Bro sekalian, Bongkar lagi nih soal Open Class . . . Klasifikasi kasta dalam MotoGP ini sungguh menarik dan dinamis banget ternyata. Seperti Kita Ketahui bahwa Seluruh Team yang mengambil opsi Open Class Harus menggunakan Satu software dari magneti Mareli yang disebut dengan Championship Software. Kalo factory Class dalam satu musim pengembangan Software mesin di bekukan (frezze) maka di Open Class, Team Nggak bisa mengembangkan Software sendiri. Pengembangan software disini berarti menambahkan atau mengurangi aspek tertentu Misalnya semisal saja menambahkan algoritma wheelie Control yang sekarang belum ada di software tersebut . . . artinya cukup terbuka dong? simak dulu penjabarannya berikut ini . . .
Yap, adalah MotoGP director of technology Corrado Cecchinelli yang memberikan penjelasan Kepada Crash.net tentang hal ini. . . . menurut yang bisa tmcblog kunyah kunyah dari crash.net . . . Pengembangan software cup terbuka dengan catatan Yang memberikan input adalah team yang awalnya sudah memiliki algoritma tersebut. Sebagai contoh kasus Cecchinelli mengungkapkan bahwa dalam software yang baru nggak ada algoritma yang mengatur wheelie Control. Namun Seperti kita ketahui Software yang dikembangkan oleh Ducati Corse di motor Factory (sebelum pindah ke Open Class) ada algoritma itu . . . dan saat ‘turun level’ ke Open Class, Ducati harus menanggalkan Software tersebut dan pakai software standar ( Championship Software) yang tanpa Wheelie Control
Jika Ducati ingin software dilengkapi algoritma itu (whellie COntrol) , tinggal request aja ke dorna dengan syarat Ducati harus menyerahkan Algoritmanya ke Dorna dan nanti Magneti Marelli yang pegang tender pengembangan software akan menganalisa software ini. . . . . jika memang Oke dan lebih baik dari algoritma wheelie control yang dimiliki Magneti marelli, maka algoritma tersebut akan dimasukkan ke Software Versi baru sehingga semua team open class punya kesempatan yang sama menikmati algoritma tersebut.
Yap memang ini ada positif dan negatifnya bagi team factory seperti Ducati. Pada suatu sisi negatif terasa seperti hak ciptanya diambil oleh Dorna, namun disisi lain keuntungan juga di cicipi oleh Team Open class lain misalnya Yamaha Forward dan Honda Aspar. Namun jelas Ducati punya keuntungan lebih, yakni punya pengalaman dalam penggunaan software . . . Jelas Yamaha Forward dan Aspar Honda Butuh penyesuaian dulu terhadap software ditambah mekanik software yang katanya lebih inferior dalam hal kuantitas SDM dan pengalaman Ngulik software ECU dibanding Ducati Corse . . .
So ada plus dan minusnya soal ini . .. sebenarnya Dorna membuat skenario ini bukan hanya untuk tahun ini saja, namun semangat ‘berbagi’ ini lah yang akan diteruskan jika semua team akan masuk Open Class (rencannya di tahun 2016 nanti) . . . bagimana menurut pendapat sobat bro-sis sekalin . . . Monggo ditanggapi . .. semoga Berguna
Taufik of BuitenZorg
Source : http://www.crash.net/motogp/feature/200858/1/ducati-software-heading-to-open-ecu.html
jozzzz
Kini ECU moto GP, semaik keandroid2an.. hahahaha
Perbandingan Ergonomi Ninja RR Mono VS Ninja Mono Naked
http://rezaholic.wordpress.com/2014/03/06/ergonomi-ninja-250-rr-mono-vs-ninja-250-mono-naked/
Awas mafia …
http://bintangjati.com/2014/03/07/nasib-yamaha-mio/
enak banget magneti marelli …dengan kata lain itu riset dengan biaya besar dan tenaga dari masing2 pabrikan di ambil ..yang lebih mirisnya hubungan magneti mareli dengan ducati tuh
udah waktunya Ducati berjaya ……klo honda gak trimo mslh ecu, ya mending mundur saja…..ato sekalian aj masuk openclass, ntar factory team cm jatah ymh dan szk 😀
wow..transparan..
🙂
http://hulssay.com/2014/03/07/gothic-style/
pagi
http://aripitstop.com/2014/03/07/bukti-bahayanya-menghidupkan-ponsel-di-pom-bensin-kenapa-honda-cangkokkan-charger-hp-di-supra-x-125-fi/
Selalu pertamax
klo sistemnya gitu mungkin bakalan susah mengharapkan pengembangan dari pihak pengguna ECU Magneti Marelli, males banget mikir susah-susah buat team sendiri, ujung2nya dipake juga rame2….
devmoto.blogspot.com
gak oleh popokdium…lanjut baca dl ah…
nebeeng
http://monkeymotoblog.wordpress.com/2014/03/07/lebih-dekat-dengan-gsx750p-motor-patwal-polisi-militer-the-big-thunder/
weww
mantaaabbb 😆
http://potretbikers.com/2014/03/07/ingat-pesan-guru-tempo-doloe/
pertamaxkah?
binun….
Nyimak aja
Sebetulnya open class memang membuat pengembangan mesin lebih baik, hal ini akan membuat open class akan terus mampu meningkatkan kemampuan motornya untuk dapat bersaing dengan tim pabrikan.. Apalagi ujung2 nya apa yg di terapkan di balap MotoGP turun ke motor production kok, mungkin ini alasan Ducati getol pindah ke open class..
kalo bgtu tdk ada bedanya dg we es be ka dong
nah itu bedanya sama world superbike apaan?
@ peyek n jon
Beda wsbk dan motogp diluar software
-wsbk
*Production bike dan sudah terjual min 1000unit
*Sasis standar
*Diameter injector dibatasi ketat
* street legal, bole dipakai dijalan raya
-Motogp
*prototype bike non general use
*sasis bebas bisa disesuaikan postur pembalap contohnya DaPed.
*aturan soal injector ada
*NON street legal, motornya boleh dinaiki dijalan raya umum tapi mesin dimatikan lalu diikat diatas truk trailer hehehe..
Yang lebih tahu silakan nambahin.
Iya perbedaan nya bener masbro.. Di motogp basis nya prototype, kalo wsbk adalah produk massal..
Teknologi yang di coba di MotoGP ujung2 nya nurun ke motor produksi massal. Makanya kenapa MotoGP sebagai sarana developtment pabrikan. Contoh Yamaha nurunkan teknologi crossplane crankshaft dari MotoGP ke motor harian YZF R1, lalu teknologi throttle by wire juga.. Nah WSBK buat apa? Yaa buat ajang promosi penjualan motor mereka masbro.. Yaa seperti banyak dibahas teman2 otomotif, win today sell tomorrow.. Ini opini saya aja ya masbro, monggo ditambahkan..
absen dulu baru baca
Oh gitu ya,nice info wak haji,met pagi….
http://warungasep.wordpress.com/2014/03/06/perbedaan-nama-sparepart-motor-menurut-montir-bengkel-jalanan/
Makin seru pastinya…
oh begitu ternyata
http://indomoto.com/2014/03/07/harley-davidson-rilis-2-model-baru-2014-low-rider-dan-superlow-1200t/
pertamini
sipp…absen pagi…
Mending rekrut programmer sndri…
DORNA semakin puyeng bikin regulasi apalagi biar race berlangsung seru dan grid terisi penuh tiap tahunnya.
Kalau gak ketemu solusi jitu, bukan tidak mungkin justru WSBK yang nanti tambah bersinar, meskipun sama saja DORNA yg ngadain.. 😀
Semoga cepet ketemu solusinya, biar kita tetep bisa lihat race motor prototype yg seru.. 😉
Gak jauh2 amat dari FOSS
Tertarik gx ya magneti mirelli bwt software racing bwt mtr2 kcil ky d indo 😀 laku pasti
Terutama buat si penjaga parkiran biar berani NYENTUL…Ngoahahahaha
Good morning
Sugeng Morning
Mantaaaaap!!!!Ayo HRC,jangan jeles gitu doooonk!!!PD aja kamu masih yang terbaik
ra mikir ngonoan pak DHe
monggo monggo mawon, kulo namung mriksani balap teng Trans7
Jaz buka iket blangkon, sama juga sami mawon kang kaleh kulo angen22…Ahihihi
++++++++++++++++++++++++++++++
MotoGP…menuju balapan VIRTUAL…
Lama2 motoGP cukup balapan ada timezone
Gak butuh sirkuit nyata…
hhuuuuuhhhh….
++++++++++++++++++++++++++++++
Mending balapan diPS ja aturannya jelas…Wkwkwkwkwk
Hmmmm supaya open class bisa bersaing dengan team factory …..tetep za susah tim factory yg inferior dari segala pengembangan software ecu …….setidaknya ada usaha dari dorna untuk open class supaya bisa bersaing dengan team factory
Waduh komentnya kena jaring Laba laba
Hrc ngambek gara gara gini buat aja omr sana
2016 open class semua? 😐 ga ada prototype lg deng
bedakan antara prototipe dan open calass mas bro
jadi open class tetep pake mesin prototipe . . . bedanya adalah . . . kepanjangan ya . . . silah baca disini aja ya bro :
http://645.879.myftpupload.com/2014/02/11/factory-class-dan-open-class-pada-motogp-2014-berikut-paparan-perbedaan-keduanya/
😀
hehe langsung dikasih pencerahan wak haji 😀
berarti sing pinter Dorna – Magneti? kari nampung hasil pengembangane…
suwe2 ngggawe motor dewe
Pagiiiii
http://kobayogas.com/2014/03/06/merinding-series-hiiiii-rombongan-motor-diganggu-pocong-dan-kuntilanak/
bagus lah kalo disamaratakan
berarti bisa dong setiap tim memberi masukan ke magneti marelli dalam mengembangkan software
dari pada cuma protes gak bakal selesai masalahnya
Terus hak patennya gimana? Seperti nakamoto bilang motogp sekalian ajang research, artinya buat mencari pengembangan motor yang bisa saja dipakai dipakai di motor apapun produksi pabrikan. Makanya vixion ada slogan teknologi motogp. Kalau hasil research diserahkan ke dorna apa untungnya buat pabrikan yg sudah mengeluarkan sumberdaya? Bisa nangkep gak ente maksudnya?
nah kalo yang mau keukeuh soal patent silahkan tetep pake factory class karena softwarenya gak bakalan di adopsi dan bakalan dijaga keoriginalitasannya 😀
disisilain ini juga bisnis dorna….nambah penghasilan kantong…krna monopoli..
disisilain ini mresahkan tem faktory…contohnya hrc…hasil pengembangan sendiri untuk sendiri…klo mau yg kaya gw lu bikin sendiri..
disisilain menguntungkan buat team open class..karna softwernya hasil pengembangan dari semua team…jadi ga usah riset2an dan irit…
maksud ane kecanggihannya software openclass dibatasi cukup sampai di wheelie Control saja tapi dikembangkan bersama2 atas masukan semua tim
Pak Taufik jadi yg dimaksud uncontrolled software itu software factory (+wheelie control, dsb) ?
Terus kok rasanya lucu jika Ducati ingin menambahkan Algorithm Wheelie Control, Dorna minta Algorithm dikasih ke dia buat dilempar keluar (tender) dibikin baru lalu di-install ke ECU semua Open Class Team. Aneh aja rasanya, klo ECU itu pada dasarnya Microcontrollers masa sekelas motogp team open class (selain ducati) tidak bisa program ulang (algorithm buatan sendiri) ECU? yang bener Magneti Mirelli buat aja ECU yang programmable, kasih (jual) downloader nya, compiler nya sekalian. expor deh ke indonesia, untung deh.
Mau menanggapi lagi masalah hak patent. ECU ibarat handphone android Samung S4 dan Soni Eksperia Z. OS nya sama, jelly bean. klo hak patent hardware pasti milik Samung atau Soni. Algorithm milik masing masing juga. bisa dilihat perbedaan pada GUI nya, otomatis algorithm pasti beda dan pasti dipatentkan. Kalau OS nya “Android”, ya punya Google lah, tapi sifat patent nya ini beda. Kalau Android nya mau dioprek silahkan, tapi hasil oprekan mau dikomersilkan?? “eitss.. tungggu dulu”, kata Google. “bayar, ato fitur-fitur bawaan Google hapus!!! (gmail, maps, playstore, youtube, dll)”, ujar Google.
http://aripitstop.com/2014/03/07/bukti-bahayanya-menghidupkan-ponsel-di-pom-bensin-kenapa-honda-cangkokkan-charger-hp-di-supra-x-125-fi/
Rame
asli ngeri video yg ke dua…ga bisa di bayangin klo nyarger di bawah tengki trus hp lupa ga di off trus da yg mangil berkali2…dorrrrrrrrrrrrr…jadi manusia bakar….wkwkwkwk mateng n gurihhhhhh…
perlu di tanyakan ke ahm…jangan sampe pengguna supra x charger gatau masalah bahanya klo hp ga di offff….sayang..sblum ada korban..mudah2an ga da…
Mmmm mungkin itu yg bikin HRC ngambek ngancam mau keluar dr moto gp, gak mau berbagi
Walah ngikuti beritanya kok malh rumit.
Tpi joss. Jadi tau cerita di balik racenya . Trims wak haji.
Lanjut trs.
siappp 😀 itu yang menjadi aim tmcblog, jadi tahu banyak konspirasi dibalik semua ini kan 😀
kalo para MAFIOSO sudah beraksi ya beginilah nasib ajang balap motor prototype tambah jadi GAK KARU-KARUAN.
aturan yg sudah di susun rapi tp menjelang balapan malah di OBRAK-ABRIK.
Well… Balapan musim ini sepertinya “TIDAK KONDUSIF”.
Akankah nasibnya nanti seperti WE ES BE KA? LA A’RIF 🙁
mbuh mumet ora ngurusi..
kakean politik..
hm….koq menurut ane koq malah jd aneh ya ntar, misal salah satu team di open class nemukan software baru yang lebih kompleks n lebih baik, tapi kan tiap motor punya karakteristik beda beda, apa cocok tar misalnya ducati nemu yg lebih baik buat motornya, trus kalo dipasang di motor motor Honda apa Yamaha gitu misalnya apa lebih baik??
nah sama ama pertanyaan tmcblog di alinea2 terakhir 😀
Saya baca sih, Dovi dan Crutchlow sendiri bilang klo ECU MM open class kontrol traksi dan kontrol yang lainnya gak sebagus ECU factory Ducati yang pake software factory. Justru itu tujuannya, mengurangi bantuan elektronik supaya banyak aksi salip2an hehehehe. Ingat dulu jaman tanpa elektronik, oprek satu part bisa bikin lebih kenceng itungan 1 dtkan, klo sekarang selisihnya sudah di 0,0 dan 0, dtk karena bantuan elektronik. Lap time juga karena bantuan elektronik jadi sangat konsisten bisa beda cuman 0,0 atau 0, dtk per lap
Kayak komunis yak.
Berbagi ilmu itu indah…wkwkwkwk…prinsip terbaru motogp
http://lovemybike.wordpress.com/2014/03/06/penjualan-sport-honda-februari-2014-meningkat-pesat-lagi-helloo-yamaha-why-you-react-so-slow/
Seperti yg sudah pernah saya blg waktu honda ancam mundur. Keunggulan software seragam adalah lebih murah dalam pengembangan. Seting program terstandar dan bahasa program sm. Kekurangannya karena seragam maka potensi motor lawan sesama open bisa diprediksi, selain itu algoritma hanya dibatasi pada fasilitas seting yang ada disoftware dan development program sampai tahap aplikasi proses akan lebih panjang karena melalui tender dan verifikasi dorna dan distribusi keseluruh team open class.
bytheway regane piro wak haji,..klo di beli untuk dicangkokin di montor NVL saya.
muraaahh, wani piro ?
kalo di era GP 500 gak ada TC n Wheelie Control. kalo belok sambil ngegas motor goyang2…
lebih keren dari pada DOHC MotoGP…
soale dulu belom sampe teknologinya kayaknya mas bro kali ya ? 😀
iya, justru lebih rame. karena tim pabrikan ama satelit speknya beda dikit…
😀
ada bagus nya jg c kalo pake software sama,,
jadi nya kan yg di adu mesin + pembalapnya,,
bukan adu software nya,, imho,, cmiiw
mau adu software, ambil factory class
semuanya sudah disiapkan sama mbah dorna
ban ngesot dikontrol ngangkat dikontrol miring2 dikontrol bukaan gas podo wae, la kabeh2 dikontrol komputer sembalape ngopo jal? Wes ora antep blas berarti rojo sepanjang masa lek rosi mudah2an thn kie jurdun jd lengkap,juara 2 tak juara 4 tak dan juara motor komputer
*langsung nyalain xbox
kesan request algoritma data kok mengandung semacam tricky ya Lek.. Jika misal Ducati request terus di setujui, ECU di update na team lain yang coba pake itu logaritma apa langsung plug and play, kan tiap motor punya beda karakternya
pasti langsung plug and play ke ECU tim lain, karena ECU nya kan One Make ECU semua sama ECU nya . . . jadi kaloducati berhasil buat algoritma wheelie control yang baik, pasti bisa diaplikasikan ke motore aleix karena ecunya sama Blass . . tinggal setting nya aja karena ergonomi, riding style, sasis dan outpot power mesin beda
matur thank you kang lumayan agak paham maksud ECU sekarang hehehehe intinya tujuan saat ini cuma hemat di pengembangan ECU.
celah trickynya menurut ane dibagian ini, nah ketika masuk komponen teknologi hardware (ketika request logaritma ECU baru dan di setujui) ya tim yg punya hardware baru tersebut lebih terbantu, dalam hal ini mungkin yg punya dana melimpah. maap kalo bahasa ane ribet lek hehehehe
Dari berita2 kemarin mengenai ducati sebenarnya bisa ditarik kesimpulan “ducati gak bisa buat motor irit yg selevel dengan honda dan yamaha”.
Yang jadi masalah buat tim pabrikan lain sekarang dengan bahan bakar lebih banyak ducati bisa lebih bersaing padahal motor open class masih bisa dikembangkan lagi motornya. Kalau motor dan ecu open class bisa dikembangkan sepanjang musim artinya? Pabrikan lain bisa keteteran di pertengahan sampai akhir musim.
ecunya sih nggak mas bro, cuma softwarenya saja . . .pengembangan, namun tidak bisa se leluasa factory class
sebenarnya
Dorna membuat skenario ini bukan hanya untuk tahun
ini saja, namun semangat ‘berbagi’ ini lah yang akan
diteruskan jika semua team akan masuk Open Class
(rencannya di tahun 2016 nanti) . . . bagimana
menurut pendapat sobat bro-sis sekalin . . . Monggo
ditanggapi . ..
.
.
.untuk hrc kayaknya berattttttt…
Pake bahasa C 😆
bahasa nya level OS. si Mikocok aja buat OS nya pake C.
carenya dorna bs dimanfaatkan ducati course cari modus jawane mbribik..
akan banyak drama besok..hm….
Kalo aturan ini jalan, tinggal skill rider ama setting mesin yg unggul… Asyik juga balapannya.. Nempel ketat,cucuk2an…
Aahh,, disini dari dulu ane baca” yg komen pada ingin motogp kayak GP500..
Emang team factory gak mikir apa, kenapa mereka ikut moto gp..?
Justru mereka ingin riset segala sesuatu untuk motor versi jalanan, mereka riset ecu, tractions control, while base, crankshaft, dll..
Lho skrg moto gp mau di seragamin Ecu Hardware & software ?
Terus apa yg di dapat team factory kayak Honda & Yamaha?
Pasti jawab masih bisa otak atik mesin selama race 1 musim berlangsung? Ya.. Itu bukan riset kelas motogp namanya… Itu sih kelas Bebek di indo aja bisa otak atik mesin selama race 1 musim berlangsung..
Sekarang kalo software & hardware ecu diseragamin? Apa engga bingung tuh team factory kayak Honda & Yamaha aplikasikan ke motor masal mereka? Terus mau beli langsung dari Magneti Marelli kayak ducati? Emang Magneti Marelli bikin ecu buat motor kecil kayak supra, Z1, Mio, Vario, dll…??
setuju masbro…..terus kedepannya musti gimana?………
alasan ikut motogp untuk pengembangan itu cuma kedok saja mzbro
intinya tetap untuk jualan
saatnya ingsinyur honda libur….
wak haji kotak itu isinya apa sih?
