Home tech talk Tech talk : Pilih Kaliper Rem Axial atau Radial ?

Tech talk : Pilih Kaliper Rem Axial atau Radial ?

44

axial_radial

TMCblog.com – Bro sekalian kita bahas sekarang dua jenis kaliper Pengereman jika dilihat dari cara pemasangannya di fork/ sokbreaker ya. jadi ada dua jenis Yakni Kaliper yakni Kaliper jenis Radial dan Axial. Kaliper radial adalah kaliper yang baut pemasangannya sejajar dengan permukaan cakram rem. Kaliper Axial adalah kaliper yang baut pemasangannya dilakukan tegak lurus dengan permukaan cakram rem . . . pertanyaannnya adalah, mau pilih yang mana, kerenan mana, bagusan mana performa pengeremannya, mahalan mana? dan masih banyak pertanyaan lainnya  . ..

 

Dari beberapa referensi yang tmcblog baca, untuk pemakaian pada riding harian dan bukan dilakukan oleh rider / pebalap profesional perbedaan antara radial Caliper dan Axial Caliper boleh dibilang nggak ada bedanya. Dalam pemakaian harian Radial Caliper tidak  akan berasa feelnya memiliki power/ performa pengereman yang lebih tinggi dari kaliper axial. Namun untuk dipemakaian balap beda sob. menurut beberapa referensi ” The main advantage of using radial calipers is that they have a reduced flex, or lateral torsion ” jadi ada fleksibilitas  atau torsi lateral ( dari baut ) berkurang ” dan bagi pengendara umum dijalan hampir tidak bisa melihat perbedaannya,  Namun bagi pebalap atau mekanik profesional ? hal kecil begini bisa terukur dan bisa menjadi salah satu parameter menentukan bagi Pace /kecepatan.

jadi apa lagi dong alasan orang ( konsumen umum ) pilih Kaliper radial ? yang pertama jelas soal bentuknya yang lebih menarik dan membuat motor lebih ‘berkesan’ modern. Yang kedua adalah upaya untuk mengurangi bobot dari front end. di satu referensi yang tmcblog baca, Kaliper radial dapat dibuat sedemikian hingga menggunakan CNC menjadi lebih ringan . ..  atau sobat sobat punya pengalaman berbeda dari dua jenis kaliper rem ini? silahkan share isahmu di kolom komentar sob

sumber 1, sumber 2 sumber 3

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

[GTranslate]

44 COMMENTS

  1. enakan radial mas. r6 baru 10bulan digarasi aja dah ngerasain enak nya pas ngebersihin brake pad nya. rencana mo ganti fork radial jg buat si bandit.

  2. intinya, lbh worthed radial type ya wak? terlepas dari ini untuk penakaian sehari-hari maupun balap. terus pertanyaan ane, maksud lebih detilnya kata2 ini, ” jadi ada fleksibilitas atau torsi lateral ( dari baut ) berkurang ”, apa wak?

    • secara feel saya sendiri jujur belum merasakan hal ini, baru sebatas baca referensi, pebalap profesional dan mekanik yang bisa merasakannya
      tapi radial caliper lebih fashionable memang TRUE 😀

  3. Suspensi Upside Down Xabre Axial VS Upside Down CBR250RR Radial.. Pilih mana??? Harga gk bohong. Motor dibawah 60jt rupiah ada gk yg pake Radial mounting?? Itu baru maounting calipernya belum Radial dalam posisi piston Remnya yaitu piston rem menjepit dari sisi luar dan dalam bukan satu sisi aja jadi disk berada di antara dua piston rem. Wak abis sini kluari artikel radial piston rem ya. Klo ini vespa LX150 3v udh pake kok tapi primavera dan sprint malah gk pake lagi.

  4. Menurut saya sih masing masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri.

    Axial mounted:
    + Perawatan mudah karena tidak menggunakan floating disc
    + murah, banyak ditemui axial mounting berbahan dasar plat yang hanya di machining sederhana.
    + lebih ampuh terhadap user “gradhakan ” karena memiliki toleransi kepresisian yang longgar.
    – penggunaan mounting yang harus memiliki mekanisme floating menyebabkan kaliper tidak terpasang secara solid pada fork.
    – mekanisme floating caliper bisa macet jika kurang perawatan.
    – rangkaian mounting yang berlapis (shock => floating bracket => caliper) dan cenderung off center menghasilkan gaya tekan diluar sumbu tengah fork saat pengereman. (Gak kerasa bedanya sih, tapi gimana gitu kalo dilihat dari kaca mata engineering)
    – linieritas feel pengereman tidak sebaik radial mounted kaliper.

    Radial mounted caliper:
    + kece
    + banget
    + gilak
    + linier feeling
    + solid braking
    + multi piston caliper is applicable
    – penggunaan floating disc perlu perawatan khusus. (Kalo floating disc macet akibatnya sama kayak floating caliper macet)
    – mahal, karena tidak bisa didapatkan di motor2 sekelas mbit dan meong (Harga floating disc mahal, bracket caliper pada fork mayoritas machined steel. Meskipun secara mekanisme tidak serumit axial mounted, bracket radial selalu tercium bau mahal.)
    – belum ada di supra x 125 r punya saya :'(

    Bagaimanapun, belum pernah kejadian mekanisme rem rusak saat hard braking karena belum aplikasi radial mounting. Separah-parahnya hard braking yang ada motor stooppie trus gubrak, bukan axial calipernya yang melintir. So, not realy worthed lah kalo sekedar buat transportasi. Lain lagi dengan balapan yang perawatan setiap part nya dilakukan sehari 3 kali. Pre FP1 sekali pre FP2 sekali post FP2 sekali. Atau di motor kelas supersport yang pemiliknya g akan merelakan motornya masuk banjir sehingga floating disc nya macet kemasukan kecebong.

    Jadi, kalo rem kamu masih radial mounted kayak CBR1000rr, g usah iri sama Supra saya yang sudah axial mounted ya. 😛

    • To Gagas yang kemarin…
      Yang belum saya ketahui mekanisme pergeseran slide nya SSG.. yang aku tau masih mekanikal karena itu masih perlu bantu an setingan Quick Shifter, Untuk menghentikan traksi sesaat. Yang dipasang sensore loadcell di pedal gear shifting…pada batang penghubung pedal. Kalo DCT untuk pergeseran slide bukan kekuatan utamanya.. karena slide sudah bergeser dulu sebelum clutch engage ..tapi overlap clutchnya plus tanpa menghentikan traksi atau tidak perlu lagi perangkat Quick Shifting … Itu bro klo pendapat saya..

    • Betul om Pyu. Mekanisme gear engagement SSG masih mekanikal, tapi perlu om Pyu telaah lagi bagaimana proses slidingnya.

      Masalah mekanisme quickshifter atau battlegear,, mau itu DCT mau itu SSG pasti ada peran elektronik untuk blip off throttle saat transisi percepatan. Cuma kalo di DCT transisi percepatan yang menggunakan friction disk tidak akan menghasilkan hentakan hebat seperti dog teeth yang nancep di gear. Jadi transisi torsi tanpa blip off pada DCT akan lebih halus dibanding SSG. Tapi kalo kita melihatnya dari “mana yang lebih cepat”, SSG bisa dibilang tanpa jeda, sementara DCT tidak diizinkan mengaktifkan 2 clutch secara bersamaan. Anda bisa bayangkan jika 2 rasio aktif secara bersamaan pada 1 outputshaft. Pasti romphal. Beda dengan SSG, dalam kasus g1 ke g2 , dogslider bisa dipaksa masuk ke g2 tanpa sinkronisasi rpm. Lalu putaran yang lebih tinggi pada g2 secara mekanikal melepas dogteeth pada g1. Ini lah sebabnya disebut seamless. Karena gigi 2 langsung aktif tanpa harus melepaskan dog slider dari gigi1 terlebih dahulu. Beda dengan dogslider konvensional yang harus sinkron rpm saat masuk ke gigi selanjutnya dan slider harus terlepas lebih dulu dari gear1.

      Seperti yang saya jelaskan tadi di atas, bahwa kedua tipe transmisi tsb bisa di shift tanpa blipoff (quickshifter). Pada DCT transisi tanpa blipoff bisa lebih halus, tapi di SSG, rasanya seperti dipalu dari belakang. Makanya engineer motoGP berlomba2 menciptakan algoritma untuk menghilangkan Palu tersebut. Sedangkan di DCT, palunya berbahan karet(lebih lembut) karena transisinya menggunakan friksi bukan gear engagement seperti SSG. Tapi selembut-lembutnya DCT, tetap ada peran ECU untuk mengurangi gejala transisi torsi tersebut.

  5. menurut pengalaman saya…radial lebih pakem dan presisi wak…karena alur minyak rem terbagi dua jalur menekan 4 piston atau 6 piston secara bersamaan…makanya moge yg canggih pake radial brake wak…selain berguna juga penampilan motor kliatan moderen dan kekar…Imho

  6. IMHO
    Kl pada axial, baut pemegang kaliper bekerja dgn tegak lurus kerja gaya pengereman, jarak baut penumpu dgn gaya pengereman yg bekerja lebih jauh dibanding radial. Dengan ngeliat ini sih mungkin yaa, potensi terjadinya scatter di kaliper axial lebih besar, pemasangan kaliper di axial presisi nyakalah dibanding radial, dan gaya pengereman yg bisa ditangani sama kaliper axial tdk sebesar radial.

  7. Terimakasih infonya, Wak Haji.
    Terus terang saya baru tahu jelas perbedaan antara kaliper radial dan kaliper axial hari ini dari Wak Haji.

  8. Mungkin tidak usah jauh jauh ke rem sepeda motor, sepeda gunung yang sederhanapun sudah menggunakan cakram dengan kaliper radial baik merk shimano ataupun tektro, saya akui mudah untuk menyetel titik center kaliper

  9. #nyimak
    ilmu nih, baik artikel dan komentarnya
    thanks semua ilmu otomotip nya sudah berbagi..
    mantabb

    syukurlah ngga ada fbh,fby,fb yg lain beserta salesnya di artikel ini

  10. Untuk dimodifikasi lebih mudah radial pak. Misalkan mau ganti diameter cakram lebih besar gak usah repot2 buat bracket tinggal pasang spacer / atau ganjel aja. Bisa pake Ring baut.

  11. Yg comment masih banyak bingung masalah sliding/ floating calliper sama fixed mount calliper.
    Bukan berarti axial tu tekanan piston cuma 1 sisi doang. Ada kok kaliper axial 4 piston yg tekanannya dari luar dan dalam. Tapi kalo radial semuanya fixed. Ga ada yg sliding.
    Biasanya pada sistem pengereman fixed calliper cakramnya dibuat floating.
    Intinya pada kaliper radial, rigiditas mounting kaliper pada front fork lebih baik.

  12. Regular caliper mounting membuat efek penfereman terlalu pakem karena berada di sudut melingkar disc brake.
    Namun jika di posisikan di radial kaliper sejajar dengan as roda depan maka reduksi rem baik saat di tikungan terutama motor super sport sebab Putaran roda lebih bisa di kendalikan dengan baik mencegah roda terkunci namun itu semua sangat berpengaruh dengan perangkat kaliper rem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version