TMCBLOG.com – Race MotoGP LeMans 2024 berpotensi kuat menjadi calon race ter-epic musim 2024 bukan hanya karena telah menorehkan catatan rekor baru jumlah penonton yang memecahkan rekor tahun lalu di tempat yang sama, namun juga dengan aksi balapan yang terjadi khususnya di tiga besar finisher. Aksi cucuk-cucukan Marc Marquez pasca start Dldari posisi grid 13 memang tidak seheboh yang ia lakukan di Sprint dimana bisa naik dari P13 ke P6 dalam dua tikungan pertama . . . Di balapan Grand Prix hari Ahad secara umum Marc hanya berhasil naik 5 posisi setelah start dari P13 ke P8 di lap pertama. Hal ini sepertinya sudah diperkirakan semua orang, namun yang menarik adalah melihat hal lain setelah lap pertama tersebut.

Selama 20 lap sepertinya agak membosankan melihat Pecco di depan hanya sekedar diintip intip tipis oleh Jorge Martin, namun Marc Marquez mulai melancarkan operasi senyap tanpa mobat-mabitnya kembali selama 17 lap sehingga dari posisi 8 bisa sampai di posisi podium finsih. Tercatat Morbidelli, Vinales, Diggia, dan Aleix sukses menjadi korban Marc Marquez kala itu.

Namun ada hal yang menarik TMCblog lihat yakni betapa Marc sangat sabar melakukan semua ini dan sangat terlihat penuh perhitungan sampai akhirnya Marc bisa membalap apa yang Pecco lakukan 14 hari sebelumnya dengan luas di lap terakhir race Grand Prix MotoGP LeMans 2024 ini dan merayakan balapan GP ke-1000 Gresini dengan momen yang sangat baik.

“Ya hari ini kami ‘memasak’ podium dengan cara yang lebih lambat. Adalah benar kemarin adalah start yang di luar nalar dan memberikan saya tempat kedua di Sprint. Namun yang paling penting adalah kemarin kami memiliki pace untuk kembali.

“Hari ini Saya tahu pacenya ada jadi saya pelan pelan mencoba melewati pembalap lain dan ketika saya sudah berada di posisi tiga kami kehilang watu sebentar [saat] dengan Diggia. Namun dari titik itu Ok, tempat ke 4 sudah Ok, namun saya melihat bahwa Saya bisa mengejar mereka (Pecco & Martin). Pacenya ada di sana  dan ya saya awalnya memperkirakan Pecco menyerang Martin di lap terakhir, namun tidak terjadi. Lalu saya putuskan untuk menyerangnya ( Pecco).”

Marc Marquez finis P2 untuk podium GP ke-142, 10 lebih sedikit dari legenda MotoGP Jorge Lorenzo yang berada di urutan keempat dalam daftar pembalap dengan podium terbanyak di semua kelas. Setelah Marquez menempati posisi kedua di GP Spanyol, ini merupakan podium pertamanya lagi di balapan GP berturut-turut sejak 2021 (Amerika/Emilia-Romagna). Dengan Jorge Martin unggul atas Marc Marquez dan Francesco Bagnaia, Ducati mencatatkan 51 balapan Grand Prix MotoGP berturut-turut dengan setidaknya satu pembalap berada di Podium.

Dengan hasil Race tersebut Jorge Martin mempertahankan posisi tertinggi championship sementara setelah 5 seri dengan 129 poin dan berjarak 38 poin dari kejaran Pecco Bagnaia di posisi kedua. Bagnaia finis P3, untuk podium ke-38 di MotoGP, semuanya bersama Ducati. Dia kini memiliki dua podium lebih sedikit dari legenda MotoGP Andrea Dovizioso, yang berada di urutan kedua dalam daftar Ducati dengan podium terbanyak di belakang legenda MotoGP Casey Stoner (42).

Martin memimpin Kejuaraan Dunia MotoGP dengan 129 poin, unggul 38 poin dari Bagnaia. Artinya Martin dijamin masih memimpin usai GP Catalan dua pekan lagi apapun yang terjadi di sana. Martin meraih kemenangan ketujuhnya di MotoGP dan yang kedua sepanjang tahun ini bersama Portugal, semuanya bersama Ducati. Martin kini menyamai Loris Capirossi di posisi keempat daftar pembalap Ducati tersukses di MotoGP.

LeMans juga menandakan Marc Marquez kembali ke posisi Top-3 championship dengan jarak yang cukup dekat dengan Pecco yakni sebanyak 2 poin saja. Rookie Pedro Acosta tersingkir untuk pertama kalinya dalam balapan MotoGP setelah finis P6 di Tissot Sprint pada hari Sabtu. Sebelum GP Prancis, dia adalah satu-satunya pembalap yang selalu mencetak poin di semua balapan Sprint dan Grand Prix. Saat ini Acosta masih ada di posisi 6 klasemen sementara pembalap.

Kemenangan Sprint dan Grand Prix oleh para pembalap Ducati membuat pabrikan asal Borgo Panigale – Italia ini makin kuat memimpin klasemen manufaktur dengan jarak 63 poin dari kejaran KTM di posisi kedua dan Aprilia di posisi ke tiga.

Di LeMans berkat raihan Martin dan Morbidelli, Pramac Racing menjadi team dengan perolehan poin terbesar yakni 46 poin. Namun secara umum masih Ducati Lenovo yang memimpin klasemen team MotoGP untuk 5 seri awal dengan jarak 36 poin dari Pramac Racing.

Trio pembalap Spanyol Jorge Martin, Marc Marquez dan Pedro Acosta memimpin top-10 klasemen pembalap tim satelit dimana Martin memimpin 40 poin dari Marc Marquez. Disusul 16 poin setelah itu oleh Pedro Acosta yang kebetulan DNF di race Grand Prix.

Sementara itu Pramac Racing memimpin klasemen team satelit dengan 144 poin dan berjarak 22 poin dari Gresini Racing yang dikawal duo kakak – beradik Marquez.

30 COMMENTS

  1. Saya tahu baca artikel ini gratis, tapi boleh dong saya komplain mengenai tulisannya wak haji yang sering banget typo dan kadang kalimatnya sulit dimengerti (mungkin otak saya aja yg lemot).

    Emangnya sebelum dipublish gak dicek dulu ya? Hal ini mengesankan tulisannya asal-asalan dan gak professional, yang penting tayang, meskipun saya tahu pasti wak haji pasti riset dulu sebelum nulis. Semoga ke depannya lebih baik lagi.

    • Hoammm, sepele, pembaca disini butuh artikel yg terbit cepet apalagi baru kelar event/race, typo dikit ga ngaruh, yg penting vibenya masih anget buat komentator nimbrung, gausah diajarin juga wak haji tau lah masalah tulisan gini, kalo mau good quality product of writer baca novel gan, jangan baca artikel online.

    • Justru inilah asiknya membaca di TMCBlog, protes terkait typo itu wajar, tapi toh ini blog pribadinya Wak Taufik, he do what he wanted to do… ini bukan kanal berita dengan sumberdaya besar yang dituntut untuk perfect, bagi saya ini cuma blog pribadi dengan segala keterbatasannya… dan Wak Taufik have done a very great job all these years

    • Bener sih tiap artikel ada saja typo nya. Kalau saya sih memaklumi, dan menjadikannya ciri khas. Kalau g ada typo biasanya yg nulis kang Nugie, klo typo berarti wak Taufik. Yg penting artikel nya adem, g buat panas hati, wkwkwkw

    • HAHAHAHA……emang dah base setup bro, ente ga bisa maksa, jadi reading style (plesetan riding style) ente yg harus menyesuaikan 😉

    • Udah lama Wak haji kyk gini bro, dan bukan anda yg protes pertama kali, alasannya sebagai sebuah ciri khas dan bakal mudah ketahuan kalo artikel ini di copas ke situs lain,

  2. Naah kan kemarin juga mikir skenarionya bakal Marc ngebabat podium pake cara nyempil mas Martin ama Bagnaia berantem

    Ternyata last lap mungkin Bagnaia pake mode kalkulator, ada benernya juga sih daripada zonk karna ndlosor. Tapi kaya kata mbah “dia gabisa liat kamu lemah” lalu dilahap karna pace nya ada.

