Tiga Catatan Karakter Ban Michelin Yang Bikin Beberapa Orang Lega Ketika Digantikan Pirelli

TMCBLOG.com – Michelin pada dasarnya bukan ban yang buruk saat selama ini menjadi brand pemasok tunggal balapan MotoGP. Salah satu rentetan buktinya adalah banyak rekor laptime pecah saat ban ini menggantikan Bridgestone. Hal ini jelas menunjukan bahwa ban dari pabrikan ban asal Perancis ini menjadi salah satu variabel yang membuat motor makin berperforma dari tahun ke tahun. Namun memang Michelin ini punya banyak catatan karakter aneh, out of the box yang membuat banyak orang merasa lega ketika pada tahun 2027 nanti, Pirelli diumumkan untuk menggantikan mereka. Kita akan bicara soal karakter Pirelli nanti. Kali ini kita bicara dulu beberapa catatan yang membuat banyak orang lega tidak lagi bersama Michelin di akhir 2026 nanti.

Yang pertama jelas soal karakter grip-nya yang berbeda. Bridgestone memiliki ban depan yang hebat, sementara ketika berganti ke Michelin, giliran ban belakang yang hebat. Menurut TMCBlog, ini bukan sebuah kesalahan, lebih ke salah satu variabel yang membuat banyak pabrikan harus mereset dan mengubah besar-besaran variabel teknis dari motor seperti keseimbangan geometri, CoG dan lain-lain.

Yang kedua adalah pita performa Michelin ini lumayan sempit. Performanya memang luar biasa, namun ditengarai memang sempit. Dan Karakter ini lah yang sangat kuat dihubungkan dengan regulasi tekanan ban yang terkesan punya sifat tarik ulur yang kuat. Sebagai catatan, sudah seharusnya regulasi teknis itu tegas dan pasti. Michelin diperkirakan memiliki performa yang bagus di daerah sekitar angka tekanan ban minimum 1,8 bar, jika tekanan meningkat maka ban akan ‘mengeras’ dan membuat daerah (area) kontak antara mengecil dan membuat pembalap punya potensi kehilangan grip yang bisa berakhir bencana (crash).

Oleh karena itu regulasi teknis yang seharusnya tegas ini dibuat terlihat memiliki area kompromi seperti 40% dari jumlah lap balapan Grand Prix dan 30% dari jumlah balapan Sprint ban depan bisa dalam tekanan di bawah angka tekanan minimum. Udah minimum koq masih boleh lebih rendah lagi. Bingung kan?

Yang ketiga adalah ke-randoman dari karakter kompon karet ban. Cerita mengenai keanehan ini hadir masih teringat di kepala adalah ketika di Buriram pekan lalu lebih detailnya di akhir balapan Sprint, permukaan ban Hard seperti yang dipakai oleh Pecco Bagnaia dikabarkan lebih banyak habis bila dibandingkan dengan ban Soft yang dipakai oleh kedua Marquez.

See, di luar nurul kan?

Di Buriram, seperti halnya juga di Mandalika dan tempat-tempat lainnya sepeti Red Bull Ring, Michelin mengeluarkan spek ban belakang spesial Hard dengan perlakuan Heat-resistant. Namun lebih spesial lagi di Buriram, Michelin menghadirkan pilihan ban depan Hard dengan perlakuan Heat-resistant.

Nah kejadian di Buriram, Dengan Ban depan Hard Heat-resistant ini Pebalap Umumnya merasa memperoleh Lebih banyak support ketimbang menggunakan Ban soft . . ini sangat aneh dan Biasanya hal berkebalikan lah yang terjadi di tempat lain. . . Jadi dengan ban soft, ketika Hard Braking dan memberikan tekanan pada ‘casing’ dari ban maka Kompon ban akan mengalami ‘fleks’ dan ini tidak terjadi ketika menggunakan Ban Hard

Ban Hard dengan casing lebih stiff akan menghindarkan pembalap dari karet ban yang ‘fleks’ tersebut. Di Buriram ban Hard spesial ini tidak memberikan fleksibilitas yang cukup untuk memberikan grip ketika karet bertemu permukaan aspal dan hasilnya bisa jadi lebih ke spin dan slip. Kedua kejadian ini (spin & slip) sangat tidak efisien untuk penyaluran tenaga mesin ke laju motor dan membuat permukaan karet ban (Hard) menjadi lebih rusak.

Tapi ya itu dia, di zaman Michelin ini, karakter Hard, Medium, Soft itu bisa tidak inline dengan mindset orang pada umumnya soal durabilitas dan grip. Jadi kayak yang lebih random gitu. Asli, bikin bingung . . . – @tmcblog

15 COMMENTS

  1. Agak aneh memang untuk tim pabrikan ducati pdhl udh sharing data,apa memang permain tekanan ban sdh lama diketahua tim marc sjk berada di gresini ,shingga dia melakukan pengaturan perbeda dg pecco.
    Jk flashbk kemusim lalu,gimana performa marck bs gacor dan getok palu godam ketika berada di posisi start papan tengah bs finish di podium.

    Sangat menarik mengingat pirelli memegang filosofi ban yg dibuat untuk kompetisi akan d jual di pasaran bebas.

  2. 1. Mari kita lihat di 2027 spek ban Pirelli seperti apa yang akan diturunkan untuk kelas MotoGP karena Pirelli, apakah berbasis dari produk massal yang telah beredar lalu diperkuat atau membuat racikan ban baru yang nantinya akan dijual ke pasar bebas.

    2. Michelin membuat ban sesuai spek yang diinginkan Dorna Sports yaitu memecahkan laptime setiap sirkuit. Inkonsistensi karakteristik ban adalah konsekuensi yang terjadi kemudian.

  3. Kalau ban di jual bebas di pasar berarti waktu testing bisa beli ban sendiri dong, mmm…pasti sudah dipikirin ya.

  4. Ban yg aneh memang ….hrsnya dr awal musim sdh fix jenis dan karakternya spy semua tim dgn data yg sdh fixed…mau itu sirkuit manaoun ban tetap yg sdh disediakan sejak awal musim.bukan di sirkuit tertentu ganti ban spek baru lg.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP