TMCBLOG.com – Pecco Bagnaia dan Ducati memperlihatkan potensinya untuk merajai awal musim MotoGP 2024 dengan berhasil menorehkan laptime lebih cepat dari rekor lap sepanjang masa yang resmi yakni 1:51,762 detik yang diukir oleh Luca Marini di GP Qatar 2023. Pecco menorehkan laptime 1:50,952 yang artinya hampir 0,8 detik lebih cepat dari rekor laptime resmi. Namun tentu saja karena ditorehkan dalam test, torehan ini tidak serta merta mengantikan input statistik resmi MotoGP. Dibelakangnya hadir teammate Enea Bastianini dengan jarak hanya 0,12 detik diikuti Aleix Espargaro dengan jarak 0,308 detik dari Pecco.

“Kami menyelesaikan pekerjaan 100%. Kami telah memutuskan segalanya untuk memulai musim ini,” ungkap Pecco “Saya sangat senang dengan perasaan ini – bahkan lebih dari angka laptimenya. Karena ketika Anda merasa nyaman mengendarai sepeda motor, wajar jika waktu putaran tiba. Kondisi selama lima hari pengujian di Malaysia dan Qatar sempurna. Kita lihat saja apa yang terjadi selanjutnya di Grand Prix dalam dua pekan, tapi untuk saat ini saya sangat senang.”

“Perasaannya luar biasa. Saya yakin GP24 lebih baik dari GP23 di segala bidang. Ini merupakan perpaduan antara hal-hal baik dari GP22 dan hal-hal baik dari GP23, sehingga saat ini berfungsi dengan sempurna. Tapi kami juga tahu betul bahwa segalanya bisa berubah di balapan akhir pekan. Perasaannya bagus saat ini, semua GP24 sepertinya super kencang, termasuk Enea dan Martin, jadi kita boleh bangga,”

Yang juga menarik di posisi 4 hadir Marc Marquez dengan laptime terbaik juga berada di bawah laptime rekor Marini. Marc menorehkan 1:51,335 detik dan berjarak hanya 0,383 detik dari laptime terbaik Pecco. “Tidak ada rahasia di sana. Saya sangat tenang sepanjang pra-musim karena saya tahu: selangkah demi selangkah dan jangan panik,” kata Marc Márquez menjelaskan pendekatannya dalam mempersiapkan musim pertamanya di Ducati. “Terkadang saya berada sangat jauh, namun penting untuk memahami semua langkahnya. Karena ini adalah sepeda motor baru dan itu penting.”

Dan Marc punya pengakuan berikutnya “Hari ini adalah harinya untuk mengambil langkah lain dan meningkatkan risiko – dan itulah yang saya lakukan. Saya lebih dekat, terutama saat time-attack. Saya juga mendorong dengan cukup baik dalam long-run. Waktu putaran tidak cukup menunjukkan hal ini karena ada masalah dengan transponder. Tapi tidak apa-apa. Crash pertama juga terjadi, tapi itu normal. Karena seperti yang saya katakan: Saya meningkatkan risikonya hari ini.”

“Saya melakukan dua belas lap long-run dari sekitar 18 putaran yang direncanakan. Jadi saya berkata pada diri sendiri, ‘Oke, sekarang tinggal lima lap lagi, jadi saya akan mencoba melangkah lebih jauh.’ Atau mungkin saya melakukannya di tempat yang tidak diperbolehkan dilakukan dengan motor ini dan saya masuk. Tikungan 4 terjatuh menimpa roda depan. Tetapi penting juga bagi Anda untuk memahami hal-hal ini (limit motor).” tegas pemenang MotoGP 59 kali itu.

“Sejauh ini saya selalu membalap dengan sangat lembut dan konsisten, tanpa menyerang untuk sepersepuluh detik terakhir. Dalam balapan, kami selalu berkata: tiga persepuluh detik terakhir adalah yang tersulit dan di situlah saya berada sekarang. Saya tertinggal dua, tiga, dan terkadang bahkan empat persepuluh dari top rider. Sekarang saya harus memahami bagaimana cara menjadi lebih dekat dengan mereka.”

“Tiga, empat, atau lima pembalap bahkan lebih cepat dari kami, terutama Bagnaia, Martin, dan Bastianini. Tapi kita lihat saja, hari ini saya lebih dekat dibandingkan di Malaysia. Kami harus memahami jalurnya selangkah demi selangkah untuk dapat belajar darinya.”

Pembantaian rekor laptime mungkin bukan kalimat yang terlalu berlebihan untuk mewakili apa yang terjadi. Secara umum ada 11 pembalap yang menorehkan laptime lebih cepat dari laptime rekor sirkuit Lusail Qatar di hari kedua test Qatar 2024 ini mulai dari Pecco, Bastianini, Aleix, Marc, Raul, Vinales, Martin, Diggia, Binder, Bezzecchi dan Miller.

Buat Ducati, ini terbukti menjadi tes yang luar biasa bagi para pembalap Bologna, dengan menempatkan seluruh enam dari tujuh pembalap penuh waktu mereka di Tes Qatar finis di 10 besar. Pertama Bagnaia, lalu Bastianini, Marc Marquez di urutan keempat meski sempat mengalami kecelakaan di 20 menit akhir test terakhir pra-musim 2024 ini (crash pertama Marc dengan Ducati). Kemudian Jorge Martin (Prima Pramac Racing) mengambil alih tongkat estafet di posisi 7.

Di Pertamina Enduro VR46 Racing Team juga banyak hal positifnya. Marco Bezzecchi adalah orang pertama yang mencatatkan rekor putaran lebih cepat dari rekor resmi yang dicatat oleh rekan setimnya saat itu Luca Marini selama GP tahun lalu, dan mengakhiri hari itu di posisi 10. Kini rekan setimnya, Fabio Di Giannantonio, terus bersinar, dengan tetap unggul dalam catatan waktu. Diggia finish di posisi 8 pada trek yang ia kuasai pada tahun 2023 lalu. Alex Marquez (Gresini Racing MotoGP) adalah satu-satunya pemakai motor Ducati yang terlempar dari top 10.

Saat pra-musim berakhir, penantang terdekat Ducati dalam catatan waktu adalah Aprilia. Setelah Aleix Espargaro dengan RSGP24 mengakhiri tes sebagai Aprilia tercepat di posisi 3 tetapi dengan Raul Fernandez (Trackhouse Racing) bersinar di posisi 5 menggunakan RSGP23. Maverick Viñales (Aprilia Racing) meraih posisi 6.

“Ini berjalan dengan baik, saya sangat, sangat senang,” jelas Aleix Espargaró. “Kami berada di level yang lebih tinggi dari yang saya perkirakan. Saya cepat kemana-mana, Aprilia sekarang lebih baik dimana-mana. Kami hanya perlu sedikit meningkatkan motornya di sisi mesin. Kami membutuhkan lebih banyak torsi dan tenaga, terutama untuk ban lunak. Kami berada pada batas di sini. Kita tidak bisa mendapatkan lebih banyak manfaat dari ban. Kami mungkin akan mendapat beberapa masalah pada hari Sabtu.”

Namun demikian Aleix sangat memuji paket motor 2024 miliknya: “Dalam hal kecepatan balapan dengan ban medium, itu luar biasa. Kami terbang hari ini – jadi saya sangat senang! RS-GP 24 sangat bagus. Tapi jika Anda memeriksa putaran saya sebelum saya jatuh setelah hampir 10 lap, itu luar biasa – kecepatannya gila. Saya berkendara beberapa lap dalam rentang 1:51, yang sungguh luar biasa dengan ban medium.”

“Ceritanya sama dari tahun ke tahun, ujian hanyalah ujian. Ini mungkin musim yang menyenangkan, tapi mari kita tunggu balapannya. Namun jika Anda secepat Anda saat ini, Anda berhak untuk bersemangat. Saya merasa seperti saya berkendara lebih baik dari sebelumnya dan RS-GP 24 adalah motor terbaik yang pernah saya miliki.”

