulihkan keseimbangan antar pabrikan yang berkompetisi yang mungkin sadar atau tak sadar karena regulasi dari regulator sendiri lah yang membuat arah pengembangan pabrikan Jepang ‘terhenti’ di satu hal dimana hanya untuk memberikan ruang dan waktu kepada pabrikan Eropa kala itu untuk mensejajarkan diri dengan Honda dan Yamaha . . Misalnya seperti penghentian penggunaan ECU dan software in-house.

Sepertinya Dorna menyadari bahwa skenarionya sudah bablas, pabrikan yang awalnya ingin mereka bantu telah menemukan pengembangan yang bahkan memiliki daya akselerasi riset yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Pabrikan Jepang memang sudah mulai open mind, tapi belum mengakar dan akan butuh waktu lama untuk bisa catch-up. Tampaknya ada sesuatu yang bergerak untuk mendapatkan keseimbangan kembali ini.

Jika kita ingat Dorna mengeluarkan banyak jalan regulasi penyeimbangan, sebut saja dengan hadirnya kelas CRT lah, kelas Open lah sampai mereka menemukan resep mujarab dengan sistem konsesi yang berlaku sampai sekarang. Saat ini semua pabrikan sudah dalam posisi non-konsesi dengan Aprilia menjadi yang terakhir menghilangkan keunggulan ini melalui hasilnya. Podium 2022 Honda dengan Espargarò dan Marquez, dan kemenangan Rins di Austin tahun 2023 ini, secara regulasi tidak akan memungkinkan agar konsesi diberikan ke Honda di akhir musim 2023. Podium Quartararo di Austin juga menghilangkan kemungkinan ini untuk Yamaha.

Oleh karena itu Dorna – seperti dilaporkan oleh Speedweek – telah secara un-official meminta Ducati, KTM dan Aprilia untuk memberikan konsesi kepada Honda dan Yamaha. Sepertinya ada semacam ketakutan seraya upaya untuk menghindari risiko jika kedua raksasa Jepang tersebut benar-benar memutuskan untuk menurunkan level komitmen mereka di MotoGP. Jika Dorna ingin melakukannya, itu artinya mereka harus merubah atau minimal memodifikasi regulasi konsesi.

Massimo Rivola dari Aprilia menanggapi dengan jelas tentang masalah konsesi untuk Jepang: “Mereka tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan ‘konsesi’, jadi kami tidak akan menerimanya.” . . Sementara itu Ducati melalui Direktur Ducati Corse Gigi Dall’Igna pun telah memberikan opininya. “Membantu tim dalam krisis memang benar, tetapi harus dilakukan dengan adil, karena mencapai sejauh ini membutuhkan pengorbanan dari Ducati dan ini harus diakui. Kami memiliki kejuaraan yang spektakuler, di mana yang terbaik selalu menang.” ujar Gigi.

Kalau opini Rivola sangat jelas, namun opini Dall’Igna memang terlihat agak sedikit ‘bersayap’. Mungkin saja maksud opa Gigi adalah kita harus menemukan cara bagaimana momentum negatif pabrikan Jepang tidak boleh dianggap sebagai tanggung jawab MotoGP secara keseluruhan.

“Saya pikir hal itu (kondisi krisis pabrikan Jepang) bukan masalah kejuaraan. Sejujurnya, kita memiliki kejuaraan yang luar biasa dan spektakuler dengan balapan yang hebat. Saya bangga bekerja dalam kompetisi seperti ini. Sangat sulit untuk sampai ke sini, dengan pengorbanan bertahun-tahun yang dilakukan semua orang di dalam pabrikan dan ini perlu diapresiasi. Semua ini tidak bisa hilang di tahun-tahun mendatang, karena kemungkinan konsesi yang akan terlalu menguntungkan pihak lain”. Begitu Gigi menutup opininya. Lalu bagaimana menurutmu, layak-kah parbrikan Jepang diberikan hak konsesi sebagai jalan instan dari upaya equalizer?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

122 COMMENTS

    • sekalipun pabrikan eropa setuju jepang dikasih konsesi, belum tentu pabrikan jepang mau. ya siapa tahu itu dianggap penghinaan buat mereka hehe
      katanya suppo pabrikan jepang masih punya budaya malu & ego tinggi waktu suzuki ingin buru2 lepas konsesi

      • Sayangnya waktu ducati di beri konsensi sama duo jepang ducati gak malu.. Apa karena gak punya malu atau emang lagi malu – maluin hasil balapanya.

  1. G ada Rossi , g ada Markez , Honda, Yamaha dikebiri . 4 Brand dan personal Brand itu membawa fans yang banyak.ke MotoGP , motogp jelas makin sepi

    • Nah masalahnya ada ego pembalap di sini. Kalo bisa podium ga mungkin mau dilepas. Kaya saat kita tau Aprilia bakal kaget klo tbtb lepas konsesi tapi pak erte sabodo teuing kapan lagi bisa podium banyak

  2. kok aku lebih senang duo jepang go out yaa…
    bener2 bikin exhale inhale, memang perjuangan ducati harus diapresiasi tp kalo dengan cara penyeragaman ecu kayaknya nda all out aja dianggap perjuangan dengan cara kurang ‘lurus’ seperti itu

  3. di WSBK juga setali tiga uang, bakalan bosenin kalo yg didepan itu-itu aja, udah waktunya paket motor prototipe “dibatasi” baik dari segi performa maupun cost yang dikeluarkan

  4. “Misalnya seperti penghentian penggunaan ECU dan software in-house” sepertinya memang ini menguntungkan Ducati karena bagaimanapun juga Magnetti Marelli memang digunakan Ducati dan ketika semua pabrikan beralih ke MM maka keuntungan jelas di Ducati. Mungkin tidak langsung instan Ducati menjadi juara, namun dengan demikian Ducati bisa langsung membenahi sektor lainnya tanpa berkutat lebih kepada ECU. Beda dengan pabrikan yang kemudian beralih ke MM, mereka butuh bertahun-tahun untuk benar-benar memahami dan mengaplikasikan ECU secara sempurna dan akhirnya pengembangan kepada sektor lainnya terbagi.

    Lebih baik terapkan aturan yang berlaku kepada semua pabrikan, misalnya hilangkan semua unsur aero dan height adjustment pada motor. Hal ini layaknya penggantian ECU & Software yang me-reset MotoGP namun sedikit berbeda karena tidak ada satu pabrikan pun yang akan diistimewakan mengingat semuanya sekarang menggunakan teknologi dan fitur tersebut.

    • dari bahasa kakek dulu yg katanya serasa mundur sekian taun elektroniknya, sepertinya hampir kayak “ga bisa klik” sama enjin jepun.
      kecanggihan (atau kecepatan) jepun ya 1 paket prototipe inhouse tanpa interupsi

  5. Terlalu cepat untuk konsesi.. Baru Satu kali 1 ini setelah lebih dari 1 dekade Ducati Juara Dunia.. Dan tahun sebelum nya masih Yamaha…mengapa MotoGP harus menganak emas kan Honda.. Apa setelah Marquez tidak bersinar Honda mlempem? Secara statistik masih Honda lebih banyak menang di 1 dekade ini..

    • 2-3 motor yang sama masuk 10 besar dalam suatu seri masih wajar, tapi kalo 8 motor lolos semua itu udah ga sehat buat kompetisinya sendiri

    • Masalahnya bukan menganak emaskan Honda krn Marquez tdk bersinar, 8 motor dengan kualitas kecepatan Jet ditambah yang menang itu2 aja, MotoGP bisa kehilangan pasar nya terutama asia. Dulu saja saat Marquez menang mulu di race hujan dengan cara berganti motor, bunny hop ala Marquez dirubah oleh Dorna,,,

    • Ducati itu sudah bertahun-tahun dominan di motoGP, namun saat itu belum terlalu sempurna, sehingga pembalap seperti MM93 maupun Quartararo masih bisa mengimbangi kekuatan Ducati.
      Jadi rider-rider Ducati masih belum mampu untuk juara dunia.

      Namun saat ini Ducati sudah makin sempurna progress pengembangan motornya, dan di sisi lain motor2 Jepang kehilangan arah dalam pengembangan serta makin apes dengan cedera panjang yg di alami rider-rider yg menjadi tumpuan/ andalan.

      Rider-rider mantan juara dunia yg terpuruk di motor Jepang, bisa cepat kembali bersaing saat pindah ke Ducati.

    • klo sy lebih kepada hilangnya penyeragaman ECU dan software serta balikin lg ke inhouse masing2 pabrikan..saat ini udah cukup rasanya pabrikan benua biru untuk “menyetarakan diri” dengan pabrikan jepang..winglet biarkan adanya begini,RHA jg dihapuskan kan,dimulai dr area front dl..
      dengan begini apa pabrikan benua biru berani ambil resiko??

  6. sbtulnya ducati jg br nikmatin hasil dr perjuangan panjang, jd biarkan mrka nikmati momen tsb.. n jepang jg pasti gengsi klo d ksh konsesi dngn ubah regulasi,. yg bnr sih bebasin aj penggunaan ecu.

  7. baru juga terpuruk 1musim bayangkan ducati aprilia ktm bertahun tahun kalo sudah nyaman berkuwasa sekalinya kena tekanan serasa sangat di bawah bgt

    • Ducati,KTM Aprilia saat terpuruk ada dalam ruang konsensi pak !!

