TMCBLOG.com – Kemenangan Pecco Bagnaia di Red Bull Ring dan sapu bersih podium yang dilakukan Ducati menghasilkan paling tidak ada 8 catatan statistik baru bagi Ducati yang dihimpun oleh Dr. Thomas Morselino dimana beberapa mungkin akan agak sulit untuk disamakan kembali oleh pabrikan lain. Yang pertama, kemenangan Francesco Bagnaia merupakan kemenangannya yang ke-25 di kelas premier, yang berarti ia menyamai legenda MotoGP Kevin Schwantz di peringkat 10 dalam daftar pembalap dengan kemenangan kelas premier terbanyak.
Jorge Martin finis kedua untuk podium ke-24 di MotoGP, semuanya bersama Ducati. Dia kini berada di peringkat keempat dalam daftar pembalap Ducati dengan podium terbanyak di kelasnya, di belakang legenda MotoGP Andrea Dovizioso (40) dan Casey Stoner (42), dengan Bagnaia di puncak dengan 44 podium.
Dengan Bagnaia yang unggul atas Martin dan Enea Bastianini, ini merupakan penguncian podium ke-17 bagi Ducati di MotoGP, menyamai Honda sebagai pabrikan dengan penguncian podium terbanyak di MotoGP (finis 1-2-3).
Bastianini finis ketiga untuk podium ke-15 di MotoGP semuanya bersama Ducati. Ia kini sejajar dengan Johann Zarco di urutan ke-7 daftar pembalap Ducati dengan podium terbanyak di kelasnya, di belakang Jack Miller (21 podium).
Kemenangan Bagnaia merupakan yang kesembilan bagi Ducati di Red Bull Ring, yang kini menjadi trek tersukses Ducati di MotoGP, mengungguli Lusail Qatar (8 kemenangan).
Ini adalah podium kedelapan berturut-turut yang diraih Ducati – memperpanjang rekor pabrikan mana pun.
Bagnaia meraih kemenangan ke-tujuhnya di Grand Prix sepanjang tahun ini dan menyamai jumlah kemenangan maksimum yang pernah ia raih dalam satu musim MotoGP (dari tahun 2022 dan 2023). Dia sekarang memimpin Kejuaraan dengan keunggulan 5 poin atas Jorge Martin.
Red Bull Ring menjadi trek berbeda keempat di mana Bagnaia meraih tiga kemenangan, bersama dengan Jerez, Mugello dan Assen, yang semuanya ia kuasai tiga kali berturut-turut selama tiga tahun terakhir.
Ducati cup
Pecco ini, makin tahun makin matang ya. Cuma emang lemah nya di sprint aja. Kalau ngg ada sprint, kayaknya dia udah unggul jauh dibanding Martin. Hattrick Jurdun MotoGP juga berturut turut bisa kayaknya di tahun ini. Bisa jadi pembalap pertama Ducati yang hattrick jurdun berturut turut.
mungkin ibaratnya Pecco adalah pemain late game. yang jago sprint cuma bisa di early game. Selama bisa konsisten bertahan pemain late game akan menang dari yang hebat di early game.
Hmm.