semacam microcontroler githu kayaknya . . . yang pasti bukan lontong 😀
Klu saya sih pengen’a: ecu ttp dr masing2 pabrikan namun dibatasi RPM’a, nga boleh lebih dr 15 rb rpm, Tanpa ada’a control traksi, n control whellie.. Mgkn dgn begitu biaya permusim yg dikeluarkan bs lebih ditekan. Y kyk jaman dohan dulu lah, 100% control ada dipblp’a, bkn ecu.
simlpel tapi jos nih
kesimpulannya adalah dorna ingin menghapus kelas factory….
gak kok…
dorna cuma mau kompetitif. di era 2 tak apapun bisa terjadi. tim dengan spek di bawah bisa menang sekarang itu gak mungkin…
iya, itu bisa berlaku jika team pabrikan seperti yamaha, honda, dan ducati tidak diperbolehkan ikut open class, tapi keyataannya kan team pabrikan pun boleh ikut open class…, seperti tim pabrikan ducati.
coba bayangkan misalnya jika tim yamaha pabrikan turun di open class dengan membawa M1 rossi/lorenzo sekarang beserta software ecu-nya untuk dipakai bersama di open class….
dengan 12 mesin, 24 liter bbm, bebas pengembangan mesin sepanjang tahun, bisa dipastikan honda jika bertahan di factory class akan langsung tewas, begitu pun sebaliknya.
ya memang arahnya ke open class semua di 2016, begitu yang saya bisa tangkep dari penjelasan para jurnalis2 diluar sana 😀
klo teknologi udh nygkut hak cipta wahh sensi bgt ini..
pabrikan jepang pasti gamau teknologinya di serahin ke dorna, apalagi seakan hak ciptanya diambil…
bsa di pastikan honda keluar dr motogp ini..
yamaha klo pny pendirian psti gmau jg tp klo pndiriannya goyah yasudah ikut arus pasti..
jd terlihat seakan-akan motogp mentok risetnya n ngembangin teknologinya
jika ketentuan sofware ecu open class seperti diatas, pertanyaannya adalah apa bedanya open class dan factory class…?
jika team factory boleh mengembangkan ecu sendiri, team open class juga ternyata boleh mengembangkan ecu, walaupun itu untuk dipakai bersama…
jadi perbedaan regulasi antara open class dan factory apakah masih relevan….??
bisa dibayangkan jika team pabrikan yamaha turun di open class dengan m1 dan membawa serta softwarenya untuk dipakai bersama, honda di factory class akan tewas seketika. begitupun sebaliknya jika honda yg turun diopen class…
Yamaha kan sudah ikut open class lewat FTR team salah satu ridernya ya si aleix espargaro. Motornya sekelas factory hanya ecu hardware dan software pake ECU open class. Coba lihat hasil tesnya di Sepang, bisa unggul di atas Ducati factory maupun open class kok. Itu pun Aleix masih pake ECU open class yang belum pake upgrade software terbaru.
iya…, espargaro turun dengan mesin M1 tapi bukan mesin M1 spek pabrikan sekarang, espargaro cuma pakai mesin M1 tim satelit tahun lalu.
yang saya maksud jika tim pabrikan yamaha beralih dari factory class ke open class dengan membawa M1 pabrikan (punya lorenzo/rossi sekarang) beserta dengan software ecu-nya sama seperti tim pabrikan ducati.
tapi tetep di Open Class, pengembangan tidak seenak udele sendiri mas bro, ada satpamnya yakni dorna, iya kalo requestnya diterima, kalo ngak ya nggak bakalan ada pengembangan lanjutannya, begitu yang saya tangkap 😀
balapan seragam… dgn spek seragam. padahal kelas prototype… jadi apa nanti yg bedain setiap time balap selain bentuk, warna dan tempelan di fairing… emang lebih kompetitif tpi kasian yg mati matian ngeriset dgn buget gede jika yg lain tinggal mengkopy aja… kasian honda dan yamaha pabrikan
yang beda mesine mas bro 😀
Susah juga ya.. harus buka rahasia pabrikan.
wuih makin seru neh
http://nivikoko.wordpress.com/2014/03/06/aplikasi-sticker-hitam-bermotif-bridgestone-pada-veleg-nvl-makin-gagah-dan-berkarakter/
nitip kaang
http://monkeymotoblog.wordpress.com/2014/03/07/komparasi-fisik-suzuki-inazuma-dan-suzuki-thunder-250/
Jadi OMR Magnetti deh kayanya 🙂
jika ingin lebih adil dan tetap kompetitif, sebaiknya team parikan atau team yang di jalankan langsung oleh pabrikan seperti ducati, repsol honda dan YFR harusnya dilarang ikut open class.