      Yaa udah diruang konsensi masih terpuruk terpuruk yaa kocak

      Aprilia masih anget lepas konsensi
      Mungkin saat Ducati KTM udah lupa atau saya belom nonton MotoGP

        • Ducati yg minta keringanan,berat ngejer ecu inhouse jepun..dbikinlh penyeragaman ecu by pirelli petruk dan konsesi bagi team baru macam ktm,suzuki,aprilia..kbablasan dgn aero2 dan rha..coba copotin itu singlet2

        • Ducati kapan konsensi ? 2014 ducati ikut open class dimana saat itu bebas melakukan pengembangan kecuali ecu dan software lalu tanpa kena aturan pembatasan bahan bakar.

  8. Dapat konsesi juga sebenarnya hal yg sangat memalukan buat pabrikan jepang,karena mindset nama baik diatas nyawa sendiri masih cukup mengakar di orang jepang

    Kayak Suzuki dulu yg hampir terjerembab masuk konsesi lagi dan akhirnya masih bisa masuk non-konsesi,dan mereka bersyukur atas hal itu

  9. Gak usah dikasih konsesi.
    Cabut aja dari motobiji. Saya dukung.
    Dulu aturan single ecu katanya untuk menekan biaya.
    Tapi pada kenyataannya biaya lebih bengkak untuk urusan aero, yang pada kenyataannya aero super heboh tidak dipakai di motor mass pro.

    • Klo dipikir2 jikalau kita sbg petinggi mtr Jepun, ngapaen jg riset mahal2 klo suatu hr nanti jg ga bs dipakai di mtr mass pro ya? Beda klo misal riset seamless gearbox wkt itu yg sgt mahal, kan bs dipake di ntr masspro.

      Klo aero bentuknya alay kyk jet pesawat sampe2 pake ekor dinosaurus kyknya ga bakal dipake di mtr masspro. Selain bentuknya jd tidak ganteng, tempat boncengan jg bs nusuk pantat pembonjeng.. lol

  10. Ini merk yurop kok kesannya pada besar kepala ya…
    kalo gak ada pabrikan jepang gak bakalan ada itu kejuaraan yg dibangga2kan gigi

  11. kl menurut netijen c..
    musti smp idolanya juara 1 trs..
    baru itu dibilang adil..
    kl ga jurdun, pasti itu dibilang licik..
    dibantu dsb..
    musti dia yg paling hebat, jurdun trs baru ga licik..
    gpp ecu mm.. pake winglet,, apa pun itu..
    selama idola nya jurdun dan juara seri..

  12. Postingan HRC sih lagi mengagung-agungkan kebolehan mereka di ajang 4 roda, baik yang di F1 maupun balapan amerika yang secara otomatis bisa dipastikan mereka lagi konsen ke sana, dan bisa jadi melupakan dan meninggalkan MotoGP

  13. kayaknya kdua pabrikan itu g akn mau dkasih konsesi, mgkin akn lbh mmlih vakum (setelah kontrak dgn promotor selesai) dn kmbali ke drawing board..
    dulu yamaha prnah berkata: kami ingin mengalahkan lawan (yg dimaksd mgkim honda) dlm peraturan/regulasi yg sama..

  14. Yang lebih ditakutkan lagi kalo pabrikan jepang cabut dari motogp dan bikin balapan sendiri.
    Dari segi dana, Honda sangat mungkin jika mau mengadakan balapan tandingan motogp…

    • Kalopun jadi menurutku gak akan seheboh motogp, katakan saja seperti Super Formula yang darai segi spek gak beda jauh dari F2 dan Indycar, tapi karena ada Relasi Redbull disitu jadinya beberapa pembalap muda milih Superformula, meskipun kalo disuruh milih F2 atau Superformula jelas mereka pilih F2. Ajang balap Jepang yang belum tertandingi itu untuk saat ini ya Super GT, meski sempet tersaingi DTM di 2019 n 2020, tapi format dan visi misinya beda, jadinya kerasa lebih bergengsi ketimbang ajang mobil silhuet lainnya. Ya, palingan yang jelas ngalahin pamor Super GT ya cuma NASCAR, tapi ajang balap mobil silhuet lain belum bisa nandingi Super GT dan NASCAR dari segi spek mobil maupun pamor. NASCAR kalah di spek mobil kalo di balap sirkuit biasa, tapi NASCAR unggul di topspeed ketika di sirkuit Oval. Di satu sisi gak ada ajang balap mobil silhuet yang bener2 berbasis World Championship, jadinya ya masih cukup berjaya pamor Super GT. Ya, semoga saja baik Honda dann Yamaha bisa lebih baik dan bisa bersaing tahun depan.

  15. Gak usah konsesi..tp kasih kelonggaran mrk pake ecu inhouse agar cepat dalam mencari solusi atas masalah pada motornya.. yakin bs lebih cepat kompetitip lagi keduanya.

  16. Coba diadu aja, motor yurop pke ecu pirelli dan sayap lenong sedangkan motor japun pke ecu inhos.. Ntar dliat gmn hasilnya

  17. percuma motor kenceng tapi ga bisa belok (ducita dulu)
    honda sekarang: udah ga kenceng2 amat susah di handle.. hadeh😂

  18. gak usah konsesi”an. mending pabrikan jepang pada go out saja, balap motor prototipe itu gak harus ada batasan “tehnologi”. yah aturannya paling harus 4 silinder dgn bobot dibatasi. masabodo dgn limit rpm, mesin jebol ya jeboll saja itu menandakan tingkat ‘kehebatan’ dari pabrikan tersebut.

    • Masalah spin terjadi karena single ban ngeselin dan single ecu software mm. Pada saat ban jembatan batu dan inhouse ecu gak ada masalah spin tersebut.

  19. wah kan aturane jelas, kalo poin konsesi blm terpenuhi ya gak bisa konsesi, sebenere yg di anak emasin siapa? ini honda ama yamaha baru terpuruk satu musim dah mau di bantu,, ah mukengile jadinye

  20. sepertinya ada benarnya “Dorna sepertinya mulai menyadari pentingnya untuk memulihkan keseimbangan antar pabrikan yang berkompetisi yang mungkin sadar atau tak sadar karena regulasi dari regulator sendiri lah yang membuat arah pengembangan pabrikan Jepang ‘terhenti’
    saran pabrikan bebas mau pakai sayap dll, tapi bebas pakai ecu dan software in house, dan RHT di hilangkan

  21. Gimana yah…. terlihat memalukan gak si kalo duo itu sampe dikasihani.
    Ducati lama banget sampe bisa dititik sekarang. Sedang duo itu baru beberapa tahun struggle.
    Mana nih harga diri nippon cahaya asia, ayo dong bangkit tanpa perlu dikasihani musuh.
    Kalian tuh berpuluh tahun jadi raja dimotogp.

    • Gk bisa bedain ya tong???? Gp dulu dan sekarang???? Dulu rombongan duketek masih bisa masuk 5 besar bahkan masih bisa masuk podium! Bahkan runner up!
      Lha sekarang? Boro2 pabrikan jepang podium!!! Masuk 5 besar aja ngos2an!! Dikroyok duketek cup!

      • padahal ducati mulai dari minus. apalagi ktm. jepun udaj unggul beberapa langkah. pas udah lepas konsesi aja mereka masih ketinggal jauh dari jepun. ktm juga dikasih ecu sama kek jepun tp malah lebih gk pengalaman. tapi loh kok sekarang jepun mandeg greg. yg salah bukan regulasinya tapi mereka sendiri yg udah habis ide dan strategi 🤣🤣🤣🤣

        • Panjul,,ducati mulai dari minus?awal dia muncul aja udh bisa menang lewat loris capirossi di catalunya,,,mulai dari minus tu macam ktm,aprilia

  22. Bukan kali pertama Japanese bersikap bebal, keras kepala, dan tidak mau beradaptasi seperti ini. Kodak dan Sony adalah contoh termahsyur mengikuti perkembangan teknologi elektronik. Belum keitung hal lain yang tidak begitu terkenal di dunia yang selalu berhasil melahirkan disruptor baru.
    Ducati pintar berpikir secara lateral dengan tidak hanya mengandalkan sektor elektronik seperti yang menjadi sandaran Honda dan Yamaha untuk menjinakkan power biadab mesin 1000cc mereka. Ducati pintar menjadi pioner di era baru memanfaatkan apa yang sudah ada di alam—angin, di saat duo Japanese masih berkutat mikirin nyari SDM avatar pengendali ecu.

    Semua pabrikan start dari garis yang sama, regulasi unified ECU dan software di tahun yang sama, dengan pergantian supplier ban tunggal di tahun yang sama. Jika ada di antara mereka tidak mampu beradaptasi, itu salah mereka, bukan salah pabrikan lain atau regulasi.
    Dunia akan selalu menemukan hal baru untuk ditaklukkan, bukan settle dengan peraturan lama.

    Honda dan Yamaha diberikan konsesi hanya karena musim yang buruk?
    Heck no! Sebagai penonton layar kaca saya tidak rela.
    Sudah terlalu banyak drama selama 20 tahunan ini saya nonton Motogp. Turun kubikasi yang disinyalir karena Honda mau memfasilitasi Dani, perubahan regulasi rookie demi antisipasi Stoner pensiun dan karpet merah untuk Marquez, kebiri ECU dan electronic software demi “keseimbangan” yang menguntungkan Ducati.
    Cukup.

    • padahal ducati mulai dari minus. apalagi ktm. jepun udaj unggul beberapa langkah. pas udah lepas konsesi aja mereka masih ketinggal jauh dari jepun. ktm juga dikasih ecu sama kek jepun tp malah lebih gk pengalaman. tapi loh kok sekarang jepun mandeg greg. yg salah bukan regulasinya tapi mereka sendiri yg udah habis ide dan strategi 🤣🤣🤣🤣

    • Mereka tidak Start di garis yang sama bro. Duca sudah lebih dulu pakai single ecu dan software mm sama ban michelin. Teknisi teknisi mm bekas duca yang dibajak pabrikan lain akhirnya.

    • Yang bilang start bareng setelah penyeragaman ECU Pirelli. Oorang-orang gak nonton MotoGP atau nonton doang ngerti kaga …🤣

  23. Menurut saya dibandingkan berharap kompetitif lg dengan bantuan konsensi, mending keluar dari kejuaraan. Riset lebih mendalam di kendaraan EV/hydrogen lalu 2030 adakan kejuaraan motor energi terbarukan

  24. wajar sih Gigi nolak,, krn mereka baru aja menikmati hasil jerih payah selama bbrp tahun struggle,
    tapi kalo sampai terus2an kyk gini juga ga bagus bagi kejuaraan, krn bagaimanapun fanbase MotoGP di Asia sgt besar yg dmn orang2nya punya loyalitas sgt tinggi ke pabrikan Jepang, simpelnya aja yg paling deket sama kita, dmn Yamaha udh ga mensponsori lagi MotoGP Trans 7, meskipun mereka masih melaunching tim nya di Indonesia, bukti kalo pasar Indonesia bagi Yamaha itu sgt penting, dan branding Semakin di Depan juga udh sgt kuat, dan situasi Yamaha MotoGP saat ini bisa berpotensi menurunkan imej brand kalo terus2an, berlaku juga utk Honda,

  25. eca ecu eca ecu.
    emangnya insinyur pabrikan jepang bodoh2 sampai gak bisa mengerti ecu MM?
    katanya insinyurnya top? katanya duitnya banyak?
    eca ecu eca ecu mulu yg jadi argumen. liat yg komprehensif, honda dan yamaha itu terpuruk karena sebab yg berbeda.

    • mereka itu aslinya males mikir. maunya nuntut ecu inhouse dibalikin terus. padahal pabrikan eropa bisa mikir jalan lain yaitu aero

  26. melihat sama sekali japan nggak ada perlawanan, menurut saya demi tontonan dan balapan yg lebih menarik maka iya perlu konsensi. motogp udah hampir sama kek f1 jaman boring dulu

    • mereka itu aslinya males mikir. maunya nuntut ecu inhouse dibalikin terus. padahal pabrikan eropa bisa mikir jalan lain yaitu aero

  27. Kalo melihat dari kondisi performa motor duo jepang layak dapat konsesi, tapi kalo dari segi regulasi memang ga layak karena sudah pernah podium tahun ini. Kembalikan saja regulasinya ke regulasi motogp yg sebelumnya. Karena regulasi dari regulator sendiri lah yang membuat arah pengembangan pabrikan Jepang ‘terhenti’ di satu hal dimana hanya untuk memberikan ruang dan waktu kepada pabrikan Eropa kala itu untuk mensejajarkan diri dengan onda dan yamaya

    • mereka itu aslinya males mikir. maunya nuntut ecu inhouse dibalikin terus. padahal pabrikan eropa bisa mikir jalan lain yaitu aero

  28. Dari dulu dibilang motojipi itu prototype…
    Prototype kog pengembangan dibatasi harus seragam lah .. itu namanya gk prototype lagi…

    • Setuju brayyy..aero2 bikin eneg
      Moto2 dan moto3 tanpa aero2
      Jepang dah terlalu baik,skrg yurop besar kepala lg diatas angin

  29. motogp ini ibarat sebuah kelas di sekolah. ada murid yg jago matematika, ada yg jago olahraga, ada yg jago fisika… dorna ibarat guru yg kini menghendaki biar muridnya yg jago matematika saja yg dikasi les tambahan, yg lain dibiarkan…

  30. Gigi secara gak langsung mau bilang, itu kesalahan management mereka sendiri, dalam artian yg bergantung sm ace rider sampai melupakan esensi pengembangan motor yang sebenarnya, kan jelas kerja pabrikan eropa lebih ke gimana motor “mudah dikendarai oleh semua pembalap”, kalo mau konsesi ya kalo mau adil semua pabrikan diberikan hak konsesi atau cara paling mudah ya membebaskan ECU

  31. Kasian jg pabrikan jepang! Sekarang seperti anak tiri! Padahal mereka yg bergelud di dunia motogp udah berpuluh2 tahun! Sekararang pabrikan eropa yg dianak emaskan si darno.
    Regulasi membatasi mereka yg menguntungkan duketek! Semenjak datangnya duketek motor jd awut2an bnyakan sayap! Skil pembalap terbatasi. Ibarat kata kambing jepang dipaksa makan rumput eropa! Mau gk mau ya tetep tetep harus dimakan.

  32. Dibikin kaya sistem open class aja dulu. Ducati dulu masuk open class bisa mengembangkan bebas motornya tanpa pembatasan sementara pabrikan jepang dapat pembatasan pengembangan dan bahan bakar. Tapi pabrikan jepang diperbolehkan pake ecu dan software mereka sendiri seperti aturan open class dulu

  33. Si engkong Carlo pura2 pikun kali yak, Honda pernah vakum sepuluh tahun di GP500. Turun lagi tahun 79 ama NR 500 4 tak. Si Engkong jg pernah ngomong hak konsesi, open class buat Ducati awal2nya atas “kemurahan hati” Honda ama Yamaha. Inget 2026 gak ada perubahan. Pabrikan jejepangan bs aja cabut. Pasar nih sirkus motogp paling gede di Asia Pasifik. Bukan yurop.

  34. Supplier ban dibuat bebas lagi, jadi ada Bridgestone lagi bahkan bisa nambah brand lain. Jangan OMR Michelin lagi, terus ride height adjustment dilarang biar tuh motor tingginya ga berubah2 pas start sama balapan. Winglet ama ECU biarin aja deh, coba jadi seru gak. Harusnya seru sih ya.

  35. Intinya Honda Yamaha tidak layak dapat BLT (bantuan langsung tunai) dari Dorna

    Ducati cegah juga Dorna lakukan demikian agar Honda Yamaha merasakan belasan tahun penderitaan Ducati untuk sekedar juara dunia ke-2

    Dan sejalan dengan komentar fans dadakan Ducati yang bernada “Baru semusim menderita sudah seakan akan puluhan tahun” “Biasa berkuasa setelah terkudeta minta keringanan”

    Padahal belum pernah baca dimana pun Honda Yamaha minta keringanan, itu cuman komentar penonton dan gorengan konten saza

  36. Setuju sama tulisan wak Haji..kalo dari kaca mata teori konspirasi sih, dimana makin dideny makin kelihatan benernya.
    Yang kelihatan sih, duo pabrikan Jepang sepertinya adem2 aja,padahal diobok2.. ..bau2nya sih bakal bubar jalan bareng..apa karena roadmap motogp ke ebike?
    korelasi kejuaraan motogp dah nggak sepadan dengan jualan?maklum banyakan kejuaraan di europe…mungkin penonton di sirkuit lebih banyak, tapi televisi global?
    bagusnya sih emang ngga ada pembatasan untuk prototype..kecuali BBM dan bobot (contek kmentator yang di atas)
    Biasanya juga HRC yg paling cerewet sama regulasi..dulu kalo ngga salaha da regulasi dari moto2–mogpsatelit–pabrikan motogp..dapi bisa diamend sama HRC..

  37. Sangat layak, motor rakitan jepang mendunia, bahkan ridernya pun bukan orang jepang atau asia, beda dgn ducati yg ridernya sm2 italy, jk jepang keluar jd aneh kyk kejuaraan eropa, motor dan ridernya eropa semua, ingat moto2 mesinnya sudah pake triumph, klop dah eurogp😂

  38. Males inovasi aja kok mereka itu.
    KTM aja mampu nyusul Dukati.
    Suzukui cukup 2 musim bisa jurdun.
    Semangat RnD Yamaha & Honda ga sekuat pabrikan yg lain. Hanya bertumpu pada 1 ace rider.
    Padahal dana & sumber daya melimpah.

    • 2 musim?
      Suzuki sdh sejak 2015 Bre!
      Mereka menikmati juga konsesi bertahun2 dan setelah 5 musim baru berhasil jurdun

      • Eh sory, iya bener 5 tahun.
        Tapi kan resource & budget Suzuki sangat ga sebanyak Yamaha & HRC. Wajarlah klo menikmati konsesi.
        Maksudku yaelah baru 1-2 tahun amburadul udah mau minta konsesi aja.

        HRC udah balik ke sifat aslinya, merasa motornya super, klo ga menang berarti ridernya yg mlempem. Yamaha kehilangan arah development motor, atau rasanya mereka kaya udah ga bergairah lagi develop motor. Ga ada terobosan baru soalnya.

        • “Maksudku yaelah baru 1-2 tahun amburadul udah mau minta konsesi aja”.

          mana ada mereka minta konsesi mabro?.
          yg ada justru honda dan yamaha dulu yg berbaik hati ngebolehin open class dan menghentikan penggunaan ECU dan software in-house biar eropa bisa berkembang sperti skrg, itu kan udah jelas di artikel. koq gak paham2 yak.

          ecu pireli ini sama2 dari italia, dan bbrapa kali ducati minta bbrapa modifikasi ecu, kyak kontrol traksi dan anti-wheelie. input2 dari ducati ke ecu pireli ini secara ga lgsung nguntungin mereka bgt waktu masih di open class dan pasti terbawa sampe skr. smntara honda yg biasa pake software sendiri jadi harus adaptasi lg ke pireli, blm lagi fokus ke aero. ruwet, wkwkw..