    Kalau mungkin Martin ngelumat pecco (dan MM ngintip mereka berdua) 4 5 lap lebih dulu menurut saya ga bakal works, karna bakal disusul lagi ama Pecco dengan konsistensi riding “semi”butter hammer nya.

    • Makanya saran mbah k pecco justru menakut2i pecco bhw marc seolah bagai monster yg akan menerkam,makin stres kn?? Udhlah.. fokus pemahaman gp24 aja pecco dh dah auto cukup figh sm marc

  3. Semoga temperaturnya gak jadi permasalahan karena digeber buat nampolin banyak rider

    Tapi Michelin ini emang aneh,padahal di Jerez ngintilin pecco dan percobaan overtake pertama aja udah bikin bannya underperformance karena suhunya naik,tapi di Bugatti yg skenarionya lebih ekstrim lain cerita dong! Yaah suhu permukaan aspal dan udara jg sangat berpengaruh sih

  4. Nah kan… Bukan GP23 nya, tapi semua krn MM. Yg penting konsisten podium dan cetak poin. Kurangi DNF. Beban di akhir kejuaraan dijamin lebih ringan.

  5. Walaupun bukan podium 1 tapi setidaknya p2 itu sangat berarti buat marc dan gresini racing sebagai hadiah manis gp ke 1000 gresini racing, apalagi diraih dengan overtake banyak pembalap. Congratulation!!

  6. Mungkin perlu artikel tentang MARINI, MASIA dll, yang ganti motor atau naik kelas kok tidak menyala. Kadang ada rider yang nyetel hanya dengan motor dan tenaga ya segitu.

    • Klau naik klas dan redup itu udah hal biasa terjdi dan msalhny itu adaptasi,….. Kita mulai Dri para juara moto3 bpuk d moto2 sperti sandro cortese alex marquez(2-3thun awal moto2nya) denny kent lorenjo dalla porta albert arenas bhkan sang bkat muda izan guevara pun bpuk d moto2

  7. Marc bilang di parc ferme kalo emg start dia ga se luar biasa waktu di sprint, dan di awal2 race dia cukup kesulitan meng-overtake satu2 rider didepan krn ban-nya masih baru dan semua rider punya kekuatan akselerasi yg sama, jadi setelah bbrp waktu, rider lain mulai kehabisan ban, dan doi mulai bisa memanage race nya, dan paling kerasa setelah doi overtake Diggia, yg ketika dpt angin segar didepannya ternyata pace-nya kenceng bgt sampai2 bisa menyusul duo GP24 didepannya, sebenarnya dr awal juga mau overtake Pecco tp emg late braking nya Pecco edan bgt yg membuat Marc ga mau adu mekanik dan lebih baik menunggu celah aja, dan Marx tau Pecco terlalu terobsesi utk cari celah juga buat overtake Martin, tinggal nunggu waktu aja, “He known me, You known me” sambil cengar-cengir di parc ferme, di last lap doi mengeksekusi Pecco, yg mungkin udh dipelajarinya di lap2 sebelumnya,
    menurut gw bener kata mbah, kalo Marc itu seperti monster tp bukan monster yg doyan rampaging hanya dgn kekuatannya aja, tapi monster yg juga punya strategi buat mendapatkan buruannya,

    • Pembalap top sekarang juga bisa start dari belakang, cuman paling banter sampai top5 udah susah mau ngejar. ( gak ada yang crash )

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here