Home MotoGP Marc Marquez Buka Bukaan Soal RC213V 2016, Elektronik, Michelin, tudingan Pedrosa dan...

Marc Marquez Buka Bukaan Soal RC213V 2016, Elektronik, Michelin, tudingan Pedrosa dan perdamaian dengan Rossi [Guest Blog Manuel Pecino ]

48

TMCBlog.com – Bro sekalian, jika di bagian pertama kita sudah mengetahui bawa Marc Marquez mentatakan bahwa hadirnya ia sebagai yang tertinggi dalam pengumpulan point sementara di Pertengahan Musim lebih dikarenakan kekonsistenan dirinya, maka di bagian kedua ini kita akan simak bagaimana Penuturan Marc Marquez kepada Sahabat TMCBlog yang merupakan Jurnalis asal Spanyol, Manuel Pecino mengenai Motornya sendiri yakni Honda RC213V 2016, Elektronik/ Software Magneti Marelli, Michelin, tudingan Pedrosa dan perdamaian dengan Valentino Rossi . Seperti Kita ketahui sendiri Mesin Honda RC213V 2016 punya perbedaan mendasar dari segi perputaran Crankshaft dimana 2016 ini pakai sistem Counter/ Backward Rotating Crankshaft ( untuk lebih dalam silahkan baca di link ini ) . Dan Bisa jadi perbedaan ini adalah yang menjadi salah satu penyebab metamorfosis yang terjadi di karakter Marc Marquez . . . Marc Marquez mengatakan kepada Manuel bahwa Di awal Musim, Unified Software Magneti Marelli hanya bisa di eksplore tidak lebih dari 30% bila dibandingkan dengan elektronik yang mereka kerjakan selama Musim 2015 ( software/ elektronik Inhouse HRC ) . . weleh, mumet dong ?

Marc Marquez pun menambahkan : ” Ya, namun Elektronik yang dipakai sekarang tidaklah terlalu buruk, sudah cukup mendekati dari elektronik yang kita pakai sebelumnya (inhouse HRC) . Saya perkirakan sekitar 80 sampai 90%. Namun masalahnya Pabrikan lain seperti Ducati telah mencapai 100%. . Kami pastinya sangat kehilangan akselerasi, namun saya yakin bahwa ini bukan karena mesin yang baru, juga elektronik, tahun lalu kami kehilangan akselerasi, namun tahun ini dengan elektronik baru, makin kehilangan akselerasi “

” Kita harus melakukan percobaan elektronik di test Pramusim, Namun di musim ini kami hanya bisa memimpin saat test pramusim Philip Island. Namun Philip Island adalah sebuah sirkuit dimana Elektronik memiliki efek yang kecil karena banyaknya Tikungan  panjang yang hanya butuh gear 3 dan 4. Elektronik punya pengaruh, pasti itu mah – namun nggak banyak. Traction Control sebagai contohnya, nggak pernah banyak menginterupsi ( di Phillip Island ). Namun ketika test di Jeres, Redding, Petrucci, Barbera dan lainnya lebih baik dari kita, ketika test di malaysia kami berada di posisi 8 atau 9, kami masih tertinggal jauh.”

Tahun sebelumnya HRC menggunakan Forward Rotating Crankshaft yang menjanjikan powerbesar namun membuat sulit belok dan berpotensi wheelie saat keluar tikungan . .  dua defek ini di waktu dahulu bisa diatasi oleh Elektronik inhouse HRC.  Bagaimana pendapat Marc Marquez mengenai Konfigurasi mesin RC213V Baru 2016 dengan Backward Rotating Crankshaft ?

” Dengan mesin berkonfigurasi baru ini,  teknisi kami sepertinya menginginkan motor yang lebih efesien saat berakselerasi sehingga akan dihasilkan efek wheelie yang berkurang. Secara teori mesin dengan karakteristik seperti ini ( backward Rotating Crankshaft ) akan memperkecil wheelie dan akan memberikan kecepatan yang lebih baik di Fast Corner. Dahulu ( musim 2015 ) di sirkuit seperti Mugello, Montmeló, Qatar, dan Phillip Island kami sangat menderita, namun kini kami mulai mendekat dengan cepatnya kami di Fast Corner. Motor terdahulu (2015) mungkin bisa cepat di satu sirkuit namun sangat menderita dibanyak sirkuit lain, Namun saat ini ( 2016) Kami masih menderita, namun jarak perbedaan performa tidak terlalu besar. “

Membaca pernyataan situasi Marquez di atas, Manuel Pecino berupaya berfikir positif dan bertanya bahwa dengan kondisi yang tidak terlalu ektrim seperti tahun lalu apakah Marquez bisa lebih rileks? Jawabannya ternyata  . . . TIDAK . . Marquez berkata :

” Sama saja, akhirnnya kamu tetap ingin bisa melakukan lebih. Jika bisa menjadi yang tercepat di setiap sirkuit saya mungkin nggak akan terlalu stress, namun seperti yang kau lihat, kami ngak begitu, Ketika kau tidak berada di posisi tercepat di setiap track maka kau akan selalu ingin lebih “

Dan response Marquez yang dibarengi tone suara meninggi ini menandakan walaupun di satu sisi kita bisa lihat kedewasaan Marquez bertambah, namun ia belum kehilangan determenasinya, sepertinya Marquez ingin kasih tahu kedua , Jangan bingung sama Marquez BARU ini, alakulihal saya masih Marc Marquez

Oke kita sudah biscara mengenai karakter baru Marquez, elektronik dan karakter RC213V yang baru .. .  apalagi ya . .? oh ya mengenai Michelin. Menjadi salah satu pebalap yang terkenal piawai mengendalikan dan menekan Ban Bridgestone di setiap titik pengereman di waktu terdahulu, bagaimana Marc Marquez menghadapi Michelin yang punya karakteristik berbeda ? ternyata jawabannya cukup mengejutkan

” Berat Banget, saya harus membiasakan diri sendiri dengan sangat keras ( dengan Michelin). Saat ini feel Ban depan Michelin sudah mendekati Bridgestone. Logikanya sih tetap sama dengan ban depan Michelin yang lalu, namun ia dapat membiarkan mu mengerem lebih lambat dengan kepercayaan tinggi. Namun tetap saja ada beberapa moment yang masih sulit dimengerti, contohnya ketika latihan di GP Belanda ketika saya sedang berakselerasi disebuah Trek Lurus tiba tiba ada hal yang mengeherankan terjadi. Normal tapi kadang kadang sesuatu terjadi.”

Sebagai pengingat : Marc Marquez hampir Crash ketika Latihan FP3 MotoGP Assen 2016. Ia kehilangan front grip saat melakukan pengereman di ujung straight assen

“Normalnya hal seperti itu tidak terjadi, namun saat kejadian, kau akan kehilangan kepercayaan diri saat itu. Khususnya ketika sedang melakukan overtake. Dengan Bridgestone kau bisa berkata ‘ ahh bisa deh di push sedikit lagi  dan ban masih bisa bertahan ‘ Dengan Bridgestone saat kau ketemu moment di mana Limit kemampuan ban sudah tipis-  normalnya kau masih bisa menyelamatkan diri, namun dengan Michelin saat ketemu moment serupa 90% kau akan Crash “

Seperti Kita ketahui sebelum ini banyak pemberitaan yang berdasarkan quote Pedrosa bahwa Marc Marquez lah yang bertanggung jawab atas kesalahan pemilihan mesin untuk 2016 dan juga tentunya Gesture perdamaiannya dengan Valentino Rossi di GP Barcelona.

“Saya Nggak terlalu menganggap pemberitaan tersebut- ( mengenai quote Pedrosa)  Dani mengetahui bahwa Honda membawa kami berdua mengetest mesin ini di Jerez. Pada akhirnnya kamu pasti berfikiran macam macam, namun yang menjadi panduan bagi Honda adalah Laptime dan di kesempatan tersebut Laptime tercepat kami berdua berada di atas Mesin terbaru ini ( 2016). adalah benar bahwa Mesin ini lebih berat dan lebih sulit dikendarai. Lebih capek pula untuk di pakai. Mungkin dengan gaya riding Dani, mesin lain mungkin lebih baik ..  namun saya katakan sekali lagi, Jika kau memiliki dua pebalap dan keduanya cepat di satu motor dibanding motor lain dan saya lebih cepat, komentar dari Pebalap yang lebih cepat pasti akan punya bobot lebih. Pebalap tercepat kala itu adalah saya. Jadi komentar saya jadi (terlihat) lebih penting “

Namun kenapa Pedrosa meletupkan Issue ini ?

” Saya nggak yakin, menurut saya ia membalap dengan baik, namun walau ia telah sangat berusaha, hasilnya belum hadir. Ia mungkin sedang berada dalam kondisi tersudut dan membuat komentar ini. Saat emosinya rendah kau tak kan mendengar komentar seperti ini ( dari Dani ) “

Saat mengomentari gesture perdamaian dengan Rossi Marc Marquez berkata :

” Ya  saya mempercayainya, di moment ini segalanya sangat ‘raw’ dan setelah Race usai dan ia mengalahkan saya, kami saling berjabat tangan dan itu semua hampir seperti reflek spontan. Saya rasa ketika hal ini terjadi, hal ini pula yang kau rasakan. Di masa yang kan datang kamu mungkin akan mengatakan saya bodoh atau  tidak namun saya percaya. Saya bisa melakukannya lebih awal, namun ini terjadi saat itu. Dan ini baik untuk kejuaraan ini, saya nggak akan bilang anda bahwa kami berteman, namun paling tidak ada hubungan profesionalitas yang merupakan hal minimal yang dibutuhkan. Bukan hanya dengan Valentino Juga dengan pebalap lain di Grid. “

“Sebelum hal ini terjadi Situasinya tidaklah nyaman, Bukan hanya buat kami berdua, juga untuk semua pewarta berita. Sekarang situasi lebih nyaman. Namun pada akhirnnya, kau berada di Pit Box mu dan Ia berada di pitboxnya, dan kami hadir dan bertempur di Track. Hadir ada hubungan baik, walaupun di Track tetap saja  . . . pertempuran Total !”

Manuel Pecino On behalf of TMCBlog.com

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

[GTranslate]

48 COMMENTS

  1. 26 emang mesti pindah team ke ymh,

    26 terlalu munglil fisiknya,

    motor terlalu liar pasti kuras tenaga,

    dah ngak pernah melesat setelah start,

    padahal itu senjata utamanya, kabur dulu,

    karena ngak mungkin fight lam dgn tubuh kecilnya,

    blm lagi lawanberat motor sendiri

    pindah team mungkin bisa jurdun,

    yach kaya si rea, pindah team juara

    • setuju, 26 dari dulu memang badan kekecilan, karena itu gaya belok dia selalu unik sendiri.
      kesempatan jurdun waktu 800cc, tapi ternyata saat itu motornya yang kalah siap. ending-ending dah mau juara eh apes kena lampu start salah, terus kena seruduk.

      tapi kepribadian dia yang kalem menyenangkan banyak orang

  2. rdy
    ======

    keberuntungan hibah dari vr om.

    ymh lagi sial, dah gitu aja,

    ah salah ding, vr lagi sandiwara kok,

    jadi bukan mm lagi beruntung

  3. namanya ganti marc wiser hehehe…
    kedewasaan marc marquez menyikapi kejadian.. percaya rossi percaya pedrosa
    pertamax7.com/2016/08/02/review-honda-cbr150r-2016-sport-fairing-nyaman-power-ngisi/

  4. rdy
    =========

    mm bukan beruntung om, tapi dapet hibah dari vr.

    intinya ymh lagi sial.

    eshsaleh ding, vr lagi bersandiwara kalah

  5. Pedrosa kalo jatuh ga kuat nangkat motornya sendiri terlalu mungil dia, marc marquez kalo jatuh masih bisa ngangkat motornya sendiri. Kayanya pedrosa perlu pindah ke tim yg motornya ga liar dan ga menguras tenaga macam yamaha atau suzuki.

  6. Penasaran jika pedro pindah ke tim yg pke inline
    V terlalu bringas buat ukuran badannya yg mungil yg berefek sering spining ban blakang akibat ga da traksi ban blakang krna bobotnya yg ringan

    • duh ini orang…bukanya bersyukur artikel bagus dari blogger moto gp kelas dunia (manuel pecino) yg secara kebetulan mau berbagu dg wak kaji taufik…ataupun mengucapkan terimakasih buat wak kaji taufik yg telah cape2 menterjemahkan dlm bahasa indonesia…

  7. Jelas lah,pembalap hebat diatas motor yg hebat pula.gak kayak rossi,pembalap hebat milih mesin carry,hebat pertamanya doang saat g ada lawan yg seimbang(skill)begitu ketemu lawan yg punya skill dan ditunjang motor hebat zonk terus rossi.??????

  8. Semangat wak, cuma wak haji yg masih menyajikan berita berbobot dan netral.
    Anj*ng menggonggong kafilah tetap berlalu

  9. FBY sama FBH ‘gak bisa damai’

    Walaupun di jalan saling klakson hadir dengan hubungan baik, tapi di kolom komentar tetap saja….. PERTEMPURAN TOTAL

    ngoahahaha…. Tobat… Tobat…

  10. 29. Tukang Fotocopy – August 2, 2016

    Bos Honda sering main golf bareng Bos Yamaha.. Di sini Fbh n FBY main hujat tiap hari.. Pusing

    =======================
    bedalah bro…yang satu biasa makan siap saji….satu lagi makan steak holly wagyu yah…..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version