        • Elo kali yg gagal paham.
          Liat itu dari jaman penyeragaman ecu, honda udah jurdun berapa kali?
          Yamaha udah pernah jurdun juga ga?
          Suzuki gimana??

          Fokus aero -> gada yg maksa pabrikan untuk ikutan develop aero. Klo pengen tetep ada di level kompetitif yg sama ya mau ga mau harus bersaing di area itu.

          Jadi klo alesannya adaptasi ecu udah basi.
          Jarvis ama Puig juga udah move on masalah ecu.
          Sekarang faktanya emang blom ada yg minta konsesi dan gw di atas ngomenin komentar2 yg pro konsesi buat Honda & Yamaha.

          Ya bagus lah klo 2 pabrikan itu ga minta konsesi. Bener2 mental kompetisi itu artinya.

  39. Sangat tidak adil memberi konsesi ke Honda dan Yamaha!
    Dasarnya apa?
    Starting point mereka sama semua.
    Kalau pun Honda dan Yamaha sekarang tertinggal, itu salah mereka sendiri karena terlalu lamban beregerak dan membaca angin perubahan perkembangan teknologi.
    Kesalahan mereka tidak kreatif melakukan eksplorasi ruang2 improvement.

    Yang perlu dilakukan Dorna dan MSMA adalah membatalkan rencana perubahan regulasi di tahun 2027 supaya Honda dan Yamaha tidak hamang menentukan strategi development di tahun 2024 – 2026.
    Kalau rencana perubahan regulasi 2027 ttp dilakukan, bisa saja Honda dan Yamaha memolih mundur dulu daripada bakar duit untuk 3 tahun tersisa

  40. Gimana kalau sistem konsesi dirubah aja jangan berdasarkan podium tetapi berdasarkan poin yang diraih di akhir musim

    • Yang menguasai balap motoGP itu pada awal-awalnya dulu dari pertama kali diadakan sejak tahun 1949 (saat pabrikan sepeda motor Honda baru lahir) tentu saja pabrikan dari Eropa.
      Sebut saja Gilera dan MV Agusta yg merajai lama saat itu.

      Namun sejak kemenangan Yamaha di musim 1975, sejak itulah sampai tahun 2020-an juara pabrikan didkuasai oleh pabrikan Jepang, bergantian antara Yamaha, Suzuki lalu Honda.
      Hanya di musin 2007 saja ternoda oleh Ducati lewat pembalap Casey Stoner.

      Harley Davidson adalah contoh brand yg berevolusi menjadi merk yg menyasar pasar yg segmented demi bertahan dari expansi dan dominasi jualan motor pabrikan Jepang.

  41. Betul, mending cabut dari MotoGP dan bikin balap tandingan merk2 Asia…. Masa gak mampu?….. MotoGP dilarang balap di Asia…. hahaha

  42. Menurut saya, mending bikin aturan boleh oprek mesin satu atau dua kali dalam satu musim motogp untuk semua pabrikan peserta biar sama2 adil, karena dasarnya ini adalah ajang prototype, kalo salah develop mesin di awal, bakalan struggle sampai akhir musim, yg mana balapan akan jadi membosankan. Kalo boleh oprek mesin balapan akan lebih menarik, karena penonton pasti penasaran langkah atau inovasi apa yg akan dikeluarkan pabrikan utk ngejar ketertinggalan, tidak melulu berkutat di aero atau sasis

    • Susah bro, kalo kaya gitu pasti jadi lebih boros duit. Yang paling ngebedain f1 sama motogp tu niat ikut balapnya. Tim f1 ikut balap krn mau menang, duit dari balapan cukup buat kebutuhan setaun. F1 ga mikir jualan Mobil, contohnya aja ga ada kan Mobil redbull. Kalo Pabrikan motor ikut motogp buat promosi motornya supaya laku. Kalo modal gede tapi tetep ga laku ga bakal banyak yg ikut. Skrg aja masih blm ada yg gantiin Suzuki.

  43. knp pabrikan jepang selalu dibandingin sama ducati? seakan2 jepang kalah gara2 ducati. padahal kalo diliat ke aprilia & ktm aja udah kalah. puluhan taun jepang nguasain motogp tapi knp skrg kalah sama ktm?

    lagian jepang kalah juga gara2 masalah internalnya sendiri. honda bertaun2 bikin motor yg gila krn nganggap marc bakalan bisa naklukin. dan emang bener marc selalu bisa kecuali setelah 2020 dia cedera. yamaha dari jaman rossi punya masalah di grip belakang yang sampe skrg ga beres tapi malah nambahin power.

  44. knp pabrikan jepang selalu dibandingin sama ducati? seakan2 jepang kalah gara2 ducati. padahal kalo diliat ke aprilia & ktm aja udah kalah. puluhan taun jepang nguasain motogp tapi knp skrg kalah sama ktm?

    lagian jepang kalah juga gara2 masalah internalnya sendiri. honda bertaun2 bikin motor yg gila krn nganggap marc bakalan bisa naklukin. dan emang bener marc selalu bisa kecuali setelah 2020 dia cedera. yamaha dari jaman rossi punya masalah di grip belakang yang sampe skrg ga beres tapi malah nambahin power.

  45. Pabrikan jepang cabut aja sementara dr motogp, itung2 kasi shock terapi sama dorna, jgn pas honda dan yamaha lg jaya2 nya dengan inovasi teknologi inhouse nya ducati tertinggal trus dibantu, giliran ducati kebablasan kayak gini malah di diamkan aja, kenapa saya bilang kebablasan? Karena printilan aneh yg ada di motogp itu semua adalah ide ducati yg akhirnya di masukkan kedalam regulasi dan mau ga mau pabrikan jepang harus mengikuti

  46. Andai kata Dorna bereaksi krn Honda akan cabut akibat tidak kompetitif, sebenarnya ga adil. Ducati selama ini cm menang 3x (Stoner, Bagnaia 2x akan tahun ni juga). sementara Yamaha dan Honda sudah kita tahu sejarahnya bagaimana. kalau gak 1 ya 2. Suzuki juga baru beberapa. lebay juga kalau Honda g menang beberapa kali aja udah minta regulasi penyeimbang. sementara Ducati meanfaatkan sebuah regulasi semaksimal mgkin. ya tunggu kemenangan Ducati bisa mendekati Yamaha dan Honda baru ada regulasi penyeimbang

    • Malah untuk saat ini ducati sangat maruk dan tidak adil, bagaimana bisa dibilang adil kl ducati di grid ada 8 motor

  47. sebenarnya plot twist ada di ecu pireli. ducati ada kekuatan buat modifikasi ecu, tentunya karena ducati dan pireli sama2 dari italia, nasionalisme jelas kuat. dulu juga 2014 sempet heboh ducati modifikasi ecu pireli waktu masih di kelas open, yg pernah di bantah sekaligus di iyakan juga sama mereka.
    aero winglet, RHA hanya bumbu pelengkap biar modifikasi ecu dari permintaan ducati ketutup dengan hebohnya perangkat aero tsb.

  48. Nanti Ujung-ujungnya setiap kejuaraan itu mirip acara SEA GAMES, dimana tuan rumah bebas menentukan cabang olah raga yg dipertandingkan serta mempertandingkan cabang olah raga lokal mereka, serta tidak obyektif dalam cabang olah raga yg penilaiannya lebih ke unsur qualitatif daripada quantitatif.

    Penyelenggara bisa mengatur sesuai kaca mata mereka, sesuai kelebihan mereka, bisa mengeliminasi kelebihan kompetitor, dll.

  49. satu pabrikan boyong 8 motor sementara yg lain max 4. bahkan ada yg cuma 2. terus championshop sementara 6 motor dari pabrikan dominan masuk 10 besar. ibarat ngalamar kerjaan makin banyak ngirim makin gede chance diterimanya yekan

  50. Klo gak sadar..siap siap saja yamaha honda ikut suzuki. Apalgi penonton pabrikan jepun jg mulai bosan. Wsbk mandalika mau distop,tayangan streaming sj susah. Yg ngikutin motogp taw maunya dorno biar kejuaraaan jepun urop selevel dgn kuatnya ducati. Cm terlihat sangat jelas sehingga byk yg kecewa. Baik motogp maupun wsbk. Klo mau ecu bebasin….sekalian riset dibebasin klo begitu. Wsbk jg sama…tetapkan harga maksimal jg bobot maksimal. Jangan nambah harga mendadak.

  51. bro,ducati sudah sejak dari lama pake ecu mm,tentu mereka lebih paham seluk beluknya.di saat pabrikan lain baru meraba2,di saat pabrikan lain masih pusing PDKT sama tu ecu,ducati sudah 5 langkah di depan riset aerodinamika karena mereka dah paham betul sama tu ecu atau software mm dah mentok cuma seegitu2 aja kemampuannya.

  52. Gini aja, H & Y kasih pilihan :
    a. ikuti aturan yg ada, atau
    b. bebas kembangin ECU in HOUSE tapi pelarangan paket aero.

    biar kentara ECU in house vs ECU MM + aero akan kuat mana 😀

  53. karena regulasi dari regulator sendiri lah yang membuat arah pengembangan pabrikan Jepang ‘terhenti’. bertahun2 pabrikan jepang di nerf biar eropa yang malu kalah gengsi sama jepang bisa bersaing. motogp sekarang terlalu bergantung pada alat2 canggih. sekalian hilangkan aturan penyeragaman ecu buat mengimbangi peraturan yang membantu pabrikan eropa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP