Home MotoGP #SillySeason Kisah Dibalik bergabungnya Joan Mir ke Suzuki Ecstar

#SillySeason Kisah Dibalik bergabungnya Joan Mir ke Suzuki Ecstar [ Guest Blog Manuel Pecino ]

73

TMCBlog.com – Satu lagi tulisan dan hasil wawancara ekslusif dari kontributor TMCBlog asal negeri matador, Manuel Pecino perihal masuknya Joan Mir dan latar belakang keputusan Suzuki Ecstar untuk musim 2019. Saya coba untuk mengartikannya dengan sederhana dan insyallah sobat sekalian bisa memahami artikel yang cukup panjang ini… #SillySeason .. Setidaknya sudah sekitar satu pekan sejak rumor beredar, namun kali ini beritanya sudah resmi bahwa Suzuki sudah menerima tanda tangan kontrak dari pembalap berusia 20 tahun, Joan Mir untuk dua musim ke depan di MotoGP. Juara Dunia Moto3 musim 2017 yang sangat bertalenta tersebut akan bergabung dengan pembalap muda yang tidak jauh berbeda umur dengannya si Suzuki Ecstar, Alex Rins. Membuat Suzuki Ecstar menjadi squad team dengan line up pembalap termuda di kategori MotoGP. Ini merupakan sebuah keputusan yang menarik, namun bukan berartii tanpa resiko. Berbicara lebih spesifik lagi mengenai keputusan yang Suzuki ambil, Kami duduk bersama dengan sang manager team Davide Brivio untuk ngobrol lebih jauh lagi soal hal ini.  Seperti yang bakalan sobat sekalian lihat, Brivio secara gamblang akan menjelaskan dibalik strategi mereka yang mendatangkan pembalap muda belia ketimbang memilih memiliki pembalap yang berpengalaman di Grand Prix. Apakah hal ini akan menjadi sebuah kesalahan atau tidak, waktu yang akan menjawab semuanya, tapi setidaknya keputusan ini mendukung filosofi mereka yang selalu ingin melakukan sesuatu dengan cara mereka.

Dengan Rins dan Mir kami tidak akan menyerah untuk kejuaraan ini; itu sebabnya kami di sini! Tapi kami bercita-cita untuk memenangkan kejuaraan dengan pembalap Suzuki daripada mencari dan mengambil pembalap lain

Akhirnya resmi sudah. Mir akan bergabung bersama team Anda musim depan. Sepertinya ada negosiasi yang panjang.

“Tidak, tidak, negosiasinya tidak begitu berlangsung lama. Kenyataannya, dengan Joan hal itu dilakukan dengan singkat. Apa yang membuat lama karena berbicara dengan manajer yang berbeda yang datang untuk bertanya tentang situasi di dalam team kami dan jika kami tertarik pada salah satu pembalap mereka. Dengan Joan kami mulai berbicara setelah test musim dingin lalu, dan pada tiga balapan pertama kami telah “dipersempit oleh target kami”. Dalam hal ini, ya, itu sudah cukup lama, tapi itu lebih dari sekedar berbicara daripada negosiasi.”


Pada dasarnya ada tiga nama yang beredar untuk pembalap kedua Suzuki, karena melanjutkan dengan Alex Rins sudah jelas sejak awal, benar kan?

“Bersama Alex kami memiliki opsi untuk memperbarui kontrak untuk musim 2019 dan 2020. Berdasarkan opsi ini, kami dapat menunggu dan menyodorkannya, tetapi apa yang kami lakukan adalah tetap memlakukan pembicaraan satu sama lain. Mencapai kesepakatan dengan Alex itu sangatlah sederhana. Dia senang untuk terus membalap bersama kami dan kami juga senang untuk melanjutkannya. Pada akhirnya dia telah dan merupakan investasi bagi team kami. Kami pikir Alex memiliki bakat yang sangat hebat; Saya percaya dia bisa menjadi salah satu pembalap top di masa depan. Jadi kami sangat senang untuk melanjutkan kerjasamanya.”

Mencapai kesepakatan dengan Rins sangat sederhana: Dia senang untuk terus bersama kami dan kami senang untuk terus bersamanya

Bagaimana Anda menilai bahwa ia memiliki bakat yang Anda atribusikan pada Alex? Memeriksa datanya dengan pembalap lain?

“Ya, itu benar, itu salah satu caranya. Dalam kasus Alex Rins, kami menganalisis bagaimana cara dia mengendarai motor dan membandingkannya dengan data yang kami miliki dari Maverick, Aleix, atau Iannone. ”

Jadi Anda melihat bahwa Rins memiliki “Sesuatu yang Istimewa”?

