TMCBLOG.com – Menarik melihat satu foto yang dirilis MotoGP.com mengenai handlebar sebelah kiri dari Ducati Desmosedici GP23 yang memperlihatkan banyak hadirnya tombol tombol dan ‘joystick’ yang memiliki fungsi khusus dan berbeda-beda. Tombol vertikal merah kuning hijau adalah tombol mapping dimana fungsinya adalak untuk mapping bahan bakar, mapping torsi mesin, dan mapping engine brake. Tampaknnya Ducati akhir akhir musim ini berhasil membuat lebih sederhana mengenai tombol mapping ini dari empat atau lima tombol menjadi hanya tiga tombol saja.
Selain itu di samping grip handlebar ada tombol hitam seperti yang hadir di sepeda gowes yang merupakan tombol tuas untuk perangkat ride height suspensi belakang yang bisa mengubah bentuk rear-end dengan cara mengubah secara ‘paksa’ posisi dari suspesi belakang dengan cara mekanis tentunya (tidak boleh elektronik). Lalu kita bisa lihat uga seperti biasa ada scrool wheel (roda gulir) untuk mengatur posisi (jarak) tuas rem depan ini umum dijumpai pada motor motor sport pada umumnya.
Di bawah stang terdapat tuas rem belakang (thumb brake) yang dioperasikan dengan ibu jari tangan kiri. Kita bisa tahu ini untuk rem belakang karena Anda dapat melihat reservoir minyak rem nya tepat di atas garpu suspensi dan umumnya berguna untuk melakukan pengereman roda belakang ketika motor berada pada kondisi miring ekstrim ke arah kanan dimana sulit untuk menginjak tuas rem belakang yang umumnya ada di dekat foot-peg kanan, lalu ada tuas kopling yang berada pada posisi biasa di kiri.
Sobat bisa melihat untuk musim 2023, posisi wing-nut sebagai aktuator untuk perangkat holeshot tidak lagi ditempatkan di atas triple-T namun duduk bersama dan bertumpuk dimana mur sayap (wing-nut) atas difungsikan untuk perangkat holeshot belakang dan tuas bawah untuk perangkat holeshot belakang.
Nah yang jadi pertanyaan adalah kenapa tuas pengoperasian holeshot belakang dan tuas untuk Ride Height Device dibedakan? Menurut TMCBlog hal ini disebabkan karena perbedaan pengoperasiannya. Dimana holeshot device belakang akan langsung membuat suspensi belebes ambles ketika tuas wing-nut ini diaktifkan dan hanya diaktifkan saat start dengan mekanieme off yang sama dengan holeshot depan yakni saat hard braking di T1.
Sementara pada sistem Ride Height Device itu ketika tuas tombol RHD diaktifkan maka suspensi tidak akan langsung amblas turun. Suspensi akan ‘amblas’ turun ketika sistem RHD sudah ‘mengenal’ bahwa motor akan memulai akselerasi keluar tikungan. Jadi biasa saja tombol Ride Height Device diaktifkan sebelum pintu keluar tikungan. Sistem pengenalan posisi motor sedang mau akselerasi ini cukup tricky karena MotoGP melarang sistem elektronik hadir, jadi harus pakai ‘komputer mekanis’ dengan sensor sensor yang mekanis pula (biasanya dengan sistem hidrolis dengan bantuan dorongan fluida).
Jika kita ingat kejadian GP Mandalika, ini pula yang menyebabkan Johann Zarco membalap sepanjang waktu dengan posisi rear-end rendah. Sistem holeshot belakangnya tidak serta merta off ketika berada di tikungan pertama, sementara tuas Ride Height Device tidak bisa me-nonaktifkan sistem Rear-Holeshot karena kedua sistem ini ditengarai berjalan secara independen satu sama lain.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Pasti ada latihan khusus ini buat ridernya
Kaga bingung ya pembalap nya,
kl salah pencet gmn tuh?
Siap-siap aja rider’a aktifin parasut pas jok pelontar’a bekerja
Komputer mekanis=feeling
2027 dilarang semua itu ya.. new rules, CC 900
Saya yang salah melulu pencet klakson sama sen klo naik matik ahm akan lebih bingung lagi lihat tombol sebanyak itu
tombol kecil gitu dan mekanis bisa bikin suspensi motogp yg keras dipress itu gimana alurnya yak?
holeshot vs RHD bedanya jadinya apa?
ada semacam ‘ amplifier ‘ mekanis ( mengguankan prinsip Hidrolis) yang mengubah gaya kecil tekanan tombol jempol atau jari menjadi cukup besar untuk menekan suspensi ohlins belakang Motor
biayanya jadi lebih mahal daripada ake sistem elektronik ya?
Perangkat lenongnya trlalu banyak..padahal jepang cukup ecu inhouse tanpa winglet dan holeshot,auto njengat.
Ini kan tehnologi motogp yang katanya “Kasta tertinggi olah raga motor roda dua” Jaman uda semakin maju kok msh prisip mekanis manual..
Dan sepertinya tehnologi motor motogp sekarang gak mungkin atau susah di terapkan di motor massal…
Berarti pengembangan tehnologi motogp saat ini malah mundur atau jalan di tempat
di era yg sdh serba digital yg lbh mengedepankan dan memaksimalkan tehnologi elektronik
Betul.. dan konyolnya tujuan penyeragaman ECU agar dana pengembangan tidak membengkak, e justru pake ECU mareli malah bikin dana pengembangan winglet + perangkat lenang lain jadi semakin tinggi, dan konyolnya Dorna mantuk2 aja sengaja menutup mata agar pabrikan Eropa bisa jadi juara
mencari jalan sulit, sama sama biaya mahal, mending bebaskan aja regulasinya utk ecu, ban, dll
Di masa depan aktifkan sesuatu bisa melalui perintah suara, misalnya setting mapping 2 tinggal bilang “M2”, ngerem keras teriak “hard brake”, gas poll teriak “full gas”, jadi di setang ga ada tombol apapun 🤣
Sejak kapan orang luar kenal full gas???
Jaman aplikasi masih pake teknologi jadul mekanis…. ckckck motor prototipe jaman jadul aja nih …..
Puyeng liatnya gak kebayang lagi ngebut pencet2