Home interview Guest Blog Manuel Pecino : Maveric Vinales Menjelaskan MotoGP dengan sangat Detail...

Guest Blog Manuel Pecino : Maveric Vinales Menjelaskan MotoGP dengan sangat Detail dan Teknis

41

 

TMCBlog.com – Bro sekalian, Nggak banyak Pebalap MotoGP mengerti dan menjelaskan aspek Teknis MotoGP dengan sangat detail, teknis, dan mendalam. Salah satu Yang bisa menjelaskannya adalah Maveric Vinales – Pebalap yang di 2016 lalu masih berada di Squad Suzuki Ecstar dan di Musim 2017 nanti ia akan bertandem dengan Valentino Rossi di Team Factory Yamaha Movistar.  Hal ini tmcblog ketahui setelah membaca dua 4 halaman Full Hasil Interview Sobat dan kontributor TMCblog dari spanyol yang juga jurnalis kawakan MotoGP, Manuel Pecino dengan Maveric Vinales. Musim 2016 boleh dibilang cukup baik untuk Maveric Vinales yang merupakan Pebalap termuda dikelas MotoGP. Di 7 Race terakhir MotoGP Musim 2016 ia menjuarai satu seri dan sempat memberikan Pressure kepada Jorge Lorenzo di tempat ketiga. Namun ketika ditanya apakah Awal benar awal Musim bagi Vinales tidak begitu Positif ? Bagaimana jawaban Vinales  . . ?

Maveric Vinales Setelah test Pertama di Malaysia Maveric berada dalam keadaan yang serba bingung ” Saya ingat banget bertapa sulit test tersebut karena masalah elektronik. Saya tidak merasa nyaman dan ini merupakan kekecewaan setelah mengakhir Valencia test di Posisi 3. Saya menyelesaikan test Sepang (2016) di posisi 9 dengan laptime tertingal 1,5 detik dari pebalap tercepat  . . . dan tanpa mengetahui alasannya “

Manuel Pecino : Apakah dikarenakan saat itu dikenalkannya Championship Software ?

MV25 : ” Ya, benar benar kayak orang kesasar, kami membuat analisa terhadap data yang diperoleh dari Malaysia dan kami melihat bahwa kami kehilangan power dan Traction Control nggak bekerja. Ini Pe-Er Banget ! Kami melihat beberapa hal Positif, seperti Mesin kami ( GSX-RR) lebih cepat dibanding beberapa mesin yang lain pada kelas MotoGP, dan ini mengembalikan kepercayaan diri lagi. Ketika kami tiba di Australia, situasi sangat berubah. Saya memperoleh Riding yang menyenangkan di Phillip Island, kemungkinan itu merupakan moment selama tahun kemarin yang saya sangat nikmati “

Manuel Pecino : Jadi Di Test Pramusim Australia kau menyadari bahwa kau mungkin bisa kompetitif ?

MV25 : ” Ya Kami telah menjalani race yang baik di sana pada tahun sebelumnya. Saat itu kami ngetest dan meninggalkan Australia dengan sensasi yang sangat baik dan riding yang sangat cepat. Pada test berikutnya di Qatar kami mengikuti sesi pertama, kedua dan ketiga dengan mengesankan. Saat test Pramusim kami telah melangkah banyak . . . Lebih banyak ke sisi moral dibandingkan teknis. Saya merubah pendekatan, semenjak saat itu saya mengasumsi diri bahwa saya masuk Track dan langsung berada bersama pebalap pebalap tercepat mulai dari semenjak Awal”

Manuel Pecino : Berapa lama Proses penyelesaian masalah Elektronik ?

MV25 : ” Sangat sulit untuk melihat data dan menunjukan itu kesalahannya ( dari data ), harus pebalapnya sendiri yang menjelaskan feelingnya. Seperti contohnya ‘ ketika saya buka gas, ban belakang slide, saya butuh traksi lebih ‘ . Boleh dibilang ini merupakan kerja kombinasi ( antara pebalap dan teknisi ) , dan adalah sangat penting bagi pebalap memberikan informasi akurat kepada teknisi “

Manuel Pecino : kamu Bicara Langsung dengan para Mekanik ?

MV25 : ” saya duduk bersama Chief Mechanic Saya dan penangung jawab Elektronik untuk menjelaskan sensasi yang saya rasakan. Lalu kami melihat data dan mencoba menganalisanya. Normalnya kami fokus kepada RPM Mesin dan Engine Brake dimana keduanya sangat fundamental untuk menghentikan laju motor. Data lain yang juga dilihat contohnya adalah daerah/ Sektor dimana kau menganti gear sangat cepat untuk menghindari motor slide. Pindah dari dua ke tiga, ke empat tanpa menambah rpm mesin sehingga kamu bisa gunakan lebih banyak power. Wheelie Juga merupakan isu penting. Sebagai Contoh di T1 dan T2 Valencia kau akan menaikkan gear dengan cepat setelah T1 karena jika kau telat maka Maka ban depan akan kehilangan traksi dengan permukaan asphal “

Manuel Pecino : Dan berdasarkan Informasi tersebut, mereka menyeting elektronik di Tikungan berikutnya , benar begitu ?

MV25 : “Chief Mechanik saya menjelaskan bahwa di elektronik lama ( sebelum 2016) , elektronik diperkenankan untuk membuat set-up tersendiri untuk tiap tikungan dan tiap sirkuit, Namun di Championship elektronik jauh lebih sederhana lagi. Namun Ya, sebelum masuk di Sesi pengetesan berikutnya Chief Mechanic saya memberitahukan mengenai perubahan perubahan apa yang sudah dilakukan “

Manuel pecino : Apakah semua ini merupakan Hal baru ketika kau pindah ke MotoGG dari Moto2

MV25 :  ” Ya , ada banyak yang musti dipelajari “

manuel pecino : Apakah kamu pernah masuk Track tanpa mengetahui bakalan seperti apa efek Setup Motor terhadap karakter Motor ?

MV25 :  ” Ya tentu, seperti contohnya di le-Mans, Kami sangat menderita sepanjang akhir pekan. Motor bisa menikung dengan baik namum saya tidak bisa menghentikan motor sesuai dengan yang saya inginkan ( melakukan pengereman ). Lalu pada saat akhir ( sebelum sesi warm up ) saya putuskan untuk melakukan hal yang berkebalikan. Fokus ke Set-up Motor untuk bisa berhenti ( mengerem) dengan benar lalu melihat apa efeknya di tengah tikungan “

Manuel Pecino : Dan itu berhasil?

MV25 : ” ya saya berhasil menjadi tercepat kedua di Warm up dan finish podium di saat race “

Manuel Pecino : Mari Kita kembali ke Musim 2016, Kapan kau merasa bahwa kau sudah berada di kelompok pebalap pebalap tercepat ?

” Pasca Silverstone, Di Qatar saya sudah merasa kuat, namun saya masih kurang pengalaman. Melihat kebelakang, mencari tahu apa yang tertinggal lalu saya dan team mulai berkesperimen. Akhirnnya Teknisi Elektronik kami berhasil bekerja lebih akurat. Manajemen race jadi lebih baik.

Kami telah belajar bagaimana mengendalikan pemakaian ban, kami lebih efesien di Kualifikasi dan di race. Ini sebenarnya merupakan konsekuensi dari  akumulasi pengalaman. Austria contohnya, race di sana sangat penting menurut saya. Saya habiskan mayoritas waktu saat race berada di belakang Marc dan Valentino dan Banyak yang bisa saja pelajari di sana “

Manuel Pecino : Bisa lebih spesifik ?

MV25 :saya bisa melihat dimana ( pada sektor mana )  Valentino Dan Marc menggunakan maksimum power dari motor. Mereka memiliki setup yang berbeda. Di Redbull ring saya akhirnya mengerti bahwa penting untuk mengatur dimana harus full power dan dimana tempat saat memberikan full power pada motor adalah lebih merugikan “

manuel Pecino : Saya bisa membayangkan, Apakah masa belajarmu penuh dengan Proses Trial and error?

MV25 : “Anda Harus menyadari bahwa proses belajar melalui banyak tahap. Proses belajar melalui banyak melakukan lap dan melakukan banyak setingan pada sesi Latian ( FP ). Normalnya hal tersebut akan menempatkanmu pada posisi yang tidak terlau bagus pada akhir Sesi FP.

Lalu di FP4 – sesi dimana pendekatan mu lebih ke pendekatan race kau turun ke Track menggunakan ban lama dan Jika kau cepat dengan ban lama ( bekas pakai ) maka kau akan cepat saat race. Jika kau lihat Marc dan Velentino, keduanya bekerja menggunakan ban bekas.

Di hari jumat mereka bekerja cukup kalem, mereka sedikit kencang pada hari sabtu dan di penghujung hari mereka selalu menjadi yang paling kencang. Kami di Suzuki ( saat itu ) sedikit demi sedikit merubah metoda dengan memulai hari Jumat dengan beralih dari ban baru ke ban lama. “

manuel Pecino : Apakah Kau menggunakan Setup khusus saat Kualifikasi?

MV25 : ” Tidak, kami menggunakan Set-up Race dengan Ban baru, bahan bakar sedikit dan Konfigurasi Full Power ( saat kualifikasi ) “

Manuel pecino : Konfigurasi Full Power ? Maksudnya apa ?

MV25 : ” Ya saat sesi kualifikasi  kau melakukan dua  atau tiga lap dengan ban baru, sehingga kita bisa masuk Track dengan semua (power) yang dimiliki. Motor lebih bertenaga dibanding konfigurasi saat race “

Manuel pecino : Jadi kau mengebiri Power saat race ?

MV25 : “Well, Kau start dengan Full power, namun saat grip ban makin kurang kau harus memulai dengan kurva power yang lain “

Manuel Pecino : Apakah ada perbedaan besar ( antara kedua kurva power ) ?

MV25 : ” Saat straight, Powernya sama , hanya (terasa) sedikit lebih kecil saat keluar Tikungan. Namun kau pasti tidak percaya, karena saat melihat data maka kau akan sadar bahwa akselerasinya sama walau dengan power yang lebih kecil “

Manuel Pecino : Apakah Karena ( dengan kurva power kecil) akan lebih membuat motor tidak spin

MV25 : ” tepat, adalah sangat penting mengetahui bagaimana bermain game ini. Sepertinya terdengar mudah, namun harus mengerti kapan kita harus bekerja lebih keras. Contohnya adalaah : sangat berbeda saat kau start dari posisi terdepan dengan start dari posisi tengah grid. Dalam kasus ini ( saat start dari posisi tengah ) kau harus full power untuk mencapai depan secepat mungkin. Di silverstone contohnya, dimana saya start dari row pertama dan tidak ada motor di depan saya, saya pindah ke Mapping Power kedua semenjak lap pertama untuk menghemat ban  . . dan itu berhasil “

manuel Pecino : Pengereman, Kecepatan di tikungan dan Akselerasi, di tiga kosa kata ini – yang mana yang kau rasakan paling nyaman

MV25 “Kecepatan di tikungan dan Akselerasi, Kupikir saya bisa mengatur ban dengan baik saat berakselerasi. Saya cukup baik dalam berakselerasi tanpa membuat slide. Itu semua bergantung saat berada di tikungan dan memulai membuka gas tanpa membuat spin ban. Ini lah yang membuat saya kaget saat baru ikut MotoGP, Saya pikir motor ini tinggal bejek gas saat keluar tikungan. Namun Jika kau lakukan itu, maka Motor nggak akan maju “

Manuel Pecino : Jadi kau harus bekerja di fase pengereman

MV25 : ” Tidak, saya pikir tidak begitu. yang menentukan efesiensi pengereman berada di ban depan. Satu contoh : Di Aragon Saya ikut Race seperti Marc dengan ban depan Kompon hard dan saya mengerem lebih keras dari Valentino Dan Jorge. namun di seri lain seperti Austria, saya menggunakan ban depan dengan kompon lebih soft dari Marc dan ini membuat saya harus berkonsentrasi pada kecepatan saat di tikungan untuk mengejar waktu yang tertinggal dari marc saat mengerem.

Pengereman sangat bergantung pada ban. Jika Ban Kompon soft maka permukaan ban yang bersentuhan dengan permukaan Track akan ‘bergerak’ saat Hard Brake. Ini menyebabkan Ke tidak stabilan dan hasilnya adalah ketidak-presisian saat manuver. Ini ( ban soft ) akan membuatmu mengerem dua meter lebih awal ( dari ban Lebih hard ) “

Manuel Pecino : Semua yang kau katakan sangat menarik buat saya

MV25 : ” Itulah MotoGP, Itulah masalah dan yang menarik dari MotoGP. Ada banyak yang harus kau pelajari dan ketika kau mempelajarinya  . .( pembicaraan dipotong )

manuel pecino : Full Power saat start, mengatur konsumsi ban., perubahan Kurva power, semua ini dikerjakan menggunakan elektronik . . . saya cukup stress mendengar kau menjelaskannya

MV25 :  ” Saya suka duduk bersama teknisi saya dan melihat Grafik. Saya ini orangnya cukup kepo dan saya rasa saya cukup baik untuk hal tersebut ( kepo). Saya bukan tipe pebalap yang mau banyak menghabiskan waktu di Pit Box, namun setengah jam saya di Pit Box saya sangat berkonsentrasi “

Manuel pecino : Kau Pikir kau adalah Calon Juara dunia 2017 ?

MV25 : Kupikir ya, 2016 menajdi tahun yang baik dan akan masuk ke musim baru dengan mentalitas yang baik

Manuel Pecino : Kamu Sekarang jadi bagian dari Yamaha Factory Team. bagaimana pendekatanmu? Apakah kamu akan mengaplikasikan apa yang kau pelajari selama ini atau kau akan menunggu seperti apa Kerja di garasi ( yamaha )

MV25 : ” saya adalah pebalap dengan ide yang tetap. Namun adalah penting untuk mengumpulkan Informasi dan mempelajarinya. Dan saya pikir di garasi yamaha saya akan belajar banyak karena mereka punya pengalaman banyak. tentunya di akhir pebalap ingin melakukan sesuai caranya sendiri, namun jika ada yang lebih bagus kau harus mengadaptasinya ke caramu. Saya selalu berfikir saya cukup baik di sini, Mengumpulkan pengalaman dan menggunakannya. “

Manuel Pecino : Namun kau ini terbuka nggak sama masukan ? Atau kau berfikir melakukan dengan caramu sendiri ?

MV25 : ” Itu semua bergantung, mana yang lebih berhasil yang akan dilakukan dan normalnya teknisi adalah orang yang lebih tahu apa yang terbaik “

Manuel Pecino

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

[GTranslate]

41 COMMENTS

  1. Interview detail yg informatif, Mantapz MV moga bs sukses brsama yamaha musim depan.. Good Luck Bro,, Nice article wak & Sehat sllu ..
    #SuaraHatiBiker
    *Kami Butuh Kenyamanan Bukan Kemewahan Apalagi Kemewahan*

  2. Bakalan kaya jl nih..
    Setup harus perfect, akibatnya balapan touring… Ngacir didepan..

    Type pembalap yg bisa develop motor

  3. Wow, Interview yg detail & informatif, Moga musim depan MV bs sukses brsama Yamaha..
    Good luck Bro,, And moga wak haji sehat sllu udh telaten nulis artikel panjang bner ..☺
    #SuaraHatiBiker
    *Kami Butuh Kenyamanan Bukan Kemewahan Apalagi Kemahalan*

  4. Wihh setuju sama manuel pecino..
    Stress saya memahami ini itunya, padahal konsep yg dijabarkan sama dan nyambung ke saya
    Tapi saat bahasannya semakin dalam, wihh ternyata motogp ngga se simpel yg kukira 😀

  5. New KTM RC390 Dipamerkan di New York IMS
    https: //riderxdriver.blogspot.co.id/2016/12/new-ktm-rc-390-dipamerkan-di-new-york.html

    Harga New KTM Duke250 Kabarnya Murah
    https: //riderxdriver.blogspot.co.id/2016/12/harga-new-ktm-duke-kabarnya-murah.html

  6. Sampe ketiduran sumpah wak baca nih artikel kek baca dongeng. Tpi nice artikel nih. Mantap wak ente bisa bikin ane tidur dgn sebuah artikel wkwk.

  7. Mantap wak.. Informatif banget. MV25 rider mau banyak belajar, bisa develop mongtornye (gk cuma complain), calon pengganti Rossi/ pesaing MM93 nih.. Makin seru…

  8. Pengereman, Kecepatan di tikungan dan Akselerasi, serta memanage ban. Ini semua sangat menarik benar2 skil pembalap dan teknisi saling kompak. GOKILSSS

  9. widih, rumit namun dapat disajikan secara manusiawi juga meski pembaca bukan pembalap (setidaknya tahu istilahnya). semoga sukses d tim baru

  10. hmmm. . .snggoeh anak moeda yg memiliki sikap dewasa dalam berpikir maoepoen bertindak. . .
    contoh lah maverick vinales wahai anak indonesia. . .
    Note no Quote:”Jangan malu untuk belajar dengan orang lain, karena dari mereka lah kita bisa mengetahui kelebihan & kekurangan kita”

  11. Klw begini alamat zonk lagi rossi meraih title ke 10. Bakalan gk akur kaya lorenzo lagi kayanya.. MV25 bakalan jd musuh berat buat MM93. hehehehhe

  12. busedd interview si mv omongannya detil dari feeling sampe ke technical segala. keliatannya emang doi interest banget bukan cuma racenya doang tapi sampe segala perintilan setup, telemetri, timing, chart doi jabanin. cb bandingin ama interview rider lain yg jawabanny berkisar feel ride. orang model gini kalo dikasi game micro management kayak eve online jago neh hahaha. jd ga sabar liat GP2017

  13. Detail abis jelasinnya si MV25 ini… dan dia cukup blak2an dibanding pembalap lain yang lebih pengalaman…
    Tulisan ini bisa jadi bahan buat pangalaman buat pembalap indonesia yang sedang menuju moto gp…

  14. setiap pembalap hebat bisa mentransferkan segala apa yang dia rasakan saat berkendara di atas motor dan dalam kecepatan tinggi. That’s how it works just not for MotoGP rider but for all the Motorsports Series around the world..

    Apa yang dikatakan maverick hanya contoh dari bagaimana pembalap dalam mekodekan apa yang dia dapat lalu mengirimkannya ke para mekaniknya..

    rock!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version