TMCBLOG.com – Sebelum musim 2024 berjalan dulu atau ketika Marc Marquez masih berada di Repsol Honda, kita sudah sempat banyak mendengar bahwa saat itu HRC sedang melakukan pendekatan dengan sosok Luigi “Gigi” Dall’Igna. Namun cerita ini tidak berlanjut semenjak Marc memilih pindah ke Gresini Ducati pada musim 2024 yang ternyata memang merupakan keputusan yang tepat. Namun mungkin kepindahan Marc ke Ducati bisa jadi disebabkan oleh gagalnya negosiasi HRC untuk mendapatkan Gigi Dall’Igna. Dan ternyata Gigi Dall’Igna sempat nego serius dengan HRC MotoGP. Seberapa serius? Berikut diceritakan kontributor TMCBlog – Manuel Pecino dari Spanyol.
Jadi memang, Honda sudah lama menyadari bahwa sesuatu harus terjadi untuk mempertahankan Marc Marquez dengan seluruh tenaganya di MotoGP. Mereka bahkan bersiap membukakan pintu bagi insinyur MotoGP terbaik – Gigi Dall’Igna.
Saat Honda mendekati Dall’Igna, Kita harus catat bahwa dia sudah menjadi patokan di MotoGP. Dia telah memenangkan gelar pembalap bersama Pecco Bagnaia pada tahun 2022 dan berada di jalur yang tepat untuk mengulanginya pada tahun ketika pendekatan dan negosiasi dilakukan yakni 2023 ketika Kejuaraan sedang menentukan Juara Dunianya dengan Bagnaia sendiri atau Jorge Martin. Di bawah kepemimpinannya, Ducati berhasil meraih gelar konstruktor dengan dominan.
Dan mengapa Dall’Igna punya pikiran untuk meninggalkan Ducati? Dall’Igna adalah orang yang penuh tantangan. Hal itu sudah ia buktikan di masa lalu saat meninggalkan zona nyamannya di Aprilia untuk pindah ke Ducati di tengah krisis besar era pasca-Valentino Rossi.
Dan karena dia adalah orang yang penuh tantangan, mudah untuk membayangkan bahwa godaan bagi Dall’Igna kali ini adalah mengulangi proses tersebut di merek Jepang, khususnya Honda, perusahaan tempat dia dianggap selama bertahun-tahun sebagai ‘Musuh Publik No. 1’.
Tanpa terdengar ke publik, MSMA dikabarkan cukup gempar mendengar potensi ini, bahwa Gigi berpotensi menjadi orang yang memimpin Honda keluar dari stagnasi teknis yang dialami perusahaan dan mengembalikan gelar MotoGP kepada Marc Márquez. Semua ini dilakukan dengan sumber daya finansial dan teknis dari raksasa dari Honda.
Inti dari negosiasi yang dilakukan Honda dan Dall’Igna selama berminggu-minggu adalah aspek kekuasaan. Atau dalam kata lain adalah kendali mutlak: dia mau untuk nantinya bisa memutuskan apa, bagaimana, dan dengan cara apa dalam proyek Honda MotoGP. Dengan kata lain, dia akan mempunyai kendali mutlak atas semua insinyur Jepang.
Persyaratan kedua adalah dia harus melakukan perjalanan ke Jepang setidaknya sebulan sekali untuk mendapatkan informasi dan mengawasi pekerjaan. Dari sisi finansial, diperkirakan bahwa uang dalam hal ini finansial untuk ‘menggaji’ Dall’Igna tidak pernah memegang peranan yang menentukan.
Menariknya, seiring berjalannya negosiasi, Marc Marquez masih menawarkan penyesuaian kontrak bernilai jutaan Dollar dengan Honda jika dana tambahan tersebut bisa membantu ‘meyakinkan’ Dall’igna terhadap Honda.
“Bayar saya minimum jika itu membantu penandatanganan Gigi Dall’Igna.” Yes karena Marc mungkin sangat ingin memiliki insinyur paling sukses di MotoGP di sisinya dengan segala cara karena dia yakin bahwa dia akan membantunya dan Honda mendapatkan kembali kejayaan mereka.
Di sisi lain, Dall’Igna telah mencapai semua tujuan olahraga yang dia tetapkan ketika dia menandatangani kontrak dengan Ducati pada akhir tahun 2013 dan tentunya sangat ingin bekerja dengan pembalap MotoGP terbaik dalam satu dekade terakhir. Seperti disebutkan, dia telah memenangkan Kejuaraan Dunia dengan pembalap yang telah “dilatihnya” dan Ducati telah diakui sebagai referensi dalam kategori sepeda motor paling berteknologi ekstrim. Secara umum saat itu pada musim 2022-2023 sudah TIDAK ADA LAGI tantangan yang tersisa baginya di Ducati.
Namun terlepas dari semua argumen yang mendukung salah satu perubahan yang paling banyak dibicarakan dalam sejarah MotoGP, Luigi Dall’Igna dan Honda tidak bisa sepakat. Diperkirakan pula kegagalan perekrutan Dall’Igna ke Honda ini juga menjadi salah satu variabel yang memicu efek domino hengkangnya Marc Marquez meninggalkan Honda dan Repsol mengakhiri sponsorshipnya dengan HRC setelah tiga dekade.
Apa yang menggagalkan upaya Honda dan apa imbalan bagi Dall’Igna karena mengambil alih proyek HRC di MotoGP? Kalaupun ada jawabannya, tidak akan terungkap di sini. Namun sangat mungkin terletak pada salah satu dari tiga jawaban parsial berikut:
- Honda tidak setuju memberikan tenaga penuh kepada Dall’Igna.
- Pada akhirnya tidak ada kesepakatan finansial.
- Dall’Igna tidak percaya pada janji Honda.
Perkawinan tiga arah antara Honda/Marquez/Dall’Igna tidak berhasil. Marc pindah, dan sepertinya Ia masih memiliki keinginan dalam hatinya untuk merasakan berada di sisi Dall’Igna yang akhirnya Ia peroleh mulai tes Barcelona pekan lalu.
Buat Honda sendiri setelah usahanya yang gagal dengan Dall’Igna, awalnya mereka mengadakan pembicaraan dengan Fabianio Sterlacchini, namun kini ia pindah dari KTM ke Aprilia. Dan Honda pun berhasil mengontrak Romano Albesiano sebagai penyelamat. Satu lagi pemimpin yang sangat cerdas yang berhasil mengangkat Aprilia. – @tmcblog
Alasan no. 1 sih kayaknya
Moga aja entar bisa ngicipin hasil kerja Gigi sebelum pensiun,kayak Lawrence stroll yg ngebet banget akhirnya kesampaian datangin newey ke timnya
Banyaknya uang ya
Intinya : honda masih egois ala honda
Kok gitu ?
liat aja yamaha udah progress 😆
Gigi suka tantangan sama halnya dengan marc, uang belakangan, tapi buat apa tantangan kalo gigi gapunya kendali penuh atas proyek tersebut? Hanya omong kosong. Di sisi honda sendiri, dengan adanya Gigi yg bukan orang jepang tentu Honda gamau semua data proyek HRC terutama MotoGP diketahui atau dimiliki oleh orang bukan jepang, alhasil Honda gamau merekrut Gigi yg meminta syarat memegang penuh kendali
Para insinyur top yg sedang sukses allitaliano
butuh 10 tahun gigi untuk mengangkat ducati
Sbnrnya ducati sdh bagus pas dovi pedang ducati sampe runner up beberapa kali cuma ya skill marc yg jadi pembeda
Kalo uang kayaknya bukan masalah deh, lebih condong ke alasan yang nomer 1 nih.
Kalau belum gagal total dan terpuruk bertahun-tahun, Honda masih enggan putar haluan.
Seperti keras kepalanya di masa lalu yang enggan pakai 2-tak.
Mungkin Gigi juga belum puas berkarya di Ducati, mungkin nanti selepas Marc jadi Juara Dunia dgn Ducati, mereka berdua bersedia pindah boyongan ke HRC. Akan membosankan jika balapan gini-gini aja, tapi kalo pindah ke HRC kan ada tantangan nyata.