Miguel Oliveira (Trackhouse Racing) juga melakukan lompatan timesheet setelah finis di urutan 12. Satu hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknologi adalah penggunaaan dua unit ekor berbeda yang digunakan di kubu Noale, dengan Vinales dan Oliveira mencoba desain buritan RSGP24 dari desain yang sebelumnya (RSGP23). Siapa yang akan menjalankan apa saat lampu start padam untuk balapan nanti? Ahhh santai, unit buritan bukan hal yang dikendalikan regulasi homologasi.

Buat KTM, ini sepertinya sesi uji coba yang memuaskan, dengan Brad Binder dan rekan setimnya di Red Bull KTM Factory Racing Jack Miller berada di bawah rekor lap sebelumnya. Binder juga finis di 10 besar. Namun, semuanya tidak berjalan mulus, dengan Binder berhenti saat melakukan long-run karena masalah sementara Miller mengalami crash.

“Ya, tidak apa-apa. Hari ini kami terutama membuat beberapa perubahan pengaturan. Musimnya bisa tiba.” begitu kata Binder membuka penjelasan mengenai hari terakhir pengujian ini. “Hal-hal yang akan membantu kami untuk Grand Prix hanya dalam waktu kurang dari dua minggu. Bermain-main dengan spring rate, wheelbase dan lain sebagainya. Kami para pembalap selalu menemukan alasan untuk mengeluh, tapi intinya adalah motornya sudah sesuai dengan apa yang kami inginkan.”

“Kami mengalami masalah teknis di pagi hari dan memulainya terlambat. Jadi jelas bahwa kami harus mengerahkan segala yang kami bisa untuk hari ini. Dalam keadaan ini saya puas dengan beban kerja sehari-hari. Kami dapat mencoba beberapa pengaturan dan melihat lebih jelas lagi.”

Apakah potensi penuhnya belum keluar atau mereka sedang kesulitan? Sebagai pengingat test pra-musim tahun 2023 yang lalu KTM cukup mengalami hal yang lebih buruk, namun memasuki race weekend akhirnya mereka kembali menemukan ritme performa dari RC-16 mereka.

Sementara itu di Red Bull GASGAS Tech3, pendatang baru Pedro Acosta mengklaim posisi 15 pada dalam tes MotoGP ketiganya tahun ini, sementara ia juga mencatatkan pace pada long-run dengan meyakinkan dengan catatan waktu 1:52 detik-an. Rekan setimnya Augusto Fernandez masih memiliki masalah.

Buat Yamaha, kemajuan progres M1 terlihat nyata selama pra-musim, tetapi pencarian pace buat time attack dan grip ban belakang terus berlanjut. Baik Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) dan manajer tim Massimo Meregalli juga menginginkan lebih, lebih, lebih. Knalpot yang lebih panjang adalah salah satu pendekatan yang diuji untuk memuluskan tenaga, dengan maksud untuk mencapai kecepatan satu putaran. Tapi ingat dengan status full konsesi berarti Yamaha, dan Honda, bisa terus melakukan pengujian jika mereka menginginkannya. Pada akhir Tes Qatar, Quartararo berada di posisi 14 dan rekan setim baru Alex Rins di posisi 16 untuk saat ini.

“Masih banyak yang harus dilakukan,” kata Quartararo dan secara khusus menunjuk pada masalah umum pada M1: “Cengkeraman roda belakang adalah salah satu hal utama. Saya berada di belakang Bastianini dalam simulasi sprint dan saya bisa melihat banyak hal yang mereka lakukan jauh lebih baik daripada kami. Ini adalah informasi yang baik bagi kami.”

“Pada saat-saat tertentu sepeda motor kami tidak berfungsi lagi. Tapi saya yakin kami punya ruang untuk berkembang. Namun kami harus menemukan hal-hal yang bisa memberi kami lebih banyak grip. Knalpot Panjang adalah kemajuan, tapi itu tidak akan memberi kami lebih banyak grip. Knalpotnya memiliki beberapa sisi positif dan negatif, namun saya memutuskan untuk tetap menggunakannya.”

