TMCBLOG.com – Pada balap Grand Prix MotoGP Qatar, Yamaha menjadi yang terbaik di “Japanese Cup” secara waktu balap, Yamaha M1 2024 di Qatar 2024 lebih cepat 6-7 detik dari balapan terakhir M1 2023 di Qatar sebelumnya. Namun tetap saja dengan segala perubahan teknis maupun non-teknis termasuk organisasi ada banyak pembalap dengan Motor Eropa di depan Yamaha dan inilah yang bikin Fabio Quartararo yang terlihat tenang namun tidak bisa menahan untuk mengungkapkan kekurangan tunggangan bermesin inline-4 nya di Qatar.
“Kami mengalami kemajuan, jadi ini adalah sesuatu yang sulit untuk dikatakan. Tetapi level motor kami dibandingkan dengan yang lain, memang benar bahwa kami lebih jauh dari sebelumnya. Kami lebih maju dibandingkan tahun lalu. Kami mengalami sedikit peningkatan, namun mereka bahkan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan tahun lalu,” begitu Fabio membuka penjelasannya.
“Jadi, kesenjangan antara semua pabrikan Eropa dan kami semakin besar – bahkan bagi Honda pun kami merasa hari ini kami kehilangan sesuatu, dan mereka juga kesulitan. Namun saya merasa kami bahkan lebih buruk hari ini.”
Yamaha memperoleh mesin yang lebih kuat tahun 2024 ini, namun diperkirakan setup keseimbangannya masih belum ketemu karena pada dasarnya kekuatan mereka di cornering terutama di long corner malah berkurang hal ini secara jelas dikeluhkan oleh Fabio.
“Begitu ada tikungan panjang dengan banyak akselerasi, yang menjadi kekuatan kami di tahun 2021 di mana saya menjauh dari Ducati di triple right, sekarang menjadi titik lemah kami. Jadi, itu sebabnya kami mempertanyakan diri sendiri mengapa kami lambat di tikungan seperti ini.”
Konsesi sepertinya bukan seperti topi pesulap yang bisa secara instan mengubah M1 (dan juga RC213V) dalam semalam, hal ini sepertinya belum akan dapat diselesaikan dengan cepat. Namun masalahnya adalah kalau kesulitan ini terus berkelanjutan, ini akan berbahaya buat meningkatkan image Yamaha di mata tim tim satelit yang mereka incar untuk musim 2025. Dan bukan hanya itu, Yamaha berisiko besar kehilangan pembalap bintangnya jika pabrikan yang lebih kompetitif dapat menawarinya kursi untuk tahun 2025.
Bukan bermaksud nakut-nakutin nih, diberitakan bahwa Aprilia “tertarik” untuk mengakuisisi Quartararo tahun depan, lapor Motosprint. Pabrikan yang berbasis di Italia itu sepertinya bukan satu-satunya pilihan ketika Quartararo mensurvei lanskap MotoGP menjelang tahun depan. Juara Dunia 2021 itu adalah salah satu dari mayoritas pembalap yang kontraknya akan berakhir pada akhir tahun ini dan tentu bisa menjadi bagian dari silly season 2024. @tmcblog
Ayo Italia
Honda yamaha lagi terpuruk… dah lah…
honda yamaha kyanya harus balik ke ecu inhouse nih, buat ngejar ketertinggalannya. hihi
Join Aprillia trus duet lagi dengan Maverick… Jgn sampe insiden hi-rev di pits terulang lagi
pindah aja, yamaha & honda belum ada titik terang nich buat fight di depan.
Kalo mau instan indomie aja om taro, aprilia aja jadi kuat seperti sekarang karena makan konsesi bertahun-tahun.
That is what you want,deal with it! win with it!
Kan cratcrut dr jauh jauh hari udah memperingatkan,tapi malah lu nyinyirin,dik tararo!
Sepertinya dik taro bukan seorang rider developer yg baik, suka bingung sendiri dgn pilihannya
Vina pantas panik.
Karena angin-anginan dan over paid.
Sedangkan Asep41 lumayan perform, gaji murah, plus bekingnya kuat (om Akang 🤭).
Selalu ngakak kalau kang asep disandingin sama akang
om akang nih kayaknya petinggi Piagio, FIM, sekaligus Dorna
Kenceng tapi celeng…. Deuh M1.
saya masih ingat tempo hari,ada yang bilang quartararo seperti metronom,sesuatu yang sangat dilebih lebihkan…..menurut saya dia sebenarnya metro mini
Era motoGP saat ini masih banyak celah ruang untuk diexplore oleh disiplin ilmu yg namanya teknik fisika dan turunannya, termasuk aerodinamika.
Sifat orang Jepang serta ras kuning pada umumnya (Jepang, Korea dan China), mereka tidak ragu-ragu untuk investasi besar untuk hal-hal yg bersifat mass product, efisiensi dan industrialisasi, jika hitung-hitungannya sudah jelas dan pasti.
