Home MotoGP Ducati Harus Eksploitasi Marc Marquez Dalam Artian Positif

[Opini] Ducati Harus Eksploitasi Marc Marquez Dalam Artian Positif

19

TMCBLOG.com – Seperti juga Casey Stoner, Marc Marquez dianggap bukan pebalap developer. Namun secara umum TMCBlog berfikir bahwa bukan artinya pebalap seperti Stoner atau Marc itu tidak bisa membangun motor yang bagus. Yap, mereka bisa melakukan itu, namun motor yang bisa mereka bangun – jika itu seluruhnya diserahkan kepada keduanya – maka motor tersebut akan sangat sentralistik dan hanya bisa digunakan oleh mereka sendiri.

Namun begitu, menurut TMCBlog kedua pebalap yang memiliki talenta natural ini punya karakteristik lain yakni pekerja keras (hard-workers) dan bisa dibilang tidak akan komplain terhadap paket apapun yang diberikan kepada mereka . . Pokoknya yang penting motor itu harus kencang. Motor pasti tidak ada yang sempurna, namun untuk sentuhan akhir biarlah keajaiban talenta keduanya yang menyempurnakan. Oleh karena itu Kita bisa lihat bahwa dikasih GP23 sekalipun sepanjang tahun 2024 Marc nggak pernah komplain apapun, ia masih bisa mengancam, podium dan bahkan memenangkan balapan sekaligus menyingkirkan satu pebalap team pabrikan Ducati dalam klasemen akhir.

Ini artinya butuh pabrikan yang cerdas dalam menyikapi keuntungan memperoleh pebalap-pebalap dalam kapasitas seperti kedua pebalap pabrikan Ducati saat ini (Pecco Bagnaia & Marc Marquez). Ini adalah sebuah kesempatan dan momentum emas untuk bisa membuat motor apapun yang menurut idealisme pabrikan adalah motor terbaik. Ducati saat ini memiliki dua pebalap dengan karakter developer yang berbeda. Marc developer untuk dirinya sendiri, sementara Pecco bisa dibilang bisa me-develop motor untuk ia dan juga pebalap lainnya bahkan untuk Marc sekalipun.

Memang butuh sumber daya dan dua line development berbeda jika memiliki strategi seperti ini, namun base paket motornya tetap sama tho? TMCBlog yakin sosok Gigi Dall’Igna sudah tahu hal ini. Ia menyukai memperoleh sosok pebalap yang ia yakin tak akan komplain jika dikasih paket seperti apapun, ia bisa mengeksploatasi Marc dalam artian positif. Di sisi lain ia juga beruntung masih bisa mempertahankan Pecco yang memiliki karakter developer sejati.

Ini tuh mungkin sebenarnya mirip seperti kondisi mewah yang pernah dimiliki oleh HRC ketika Repsol Honda memiliki duet Marc Marquez – Dani Pedrosa. Perbedaannya adalah ketika itu mungkin Honda dengan segala idealismenya terus memberikan solusi paket dengan level spek yang kian memumbung tinggi. Tetapi Marc adalah Marc, setinggi apapun spek paket motor, maka ia akan bekerja keras meraihnya. Namun ketika semuanya tidak ideal berjalan (Marc cedera & pandemi Covid menyerang) segalanya jadi sulit untuk dikejar.

Namun ya itu dia, pabrikan menurut TMCBlog harus berfikir lima sampai 10 kali jika ingin memiliki pebalap dengan talenta dan karakter spesial dan unik seperti Marc Marquez dan Casey Stoner sebagai test rider. Karena mungkin semua solusi yang ditawarkan akan ‘OK’ bagi keduanya dan akan berakibat fatal ketika dipakai oleh pebalap reguler terutama jika pebalap reguler tersebut termasuk dalam kategori pebalap ‘normal’ [CMIIW]. – @tmcblog

19 COMMENTS

  1. Kesalahan Honda:
    1. percaya bahwa RC213V adalah motor sempurna
    2. percaya bahwa Marc Marquez tidak akan pergi dari Honda

    Silahkan Ducati mengambil semua gelar selama masih unggul, syukur-syukur juara dunia diraih baik bersama Marc atau Pecco.

  2. Casey Stoner dan MM93 memang tipe pembalap dgn talenta dan skill yg berbeda dan unik, lain daripada yg lain, dari kebanyakan pembalap.

  3. Tidak meremehkan talenta luar biasa MM, tapi yg namanya pembalap pasti ada satu titik dia selesai balapan, entah karena umur atau faktor lainnya. Menurut gw harusnya pabrikan bisa melihat kesalahan yang dilakukan HRC pada saat hanya nge-develop motor khusus untuk MM, kebukti pembalap selain MM gak ada yang mampu bersaing karena motornya “unik”.

    Yg gw takutkan MM ini menggila di Ducati, Pecco pasti pengen juga jadi nomor satu, tapi talentanya bisa-bisa kebuang sia-sia karena MM terlalu mendominasi, akhirnya jadi peluang untuk pabrikan lain gaet Pecco.. Pecco lalu pergi dan Ducati jadi HRC jilid-2… terlalu jauh sih membayangkan skenario ini, tapi tidak ada salahnya beropini toh..

    • Benarrr ini..

      saya jg yakin HRC pasti kepengen jg menggaet si Pecco ini,

      Semoga Duet Marc dan Pecco, seperti pd saat Marc dan Dani Pedrosa di HRC dulu, sebuah team yg ideal yg 1 pintar develop motor yg 1 nya pintar Memacuu motornya.

    • Tpi pas masi pake settingan mm. Alex mbisa podium, taka bisa pole… Setelah develop dipasrahkan ke rider selain marq malah ampas

    • Salah satu alasan MM pergi dr honda adalah krn HRC terlalu bud*g dengan permintaan MM, opini sy MM udh muak ngasih masukan, percumah ngasih masukan kl insinyur2nya msh itu2 trs,MM mengusulkan bbrp nama untuk di rekrut tp ga di gubris oleh HRC…

  4. Tinggal tardozzi,manager di divisi human source nya ini harus bisa meredam kedua ego pembalapnya biar gak slek kayak fiat yamaha

  5. Ducati punya line up pebalap kompit tahun ini. Yang satu developer motor, yang satu lagi bisa memaksimalkan potensi motor.

  6. Marquez tidak suka motor yg dibangun stoner saat jadi test rider hrc, terlalu liar. Pol esp tdk suka motor yg dibangun marquez. Semua rider hrc setelah pol tidak suka motor yh dibangun pol. Marq dan stoner fine2 aja motor yg dibangun daped. Keliatan kan beda nya.

  7. Marc memang pembalap yg tdk bisa develope motor utk pembalap lain. Dan jngan salah kehancuran RCV itu ditangan poll espargato. Steven bradl, sewkt marc cidera. Semua dna berubah. Makanya sewaktu dia kembali, dia sdh susah utk masuk di papan atas dan ditambah pabrikan lain terus membuat kemajuan yg signifikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version