TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui pada awal pekan ini regulasi konsesi terbaru hadir untuk musim kompetisi 2024, sobat bisa lihat penjelasannya di artikel blog sebelumnya atau cek di vlog BoxCall TMCBlog. Pada dasarnya akan ada 4 peringkat konsesi pabrikan yang diukur dan ditentukan berdasarkan raihan poin mereka di klasemen manufaktur. Di sistem konsesi baru, penilaian dalam setahun akan terjadi dua kali : pada akhir musim dan pada pertengahan musim. Regulasi konsesi ini juga tidak hanya memberikan kesempatan kepada pabrikan yang performanya buruk, namun juga mengebiri kepada pabrikan yang kuat. Secara umum regulasi ini sudah disetujui oleh semua pabrikan walaupun tentu ada ketidak-puasan disana-sini. Nah baru-baru ini melalui GPOne, General Manager Ducati Corse – Gigi Dall’Igna memberikan pandangan sebagai wakil dari Ducati menegenai regulasi konsesi baru ini.

Saya setuju dengan membantu pabrikan yang sedang kesulitan, saya yakin memberikan keuntungan kepada pabrikan Jepang saat ini adalah hal yang benar karena jika kejuaraan menjadi lebih baik maka akan lebih baik untuk semuanya.”

“Namun, saya sangat tidak setuju dengan memberikan konsesi kepada Aprilia dan KTM, pabrikan yang telah memenangkan balapan tahun ini atau yang terus-menerus berjuang untuk mencapainya.”

“Sesuatu akan berubah bagi kami (Ducati), karena kami akan memiliki lebih sedikit jatah ban untuk pengujian, untuk melanjutkan pengembangan kami, dan itulah yang paling membuat saya khawatir. Dalam jangka menengah, bukan di awal musim, itu adalah faktor yang dirasa seperti hukuman kepada kami.”

Setelah soal konsesi Gigi menjelaskan soal ketidak-konsistenan kualitas dari ban Michelin MotoGP. “Tidak mudah membuat ban yang semuanya sama, sama seperti tidak mudahnya mesin. Saya memiliki masalah yang sama, meskipun di atas kertas seharusnya demikian, selalu ada mesin yang memiliki tenaga kuda lebih banyak, mesin lain rusak, dan mesin lain yang performanya sedikit lebih rendah. Ini adalah hal-hal yang merupakan bagian dari balapan, seorang pembalap harus menerimanya.”

“Tentu saja jika hal itu terjadi pada momen kunci kejuaraan, mereka akan lebih menderita, tapi Anda tidak menang atau kalah dalam perebutan gelar karena ban, tapi karena kesalahan yang dibuat sepanjang musim dan untuk memperbaikinya, itulah yang harus dilakukan seorang pembalap, fokus untuk berkonsentrasi.”

Terakhir Gigi ditanya soal penalti diskualifikasi bagi siapa pun yang tidak mematuhi batas minimum tekanan ban. Dan ia menjawab “Itu adalah peraturan dan semua orang harus menghormatinya, tahun ini kami belajar dan saya pikir kami bisa mengaturnya. Terkadang Anda harus mengambil risiko dan menghadapi masalah, namun belum jelas apa hukumannya tahun depan.” – @tmcblog

32 COMMENTS

  1. Ban koplo emang!
    Kalo emang racikannya udah gak kuat dr tekanan winglet mbok ya terus terang aja ke promotor biar downforce dikurangi,biar dikasih aturan sahih satuan downforce yg diperbolehkan biar gak membebani ban

    • Engga, bahasa kasarnya tu gini

      Antar produk dari dapur yang sama ga mungkin sama 100%. Ada range level yang masi diizinkan dengan toleransi tertentu tapi rangenya sangat kecil

      dan karna ini di motogp yang levelnya tinggi sangat, melenceng 0.1 dari toleransi ya bisa jadi fatal. Jangan di samain sama rangka insaf kemaren yang epic failnya kebangetan huehuheuhe

  2. Yo ora Sudi Ducati melihat pabrikan Eropa kompetitor jurdun 😁

    Ini soal gengsi sesama European

    Setidaknya formula Dorna sudah berhasil menghentikan dominasi pabrikan Jepang, tinggal pabrikan Eropa membuat sesuatu mahakarya yang menguasai, pebalap jurdun pun telah pindah ke pabriknya Eropa…

  3. Menarik klo tiba tiba yamaha ubah konfigurasi ke v4 di musim depan tapi kyknya agak susah terealisasikan mengingat lebih mudah memperbaiki dari pada membuat dari awal lagi,but nothing impossible, konsesi ke pabrikan jepang semoga bikin lebih kompetitif balapan dan gak sabar liat Marc di musim depan

    • enggak ada yg gak mungkin sih, ngeliat konsensi terbaru ini bisa jadi mainan buat engineer, tinggal kuat2an capital aja sih, seberapa berani mengeluarkan fulus buat proyek GP..

  4. Peraturan tekanan ban cm alibi ngeselin biar ga disalahin karna durability dan performa ban ngeselin yg ga konsisten, harusnya batas minimum/maksimum diukur saat sblm & sesudah balapan saja, ga perlu pengukuran dilakukan realtime, edan memang si ngeselin nambah2in pikiran mekanik

  5. Biasa lg diatas angin..komen enjoy2 saja
    Liat aja kalo tiba2 taun depan yamaha dan honda merajai balapan..bkln beda komen nya wkwk

  6. KTM ngapain aja sih? ikut MotoGP sejak 2016 tapi gak pernah jadi title contender yang solid… Performa naik turun gak konsisten, yang salah tuh motornya atau ridernya?

    • klo menjadi juara dunia motogp itu gampang semua pabrikan mw ikutan bor..

      bikin motor kompetitif itu tidak semudah itu aplg di level motogp dimana levelnya masuk kategori prototype dimana produk yg dikembangkan itu berada di level tertinggi…

      ktm datang dgn idealisme mereka yg kekeh pke sasis tubular dan tidak mudah mengembangkan motor dgn basis sasis yg berbeda dri org lain.. mereka masih bekerja keras utk bisa membuktikan bahwa idealisme mereka itu bisa sukses.. tidak ada yg salah disitu… sama dgn yg dilakukan ducati mereka kekeh dgn idealisme mereka dgn sistem klep desmodromic mereka bisa ngejar speed speed speed dilintasan selama bertahun tahun, dan apa yg terjadi??? 15 tahun ducati planga plango sejak terakhir juara di 2007 setelahnya diasapin terus sama yamaha honda bahkan suzuki yg sempat jadi juara di motogp..

      ducati yg pernah juara di 2007 saja butuh 15 tahun utk bisa kembali perform, mereka kekeh dgn teknologi dan idealisme mereka tapi mereka buktikan dikemudian hari bahwa mereka pada akhirnya akan bisa juga membawa idealisme dan teknologi mereka ini menjadi raja di motogp…

      ktm baru turun di motogp 2016 artinya baru 8 tahun dan lu dgn bacot seenteng kentut bilang “ktm ngapain aja”… lu baru jadi penonton motogp??? ingat bor ducati 15 tahun planga plongo di motogp sebelum sangar kembali seperti skrg jadi lu jgn meremahkan tim yg baru 8 kerja keras sejak debutnya di motogp… ngmg tu dipikir mas pke logika pke analisa bukan pke kentut…

      • lu ngomong panjang lebar idealis ducati tapi lu sengaja lu lupain ducati tu bukan cuma desmo doang loohhh, tapi mesin bagian rangka alias mesin penghubung rangka dengan swing arm yg mana TELAH DITINGGALKAN ducati dan faktanya yg lebih dulu mesin bagian dari rangka duluan daripada desmo yg jadi jati diri asli ducati , ngomong idealiss preeetttt lah,

    • Makanya ada yg ngebul.. Mungkin di atas kertas msh layak pake tp ternyata ngebul..

      Eh tp Ducita ga ada mesinnya yg ngebul ya 😁

  7. Coba pabrikan Eropa pake teknologi downforce manual sendiri dg ban Michelin, sedangkan Jepang pake teknologi downforce elektronik sendiri dg ban Bridgestone….. Coba bagusan mana

    • ada yg komen diatas “ktm ngapain aja”

      klo menjadi juara dunia motogp itu gampang semua pabrikan mw ikutan bor..

      bikin motor kompetitif itu tidak semudah itu aplg di level motogp dimana levelnya masuk kategori prototype dimana produk yg dikembangkan itu berada di level tertinggi…

      ktm datang dgn idealisme mereka yg kekeh pke sasis tubular dan tidak mudah mengembangkan motor dgn basis sasis yg berbeda dri org lain.. mereka masih bekerja keras utk bisa membuktikan bahwa idealisme mereka itu bisa sukses.. tidak ada yg salah disitu… sama dgn yg dilakukan ducati mereka kekeh dgn idealisme mereka dgn sistem klep desmodromic mereka bisa ngejar speed speed speed dilintasan selama bertahun tahun, dan apa yg terjadi??? 15 tahun ducati planga plango sejak terakhir juara di 2007 setelahnya diasapin terus sama yamaha honda bahkan suzuki yg sempat jadi juara di motogp..

      ducati yg pernah juara di 2007 saja butuh 15 tahun utk bisa kembali perform, mereka kekeh dgn teknologi dan idealisme mereka tapi mereka buktikan dikemudian hari bahwa mereka pada akhirnya akan bisa juga membawa idealisme dan teknologi mereka ini menjadi raja di motogp…

      ktm baru turun di motogp 2016 artinya baru 8 tahun dan lu dgn bacot seenteng kentut bilang “ktm ngapain aja”… lu baru jadi penonton motogp??? ingat bor ducati 15 tahun planga plongo di motogp sebelum sangar kembali seperti skrg jadi lu jgn meremahkan tim yg baru 8 kerja keras sejak debutnya di motogp… ngmg tu dipikir mas pke logika pke analisa bukan pke kentut…

    • Karena dulunya tim jepang yg ibarat manusia super dr planet krypton harus dilemahkan jadi kayak manusia biasa (ECU, elektronik,kreasi mesin yg dibatasi sana sini) demi menyamakan level dgn yg lain,eeeh malah kebablasan sampe jadi manusia lemah gemulai seperti sekarang

    • Selain udh unggul mtr, mreka unggu jumlah pengumpulan data (8 pembalap). Jd klo KTM n Aprillia dianggap langit, maka Ducita itu di atas langit kondisinya 🤣

  8. gileee… emang nih blog bener2 idoal saya ini..
    semua komentator di atas puanas beud komeng2 nya… seru, dan menginspirasi..
    cukup berbobot..!
    lanjutkan!..
    hahahaaa….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here