TMCBLOG.com – Seperti Kita ketahui bahwa gara-gara kejadian mesin motor Marc Marquez rusak yang ujung-ujungya terbakar menyebabkan Ducati melakukan downgrade atau lebih tepatnya mencabut part yang sebelumnya ini di-upgrade ke GP23 dengan tujuan agar motor model 2023 ini mendekati performa dari Desmosedici GP24. Pertanyaan paling seru adalah, part apa yang di-downgrade kembali tersebut?
Ducati belum memberikan keterangan resmi, dan mungkin juga keterangan tersebut tidak akan pernah hadir karena ini jelas top-secret. Namun mengenai part yang diganti dipastikan adalah part yang diperbolehkan oleh regulasi untuk diganti. Untuk kelas Konsesi A yang strict seperti Ducati, dipastikan bukan jeroan mesin yang harus membongkar mesin untuk menggantinya. Lalu? Apakah itu suspensi, atau aerodinamika, atau part lain?
TMCBlog memastikan bukan aero? Latar belakang perkiraan kami ini adalah komplain Fabio Diggia di Motegi yang mengatakan bahwa part yang dilepas itu membuat Ducati GP23 kian susah mengejar GP24. “Saya sedikit kecewa. Mulai dari balapan ini kami tidak dapat menggunakan komponen yang membantu kami untuk bersaing dengan motor GP24. Jadi sekarang saya melihat kesenjangan dengan motor ’24 sedikit lebih besar.” Begitu kata Diggia di Motegi.
Alex Marquez & Bezzecchi Sprint Motegi 2024 . . Fokus ke Difusser Downwash Duct yang berbeda. Gresini Tidak menyukai Upgrade Difusser 24. Namun VR46 Masih menggunakan upgrade ini . . Artinya : Bukan Part ini yang jadi Objek Downgrade GP23 di Motegi pic.twitter.com/YT67iTCzPx
— tmcblog (@motoupdate) October 6, 2024
Foto race Sprint Motegi 2024 dari Michelin sangat jelas memperlihatkan motor VR46 sudah menggunakan aero GP23 terbaru dengan diffuser downwash duct yang mirip diffuser motor GP24. Sementara GP24 Gresini Racing masih menggunakan model original GP23. Diggia bilang ada part dilepas, tapi foto menunjukan bahwa perangkat aero model 2024 GP23 masih dipakai VR46. Silogismenya adalah part aerodinamika model 2024 dari GP23 bukanlah part yang dilepas.
TMCBlog berfikir ini part pasti punya hubungan langsung ke performa motor, tapi diperbolehkan untuk di-upgrade karena posisinya di luar dari crankcase mesin. Awalnya Kami berfikir dua hal, yakni kopling transmisi atau fly-wheel (roda gila). Kopling transmisi cukup mungkin, namun signifikansinya mayoritas hanya untuk start karena kopling hanya dipakai saat start, selebihnya menggunakan seamless gearbox. So, kemungkinan terakhir bagi TMCBlog adalah : FLY WHEEL.
Semenjak lama kopling (sistem kopling kering) dan fly wheel atau roda gila dari mesin motor MotoGP diletakkan di luar dari crankcase artinya secara umum bisa diakses cepat, dioprek dan bahkan digonta-ganti terutama oleh pabrikan berkonsesi Kelas A seperti Ducati dimana proses bongkar mesin adalah haram bagi mereka karena menyalahi regulasi teknis.
Dari Wikipedia, roda gila atau fly-wheel terbuat dari bahan baja tuang atau logam apapun dengan mutu tinggi yang diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual termasuk sepeda motor MotoGP. Roda gila adalah sebuah masa yang berputar dan dipergunakan sebagai penyimpan tenaga (energi rotasi) di dalam mesin. Roda gila memiliki momen inersia yang signifikan.
Ducati GP 23 dibekali flywheel yang sangat berat. Ini berarti respons mesin sedikit lebih lambat, sehingga meningkatkan traksi. Namun, kerugian muncul saat melakukan perpindahan gigi ke bawah: roda gila yang lebih berat mendorong lebih jauh, menggeser keseimbangan dan dengan demikian juga mempengaruhi tikungan. Untuk membantu pengendara dengan mesin 23cc, flywheel yang lebih ringan dipasang Mulai di Assen. Marco Bezzecchi, yang mengalami kesulitan dengan roda belakang yang berputar dan tergelincir, mungkin mendapat manfaat paling besar dari perubahan ini, yang langsung menghasilkan peningkatan pada hasilnya.
Dengan demikian Kita bisa mengubah karakter performa dari mesin dengan mengubah bentuk dan bobot dari roda gila/fly-wheel ini. Mantan crew chief Danny Kent, Peter Bom sempat menjelaskan bahwa jika Kita menggunakan roda gila yang besar sehingga menghasilkan gaya inersia yang besar maka Kita akan bisa membuat semua proses transmisi energi berjalan lebih mulus, namun Kita biasanya akan memperoleh engine brake yang lebih rendah lagi di tempat dimana Kita sangat membutuhkannya yakni di bagian terakhir dari pintu masuk ke dalam tikungan dimana RPM sudah sebegitu rendah.
Ini dikarenakan gaya inersianya yang lebih tinggi, roda gila ini memiliki kecenderungan untuk terus berputar sehingga kita merasa seperti terus terdorong ke depan. Berasa engine brake jadi seperti berkurang kalo begini.
Jika Kita memilih roda gila yang lebih ringan maka putaran dari RPM akan berputar lebih cepat karena inersianya lebih kecil dan membuat Kita akan memperoleh kapasitas engine brake lebih besar di RPM rendah saat berada di bagian akhir dari proses memasuki tikungan dan ini lah yang dimaksud dengan penambahan potensi performa GP23 yang mendekati GP24.
So, kemungkinan upgrade yang dilakukan Ducati Corse selama ini kepada pembalap GP23 adalah memberikan fly-wheel yang lebih ringan. Namun part part lain dari mesin atau juga mungkin bagian elektronik GP23 tidak secara umum atau secara keseluruhan di-desain untuk spesifikasi fly-wheel dengan inersia rendah ini sehingga menyebabkan gagal fungsi yang menimpa pada Marc Marquez di Mandalika.
Maka mulai Motegi sepertinya ke-empat pembalap pengguna Ducati GP23 kembali mengunakan fly-wheel original GP23 dengan inersia yang lebih besar dan ini dilakukan Ducati secara adil dengan latar belakang safety dan tidak ingin kejadian rusaknya mesin sepeti yang dialami Marc Marquez terulang kembali.
Benar atau tidak mengenai kasus parts downgrade GP23 adalah fly-wheel, semua kita kembalikan ke yang punya part yakni Ducati Corse. By the way, silahkan dikunyah-kunyah dan share opinimu Sob. Materi ini juga TMCBlog sampaikan pada Podcast Review MotoGP Motegi 2024 di channel YouTube Trans7 Motosport yang tayang pada malam ini mulai jam 20:00.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Wah.. mesin gp23 jd sering over rev mngkin kl pke fly wheel yg ringan akhirnya mleduk..wwkkw ato cm biar mm93 jangam terlalu recokin pertarungan martin peco aja.. cm gigi yg tau.. raffi kadang tau juga wkwkwk
Wah mantaaap, info menarik ini kalo beneran Flywheel, apakah nantinya ngaruh ke performa ketika berhadapan dengan pabrikan lain.
Pantesan late braking Marquez cupu bgt,sampe sempat disalip miller bahkan dia pun mengaku kaget pas disalip
Fly wheel berat membuat motor berasa ga mau berhenti, diperparah dgn kevakuman aero dan spek ban depan yg serasa ga ada kemajuan (lain hal dgn ban belakang yg baru super grippy) makin memperparah keadaan, keluhan Marc yg ga bisa sekenceng GP24 waktu time attack salah satunya yaitu ban yg serasa “ban belakang selalu mengejar ban depan”
Upgrade dikit kebakaran, ngeri nih Ducati
Padahal kentjangnya ajib
Kebakarannya kan di sirkuit dengan suhu panas seperti mandalika, kenapa downgradenya tidak dilakukan hanya pada seri gp sepang dan gp buriram saja?
mungkin ada part yg jadi rusak bukan krn suhu panas tapi krn beban kerja yg lebih