TMCBLOG.com – Dalam beberapa kali kesempatan podcast maupun talk-show TMCBlog menjelaskan perihal salah satu permasalahan Honda RC213V yang kian terlihat ketika HRC memutuskan menggunakan perangkat aerodinamika besar yang merupakan aero proper-nya MotoGP saat ini. Power mesin V4 yang selama ini dibanggakan oleh pabrikan Jepang yang berkedudukan di Asaka ini mendadak terkebiri oleh drag force dan downforce yang dihasilkan aero-winglet segede Gaban itu. Bukan artinya aero-winglet yang disalahin – karena kalau mau sukses di MotoGP zaman ini ya kudu pakai aero-winglet sebesar itu – melainkan baru ketahuan bahwa mesin tersebut kurang bertenaga di era MotoGP saat ini. Dan ternyata opini TMCBlog ini setali tiga uang dengan apa yang diutarakan oleh pemilik LCR team Lucio Cecchinello.

“Saya sedikit ragu, bukan tentang mesinnya, tapi tentang tenaganya, kami memiliki keraguan tentang mesin dan cara kami mengelola software pengendali. Sejak awal musim kami telah menguji sasis 1, 2, 3 dan juga Kalex, yang memberi kami sedikit sensasi peningkatan, namun kami belum mengambil langkah apa pun. Kami juga sudah menguji swingarm karbon dan belum ada perbaikan.”

“Kami berbicara karena paket aerodinamika baru menghasilkan downforce yang lebih besar dibandingkan yang sebelumnya dan memberi kami kemungkinan untuk bermain-main dengan motornya. Diperlukan sebuah langkah, kami memiliki masalah dalam mengendalikan slip dan mentransfer tenaga. Di KTM mereka telah melakukan peningkatan dengan mengganti mesin, jadi Anda juga harus melihat mesinnya dan bukan hanya sasisnya.”

Pasca menggunakan aero-winglet besar tersebut, Marc Marquez pernah secara blak-blakan mengatakan bahwa dengan paket aerodinamika baru tersebut motor berperilaku seperti sedang melakukan burnout dimana front end seperti terpaku ke permukaan trek sementara roda belakang terus mendorong motor ke arah depan. Mungkin bukan hanya soal tenaga namun juga soal distribusi bobot dan juga kerja shape shifter sehingga nanti efisiensi penyaluran tenaga mesin ke roda belakang dapat ditransfer menjadi kecepatan/performa yang lebih tinggi. – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

22 COMMENTS

  1. Power mesin baru, setting eletronik jg harus diperbaharui kalo gak mau tiba2 dipentalkan motor
    Dan alasan hodna mengurangi tenaga sejak pol datang kayaknya biar motornya gak terlalu liar

    Pakarnya pakar marelli,Ducati aja masih bisa tiba2 bikin si jurdu kecelakaan hebat

    • Makanya saya bilang jga perlu elektroniknya juga diupdate biar lebih manageable, ga perlu yg same selevel ecu inhouse dulu yg kayanya bikin takut kaum kaum yg menolak ecu 😂

      • Hadeh kok masih aja bahas ecu mulu,apa sdm Dan dana ndaho sudah terbatas,masak kalah sm neng April sm ktm,yg PABRIKAN kecil Dan belum pernah ngrasain juara motogp

  2. LCR BIGBOS : kami memiliki keraguan tentang mesin dan “cara kami mengelola software pengendali”….
    HRC : mau 450hp sih bisa BOZQ, cuman ya itu… Software… Softwarenya bosq🙏…

    • Masih AJ nyalain ecu,wkwkwk team PABRIKAN kecil,macam ktm Dan neng April tertawa melihat ndaho sambil berkata kok bisa ya masih AJ nyalain ecu mulu😂😂😂

      • logikanya Orang pinter akan kalah debat dengan orang bodoh bos. Adu canggih honda yamaha menang, tp kalo adu goblok aka manual jaman batu ya kalah,karena sudah lama tidak bermain disana. Perlu waktu

        • Lah kan emang PABRIKAN nya terutama motogp gak sebesar ndaho,yg lawak elo,kan emang duluan ndaho yg terjun dimotogp dengan segudang prestasi Dan jurdun,jangan sampe komentar blundermu JD tertwaan netizen

        • Wkwkk… Lu komen ktm aprilia pabrikan, gak usah bleber kemana2 dah…. Wkwkwkw tukang lawak

          Ducati bisa dibeli ktm masih dibilang pabrikan kecil
          Belakang aprilia pabrikan gede dibilang pabrikan kecil
          Wkwkwkkww…..lawak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here