Home WSBK Komisi Superbike Menyetujui Penggunaan “Winglet” Kelas WSBK Mulai Musim 2018

Komisi Superbike Menyetujui Penggunaan “Winglet” Kelas WSBK Mulai Musim 2018

22

TMCBlog.com – Berita terbaru datang dari seri balap World Superbike Championship yang setelah mengumumkan pembatasan RPM pada ECU terbaru nanti dan regulasi mengenai biaya spare parts yang akan dimulai sejak musim 2018 mendatang, kini Superbike Comission (komisis WSBK) secara resmi ketok palu melegalkan penggunaan winglet pada pacuan motor kelas utama yakni WSBK. Hal ini cukup menarik untuk dikaji karena jika pada MotoGP penggunaan winglet dilarang keras (meskipun kini muncul aero kit), di sisi lain WSBK malah justru melegalkannya dengan syarat tertentu.

The Superbike Commission yang terdiri dari Rezsö Bulcsu (FIM CCR Director), Takanao Tsubouchi (MSMA Representative), Steve Aeschlimann, Fabio Muner, Charles Hennekam, Scott Smart dan Paul Duparc (FIM), hadir juga dihadapan mereka Daniel Carrera (WorldSBK Executive Director), Gregorio Lavilla (WorldSBK Sporting Department Director), dalam meeting yang berlangsung di markas besar FIM di kota Mies pada tanggal 29 November telah menyetujui beberapa peraturan baik teknis maupun non teknis untuk gelaran MOTUL FIM Superbike & FIM Supersport World Championships musim 2018.

Dalam perjalanannya, Komisi SBK telah memutuskan lewat regulasi bahwa tim dan juga produsen merk motor yang ikut WSBK diperbolehkan membekali motor dengan komponen aerodinamika asalkan winglet [atau sejenis aero kit nanti] dipasang juga ke motor produksi massal mereka dan telah memenuhi syarat atau sudah ter-homologasi dari Komisi WSBK. Maka dengan demikian, pengumuman tersebut membuka pintu lebar lebar bagi semua produsen motor untuk menawarkan wing/winglet/aero kit/flaps pada model motor superbike produksi massal.

Seperti yang kalian tau semua nih sob, penggunaan winglet pada moda transportasi darat berbeda fungsi dengan moda tranasportasi udara, jika di pesawat udara penggunaan wing/winglet/flaps adalah untuk meningkatkan ‘lift’ atau daya angkat ke atas, maka pada mobil/motor [apalagi di arena balap] untuk mendapatkan daya tekan atau ‘downforce’ yang besar demi mengejar keunggulan pada trek balap.

Peraturan tersebut sepertinya sejalan dengan kekhawatiran apabila nanti terjadi perubahan lebih lanjut pada paket elektronika motor WorldSBK, bukan apa-apa sob, dengan adanya pembicaraan tentang pembatasan spec-ECU [Unifikasi spek ECU] untuk WSBK yang pernah ada, pabrikan dan juga team pasti akan mencari cara lain untuk mendapatkan keunggulan dalam balapan ini. Kasus nya sudah ada di MotoGP tahun 2016 lalu, karena sudah dirasa ‘buntu’ dengan setup software, maka team akan menggunakan hardware untuk menyelesaikan masalah-masalah pada motor mereka.

Seperti yang kita lihat di MotoGP yang sudah menjalankan single spec ECU, yang pada akhirnya sektor aerodinamika menjadi fokus besar untuk pengembangan motor kedepannya, bahkan sampai uji coba terakhir di Valencia November lalu banyak tim yang menggunakan paket aerodinamika untuk melengkapi kekurangan dari perangkat elektronika yang dianggap kurang sanggup mengatasi masalah stabilitas front end atau mereduksi gejala wheelie.

Contoh nyata atas hadirnya keputusan peratauran baru mengenai winglet, Aprilia sudah “colongan start” dengan menjual Aprilia RSV4 RF Superbike yang hadir dengan sepasang sayap berukuran sedang di samping kanan-kiri front fairingnya yang diperkenalkan di EICMA Milan awal November kemarin. Awalnya cukup kaget dengan kehadiran winglet tersebut, tapi kini menjadi masuk akal dengan dirilisnya peraturan mengenai winglet di WSBK. Kawasaki yang telah lebih dulu menjual motor superbike dengan banyak winglet dan aero kit lewat Kawasaki Ninja H2R, tapi sayangnya H2R gak masuk motor yang lolos homologasi FIM karena itu motor lebih dekat kepada hyperbike yah. Tapi lewat H2R kita bisa sedikit memiliki gambaran jelas bahwa Kawasaki telah lama memilki ketertarikan atas penggunaan winglet pada motor produksi mereka. Dan bukan tidak mungkin Ducati lewat Panigale V4 Stradale juga hadir dengan winglet, ala Desmosedici GP16 mungkin? Bisa jadi…

Ada tapinya nih sob, pada peraturan Komisi WSBK disebutkan secara gamblang bahwa motor yang dipakai balap WSBK boleh menggunakan paket aerodinamika seperti winglet sesuai dengan bentuk motor produksi massal yang telah di-homologasi. Nah, selain Aprilia, saat ini tidak ada motor kelas Superbike yang menggunakan fairing ber-winglet. Maka dari itu kita akan melihat pertarungan motor WSBK dengan sayap-sayap menempel di fairingnya mulai 2019, sebelumnya ya pabrikan kudu jualan Superbike jalan raya ber-winglet dan laku 500 unit per varian secara worldwide untuk bisa lulus homologasi WSBK.

Nugi TMCBlog

22 COMMENTS

    • lebih tepatnya diproduksi massal sebanyak 500 unit dan dijual, kalo nunggu laku mah bisa2 ZX-10RR MY 2017 baru bisa dipake 2018 karena sekarang pun ZX-10RR MY 2017 sepertinya belum laku sampai 500 unit padahal musim 2017 udah selesai. Dan mustahil semua pabrikan yg ikut WSBK bisa jual superbike homologasi mereka sebanyak 500 unit dan laku sebelum musim 2018 dimulai, karena mereka punya produk standar juga yang selalu lebih laku daei versi homologasi bahkan ada pabrikan Eropa yg buat berbagai versi superbike sampai lebih dari 2 versi (gak cuma versi standar dan homologasi kayak pabrikan Jepang).

  1. Pasti dikira permintaan dr honda…
    Biasanya klo ada pembatasan2 dan honda jeblok..
    Persepsi pasti lsg kesitu..
    Wkakakakkakak

  2. Gak setuju pake single ECU buat WSBK karena WSBK tempat riset produk massal untuk ECU jalanan. BMW S1000, Aprilia, Ducati contohnya sudah mengaplikasikan variasi sensor setup dan setinga ecu buat motor massal mereka begitu juga pabrikan jepang yang sudah mulai jor2an buat motor jalanan mereka seperti R1M, zx10r/rr/r se bahkan varian se ini memberikan setingan elektronik front suspension dari showa d mana sekarang d hegemoni ama ohlins. Hasil riset supensi juga akhirnya d pake d suzuki gsx r terbaru yg juga pake showa yang sama ama zx10r, bukan ohlins lagi dan ini menunjukan riset wsbk dan produk massal sbk sejalan dan dapat d aplikasikan.

  3. Waduh, arahnya SBK kok jd gini. Gara” RSV4 ini. FIM/Dorna ga bisa bedain estetika & feel GP dng SBK apa?
    Konyol lho di jalan raya pake ginian. Klo ada alay tajir yg pake pasti dibingkai LED..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version