Namun mereka mungkin lemah/ tidak tertarik jika berbicara tentang pengembangan dan riset berjalan, apalagi jika regulasi dan standard yg digunakan menggunakan standard international dari negara lain.
Orang-orang ras kuning itu secara umum tidak banyak yg mau dan bisa berbahasa Inggris, tidak banyak yg mau dan paham standard international dari negara lain.
Hanya orang-orang tertentu saja, itupun orang-orang yg pekerjaan dan posisinya bersinggungan langsung dengan hal-hal asing itu.
Udah pasti taro cabut nih
Ambil hikmahnya buat yfr jadi bisa fokus kembangin motor mereka lagi. Dah dinaikin top speed tetep gak bisa make
Fokus sama rins dan calon duetnya musim depan. Meskipun gak se alien taro tapi setidaknya bisa diajak kerja di masa sulit
bakal cabut kyknya
paling mudahnya,kalau memang ada yg minat segera pindah aja.markes bisa,kenapa kamu tidak,persetan dengan kontrak.tapi itu juga harus dengan pembuktian,markes sudah membuktikan,morbideli belum.
Satu satunya cara menang pabrikan jepang sekarang dengan cara sikut sikutan langsung di trek (kalau kebetulan ketemu) kalau ketinggalan ya udah terima nasib aja + 40 derik dari finisher.
Skenario apabila Quartararo pindah ke Aprilia 2025, Yamaha harus membujuk Marco Bezzechi untuk merapat ke factory Yamaha dan VR46 tim harus jadi tim satelit Yamaha di 2025 duet Digiantonio & Rocky moto2 maybe 🔥
gas m1 V4? wkwkwk yg ada tambah papan bawah
Level busuknya pabrikan Japanese saat ini rasa-rasanya setara level busuknya Proton KR, Harris WCM, atau Aprilia era RS Cube. Ekekekekek
fq20 ini sebagai pembalap dia memang hebat tapi disatu sisi dia seperti tidak tau bagaimana mengembangkan motor utk sebuah tim pabrikan…
yamaha pernah lebih bobrok dari sekarang di masa lalu, ibaratnya dlu yamaha tu “ga tau” cara bikin motor motogp yg benar sebelum akhirnya rossi datang dan langsung memberi dampak signifikan dalam performa yamaha, bahkan sisa² pengembangannya masih bisa mengantarkan fq20 juara di 2021
skrg ini yamaha menuju era baru dgn banyak perubahan² dalam teknis pengembangan, mereka lagi² lost karna tdk punya sosok yg bisa mengembangkan motor..
engineer itu membuat motor berdasarkan input pembalap jadi klo motor ga beres² berarti input dari pembalapnya jg ga beres
berbeda dgn kasus honda yg mana marquez kesulitan karna lama tidak membalap dan basis motor waktu itu berubah total dari motor yg terakhir dia adalah acuannya berubah menjadi pol esp sebagai acuannya plus ditahun itu juga dia off lagi beberapa bulan karna operasi… problemnya yamaha dan honda ini berbeda, honda lost karna pembalapnya cedera parah meskipun ketika turun mm93 selalu lebih perform dari fq20.. sementara problem yamaha pembalapnya ga bisa kasih input yg bagus kepada engineernya…
klo ada yg ga setuju dgn saya gpp tapi tolong lihat ktm dgn pedrosanya karna mereka adalah contoh nyata bahwa input dari rider yg memang kompeten mampu meningkatkan performa motor
kesian amat, sebelom Rosidin masok ke yamaha memang nsr mendominasi, tapi posisi m1 bukan rebutan posisi buncit, masi ada di tengah tengah
kesian amat m1 dilecehin ama fans yamaha sendiri sekali seakan rosidin the only hero saat itu
kok nsr sih ya maap wkwkw rcv maksudnya
Solusi Honda dan Yamaha ya konsesi, biarkan mereka mendevelop kapan aja, gimana dan dimana aja, itupun kl dalam 1 tahun belum cukup (gonta ganti rangka dan mesin srperti masa lalu). Ingat motor jepang udah limit di modif dan harus mengejar 2 detik dari Ducati yg sudah dibilang motor jadi.
fakta pecco tidak top speed tapi lumayan jauh dari yang lain itu tamparan buat yahaha.
berarti unggul di corner speed dan terutama exit.
Coba lord hohe 99 icip2 M1 pasti tau dmn letak kekurangan..fq20 minta top speed giliran nikung loyo,cal cruthlow udah bilang tapi gk dengerin..semoga yamaha dgn konsesi bisa kepuncak podium
Yamaha disukseskan n dihancurkan Quartararo.. Quartararo Bagus sebagai pembalap tp buruk sebagai developer.. Mending quartararo out tandemkan Rins dg Marco Bezzecchi..
Crat crut crot.. i told you…
King ciki taro mending buang aja udah