“Insinyur baru yang datang dari The Reds (Ducati) memulainya enam minggu lalu. Kami membutuhkan lebih banyak waktu dan kami membutuhkan lebih banyak pengujian. Saya pikir kami perlu tiga hingga empat bulan lagi untuk melihat kemajuan motor kami. Mudah-mudahan mereka terlihat.”

Bagi Honda dan HRC, Test Qatar adalah akhir pra-musim yang menantang setelah pembalap baru Repsol Honda – Luca Marini – dan rekan setimnya – Joan Mir – masih berjuang dengan perasaan tidak enak badan di Qatar. Peningkatan 1,1 detik yang dicatat Mir dari putaran kualifikasi pada tahun 2023 menunjukkan lompatan ke depan, tetapi tim Honda akan mencari lebih banyak lagi karena keempatnya mengunci P17 ke P20 dan peningkatan pabrikan lain masih sangat cepat di depan. Johann Zarco dari Castrol Honda LCR dan Takaaki Nakagami dari Idemitsu Honda LCR finis lebih cepat dari duo Repsol Honda.

“Hari ini saya bangun dengan perasaan sangat lelah dan secara umum merasa tidak enak badan. Setelah keluar pertama, saya merasa sangat tidak enak badan dan harus berhenti untuk mencoba memulihkan kekuatan. Saya sudah bisa beristirahat dan kembali ke jalur, namun kondisi saya belum 100% sehingga kami hanya bisa melakukan beberapa hal. Lalu di exit terakhir saya mengalami Crash cepat yang berarti kami tidak bisa memulai latihan, jadi ini adalah hari yang cukup rumit. Akan sangat baik jika hari terakhir ini berada dalam kondisi terbaik kami, namun kami telah mampu membuat kemajuan yang baik selama tes ini. Sekarang kami mengalihkan perhatian kami ke balapan dan berusaha meraih hasil maksimal.” begitu kata Mir.

Sementara itu Zarco mengungkapkan “Posisi tersebut tidak mencerminkan potensi kami yang sebenarnya, namun ini merupakan tes yang menarik. Kami telah mencoba banyak hal, dan saya menikmati lap di atas motor, dan itu penting. Hari-hari ini sangat berguna untuk melihat area mana yang perlu ditingkatkan, dan saya menyukai kinerja Honda sejauh ini. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim atas pekerjaan mereka.”

Namun dari segi teknis, ada banyak optimisme di garasi HRC, terutama seputar mesin baru dan aero belakang double-stacked baru yang bertujuan untuk meningkatkan grip ban belakang, untuk cengkeraman dan stabilitas. Pencarian cengkeraman belakang terus berlanjut dan tetapi Honda, seperti Yamaha, juga memiliki kelonggaran konsesi. Buku pengujian tahun 2024 kemungkinan besar tidak akan ditutup sekarang dan dibiarkan belum dibaca hingga tes pasca-Jerez.

Paddock MotoGP akan kembali ke Sirkuit Internasional Lusail untuk Grand Prix Qatar Airways Qatar dari tanggal 8 hingga 10 Maret 2024 nanti.

43 COMMENTS

      • Nyatanya emg pencapaian rider GP24>GP23. Yg menghibur diri itu penggemar pay rider GP23 yg ketar ketir tiap rider GP24 muji2 motor baru mereka sementara idola mereka cuma dapet GP23 dan disinyalir kaga jadi bikin rider laen gemeteran pengen pulang wkwkwk

    • Fakta yg di dapat dari test Sepang dan Qatar di 2024, rekor fastest lap sirkuit dipecahkan oleh banyak rombongan motor pabrikan yg akan berlaga di 2024.

      Tidak berlebihan jika sebagian pengamat pada tahun 2023 lalu mengatakan jika MM93 memakai Ducati, maka dia akan cepat dan bisa mengalahkan pembalap lainnya.
      Dan ternyata memang tidak terlalu berlebihan, faktanya dari 3 test (Valencia 2023, Sepang dan Qatar 2024), MM93 yg memakai motor Ducati yg dipakai para pembalap Ducati di musim 2023 ternyata bisa memecahkan rekor fastest lap dan bahkan juga race pace juara tahun 2023.

