TMCBLOG.com – Jika di Vietnam awal bulan Desember, ternyata publik Thailand duluan soal motor bebek petualang Yamaha terbaru yang ternyata dinamakan Yamaha PG-1. Motor bebek/cub yang belum diumumkan banderol hargaya ini menggunakan model bergaya retro adventure sebagai basis desainnya, lengkap dengan suspensi depan full seperti ‘motor laki’, headlamp berbentuk bulat dan ban tipe dual purpose yang bahkan lebih bergaya trail ketimbang misalnya Honda CT125.

Hadir dengan mesin 114cc, 1 silinder, berpendingin udara, mesin yang sama yang digunakan pada Yamaha Vega Force, menghasilkan tenaga maksimal 9 PS pada 7.000 rpm dan torsi maksimal 9,5 Nm pada 5.500 rpm. Motor ini menggunaan sistem transmisi semi-otomatis tanpa tuas kopling di handlebar kiri.

Secara umum frame yang digunakan Yamaha PG-1 ini berbeda dibandingkan dengan misalnya Yamaha Finn (Thailand) atau Vega Force kalau di Indonesia. Sepenuhnya memiliki desain yang benar-benar baru untuk frame sasis PG-1 ini.

Yamaha PG-1 menggunakan sistem suspensi depan tipe full dengan travel 130 mm. Pegas suspensi belakang ganda dengan travel 109 mm. Sistem pengenemannya menggunakan rem cakram tunggal di depan dengan kaliper pemasangan aksial. Rem belakang model tromol, tanpa sistem ABS, velgnya sendiri model jari-jari atau spoke wheel dengan ukuran ban trail-dual purpose berukuran sama depan dan belakang 90/100-16.

Lampu depan model bulat klasik masih mengguankan bohlam pijar. Dashboard analog dengan penunjukan masih menggunakan jarum, tangki bahan bakar dipasang di bawah jok pengemudi, ukuran 5,1 liter, tinggi jok 795 mm, ground clearance cukup jenjang yakni 190 mm, bobot kendaraan 107 kilogram. Secara keseluruhan Yamaha PG-1 ini lebih mengarah ke lawan dari Honda CC110 dari pada CT125  . . . Masuk Indonesia kalau harganya bagus, kayaknya sih oke banget nih.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

37 COMMENTS

  1. Masuk indonesia pake mesin 125 aja jauh lebih manteb
    Ato tetep pake 110 cc tapi di mapping minimal seperti vega r awal yg irit , tarikan enteng plus kontan di bawah , kuat nanjak dan g rewel

  2. wah keren si jujur, kek lebih manis dikit dibanding CT. ya semoga dibuat bukan untuk menjadi motor kolektor. Andai mesinnya 150 mantap betul ya,

  3. Saya tahu mesin Vega Force itu bandel dan cocok buat obrokan (dipakai ngojol istilahnya). Saya pemakai soalnya, hampir tiap hari muter puluhan km, jarang servis tapi rutin ganti oli sebulan sekali.

  4. Very segmented. Misal dimasukan kesini pakai nama legendaris Yamaha Champ (reborn) seperti beda tipe walapun sama-sama ayam jagonya. Ini bener-bener retro disainnya, Champ terlihat masih lebih modern. Malah jadi ingat motor bebek modif trail didaerah pegunungan, sama Kanzen Taurus.

  5. Andaikan pabrikan motor jepang di Indonesia berinovasi juga di tipe bebek seperti di tipe matic, mungkin pangsa pasar tipe bebek bisa berkembang. Gimana mau beli motor bebek jika modelnya masih gitu2 aja. 10 tahun lebih g ada perubahan berarti, cuma gonta ganti striping. Mau beli motor bebek baru berasa beli motor lama. Bandingkan dengan tipe matic yg hampir 3 tahun sekali keluar model baru. Mesin juga begitu. Seakan2 pengembangan mesin pada motor tipe bebek sudah mentok. Jika matic bisa pakai mesin 150 cc selonjoran, kenapa bebek tidak bisa? Kenapa bebek 150 cc mesin pakai dari motor sport? Coba seandainya ada supra 150 dengan mesin selonjoran dan bagasi bawah jok yg lega, mungkin bisa jadi pilihan.

  6. Rangka keliatan berubah, liat mouting mesinnya juga lebih tinggi, jangan jangan rangka PG-1 bisa dipakai juga buat bikin model lainnya yang lebih retro oriented banget mirip C125 series (bukan CT ya) . Tapi anyway dengan fitur yang masih standar belum abs, speedometer digital, ataupun double disc brake layaknya CT 125, kalau dibawa kesini estimasi mungkin 20 jeti dapet deh atau 11-12 harga Fazio yakin

  7. Segmentasi tapi menarik di knalpot ( oke saat banjir eh genangan ding di dki), serta kurangnya breket depan belakang sebagai motor petualang , light off road utk pemancing , ke kebon atau kurir logistik paket (sasaran yg kurang di seriusin pabrikan)

  8. desain knalpot SALAH! seharusnya menganut model kayak Hnd CT125
    trus harus ada akomodasi bawa barang, entah itu bagasi kek, bracket dudukan box kek, cantolan kek ato apalah

  9. Motor bebek d Indonesia udah kalah saing sama matic. Jadi jangan harap pabrikan jepang mau bikin motor kayak gini d indonesia. Padahal sensasi naik motor bebek itu lebih asik. Buat lewatin jalan jelek tetap enak. Beda sama matic.

  10. YIMM ga usah buang2 energi. Fokus saja di matic,molis,atau roda 3 kalau ingin inovasi. Tapi teknologi roda 3 nya harus setara piagio.

    • Wah udah keluar harganya bang? Katanya mau diumumin di Bangkok motor show dulu. Wah menarik nih buat lawan CT125 yang disana juga harganya kemahalan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here