“Ya, Anda dapat melihat di mana dia lebih kuat di satu sisi, di mana mungkin dia lebih lemah di sisi lain. Secara keseluruhan, Alex sangat bagus. Anda dapat melihatnya melakukan balap dengan sangat baik. Dia memiliki beberapa poin di mana mungkin dia harus meningkatkan skill-nya, tetapi Anda dapat melihat dia memiliki bakat dan dia bisa membalap dengan cepat dengan motornya. Ada juga “data” yang signifikan lainnya. Seperti yang Anda tahu, tahun lalu sangat sulit bagi Alex karena kecelakaan dan cederanya. Dia kembali ketiak di GP Assen, dan pada akhir tahun dia finsih di posisi enam besar saat GP Motegi dan Philip Island dan finish keempat di Valencia. Jadi, kurva belajarnya Alex sangat cepat. Penampilannya menunjukkan bahwa ia bisa secepat itu di tengah musim, pada bulan Juni, Juli. Ini adalah hal-hal yang harus dianalisis dan Kami pertimbangkan. ”

Karena pada mulanya merupakan awal yang gila dari bursa transfer pembalap, jadi kami harus menilai kelangsungan Iannone dan mempertimbangkan kinerjanya tahun lalu

Mari kembali ke soal pembalap kedua. Mengapa kamu menyerah dengan Iannone?

“Itu merupakan keputusan yang sulit ketika Anda harus berbicara tentang pembalap. Salah satu masalahnya adalah bahwa saat ini pasar transfer pembalap sudah dimulai sangat awal. Jika, seperti yang telah terjadi sebelumnya, hal itu dimulai pada balapan pertama tahun ini, Anda hanya dapat menilai kinerja pembalap dari hanya melihat musim sebelumnya. Ini tidak baik untuk pembalap dan itu juga merupakan hal yang cukup negatif bagi team. Mengenai kondisi market yang seperti ini tidak memungkinkan bagi para pembalap untuk menunjukkan peningkatan mereka saat musim berlangsung; hal yang sama terjadi dengan motor dan / atau team. Jika Anda memulai musim dengan issue pada motor dan kemudian setelah tiga, empat, lima balapan Anda memperbaikinya, sudah terlambat. Para pembalap yang mencari tempat bernaung baru untuk musim berikutnya sudah membuat pilihan mereka sendiri atau mengambil keputusan atas tawaran team. ”


Jadi Anda mendasarkan keputusan Anda pada progress Andrea Iannone di musim 2017?

“Ya, terutama di musim lalu. Saya harus mengatakan terus terang bahwa pada musin 2017 motor kami tidaklah sempurna. Kami membuat beberapa kesalahan dengan spesifikasi teknis kami; spesifikasi mesin jelas bisa lebih baik. Tahun lalu ketika kami menyadari bahwa kami membutuhkan mesin yang berbeda, kami terikat karena peraturan pembekuan mesin. Jadi kami melakukan banyak upaya untuk meningkatkan sisa bagian motor yang bisa diubah seperti: bagian kopling, lalu sasis … pada kenyataannya, itulah penyebab motor kami sanggup meningkat tahun ini, karena kami cukup berhasil menyatukan semuanya. Kami mengganti paket mesin yang tepat untuk peningkatan tahun lalu dan kami memiliki paket yang bagus. ”

Kami selalu memakai strategi “ pembalap muda ”. Suzuki menyukai gagasan tersebut lalu mengembangkan diri mereka dan menang bersama mereka

Tahun lalu Andrea berjuang keras untuk beradaptasi dengan Suzuki..

“Sepertinya dia tidak pernah bahagia atau tidak pernah merasa nyaman dengan motornya. Sejujurnya, kami mulai berpikir bahwa mungkin ini bukan motor yang tepat baginya. Ketika kami berbicara dengannya selama winter test, kami berkata kepada Andrea, ‘ Kami perlu memahami apakah Suzuki adalah motor yang bagus untukmu ‘ , jika Iannone adalah pembalap yang terbaik untuk Suzuki saat ini. Jika mereka bisa cocok bersama .. Namun kemudian pasar pembalap sudah dimulai dengan begitu cepat, dan terlalu dini bagi Andrea untuk menunjukkan apakah iya bisa lanjut bersama kami atau tidak. Itu sebuah situasi gila yang kami rasakan dengan situasi pasar transfer pembalap ini. Sayangnya, kita ada di dalam sebuah permainan. Kami harus bermain dengan aturan permainan. “
Kedengarannya seperti Anda akan mengambil sebuah keputusan yang berbeda jika keputusan itu baru dibuat sekarang…

“Katakanlah itu diskusi di lain waktu. Ketika waktu keputusan tiba, sepertinya hubungan Suzuki dan Iannone akan sulit, jadi kami mulai memikirkan beberapa alternatif. Ketika kami memahami bahwa ada kemungkinan untuk mendapatkan Mir, kami berpikir bahwa ini akan menjadi kesempatan emas dan kami sadar bahwa kami tidak bisa membiarkan Mir pergi. ”

“Sebagian besar pembalap papan atas yang belum memiliki perpanjangan kontrak menunjukkan minat mereka untuk bergabung dengan Suzuki”

Bagaimana dengan opsi seorang Jorge Lorenzo? Apakah itu pilihan yang nyata atau hanya sekedar gossip belaka?

“Hal itu sangatlah nyata. Ketika kami berpikir untuk tidak menjaga Andrea pada team ini, kami bertanya pada diri sendiri tentang alternatif pembalap yang tersedia. Saya harus mengatakan bahwa situasi ini cukup menarik, karena saya merasakan minat nyata dari beberapa pembalap. Katakanlah bahwa sebagian besar pembalap papan atas yang belum memiliki perjanjian kontrak baru menunjukkan minat mereka pada Suzuki. Saya sangat menghargai itu. Saya sangat senang mendengarnya. ”


Jadi ada lebih dari tiga nama yang muncul?

“Ya, lebih dari nama-nama itu. Kemudian kami berdiskusi secara internal di perusahaan mengenai apa yang harus dilakukan. Presiden kami, Toshihiro Suzuki dan perusahaan Suzuki pada umumnya, selalu mendukung, katakanlah, strategi “Young Riders”. Suzuki menyukai ide untuk mengambil pembalap muda, mengembangkannya dan semoga bisa menang bersama mereka. Ini adalah proyek yang sudah kami mulai bersama Maverick Vinales. Seperti yang Anda tahu, sayangnya kami tidak bisa melanjutkannya. Tapi ini akan menjadi proyek kami yang hampir sempurna, mengambil Maverick dari Moto2, membawanya ke MotoGP, mengajarinya motor MotoGP, memberinya pengalaman, dan pergi untuk meraih kemenangan. Bahkan kami memenangkan perlombaan pada tahun 2016. Akan sangat menyenangkan untuk melanjutkan ini, tapi … Lalu kemudian kami memulai kembali proyek serupa dengan Alex Rins. Sekarang, dengan Mir kita dapat mengulang konsep yang sama. Kami menyukai jenis proyek ini. Kami menyukai tantangan ini. Ini adalah cara lain untuk mendekati gelar di kejuaraan ini.


Saat kami secara internal membuat diskusi yang mana harus dilakukan dengan pembalap kedua kami, tentu saja ada beberapa nama yang hadir di atas meja. Tetapi saya harus mengatakan bahwa lebih dari sekedar mengevaluasi nama, evaluasi adalah tentang apa yang ingin kita lakukan, ke arah mana kita akan pergi. Apakah kita ingin mengambil pembalap top yang siap untuk menang atau mencoba untuk mengembangkan seorang pembalap baru, yang manakah yang lebih cocok dengan filosofi Kami? Dan jika ini adalah jalan yang ingin kami ikuti, Joan adalah kesempatan yang sempurna. Saya pikir dia adalah pembalap yang sangat berbakat. Saya benar-benar melihatnya dengan masa depan yang cerah. Kami memutuskan bahwa itu akan menjadi peluang emas bagi Suzuki untuk mencoba lagi dengan jenis proyek yang suka dijalankan oleh perusahaan. ”

“I have to say that more than discussing names, the evaluation we made inside Suzuki was about what we wanted to do, which way we wanted to go”

Wow, tetapi apakah dengan kebijakan ini tidakkah Anda mengirimkan pesan bahwa Anda sudah menyerah untuk kejuaraan di dua tahun ke depan? Atau apakah Anda ingin menyampaikan pesan bahwa Suzuki bertaruh pada pembalap muda yang belum banyak pengalaman?

“Tidak, tentu saja kami tidak mengundurkan diri dari berjuang untuk merebut kejuaraan. Itu sebabnya kami ada di sini! Pesan yang ingin kami sampaikan adalah bahwa Suzuki ingin menang dengan pembalap kami. Tentu saja ini adalah pertaruhan yang sangat menantang, tetapi kami ingin memenangkan balapan, untuk memenangkan kejuaraan satu hari dengan seorang pembalap Suzuki sejati, daripada mengambil opsi membeli pembalap dari team lain.”


Jadi seperti ingin mengulang cerita Suzuki bersama Kevin Schwantz?

“Persis. Kita semua ingat kisah Kevin Schwantz bersama Suzuki. Kevin Schwantz mungkin adalah sebuah kisah yang sempurna untuk Suzuki. Seorang pembalap yang selalu menjadi pembalap dari Suzuki. Para penggemar sangat mencintainya. Ia sukses, memenangkan banyak balapan bersama Suzuki…. Itu merupakan kisah yang sempurna. Saya pikir Suzuki ingin mencoba mengulangnya dengan Rins dan Mir.”

Apakah Anda menyadari bahwa keputusan yang Anda ambil memiliki garis antara membuat seorang pahlawan atau akan diakhiri dengan ungkapan seperti “Jelas bahwa itu tidak akan berhasil” itu sangat tipis?

“Tentu saja, kami sadar bahwa kami membuat keputusan yang sangat berisiko. Tapi, saya tidak tahu bagaimana mengatakannya dengan cara yang bagus … setidaknya kita punya keberanian untuk melakukannya. Saya pikir jika kita bisa menahan Alex Rins dan Johan Mir bersama-sama selama bertahun-tahun, kita akan memiliki tim yang sangat kuat yang dapat bertarung dengan kedua pebalap secara teratur di posisi lima teratas setiap musim.Itu merupakan targetnya. Kami ingin menang, tentu saja, tetapi kami juga menyadari bahwa kemenangan juga merupakan proses panjang untuk team yang baru seperti kami dan kami ingin mencapainya dengan cara kami, dalam gaya kami. Kami tidak seperti Honda atau Yamaha. Mereka menang dan mereka harus terus menang. Kami masih harus berjuang untuk sampai di posisi tersebut. Tentu saja ini adalah jalan yang sangat sulit, tetapi itu adalah target kami dan ambisi kami.”

Kevin Schwantz Mungkin sebagai Contoh kisah yang sempurna bagi Suzuki, kami pikir yang perusahaan inginnkan adalah mengulang kisah itu bersama Rins dan Mir

Apakah pihak perusahaan sepenuhnya mendukungmu?

“Ya, perusahaan sepenuhnya mendukung cara berpikir seperti ini. Itu belum menjadi keputusan saya; ini semua merupakan keputusan dari perusahaan.”


Bagaimana Anda akan menghindari terulangnya situasi yang Anda alami dengan Vinales, yang berarti bahwa setelah dua tahun, produsen lain mengambil keuntungan dari masa belajar di Suzuki dan mengambil pengendara Anda?

“Kontrak Joan ‘ lebih aman ‘ daripada kontrak milik Maverick dahulu; kami belajar dari keadaan tersebut. Kenyataannya, kontrak Mir lebih dari dua tahun; Saya akan menyebutnya dua tambah dua.”

Dengan pengalaman Rins dan kontribusi Sylvain Guintoli melalui test team kami, kami dapat melakukan pekerjaan pengembangan motor yang sangat baik

Alex juga?

“Iya!.”

Pertanyaan terakhir. Bagaimana Anda akan menangani pengembangan motor dengan dua pengendara seperti Rins dan Mir? Apakah ini tidak mengkhawatirkan bagi engineer Suzuki?

“Musim depan Alex Rins sudah akan memiliki dua tahun pengalaman dengan motor MotoGP. Dan saya harus mengatakan bahwa kita sudah dapat menghargai berbagai masukannya. Sudah sejak musim dingin ini Rins mengembangkan motor atas masukannya sendiri. Kami memiliki sasis yang berbeda, konfigurasi mesin yang berbeda dan memiliki rencana pengujian yang sangat bagus. Alex sudah mampu membuat pilihannya sendiri, memilih chassis-nya sendiri, paket mesinnya sendiri, swing arm-nya sendiri, dan semua bagian lainnya.

Dia memiliki awal musim yang sangat baik, yang menunjukkan kepada kita bahwa dia telah mampu menyatukan sebuah paket motor yang bagus untuk dirinya sendiri. Para insinyur juga menghargai masukannya; dia mengerti motornya. Jadi kami pikir kami bisa melakukan pengembangan dengan Alex. Kami belum memutuskan, tetapi kami juga memiliki pikiran untuk melanjutkan dan membuat aktivitas tim test Suzuki menjadi lebih kuat.

Kami punya Sylvain Guintoli. Kami sangat senang dengan pekerjaan yang kami lakukan dengannya. Dia adalah pembalap test yang sangat baik, memberikan masukan-masukan yang sangat baik, dan sangat cocok dengan motor MotoGP. Jadi kami berpikir bahwa dengan pengalaman Alex dan dukungan Sylvain Guintoli, kami dapat melakukan pekerjaan pengembangan yang sangat baik. Jadi kami pikir kami tercakup dalam proses pengembangan dan kami dilindungi oleh para rider yang berbakat dan sanggup tampil cepat … Itulah cara kami membangun masa depan kami.”

Memang pada faktanya Suzuki Ecstar menempuh jalan yang cukup anti-mainstream nih sob dengan memadukan dua talenta belia dalam satu team pabrikan akan membuat proyek jangka panjang pabrikan Hamamatsu tersebut ibarat menunggu kupu-kupu bermetamorfosis. Kita pun tidak bisa menyepelekan talenta Rins dan Mir di musim mendatang, sebab IMHO peta persaingan besar kemungkinan akan teracak ketika motor MotoGP dipasang unified IMU dengan spek racikan Dorna yang disebar merata ke semua pabrikan.

Manuel Pecino

73 COMMENTS

    • Sebenarnya silly season itu ketika media ramai-ramai bikin berita isu siapa ke mana, lalu akhirnya banyak salahnya.
      contoh jolor ke petronas, lah tau-tau ke repsol.
      Mir katanya incaran masa depan honda, plus kursi LCR masih kosong, eh taunya ke suzuki..hehehhe

  1. Sayangnya, kita ada di dalam sebuah permainan. Kami harus bermain dengan aturan permainan. “

    Mantap ulasannya wak
    memang sangat di sayangkan untuk bursa transfer pembalap sudah berlangsung pada seri-seri awal musim.
    Suzuki memang beda dari yang lain dan punya pendirian yang kuat, bukan tidak mungkin pada tahun-tahun depan Suzuki bakalan bisa ngacak-ngacak di depan dan memenangi beberapa balapan. Tinggal liahat KTM sama Aprilia nih gima kira2 pekembangannya, ini bisa jadi gambaran pengembangan motor2 jepang vs eropa.

  2. Hmmm high risk high provit, seperti yang dilakukan HRC dengan Marq dan Jack. Ambil langsung atau “didik” sejak Moto3. Tapi bedanya cuma 1 yang jadi…ups, tapi kan MM93 itu didikan Redbull bukan HRC

    • wkwkwkwk ngakak marquez didikan redbull.
      marquez itu didikan repsol cuy, 2006 ketika berumur 13 tahun mengikuti ajang cev buckler itu repsol udah kerja sama bareng marquez. sedangkan redbull itu baru masuk ke marquez tahun 2008 pas marquez terjun diajang world championship kelas gp 125.

  3. Saya pikir jika kita bisa menahan Alex Rins dan Johan Mir bersama-sama selama bertahun-tahun, kita akan memiliki tim yang sangat kuat yang dapat bertarung dengan kedua pebalap secara teratur di posisi lima teratas setiap musim.
    —–
    Tapi seandainya motor ga kunjung kompetitif/ga cocok dgn dia,kalo malah dikekang bukannya malah berujung antiklimaks,kayak race udah ga niat karena udah pesimis dgn motor nya(Iannone mode on),atau lebih buruk jadi mogok balap dsb kayak vinales di tim Paris Hilton,bahkan putus kontrak ditengah musim dan rela nganggur demi keluar dr tim dan masuk tim lain di tahun berikutnya kan juga bisa
    Jadi yg terpenting bikin pondasi motor yg kompetitif dulu,bersaing 5 besar masih belum cukup harus 3 besar kalo mau sukses,dan solusi sasis carbon coating yg disaranin Rins itu merupakan awal dr developing yg baik juga masih jadi pertaruhan,bisa jadi dia cuma bikin GSX yg Rins sentris,tidak seperti Crutchlow/Pirro yg lebih general

    Ane ngomong apa ya?pagi pagi udah nglantur

    • nope, yg penting pembalap suzuki sejati dulu, dan hatinya di suzuki dulu. susah senang pasti terlewati bersama. tp emg pengkaderan suzuki dan cuci otaknya masih blm jos. mungkin musim depan lbh jos

    • Udah dihapus sejak 2013,pas berbarengan Marc masuk,kalo masih berlaku Suzuki ga bisa dapat rider yg masih murni dong,pasti udah terkontaminasi motor lain karna mereka nggak punya satelit

    • bukan gak boleh tapi seharusnya stepnya begitu, klo memang gk blh liat contoh sebelumnya aja noh honda nyomot mm93 lgsg ke factory tuh, mungkin mksdnya dr moto3 contoh jack miller dr moto3 lgsg ke motogp satelite honda marc VDS, klo dr moto3 ke motogp factory kemungkinan itu yg gk boleh,.. cmiiw

    • Dulu sejak tahun 2009 gak boleh, karena ada rookie rule, tapi tahun 2013 peraturannya diubah karena tekanan dari Repsol, Honda dan persetujuan dorna yang mau marquez langsung ke tim pabrikan tidak melalui team satellite. Korban rookie rule ben spies, simoncelli. Lorenzo dan Pedrosa masuk belum ada rookie rule.

  4. ya mungkin karena suzuki gak punya perjenjangan atau pembibitan di kelas seperti moto2 atau moto3 dll, jadi yaa strategy project suzuki di tanam dan di godok langsung di kebon motogp. dan suzukipun lebih pintar pastinya gak asal tendang rider2 sebelumnya krn mereka punya data. hasilnya? lirik neng vina ambisi jurdun setelah pindah ke yamaha, prestasinya ternyata ngeluh mulu muehehehe

  5. Bagus, suzuki punya pendirian yg kuat. Mereka sadar akan sulit untuk melawan marquez untuk beberapa tahun ke depan.
    Masih lebih baik jalan yg suzuki ambil jika dibandingkan dengan ducati yg gegabah, nyatanya ducati sudah dua kali gagal dengan mengambil pembalap yg sudah jadi. Kesuksesan malah diraih ducati dengan pembalap muda di 2007

    • Dan ducati kadung habis banyak. Tapi ya mau gimana lagi… Ducati punya beban prestise sebagai motor eropa. Milih rider seleb juga mungkin membantu meningkatkan image pabrikan.

      Suzuki nothing to loose, sayang aja Lorenzo nggak sempat nyicip Suzuki. Sebenarnya ngambil pembalap senior juga ikut mengembangkan motor. Tapi Suzuki punya pride sendiri, apalagi Hohe. Wkwkwk

    • 2017 dia sempat menang 3x dgn Yamaha, Yamaha bermasalah aja dia bisa finish no 3 klasemen. Kalo dgn Suzuki , yg 2017 mesinnya error gitu, kemungkinan ya zonk.

      Memilih menjadi legend itu berat. Batistuta setia di fiorentina ga dapat apa apa. Giggs setia dgn Wales juga ga dapat apa-apa. Anak muda seumuran gitu ambisi masih tinggi. At least batistuta masih berprestasi di timnas, giggs di MU. Vinales ? Ya balapan cuma di motoGP … Wajar sih dia ngambil peluang kalo gw bilang. Dan menurut gw cukup berhasil …

  6. Setidaknya punya alasan ketika gagal juara dunia atau sekedar juara seri bahkan untuk bertarung di papan atas. Kalau menggunakan jasa pembalap jawara/ papan atas motogp tentu tekanan akan lebih besar terhadap pabrikan untuk memberikan paket motor juara. Strategi yang dari sisi lain tampak suzuki masih kurang percaya diri untuk bersaing menjadi jawara!

    • Aloevera dah dikunci KTM,dr awal musim dah disodori di tech3 KTM
      Apalah daya Suzuki ga punya motor Moto3 n sasis Moto2, sebenarnya sama aja nyomot nyomot juga, yg asli itu cuma Pedrosa ama Dovi,dr baru puber sampe motogp sayap sengkleh

  7. kayanya sangat sulit kalo mengharapkan mir bisa bertahan bertahun tahun. selain bisa digoda sama 2 raksasa spanyol movistar dan repsol juga terkait masalah motor, apalagi manajernya mir ribet yakan wkwkwk. inget loh kontrak mir sama marc vds itu 3 tahun artinya harusnya selesai kontrak tahun 2020 tapi diputuskan ditengah jalan dan manajernya terang terangan bilang takut mir gak kompetitif kalo bertahan dimoto2 tahun depan alias takut sama itu mesin triumph moto2 2019. nah suzuki sekarang kompetitif karena dapet konsesi, ketika kejadian kaya perpindahan vinales ke iannone. konsesi dihapus dan salah pilih mesin bisa uring uringan kayanya si mir.

    • Kenapa, MIR mau diambil honda lagi?
      Kl mir ngga mau bertahan Ya cari pembalap lain pak, masih banyak talenta muda lain patah tumbuh hilang berganti!

      Suzuki have its style!

    • saya demen nih sama komen yang ngegas begini. apalagi pake tanda seru diakhir kalimat wkwkwkwk

      udah ngegas eh salah memahami kalimat pula. mir itu butuh motor kompetitif, kalo suzuki gak kompetitif bukan gak mungkin pindah ke repsol atau movistar. sudah tau kan alasan utama mir langsung buru” pindah ke motogp ? kalo belom dibaca dulu biar paham.

    • Bro kucing, mau nanya dong. Kenapa kira2 HRC malah pilih lorenzo, padahal joan mir juga bagus, itung2 buat regenerasi, 2 tahun lagi kalo seandainya marquez minggat pasti mir udah mateng. Apa sebenarnya yg duharapkan HRC dari lorenzo? rahasia tentang M1 kah?

    • gasnya diurut pak maka di akhir kalimat tanda seru, jd linear kalimatnya. tp bukan yng bleyer2 lho ya.. 😀

      Diatas saya cm menanggapi bahwa suzuki cari pembalap yg mau pakai dan bangga dengan suzuki. kl ternyata mir pindah ke honda atau yamaha ya pasti Suzuki cari pembalap lain. Boleh dibaca lagi reply saya kl belum paham. Bukan ngegas bleyer lho ya, ngurut gas 😀

    • @var: kalo menurut pendapat sih yak melihat kejadian yang sebelomnya, coba saya runut kejadiannya nih seingat saya yak ? kayanya memang ada sesuatu yang dicari sama HRC bro selain skill lorenzo tentunya. ketika nakamoto masuk ke HRC 2009 memulai dengan segala projeknya dan mencoba menghentikan puasa gelar jurdun honda. inget sebelom honda berhasil membawa pulang stoner, HRC sempet menggoda lorenzo loh dan sempet ditolak. kemudian nakamoto kan sempet bikin pernyataan kontroversial, kalo misalnya kita (honda) bisa membeli sasis dari yamaha yak kita beli. kemudian berita lorenzo dan honda meredup seiring honda berhasil jurdun sama stoner dan marquez. puncaknya sempet rame ketika 2014 honda mengajukan penawaran buat 2015 kalo gak salah -+ 10jt euro namun ditolak mentah mentah sama lorenzo dan lin jarvis saat itu. nah pasca test mugello kemarin marquez sempet bercerita kalo rcv ini dari mesin dan elektronik udah hampir dimaksimalkan semua hanya tinggal sasis saja.
      nah dari cerita itu menurut saya ada benang merahnya mengapa honda kekeuh dari dulu pengen bawa lorenzo walaupun sudah ada marquez. selain karena skillnya yah karena lorenzo paham seluk beluk M1 yg terkenal akan sasisnya, marquez minta ke honda tentang pengembangan sasis dan honda gamau kejadian 2015 terulang gara” salah dalam membuat sasis.
      CMIIW

    • wah panjang banget yak wkwkwk.
      tapi asik yg kaya gini gini bisa saling sharing.

      @var : dan hrc sudah memikirkan matang matang saya rasa kenapa melepas mir. menyatukan lorenzo dan marquez pasti bisa menimbulkan konflik, hrc pasti sudah memikirkan itu. lorenzo pembalap pengalaman dan harga murah yak disikat sama hrc, ibarat impian yg tertunda wkwk. nah kalo pahitnya lorenzo dan marquez berantem yak pasti salah 1 ada yang terdepak, marquez kabur honda gak punya persiapan ? ngandelin joan mir ? bisa puasa gelar lg nanti honda. nah sekarang mereka punya lorenzo jadi gak masalah marquez kabur. lorenzo kabur ? yak dipersilahkan pastinya. lah wong hrc punya marquez dan sudah dapat banyak informasi dan masukan dari lorenzo.

    • “lorenzo pembalap pengalaman dan harga murah yak disikat sama hrc, ibarat impian yg tertunda wkwk”

      Wkwkwk, kalo gini seolah olah HRC sengaja biarin lorenzo ke ducati dulu, di saat yg sama yamaha jadi melemah, duit ducati berkurang, harga untuk nebus lorenzo turun,

      Sekali lempar batu, tiga kucing lompat ???? politiknya HRC emang cerdas

      Thanks infonya bro…

    • yoi HRC selalu punya rencana dibalik rencana ? lorenzo bisa jadi ban serep ketika marquez kabur, biar kasus honda ditinggal rossi gak ke ulang lagi ?
      ketika perpindahan lorenzo dan HRC mulai hilang. karena nakamoto (orang yg paling nafsu bawa lorenzo ke HRC) keluar dari HRC dan manajernya zarco bilang HRC gak jadi kontrak zarco karena mau perpanjang pedrosa. eh malah tau tau pindah lorenzo ke honda ?
      tapi sebenernya udah kebaca skenarionya ketika HRC tiba” tahun 2015 ngasih jabatan komunikasi & marketing manager HRC ke hector martin mantan orang manajemennya lorenzo bagian komunikasi dan marketing. pasti ada misi tertentu yg mau dicapai HRC sama lorenzo.
      mirip ketika tiba” 2010 HRC ngasih jabatan manajer repsol honda ke livio suppo dari ducati eh 2011 suppo berhasil membujuk stoner balik ke honda dari ducati ?

  8. artikel yang mntap dan sangat mencerdaskan bangsa..wkkk beruntung sekali wak haji bs dket dgn kontributor sekelas manuel pecino,,, dan tidak diragukan lagi wak haji salah satu jurnalis yg terakreditasi dimotoGP..xiii. intinya jelas suzuki bertaruh pada darah muda dan mndidik mereka mnjadi juara sejati asli ddikan mrka sndiri…semoga terlksana di tahun2 mndatang

  9. Kok ane malah kepikiran sama Arsenal di premier league ya? Sama2 ajang penggemukan (bukan pembibitan loh) pembalap muda potensial, tp fakta berbicara dg metode ini sangat riskan dan ujungnya zonk terus tiap tahun. Paling2 klo dah bagus ntar dibajak pabrikan lain yg lebih tajir

  10. suka dengan post ini, dan suka dengan pendirian suzuki dengan jalannya sendiri. what a time to be alive ~ thank you wak hajii!

  11. Suzuki itu idealis, apa yg dianggap suzuki baik, blm tentu bg org lain itu jg baik, makanya diantara pabrikan jejepangan lainnya, suzuki paling unik,kolot dan terus berinovatif dalam resource ny yg terbatas dibanding hondut or yamaho, gua yakin pabrikan sekelas suzuki gk mungkin sebodoh keledai yg msh melakukan kesalahan lbh dr 2x

    • Yang melakukan kesalahan 2 kali itu banteng bro, bukan keledai ????

      Mestinya cari matador, eh malah pilih anak gembala domba

  12. Wak gimana kabarnya Alex Marques, bukannya dia udah cukup lama main di Moto2, dan prestasinya juga lumayan bagus, apakah tidak ada team yang minat untuk memakai jasa Alex marques.

    • Target adeknya marquez ya mau gak mau kalau mau naik kelas ke motogp harus juara moto2 dulu, klo blm bisa juara ya tetap disana…itu katanya mas

  13. Gak di pasar Indonesia, gak di motoGP. Suzuki selalu cari jalan yg sulit, jalan yg gak populer, out of trend, yg justru bisa merugikan image ataupun penjualan serta keuntungan mereka sendiri.
    Kayaknya alasan utamanya sih soal duit yg cekat.
    Coba kl duitnya bnyk, sponsor jor, pasti pilih pembalap kaliber jurdun buat kembangin motor yg kompetitif dan mengangkat image perusahaan
    Hehehe….

    • Betul bro. Kalo kita search Kenny Roberts jr di google, pasti yg keluar dia dan motor Suzuki nya.

      Mungkin Suzuki sekarang juga pengen seperti itu dengan pembalap muda nya, biar jd icon Suzuki dimasa depan.

  14. Joan Mir sekarang jd next Vinales, bukan next Marquez, soalnya klo next Marquez harusnya juara Moto2 dlu baru naik ke MotoGP heuheu… IMO

  15. Intinya Suzuki ingin menang dengan cara “mendidik” bukan “membajak”… Hehe…

    Strategi yg low price tapi high risk, yang kemungkinan bisa jadi high return di masa depan…

    Buat pembalap setia dan satu hati dulu sama Suzuki, baru nikmatin hasilnya.
    *Eh, satu hati mah Honda ya…

  16. Keren filosofinya, yang intinya suzuki mau “buat” pembalap yang original suzuki, semoga ketemu pembalap muda yang loyal sama tim, rins cukup menjanjikan, kalau mir yakin bakal pindah kalau ad tawaran yg lbh menggiurkan, sama halnya dgn skarang. Semoga sukses suzuki

  17. Menurut saya suzuki lebih tepat karena tidak percaya diri. Saya kira baik jika ada pembalap senior di dalam team. Yamaha merekrut hohe juga langsung dari 250cc, menjadi tandem rossi, honda merekrut marc menjadi tandem pedro walau pedro lom pernah juara dunia setidaknya dia tahu seluk beluk honda dan pernah menemani 2 juara dunia, hayden dan stoner. Jadi soal pembibitan, ya logika sederhana harus ada induknya wkwkwkwk….ya itu td suzuki takut tekanan berat dari pembalap top

    • Yamaha juga berani ambil rossi saat itu. Honda ambil stoner. Tapi ya saya/kita bukan pelaku di motogp. Kembalinya suzuki kok jadi nanggung…padahal potensinya dah oke atau malah kepedean?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version