      NAMUN sayangnya, yg dihadapi MM93 dimusim 2024 ini adalah bukan motor pabrikan tahun 2023 lalu, namun motor pabrikan tahun 2024 yg terbukti lebih cepat dari motor 2023 lalu.

      Hampir mirip saat MM93 comeback di musim 2021, 2022 dan 2023 lalu, performa motor yg digunakan para rivalnya sudah jauh meninggalkan motor Hondanya saat juara 2019 lalu dan Honda mengalami stagnan dan salah arah pengembangan motor.
      Namun bedanya saat ini motor Ducati 2023 yg digunakan MM93 tidak terlalu jauh gap ketinggalannya dengan rivalnya.

  1. Gp24 benar2 step up satu langkah lagi
    Sedangkan kubu jepang mendekati gp23 aja masih belum

    Peta persaingan masih tetap kayak tahun lalu

  2. tu kan, markuktet ke depan lagi. kalo ‘race’ berlangsung, apa 3 yg di depannya bisa membendung tekanan yg di berikan MM??

      • Tapi sudut kerapatannya kan lebih lebar karena dipisahkan oleh tangki.
        Apalagi Pas mau nidon makin ngangkang buat nambah momentum buat nikung dibanding motor dg sasis underbone yg bisa langsung nikung sambil ngerem

  3. taun ini semoga bener2 seru dg pecco yg semakin matang, martin bagai singa yg lapar, dan marc raja yg ingin merebut kembali tahtanya,,dan skrg sama2 dg motor ducati mskpn marc motor 1tahun dibawah tp update paling akhir.

    • gak, yg dikasi ke satelit diluar pramac bukan spek paling update kaya era satelit pakai gp22 sama gp21 kemarin. Gp23 iya, tapi spek Zarco yang disetop sampe tengah musim doang

  4. terlalu OP sih tpi semoga gw salah, karena nonton GP itu serunya antar pabrikan.

    permintaan Bagnaia langsung terkabul tahun ini dimana dia minta tahun lalu harus ada jarak antara pabrikan dan satellite.

  5. pecco kaya ga ada besoknya 11 rider pecah rekor gila, motor makin kesini makin kaya roket, apalagi gp24 makin ga ada lawan. ngeri ngeliatnya, gua cuma takut kalo pas crash aja.

  6. Semakin kenceng maka level bahayanya juga semakin tinggi.
    Awal musim 2023 lalu lumayan serem, tentu ga ada yg berharap ada lagi crash parah, tapi jangan kaget aja kalo sekalinya ada bisa lumayan fatal.

  7. Ini mah alamat marc.. lawan tim pabrikan sendiri, dlm hati marc.. seampas2nya Gp23 ini bkn rcv yg biasa gw pke, msh bisa lah buat fight.. ma barisan ducati di dpn.

  8. Aprilia ini stepnya efektif efisien, ga seheboh KTM, tapi progresnya keliatan, tinggal keberuntungan dapat pembalap super saja, minimal martin bisa lah

  9. Lu kalah catatan laptime, fastest lap, dan kalah di kualifikasi TAPI lu leading sepanjang race, you still win the game

  10. Berkaca dari Honda, jikalau Yamaha menggunakan mesin V4 sepertinya bukan di situ clue solusinya.
    Kalau mau menyaingi Eropa sepertinya Jepang perlu melompat 3 kali lebih tinggi.
    Menarik nih perang para insinyur..

  11. agak bosen jg baca komentar begini.. ecu inhouse yg disebut terus buat nutupin ketinggalan pabrikan yaban.. padahal motor motogp perkembangannya udah jauh, makin cepat makin, brutal dikendalikan.. jadi winglet dan peralatan lenong lainnya udah merupakan keharusan.. kalo gak ya udah makin celeng, membahayakan ridernya sendiri.. pun gw yakin walo ecu inhouse diperbolehkan kembali dgn kecepatan motor yg sekarang ya winglet atau aero tetap dibutuhkan buat memudahkan pembalap..

    • iya udah bertaun2 gw ga pernah baca atau denger berita kalo masih ada orang di motogp yg protes masalah ecu mm. udah lewat. ga relevan lagi protes ecu seragam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here