Home MotoGP 4 Momen penyebab Andrea Dovizioso Kehilangan titel MotoGP 2017

4 Momen penyebab Andrea Dovizioso Kehilangan titel MotoGP 2017

42

TMCblog.com – Sobat sekalian di Indonesia, Manuel Pecino Menulis disini . . di artikel ini saya akan mencoba menggambarkan bertapa walaupun Andrea Dovizioso berusaha keras sampai akhir Seri Finale MotoGP Valencia 2017, Namun realitasnya pilihan bagi Dovi sudah hilang sebelum sampai di Valencia . . kapan itu terjadi  . . berikut adalah catatant saya  . .

karena Ingatan kita sering terlalu lemah, Jawaban itu bisa jadi adalah Seri GrandPrix Australia ketika Dovi Dengan frustasi finish di posisi 13 dan Marc Marquez kala itu memenangkan race dengan kondisi 2 race tersisa Malaysia dan Valencia. Gap Yang terbuka pasca Race Australia dari awalnya hanya 11 point pasca Motegi menjadi 33 point pasca Philip Island merusak kemungkinan Titel buat Dovizioso.

Namun begitu Kita akan rewind ke belakang, sepanjang episode Musim 2017 saya catat ada sekitar 4 kejadian yang punya peranan dari hasil akhir yang menghempaskan aspirasi Dovi maupun Ducati secara keseluruhan . ..  empat kejadian itu adalah :

MotoGP Argentina. Setelah Finish yang gemilang di Race Pembuka MotoGP Qatar, Dovizioso ‘dijatuhkan’ oleh  Aleix Espargaro dua pekan kemudian di Argentina pada Lap ke 15 ketika Dovi sedang berada di posisi 7. Perlu dicatat ini adalah  DNF pertama dan satu satunya buat Dovizioso dalam 17 race  . .. setelah itu sampai akhirnya Jatuh kembali di race Finale di Valencia. penyebab di Argentina lebih dikarenakan error eksternal.

MotoGP Ceko. Pembalap yang memulai balapan dengan ban basah mengetahui bahwa mereka akan mengganti ban di pertengahan Balap. Marc Marquez secara mengejutkan mengganti Ban hanya di Lap ke dua. Di sisi Ducati team Reaksi persiapannya butuh waktu dua lap. Marquez memenangkan Race, Dovizioso Finish di Posisi 6 dan kehilangan 15 point. Disini ada kesalahan organisasional dari Ducati team dalam menentukan strategy. Oleh Karena itu setelah Race Ceko diputuskan pemegang kendali stratgi ada di tangan Davide tardozi.

MotoGP Aragon. Setelah dua kali Podium pertama secara berturut turut di Australia dan Inggris dan lalu San marino (misano) finish di Posisi 7 pada race Aragon adalah sebuah tamparan keras bagi Dovizioso, terlebih lagi melihat Lorenzo bisa finish Podium saat itu. Saat di track Dovi benar benar tak tahu strategi apa yang akan ia lakukan untuk melimitasi ke-inferioran kala itu. Dovi begitu push di awal, lalu pelan pelan tenggelam di setengah race terakhir.

MotoGP Australia. Di Philip ISland australia ini ducati memang sangat bermasalah. Sepertinya Desmosedici GP17 memang alergi luar biasa sama Karakter Philip Island ini. dan Kesulitan Gp17 di PI sedikit banyak telah menghilangkan kepercayaan diri Andrea Dovizioso terlebih saat ia harus start dari posisi Grid ke 11. .  Sepanjang race Dovi terus berjibaku sampai akhirnnya di Lap terakhir ia malah harus finish dibelakang posisi starting gridnya Yakni di Posisi 13. Ada dua Pembalap yang membuatnya bisa turun dari posisi 11 ke 13 dan salah satunya dari team yang etrkenal sebagai Brand Parner Ducati . . . kontras nih

42 COMMENTS

    • Menurut saya, MM lebih sulit meraih juara dunia. jatuh, motor meleduk, sering outwide. Dibanding pembalap honda lain, MM aja yg bisa didepan. Berarti dg kondisi motor bisa dibilang masih kalah sama ducati, tp MM bs juara. MM sangat pantas WC…

    • Awal musim ngebaca karakter motor, lanjut tengah musim terus adaptasi, akhir musim menang.

      Buat para fans MM93 pasti punya keyakinan ‘diberi motor sesampah apa pun, MM93 pasti bisa beradaptasi dan menang!’

    • telat buat dovi. musim depan pembalap udah ber adaptasi semua. bisa jadi jorge menjadi ganjalannya di musim depan. dan dovi bakal jadi pedrosa di ducati?

  1. untung ndlosor 2x ..kalo ndlosore koyok mm trus urutan piro?… analisa pasti setelah kejadian… oh pe cino!!!

  2. 1. marquez lebih hebat dri dovi jg yg lainnya.
    2. honda jg lebih baik dri ducati jg yg lainnya.
    3. mental juara dovi tak sebesar mental juara marquez.
    4. karma.

  3. slah satu faktor yg membuat dovi gagal jurdun adlah “d pertengahan musim, dovi mendadak kedatangan fans yg tertawa ria ketika mm93 jatuh(valeban yg berubah mnjdi power ranges ehhk mnjdi ABM), yg akhirny dovi ikut ketiban sial dan karma dri kelakuan valeban a.k.a ABM tsb”,…
    demikian analisa ngawur saya selaku pakar pertanian,….

  4. sepertinya dovi dalam menghadapi seri final memiliki beban yang cukup berat karena mm ga mungkin finish di luar 12, apalagi menghadapi akamsi aka mm jorge juga vedro

  5. yang paling fatal emang di australia. dovi berbanding 180℅ sama si marquez disini. si marquez kuat di PI eh si dovi malah bikin kesalahan sampe melebar ditikungan dan terlempar dari 10 besar. jadi dah dovi dimainin sama pedrosa dan redding, sampe mbah gigi kesel bgt itu sama redding. si dovi disalip ditrek lurus menjelang garis finish haha

    • Duo pebalap inti ducati bilang : Ducati harus membenahi kemampuan dlm berbelok. Itu dia masalahnya. Sirkui PI tau sendiri tikungannya begitu.

  6. sejatiny, jorg lorenjo sangat beruntung dengan ikutny dovi dlm perebutan gelar sampai d seri terakhir, krna hal ini membuat seluruh petinggi ducati jadi fokus ke dovi, …. coba seandainy dovi jauh dri gelar juara, abis tuh lorenzo d omelin petinggi ducati krna performany tak sesuai yg d harapkan,…. lihat aja d 3-4 seri pembuka dmna posisi dovi masih jauh dri poin pemimpin klasemen, kena omelin tuh lorenjo, sampai kontrakny mau d putus,…

  7. 2018 yamaha more agresif, Ducati more confident…HRC more entertain …eeaa..eeaa…eeaa ?
    Musim depan lebih banyak gosip ketimbang race day!

  8. Pada penampilan perdananya di kelas motogp seri qatar 2008 dovi sukses mengalahkan rossi (dog fight), padahal saat itu dovi di tim satelit.

  9. Saya rasa dengan kemampuan dovi disini, tanpa bermaksud merendahkan, ini adalah momen kesekian kali (pertama kali si ducati) dia finish di posisi runner up secara keseluruhan, sebelumnya dia jg posisi yg sama waktu di hrc. Btw dovi mencuat ke permukaan krn point dia tertinggi masuk 3 besar (pas markes bahkan gk di 3 besar), dan akibat ketidakberuntungan rider papan atas sebut saja VR46, MV25, DP26, bahkan JL99 dan Ianone pun masih kerepotan beradaptasi dgn motor musim pertamanya pindah pabrikan. Liat saja, harapan besar seluruh penggemar GP justru dijatuhkan antara MV25, MM93, bahkan VR46 dan JL99 pun juga disodorkan sbg kontender champion 2017. Hal ini kontras bgt kan gak ada sekalipun nama Dovi04 dan bahkan Dp26 disebut2 disini. See? Dan akhirnya dari nama yg disodorkan tsbt hanya MM93 dan MV25 yg masuk.

    Inilah motogp, never say never kalo kata oppa Nick Harris, apapun bisa terjadi, bahkan beberapa superstar motogp gk berkutik di perebutan titel 2017. Buktinya? Lah yg kemarin lagi seru-serunya diakhir musim ya justru MM93 vs Dovi04. Yah ini jika dilihat dari koridor kaca penonton ya. Kalo dari kacamata bisnis sih ini Dorna sukses besar dalam mengolah motoGP menjadi ajang bergengsi dunia (dan bahkan sunat sana sunat sini justru bikin seru balapan yg unpredictable a.k.a gak 4L, sponsor2 makin seneng krn gk sia-sia mereka kasi dana gede sekalipun tim satelit beberapa kali kesorot dibandingkan jauuhhh tahun2 sblmnya and ujung2nya rating keseluruhan naek). Bahasa sononya “menang banyak” dah..

    Intinya, banyak aspek (termasuk pembatasan sana sini padahal prototype) yg menyebabkan para pebalap belum berhasil memenangi titel juara dunia GP 2017, kecuali MM93 dan Dovi04. Sekian sedikit opini ane sebagai penyuka F1 yg beralih ke motoGP sejak jaman awal stoner masuk GP)

    • ahhh….regenerasi driver formula wan lambad mas,,,f1 era milenial tidak ada seorang pebalap berkarakter kuat,schumacer?? tanpa bermaksud merendahkan tapi dia gak ada apa apanya klo dibandingkan dengan senna,prost,mansel,piquet,lauda dll
      juga kesenjangan kekuatan finansial,sdm dan teknologi antar tim sangat mengkawatirkan

    • Hehehe iya mas makanya ane bilang pindah nonton dari F1 ke motogp.. terakhir legenda hidupnya yg ikutan F1 ya schumi itu, walaupun come back malah gk cemerlang, udah kek tim satelit aja. Kalo yg smpeyan sebutin itu joss gandos semua legenda kelas atas.

      Yg sekarang udah gak swiippp.. jujur aja sih dlu suka F1 bukan krn pebalapnya, tp krn raungan suara F1 yg bikin eargasm kalo kata kang Eno blog. Makanya tiap ada motor atau kendaraan apapun yg suaranya melengking puluhan rpm mesti di kait2kan sama suara F1. Yaahh perlahan mau gk mau jg tau 1 per 1 nama2 pebalapnya kan. Kalo skrg udah bosenin, mending sekalian liat formula E aja lah hehehe

    • Hehehe iya mas makanya ane bilang pindah nonton dari F1 ke motogp.. terakhir legenda hidupnya yg ikutan F1 ya schumi itu, walaupun come back malah gk cemerlang, udah kek tim satelit aja. Kalo yg smpeyan sebutin itu joss gandos semua legenda kelas atas.

      Yg sekarang udah gak swiippp.. jujur aja sih dlu suka F1 bukan krn pebalapnya, tp krn raungan suara F1 yg bikin eargasm kalo kata kang Eno blog. Makanya tiap ada motor atau kendaraan apapun yg suaranya melengking puluhan rpm mesti di kait2kan sama suara F1. Yaahh perlahan mau gk mau jg tau 1 per 1 nama2 pebalapnya kan. Kalo skrg udah bosenin krn kesenjangan yg smpeyan sebutkan tadi. Entah kalo dibuat pembatasan kek motogp (yg intinya tim yg kuat duitnya sama yg ngos2an cari sponsor buat dapetin asupan dana bisa 11-12 performanya). Ahh tapi udah kadung bosenin, rating turun.. Yaahh mending sekalian liat formula E aja lah hehehe

  10. ahhh….regenerasi driver formula wan lambad mas,,,f1 era milenial tidak ada seorang pebalap berkarakter kuat,schumacer?? tanpa bermaksud merendahkan tapi dia gak ada apa apanya klo dibandingkan dengan senna,prost,mansel,piquet,lauda dll
    juga kesenjangan kekuatan finansial,sdm dan teknologi antar tim sangat mengkawatirkan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version