TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui bersama, mulai musim 2024 akan hadir tambahan regulasi teknis yakni berupa kombinasi bobot/berat di gelaran WorldSBK, dimana akan menggunakan angka minimum bobot kombinasi (bobot motor + bobot pembalap) tertentu dimana semua peserta harus mengikuti aturan ini. Namun bagaimana penjelasan dari implementasinya? WorldSBK’s Executive Director Gregorio Lavilla mencoba menjelaskannya seperti berikut ini.

Berat minimum sepeda motor akan sama untuk semua orang yaitu 168kg tetapi perbedaan bobot pembalap bisa mencapai 30kg dari yang terberat hingga yang teringan,” Lavilla memulai penjelasannya. “Dalam olahraga kami tidak pernah dimaksudkan untuk menambahkan pemberat seberat 30kg ke yang paling ringan. Dalam motorsport, sebagian besar pemberat yang diterima berkisar antara 8kg hingga 10kg;”

“Kami memahami bahwa dengan mesin yang telah dibuat dengan bobot tertentu, menambah 10kg adalah sesuatu yang besar. Dengan suara bulat, semua pabrikan telah mencapai kesepakatan dan itu akan menjadi bobot minimum sepeda motor dan referensi bobot pembalap sebesar 80kg dengan semua perlengkapan balap terpasang.”

“Siapa pun yang berada di bawah referensi itu akan mendapat tambahan 0,5 (kg) per kilogram (kurangnya). Dengan berat rata-rata 80kg, beberapa pengendara paling ringan harus menambah 5-6kg (tergantung seberapa berkurangnya hingga 80kg) dengan referensi rasio 0,5.”

“Ini adalah cara baru di Superbike, untuk tidak memiliki angka yang tetap dan pasti, sehingga selama bertahun-tahun, acuan bobot dan apa yang harus ditambahkan dapat disesuaikan, namun aturannya sudah ada. Dari mesin yang berbasis produksi, di WorldSBK kita perlu memiliki beberapa alat untuk menyeimbangkan hal-hal tertentu.”

“Semua orang memahami bahwa balapan jarak dekat adalah yang terbaik untuk olahraga kami, serta mencoba membatasi performa tertentu di masa depan demi keselamatan pengendara. Pembatasan bahan bakar, penghapusan batas RPM, bobot gabungan, dll… Tantangan-tantangan ini sangat besar dan saya sangat senang bahwa kita semua sepakat; setiap orang akan memiliki tantangannya masing-masing, tetapi itulah cara terbaik untuk melakukannya.”

Jadi begini bro, contoh kasusnya nih : Misalnya setelah diukur timbang bobot pembalap + perlengkapan balapnya + bobot motor [berat basah] 168kg hasilnya adalah 238 kg. Ini artinya bobot pengendara + perlengkapan balap hanya 70kg atau artinya 10kg di bawah referensi bobot rata-rata pembalap 80kg. Dan dengan ini maka dengan rasio 0,5 maka motor harus dikasih tambahan berat menggunakan ballast atau alat lain pada motor yang tentu sudah dihomologasikan sebesar 5 kg [80kg – 70kg = 10kg (× 0.5)].

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

34 COMMENTS

    • bussseeet..inget aja,,ini kayanya di Sentul nih
      kalo ngga salah balapan copot pemberat
      pas ditimbang ngantongin kunci pas biar pas sama regulasi..CMiiw
      untung aza sosmed belum serame sekarang

    • Yaa tetep aja ducati superior lah power dia diatas yang lain,,berat dibikin sama ya hasilnya sama aja tetep ducati paling powerfull

  1. ya udah, pembalap yang kecil tinggal disuruh nambah otot aja biar mirip binaragawan,

    sebenarnya lebih gampang wingletnya dilarang aja, jadi pembalap yang ringan gak begitu diuntungkan kayak sekarang

  2. Gara2 Bautista superiror nih.. ini serasa g adil bagi pembalap yg ringan, secara dengan bobot ringan sendiri butuh usaha yg lebih untuk mengendalikan motor dibanding dengan pembalap dengan bobot yg lebih berat.. seringan apapun bobot pembalapnya kalo g ada skill justru akan membuatnya kerepotan sendiri mengendalikan motornya

    • Ya kan pernyataannya bisa dibalik, bang. Pembalap dengan bobot yang berat juga gak bakal bisa diringanin kek gimanapun, dan juga mau ngejar Akselerasi kek gimanapun bakal kalah sama yang bobotnya ringan, apalagi ngejar Topspeed.

    • Lah itu mah resiko jadi pembalap dengan tubuh besar dan harus siap menghadapi resiko itu.. bukannya malah mempermasalahkan pembalap berbadan kecil.. itu namanya cemen, sekarang dilogika aja apakah adil pembalap dengan postur kecil justru disuruh ngendaliin motor yg lebih berat dari motor2 pembalap berpostur besar? Secara pembalap bertubuh kecil juga siap dengan resiko jauh lebih kesulitan menghendel motor yang beratnya sama dengan motor pembalap lain.. tp apa mereka merengek/mempermasalahkan? Tidak.. mereka justru terpacu dan memberi usaha lebih agar mampu menghendel motor yg sama dengan pembalap lain..

      • Pembalap sudah ribuan lap dijalani mas, kalo dia (bauti) gak mampu gak mungkin setua itu tetep nyaman bawa v4r, mau sengoyo apapun pembalap berat sangat amat sulit bawa menang lawan pembalap kawakan super, cemen banget dong dah dapet motor paling muahal berpower paling tinggi dan berwinglet besar masih ngeluh regulasi bobot?

      • Ya bodoh, harusnya motor lemah yang ngejar motor kuat, bukan yang kuat dikebiri supaya setara sama motor lemah. Tekhnologi ga bakalan maju kalo terus ngalah sama yang belakang.

    • Bodohnya dimana, aturanya jelas, yg setujuin jelas, kalkulasinya jelas, ENTENG BANGET NGATAIN BODOH!! Jangan karena ini cuma di kolom komentar lalu situ seenaknya ngetik bodoh!!

  3. Wkwkwk kirain setelah ditunda setaon bakalan lebih adil di 2024, tetep aje dicari2 celahnya buat nguntungin Ductai. Penyamarataan bobot cuma buat nyenengin kritikus aje, nyatanya rider ringan bakal teteup punya bobot kombinasi teringan klo dia cuma dpt penalti 1/2 kg perkilonya. Udh mah aturan bobot dibikin rumit, limit rpm diapus. Sama aje boong. Pdhl paruh musim kedua udh keliatan Yamaha mangkin kompetitit, Ductai laen jg udh mulai pada maju kedepan krn semua rider Ductai jd bisa eksplor V4R krn limiter mendekatk angka normal wsbk biarpun teteup punya limiter tertinggi. Taon dpn aturan bobot berlaku, tp aturan rpm dilonggarin lg. Same aje mindahin keuntungan Ductai dari tadinya untung di rpm jd untung di bobot.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here