TMCBLOG.com – Akhirnnya kemenangan berturut-turut 4 kali Pecco Bagnaia dihentikan oleh team-matenya sendiri yakni Enea Bastianini yang tampil beringas khususnya di akhir sesi balapan. Bastianini sendiri menggondol 37 poin maksimum setelah memenangkan balapan Sprint dan balapan Grand Prix sehingga ini sendiri merupakan catatan tersendiri bagi Enea dengan memenangkan kedua balapan dalam satu race weekend. Enea Bastianini yang memulai balapan dari posisi start ketiga melakukan start yang tidak bagus dan melakukan beberapa kesalahan sehingga menyebabkan Ia harus terlihat mosak masik di awal balapan untuk melakukan recovery posisi. Dia meraih kemenangan Sprint pertamanya – yang juga merupakan podium Sprint pertamanya – dan kemenangan di Silverstone menjadi kemenangan ke-enamnya di MotoGP. Podium disapu bersih Ducati dan ini membuat Ducati sebagai pabrikan pertama dalam sejarah yang berhasil menyapu bersih podium sebanyak 7 kali berturut-turut (sejak seri Jerez).
Dengan ban yang relatif sama dengan Bastianini dan Pecco, Jorge Martin kedodoran menahan gedoran Bastianini di akhir balapan. Di awal lap terakhir T1 disusul pada tikungan berikutnya terlihat banget bahwa karet bannya sudah tidak lagi bisa memberikan grip yang optimum yang dibutuhkan saat hard braking. Ke-tidak stabilan ini berbanding terbalik dengan yang terjadi pada Bastianini. Pembalap berkarakter diesel yang memang semenjak naik ke MotoGP termasuk pembalap yang apik menjaga dan me-manage grip karet ban sampai dengan akhir balapan. Bastinini dengan mudah overtake Martin dan langsung meninggalkannya 1 detik dalam 1 lap terakhir itu tanpa bisa membuat Martin bisa mengejarnya. Martin finish P2 sementara Pecco P3 dan menyebabkan jelang seri Austria ia memimpin klasmeen dengan jarak 3 poin dari kejaran Pecco. Bastianini ada di posisi tiga sementara Marc Marquez turun ke posisi 4.
Menempatkan 5 pembalapnya di posisi Top-5 balapan membuat Ducati semakin memimpin klasemen manufaktur dengan 352 poin dan berjarak 160 poin dari kejaran Aprilia diikuti KTM setelahnya, kemudian ada Yamaha dan Honda secara berurutan di belakang. Sementara itu dengan poin akumulatif dari pembalap pembalapnya, Lenovo Ducati memimpin klasemen tim dengan 430 poin dan berjarak 128 poin dari kejaran Pramac Racing Ducati yang tahun depan akan bersama pabrikan Yamaha.
Jorge Martin jelas memimpin klasemen pembalap satelit/independent dengan raihan sementara 241 poin dan berjarak 62 poin dari Marc Marquez diikuti oleh Pedro Acosta di posisi ke tiga. BTW, seluruh 6 pembalap Ducati masuk Top-7 klasemen pembalap satelit, hanya dipisah oleh Acosta di posisi tiga ya sob.
Sementara Pramac Racing dengan akumulasi poin nilai yang diperoleh pembalap terbaiknya setiap balapan ada di posisi teratas klasemen team independent disusul oleh Gresini Racing dengan selisih total perolehan 31 poin dan Pertamina Enduro VR46 Racing sejauh 137 poin dari posisi puncak. Lagi lagi motor Ducati menguasai Top-3 di klasemen team independent nih. – @tmcblog
Tipis euy
Mepet.. 1234 ducita semua.. tahun depan kalo bestia + Martin kalo ga bisa cepat adaptasi ya sepertinya ducita tetap di atas angin dan bagiono keknya makin di atas angin..
Saya dukung plat nomor 1 tahun depan nemplok di aprilio atau katemi.
Biar si tanjidor muangkell hahahah
Aprilio bisa di barisan depan pasca fairing baru; katemi nanti dulu, mereka masih sama: understeer
bjirr, motor sekelas RSGP penyakitnya sama kayak icikiwirr
Ini sih otw plat no 1 pindah ke pabrikan laen dan downfall bagi Ductai. Sorry to say tp Ducati masukin si tumpul ga tajem tajem ga tumpul itu ibarat Preziosi masukin Rossi ke Ductai ato Jin Larvis masukin lg Rossi ke Yamaha, bukan ibarat Gigi masukin Lorenzo ke Ducatai ato Ajinomoto masukin Stoner ke Honda. Udh masuk masa afkiran baru dimasukin, malah buang yg pada haus kemenangan dan masuk umur mateng baik secara pisik maupun mental. Sekadar mengingatkan, kejatuhan Honda dan Yamaha jg krn terlalu pede petahanin org yg udh hampir pensiun krn cidera berat lengan dan mata ama petahanin rider yg masuk masa afkir tp dipertahanin krn alesan marketing itu itu. Penyelamat muka Ducati taon dpn praktis cuma tinggal Piccolo ama Digimon. Klo kaga ditreat maksimal bisa jg di era mesin baru mereka bedua kabur jg. Kan ga lucu dominan di akhir era 1000cc masuk konsesi lg di 850cc ekekekekek
Ya moga aje no. 1 masih di Ducati, kan mereka pinter ngakalinðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
Om lu komen gini murni pengen mancing keributan aja kan?
Soalnya kalo ini yg beneran ada dipikiran lu, gw beneran speechless sekaligus miris sih wkwkwkwkwk
Cukup tungguin aje dipinggir kolam ampe sore, kita liat brp lele yg kepancingðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
ni orang kalo dibola bung towel kali ya
gak masuk akal kalau masuk regulasi baru tanpa konsesi. apalagi ini perubahan EEgulasi gede gedean
Ujung2nya peco yang di plot ducati pake nomor 1 lagi taon depan.
Martil dan Enaena bakal di sabotase sama aki uban awokwokwok..
Repsol di bawah LCR….wadidaowww
Kejadian ini sepertinya terulang seperti tahun 2015, bahwa berita sebelumnya Pecco sesumbar terhadap Marquez jika permainan mental tidak akan mempengaruhinya.
Maka jorge Martin oleh Marques dijadikan seperti lorenzo melawan rossi. Ingat Marquez adalah king Maker, dia tahu tidak akan juara tetapi rekan senegaranya yang dia dorong menjadi juara, meski dia juga musuh dalam kejuaraan.
Bukti perang mental sudah dimulai yaitu dia melakuan towing dan ini berhasil mempengaruhi mental pecco, dan sekarang dia marah-marah terhadap Marquez.
pak tua di paddok dukati pabrikan hanya nyengir aja, lagipula akan selalu jadi tujuan utama dukati, sembalap itali jurdun dengan dukati
cmiiw
Ketika pecco bilang itu, dia sudah insecure dengan dirinya sendiri.
Ini seperti orang bilang: gw gak takut sama hantu. Padahal, celananya basah kena pipis ketika disuruh lewat kuburan tengah malem.