open class dengan kelonggaran regulasinya itu seharusnya hanya ditujukan kepada team privater agar mereka bisa kompetitif melawan tim pabrikan….
nah . . . tapi nggak bisa tahun ini karena reulasi sudah dijalankan . .. paling tahun depan nih
lha wong ducati sudah duluan 😀
http://pertamax7.com/2014/03/07/yamaha-byson-injeksi-meluncur-semester-1-2015-mendatang/
riset mahal mahal terus di bagi bagi ke tetangga ducati emang baik hati banget….
sama kayak tvs riset charger di
motor trus di contek pabrikan jepang….hari jumat memang baik untuk berbagi…ngohahahahaha
Ribet,mending GP500 kang.
Yg penting pake Cdi/ecu yg cukup buat ngatur mesin ke Roda.
Jd Sblh mana Niat an dorna bikin murah balapan gk nyampe kecuali ya,semua dibikin sama.
Tgl pilih mw murah Atw rame Atw ribet.
Yg ada skd kan ribet.
Ngepot blepot
yang saya tahu dan pernah saya baca….
yamaha pabrikan pun tidak mau jika ecu dan elektronik dibatasi.., sama halnya dengan honda…
kutipannya :
“Itu suatu momen yang kritisdan kita semua berbagai kesadaran akan kebutuhan untuk membuat perubahan penting, terutama soal biaya,” jelas bos tim Yamaha Lin Jervis. Dikatakannya, pihaknya ingin suhu kompetisi tetap membaik.
Tapi, lanjut Jervis, bila putaran mesin dibatasi dan ECU dikontrol, berarti “Anda telah mengambil sebagian kebebasan dan kreativitas Anda,” tegasnya. Elektronik begitu dominan sekarang ini dalam pengembangan kendaraan modern dan “Saya pikir kita harus menjaga itu.”
artinya sudah jelas tim pabrikan eropa kalah jauh dari pabrikan jepang dalam hal pengembangan teknologi
gw setuju ama omongan masbro nobita…..
jlas bner kok statement lin jarvis, bebek di indo aj udh pake ECU n sensor2 smua yg injeksi
Trus software yg dikasihkan ke dorna untuk dimasukkan toolboxnya magneti marelli jd haknya dorna kah???
Jika mmg nantinya open class bs sejajar dengan factory bahkan memenangkan jurdun maka honda+yamaha akan terpojok dan akhirnya mau tidak mau turun ke open class, sobek tenan iki !, lha open boleh pengembangan kok, sedang yg factory di segel dorna ! , ngusir coro aluus bro !!
Ah mumeti wak haji… Enak jaman 990 cc, ECU bebas, software bebas, ban bebas, tangki gede, sponsor rokok no problem, elektronik minim… Lah saiki? ECU Magnetti Marelli, software diatur dorna (kecuali factory class), ban kabeh Bridgestone, tangki cilik, sponsor rokok wassalam, elektronik merajalela… Bisa2 MotoGP kehilangan soulnya…
era 990cc bebas karna pertama kali digelar dgn mesin 4tak jd smua pabrikan tidak dipersulit dari mesin 2tak ke mesin 4tak
kang dulu motor impian kang taufik GS1200 apa yang 750 kang?
http://monkeymotoblog.wordpress.com/2014/03/07/lebih-dekat-dengan-gsx750p-motor-patwal-polisi-militer-the-big-thunder/
absen malam kang…
http://kobayogas.com/2014/03/07/intermezzo-jne-pun-menyerah/
entah kenapa, saya merasa nyaman banget beberapa kali nulis seluk beluk tentang MotoGP 2014 di tmcblog . . . apalagi kalo sudah nyambung nyambung soal kelas open, factory . . . terasa banget sobat pengunjung blog keluar semua ilmu dan opininya dan ni jelas memperkaya artikel nya itu sendiri . . . aplause and proud untuk pengunjung tmcblog, thks karena sudah tetap menjaga lantai tmcblog tetap kondusif . . .
Walah wak haji pw (posisi wenak)… Hehe.