TMCBLOG.com – Setelah mundurnya pabrikan pabrikan ternama Moto2 seperti Moriwaki, TSR, FTR, MZ, Caterham-Suter, Tech3 (setelah 2018), Suter (setelah 2018), KTM (akhir 2019), NTS (akhir 2021), kelas balap Intermediate Moto2 tidak memiliki keragaman manufaktur sasis yang ikut serta. Pada kejuaraan saat ini, hanya mayoritas Kalex dan pabrikan Italia Boscoscuro (rejuvenasi dari Speed-up tahun 2021) yang bersaing memperebutkan poin di kejuaraan konstruktor. Tahun depan akan ada tambahan pabrikan sasis yang ikut kembali yakni NTS setelah absen selama tiga tahun.

Pasalnya, bos perusahaan NTS Jepang Masahiro Namatame mengatakan akan kembali tahun 2024 nanti. Dan bahkan Rencana ini makin terlihat Serius dimana NTS sempat mengatakan bahwa mereka akan mengambil kesempatan Wild Card Moto2 Pada seri Finale Valencia 2023 nanti dengan menggunakan Jasa Pembalap Hector Garzo.

Walau sampai saat ini secara umum belum ada team yang berani dan yakin mau menggunakan sasis NTS, namun buat TMCBlog sendiri keyakinan kuat dari NTS ini menarik untuk dianalisa alasannya.

Menurut TMCBlog mungkin alasan NTS mau ikut balapan lagi di Moto2 tahun 2024  tersebut berhubungan dengan perubahan supplier ban Moto2 (dan juga Moto3) tahun depan yaitu dari Dunlop ke Pirelli. Secara umum berkaca pada ban Pirelli yang saat ini dipakai di semua kelas WorldSBK, maka menurut TMCBlog karakter umum dari ban brand Italia untuk Moto2/Moto3 tahun depan akan mirip dengan yang mereka pakai di kejuaraan balap motor produksi massal. Dan pastinya karakter dasar Pirelli bisa dibilang sangat berbeda dengan ban Dunlop.

Dengan Dunlop, performa motor bisa dibilang hampir tidak banyak menghadirkan perubahan di awal balapan sampai akhir balapan. Dunlop yang karakter karet bannya cenderung medium ke hard tidak menghadirkan grip yang terlalu besar, namun juga menurut TMCBlog tidak menghadirkan tingkat ke abrasifan dari karet yang terlalu tinggi. Ban ini tidak mengalami perubahan bentuk yang masif under-stress.

Sementara Pirelli jika berkaca pada balapan WSS dan WSBK adalah tipe ban soft yang terdeformasi dengan sangat besar ketika motor dipaksakan bermanuver yang dikombinasikan dengan variabel performa lain seperti akselerasi. Dan menurut TMCBlog ‘perubahan bentuk’ ini jelas paling dekat akan mengubah pendekatan setup dari suspensi baik front fork maupun rear shock.

Perubahan karakter yang bisa sampai 180° ini akan membuat para insinyur di dalam tim akan kembali ke drawing board awal. Jangan kaget bila para insinyur akan mengubah banyak hal baik hal teknis yang terlihat seperti setup suspensi seperti rasio sistem link dari shock belakang sampai ke setup elektronik. Bukan itu saja, menurut TMCBlog dapat dipastikan butuh perubahan masif dari karakter kekakuan sasis yang dipakai.

Secara umum perubahan pemasok ban dari Dunlop ke Pirelli bisa berpotensi me-restart apa yang saat ini hadir pada performa sasis. Sasis nggak lagi harus menahan kestabilan performa Dunlop yang cenderung medium-hard, namun tahun depan sasis harus bisa bejibaku meladeni karakter Pirelli yang mudah terdeformasi, lebih soft dan sangat nge-grip. Secara ekstrim menurut TMCBlog situasi ini memang membuka potensi hadirnya pabrikan sasis lain. Mereka tahu bahwa mereka semua akan kembali ke titik nol di awal 2024 dengan hadirnya ban Pirelli dan berkompetisi dengan ‘raksasa’ seperti Kalex dalam situasi seperti ini jelas lebih baik.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

8 COMMENTS

  1. Selama ini moto2 didominasi sama pembalapnya, bukan masalah kalex atau speed up nya, tapi emang pebalap bagusnya ada dimereka. Dengan begini sasis juga akan ikut bersaing (mungkin begitu pemikiran NTS) paling 2 tahun mundur lagi 🤣

  2. Ngeliat sasis prototype telanjang ketoe sangar, gede, berotot ya ..di pikiran ini pasti berat banget dengan sasis segede itu padahal ringan karena dari almu . Apa lagi ngebandingin dengan sasis kandang pitek sport 150-250 yang di jual di sini wkwk

  3. meskipun akhir2 ini merk/tim Jepang lagi punya imej yg kolot dan lambat berkembang, yah mudah2an NTS bisa sukses utk tahun depan,

  4. Udh Akang bilang dari lama, Dunlop itu males riset. Mau naekin grip bukannya riset kompon malah gedein size doang. Emg sih grip nambah, cornering speed ketolong dikit, tapi beban gerak mesin bertambah. Moto2 dulu awal2 size ban masih sama ama supersport 180/60. Skrg ban moto2 bikinan Dunlop udh lebih gede dari ban motogp dan wsbk yg mana power mesinnya 2X moto2. Dimoto3 jg gitu jaman ban masih bebas (gp125) Battlax ama Pirelli, Metzeler, ampe Michelin bikin size hampir mirip, Dunlop yg paling donat. Kocaknya lg, di moto2 pilihan ban dikit, justru di moto3 yg kelas kadet punya 3 pilihan kompon ban. Emg udh pantesnya beralih ke Pirelli sih, ato merk laen dah. Bebasin lebih bagus. Dunlop suruh fokus bikin ban ARRC 150 aje, ketibang maksain ban moto3 dipasang dibebek tapi di road race Malaysia malah byk yg beralih ke Pirelli madein Indo krn harga 1/5nya dgn performa mirip Dunlop moto3 dimesin 150cc. Ayo Dunlop fokus kalahin Pirelli di bebek 150cc dulu aje, takutnya ntar ARRC beralih ke Pirelli jg yekan wkwkwk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here