Tuesday, 11 March 2025

Tiga catatan karakter Ban Michelin yang bikin beberapa Orang lega ketika digantikan Pirelli

TMCBLOG.com – Michelin pada dasarnya Bukan Ban yang buruk saat selama ini menjadi Brand Pemasok tunggal Balapan MotoGP. Salah satu rentetan Buktinya adalah Banyak rekor Laptime pecah saat Ban ini menggantikan Bridgestone. Hal ini jelas menunjukan bahwa Ban dari Pabrikan Ban asal Perancis ini menjadi salah satu variabel yang membuat Motor Makin berperforma dari tahun-ketahun . . Namun memang Michelin ini punya banyak catatan Karakter aneh, out of the box yang membuat banyak orang merasa lega ketika 2027 Pirelli diumumkan Untuk meggantikan mereka. Kita akan Bicara soal Karakter Pirelli nanti . . Kali ini kita bicara dulu beberapa catatan yang membuat banyak orang lega tidak lagi bersama Michelin di akhir 2026 nanti . .

Yang pertama jelas Soal Karakter Gripnya berbeda. Bridgestone memiliki Ban depan yang hebat, sementara ketika berganti ke Michelin, giliran Ban belakang yang hebat . . Menurut tmcblog, ini bukan sebuah kesalahan, lebih ke salah satu Variabel yang membuat Banyak Pabrikan harus mereset dan merubah besar besaran variabel teknis dari Motor seperti keseimbangan geometri, CoG dan lain lain.

Yang kedua adalah Pita Performa Michelin ini lumayan sempit. Performanya memang luar Biasa, Namun ditengarai memang sempit . . dan Karakter ini lah yang sangat kuat dihubungkan dengan Regulasi tekanan Ban yang terkesan punya sifat tarik ulur yang kuat . . sebagai catatan, Sudah seharusnya regulasi teknis itu tegas dan pasti. Michelin diperkirakan Memiliki performa yang bagus di daerah sekitar angka Tekanan Ban Minimum 1,8 bar, Jika tekanan meningkat maka ban akan ‘mengeras’ dan membuat daerah (area) kontak antara mengecil dan membuat Pebalap punya potensi kehilangan grip yang bisa berakhir bencana ( Crash)

Oleh karena itu regulasi teknis yang seharusnya tegas ini dibuat terlihat memiliki area kompromi sepeti 40% dari Jumlah lap balapan Utama  danb 30% dari Jumlah balapan sprint Ban depan bisa dalam tekanan di bawah angka tekanan minimum . . udah minimum koq masih boleh lebih rendah lagi . . Bingung kan ?

Yang ketiga adalah Ke-randoman dari Karakter Kompon Karet ban. Cerita mengenai keanehan ini hadir masih teringat di kepala adalah ketika Di Buriram pekan lalu lebih detailnya di akhir Balapan Sprint, Permukaan ban Hard seperti yang dipakai oleh Pecco Bagnaia dikabarkan lebih banyak habis bila dibandingkan dengan Ban Soft yang dipakai Kedua Marquez.

see, di luar nurul kan ?

Di Buriram, seperti Juga Mandalika dan tempat tempat lainnya sepeti red Bull Ring, Michelin mengeluarkan Spek ban belakang Spesial Hard dengan perlakuan Heat-resistant. Namun spesial lagi di Buriram, Michelin menghadirkan Pilihan ban depan Hard dengan perlakuan Heat-resistant.

Nah kejadian di Buriram, Dengan Ban depan Hard Heat-resistant ini Pebalap Umumnya merasa memperoleh Lebih banyak support ketimbang menggunakan Ban soft . . ini sangat aneh dan Biasanya hal berkebalikan lah yang terjadi di tempat lain. . . Jadi dengan ban soft, ketika Hard Braking dan memberikan tekanan pada ‘casing’ dari ban maka Kompon ban akan mengalami ‘fleks’ dan ini tidak terjadi ketika menggunakan Ban Hard

Ban Hard dengan Casing lebih siff akan menghindarkan Pembalap dari Karet ban yang ‘fleks’ tersebut. Di Buriram ban Hard Spesial ini Tidak memberikan Fleksibilitas yang cukup untuk memberikan Grip ketika karet bertemu permukaan asphal dan hasilnya bisa jadi lebih ke spin dan slip . . Kedua kejadian ini ( spin & slip ) sangat tidak efesien untuk penyaluran tenaga mesin ke laju motor dan membuat Permukaan Karet ban ( Hard) jadi lebih rusak.

Tapi Ya itu dia, Di Jaman Michelin ini, Karakter Hard, Medium, soft itu bisa tidak inline dengan Mindset orang pada umumnya soal durabilitas dan Grip. Jadi Kayak yang lebih random gitu . . bikin bingung – @tmcblog

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP