Home MotoGP Carlo Pernat: “Yamaha Tidak Akan Lebih Baik di 2019”

Carlo Pernat: “Yamaha Tidak Akan Lebih Baik di 2019”

113

TMCBlog.com – Seorang Carlo Pernat ini selalu saja punya opini ‘nyeleneh’ namun seringkali terbukti benar dan jadi kenyataan. Kali ini Pernat yang menjadi manajer banyak pembalap sedikit berujar atau lebih tepatnya mengutarakan prediksi dirinya mengenai bakal performa Yamaha Factory di MotoGP musim 2019.

Menurut Pernat, kubu Yamaha saat ini sudah berubah total jika dibandingkan dengan masa masa kedatangan Valentino Rossi dari Honda. Yes, saat dimana masih ada seorang Masao Furusawa yang dikatakan oleh Pernat sebagai ‘Fase Furusawa’. Fase tersebut telah berakhir sejak kepergian Furusawa yang memasuki masa pensiun dan memilih untuk tidak berinteraksi kembali dengan rancang bangun sebuah motor balap.

Kini era yang baru telah dimulai, namun menurt Pernat, para insinyur Yamaha saat ini kurang cerdik bila dibandingkan di antara para insinyur pabrikan lain yang berkompetisi di MotoGP. Tentu saja ini akan menjadi sebuah masalah besar, karena krisis seperti yang terjadi saat ini akan terus berlanjut hingga tahun depan dan kesenjangan Yamaha M1 bisa saja terus meningkat dibandingkan dengan motor pabrikan lain, terlebih Honda sebagai rival terberat Yamaha yang akan memiliki Jorge Lorenzo dan Marc Marquez tahun depan.

“Rossi dapat mengatakan bahwa performa Yamaha M1 miliknya cocok pada trek tertentu, seperti malaysia [Sepang] atau Philip Islands [Australia], tetapi untuk trek yang lain situasinya rumit, mengingat kondisi Vinales yang bisa dikatakan benar-benar hancur.” Kata Carlo Pernat.

Sedikit berbicara tentang Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, menurut Pernat Honda telah membuat langkah yang amat baik dengan menggandeng keduanya untuk musim depan, meskipun Pernat menyebut situasinya nanti bahwa HRC ibarat memelihara dua ayam jantan pada satu kandang yang penuh ayam betina, namun Pernat mengapresiasi langkah Honda tersebut.

Menurut opini Saya pribadi sih Yamaha harusnya sesegera mungkin berbenah secara serius. Mereka perlu terus mengingat ‘Malapetaka Austria 2018’ di kepala. Mesin harus diubah total, perubahan minor hanya pada sasis terbukti sudah tidak banyak membantu, SDM-nya? Bila perlu juga dirombak. Let say bahwa mesin di segel, ya silahkan Yamaha berpasrah diri tahun ini dan merombak Yamaha M1 besar-besaran untuk musim mendatang. Mungkin jadi Yamaha YZR-M2 gitu di 2019 atau 2020? Secara nama M1 setelah YZR bermakna Mission 1 (one) sebagai proyek MotoGP 4 tak pertama mereka di 2002 silam, kini harus ada Mission two. Honda saja berubah sejak RC211V, RC212V hingga RC213V.. Hehehe….

Nugi TMCBlog

113 COMMENTS

  1. yac karena imagenya m1 itu motor sempurna pada saat keemasan rossi, dan kompetitor terkuat imagenya bagus karena ridernya

    jadi engineer penerusnya rada sante mungkin

    • memang sudah sepatutnya m1 ganti mesin v gimanapun juga pesaing terkuat gunakan mesin v apapun hasilnya usaha adalah yg utama!
      sama seperti kelas 150 cc harusnya untuk memanjakan konsumen dohc sifatnya wajib
      #2019 wajib dohc

  2. ridernya juga harus diganti, rosi dah seharusnya pensiun dan akan lebih baik dia bekerja dibelakang layar untuk pengembangan m1. kompetisi motogp sekarang lebih kompleks..

  3. jiahh ini orang muncul lagi, dulu puja puja vinales lawan kuat marquez busuh bebuyutan dan sekarang dibilang hancur lebur wkwkwk.

    yamaha memang selalu terlena dan terkesan santai, beberapa musim belakangan juga begitu. paruh musim pertama kuat pas masuk paruh musim kedua yak dibantai sama honda. ini juga katanya kemarin mau ada perubahan selepas test brno ceko, nyatanya udah 2 seri hancur lebur. makanya coba kontrak test rider yang berkualitas basic pembalap gp bukan pembalap superbike yg biasa bawa R1, folger sama smith kan nganggur tuh buruan sikat nanti diambil kompetitor aja. ekekekek

  4. menurut saya. melihat kebutuhan update yang sangat krusia dan permintaan VR dan MV yang menggebu-gebu. YZR M1 akan melompat ke generasi ketiga. yamaha sudàh punya mesin dan teknoloģinya. YZR M3 dengan nama produk MYO M3.

  5. M1 cuma cocok di beberapa Sirkuit, lha desmo malah udah cocok di hampir semua Sirkuit. Udah waktu nya M1 di Update jadi V1 pake v-engine.

  6. nungkin saja mereka sedang mempersiapkan sesuatu yang besar hanya saja terbentur beberapa hal teknis mungkin, kalau soal Rossi dan Vinales saya yakin masih mampu bersaing terutana dalam hal mengetahui akar permasalahan pada motornya. Kita lihat apakah jika dengan masuknya insinyur yang mahir dengan magneti mareeli mampu membuat M1 bagus ini sebagai tolak ukur soal keluhan yang selama ini di rasakan, Tapi jika bukan itu saja berarti memang ada masalah lain pada bagian mesin yang harus di revisi lagi, yang jelas M1 tahun ini sulit untuk bisa tembus podium 1 tapi apapun bisa terjadi di balapan

    • Padahal katanya dulu pembalapnya milih mesin yg paling kuat di antara sekian opsi mesin yg ada, ternyata masalahnya tetep gak ilang juga. Kalo mau perbaiki di sektor elektronik kayaknya gak bakal terlalu berefek.

      Coba perhatikan honda, mereka rubah firing order buat apa kira-kira? Atau firing order mesin ducati, kenapa mereka bisa lebih sering pakek ban soft daripada honda? coba bandingkan dengan firing order yamaha, bedanya dimana kira-kira?
      Dari data suara masing-masing mesin bisa ketahuan bedanya di mana, kenapa masalah spin berlebih saat exit corner ga ilang ilang, kenapa honda nyerah dengan mesin screamernya, kenapa kawasaki gak bisa dapet hasil bagus dengan mesin screamernya dan akhirnya mundur dari motogp

  7. pernah liat artikel kalo petinggi yamaha bilang “IMU SERAGAM GA AKAN MEMBUAT YAMAHA LEBIH HEBAT DARI YANG LAIN” musim depan

  8. Yamaha terlalu stay di zona nyaman,harusnya 2019 kontrak lorenzo ama vinales bukan malah kontrak rosi lagi yg sdh terlalu uzur dan maunya dibikinin mesin yg jinak biar gak cepet capek staminanya,jadinya ya lemot tu M1

  9. Akan tiba masanya darmo cs koar2 lagi… ( klo ga malu sama usia)
    Setidaknya sampe musim depan…
    Krn spt yg carlo bilang tahun/musim 2019 yamaha ga akan lebih baik dr musim ini…
    Setelah itu we’ll see.. apakah ada evolusi dr M1 menjadi M3, ato M1 plus vva,
    Tahan dulu ya darmo cs.. ini ujian.. beraaat.. sabaar…

  10. Engineering yamama harus mengupgrade m1 2 atau 3 langkah lebih maju, kalau cuma fokus nyelesaikan masalah yg sekarang ya bakal makin ketinggalan. Semoga ada inovasi yang sekarang blm diterapkan di motogp, kya dlu seamless gearbox gt

  11. Buat efbeye kalian gausah berkecil hati. Carlo Pernat juga pernah salah, dia pernah bilang Ducati buang buang resource karena melakukan development dua arah untuk Jorge dan Andrea. Jorge sampai mencak2 sebelum akhirnya kini ia membuktikan kalau Pernat ngawoor wkwkwk

  12. Betul, harus ada lompatan besar dalam tim biru
    Mereka betul2 susah move on, dari motor dan pembalap
    Pdhal kalo ditilik dari dekade lalu, mereka tim yg paling cerdik selalu main cantik tanpa ada rumor2 yg negatif dan bisa mendominasi tanpa hrs mengatur sana sini aturan yg berlaku

  13. Ya tapi kalau boleh bilang emang Yamaha sudah lama tidak melakukan inovasi yang sifatnya breakthrough gitu. Terakhir mereka jadi pioneer pas pertama bikin pneumatic valve sama crossplane. Itu sudah dekade kapan dah CMIIW. Inovasi akhir2 ini ada di Honda dg SSG dan Ducati dg aero fairing nya..

  14. harus diakui yamahan cukup kehilangan dengan kepindahan lorenzo,
    rossi hanya seorang diri mengembangkan M1 dimana doi berhadapan langsung dengan musuh terberatnya yaitu usia sedangkan vinales masih belum sematang lorenzo baik mental maupun kempuan develop motor, tidak bisa dipungkiri usia membuat ketajaman rossi menurun walaupun mungkin persentasenya cuma 1%, tapi ini motogp dimana 1% bisa berarti banyak,

    • Vinales bukan tipikal developer, dia pembalap yang mau terima jadi. Di Moto3 aja dia ngambek dan injek2 FTR Honda dia dan mogok balapan karena pengen naik KTM, di Suzuki dia bisa jadi pembalap papan atas tapi tergiur jok M1 + duit Yamaha. Seandainya ada jiwa developer, yakin deh dia pasti masih di Suzuki dan tahun ini udah menang mungkin sekali. Iannone sama Rins aja berkali-kali acak2 papan atas, apalagi Vinales. Soal skill Vinales gak diraguin lagi dan harus diakui duo Suzuki sekarang belum sehebat Vinales, tapi dengan duo Suzuki sekarang aja progress Suzuki membaik apalagi kalau dipegang Vinales yang kalau stay di Suzuki udah masuk tahun ke 4. tapi sayangnya Vinales gak punya kesabaran untuk naik motor pelan kayak Iannone ataupun jiwa developer macam Espargaro apalagi Lorenzo.

  15. pembalapnya …tuh yg pertama dibuang…. bangkotan… ga bisa2 apa2…semangat dah kendur… jauh beda sama yg muda…rasa dan semangat muda itu…penasaran yg besar krn blom pernah jurdun…. oci mah nothing to lose…jurdun sukur.. ga jurdun lg ga masalah ….cm untuk senang2..
    ini yg jadi masalah….perusahaan besar kaliber yameha kok gini… cm cari sponsor doang??????

    cari yg muda…????

  16. WSBK vs MOTOGP katanya jauh teknologi menang MOTOGP…tapi sayang suzuki dan yamaha masih pake teknologi inline 4 WSBK…sudah saatnya MOTOGP jadi balapan paling kenceng…pake mesin V4 semua…biar WSBK yg pake mesin angkot carry 1000cc inline 4. Yamaha M2 pale V4 pasti lebih keren kompetisinya. Secara suara mesin yamaha sangat lembut untuk ukuran mesin balap.(karena inline 4) coba bedain dgn suara RC213V ato KTM RC? Jelas beda dan sangar mesin V4

    • Tapi ktm sm aprilia yg v4 juga masih struggle di motogp dan belum bisa menyaingi yamaha yg i4 bro.. Kalo menurut rossi masalah yamaha itu hanya di elektroniknya tok.

  17. Om Nugie
    Klo RCV mah ganti2 nama Krn emang beda CC dan pasti beda engine dan
    211 990cc 5 silinder
    212 800cc
    213 nah yg ini yg dipake sampel skrg
    Mohon di CMIIW

    • Nama Honda itu berdasar generasi, RC diambil dari singkatan “RaCe” yang artinya itu motor diciptakan khusus buat balap, 21 maksudnya abad 21. Nah angka paling belakang itu nunjukin generasi dan V itu buat nunjukin konfigurasi mesin. Jadi RC211V itu motor balap Honda (RC) abad 21 generasi pertama (990cc) berkonfigurasi V. Selanjutnya mereka bikin generasi kedua RC212V yang 800cc, dan waktu balik ke 1000cc lagi mereka gak pakai nama RC211V lagi karena mesin 1000cc Honda tipe baru lagi, masih pakai 4 silinder kayak versi 800cc, tapi kapasitas 1000cc. Jadi RC213V total motor baru generasi ketiga, bukan evolusi dari RC212V, gitu juga RC212V bukan evolusi dari RC211V tapi total motor baru generasi kedua dari RC21xx series. Dari jaman 1959 pun Honda udah pakai akronim “RC”, kalau gak salah motor balap pertama mereka RC14x series untuk 125cc, RC16x untuk 250cc dan RC18x untuk 500cc. Tapi waktu beralih ke 2 tak mereka pakai nama “NSR” dan “RS” yang diikuti kapasitas motor misal NSR250 ataupun RS250 untuk 250cc. Nah untuk nama NSR dipakai di motor pabrikan sementara RS untuk versi production racer, makanya Daijiro Kato dulu pakai NSR250 sementara pembalap privateer pakai RS250 yang single arm di 90an.

      Panjang? Gakpapa, sekali-kali komen agak keren biar nunjukin kalau saya udah berumur, bukan anak ingusan yang cuma modal kepo instagram pembalap kemudian belagak sebagai informan orang dalam suatu pabrikan hahaha?

    • Kemungkinan masalah terbesar Yamaha. Karna masih pertahanin Si Ross. Mereka takut buat kehilangan sponsor. Padahal mereka tahu kalo si Ross dah gak kompetitif. Jadi kangen liat Yamaha waktu di bawa lorenzo

    • Yang bilang Rossi dipertahankan Yamaha semata karena bisa bawa sponsor tuh siapa sih hemm hemm? Tuh Movistar tahun depan malah hengkang kok. Rossi masih kompetitif kok lumayan ya bawa motor medioker masih bisa top ten ehehehe

    • Rossi bikin orang Eropa dan Indonesia mau beli matic livery MotoGP dengan harga lebih mahal padahal cuma beda warna sama stiker. Beda 200rb kaliin aja sama penjualan Yamaha edisi MotoGP setahun misal laku 100rb unit di seluruh dunia, 200.000 x 100.000 = 20 milyar. Itu udah lebih dari cukup buat gaji seluruh kru tim pabrikan. Tanpa Rossi? Sponsor cabut, pembeli produk Yamaha cabut, Yamaha gak bisa berkembang, mereka semakin gak kompetitif, akhirnya nyusul MV Agusta di era 70an. Seandainya Yamaha berani ambil resiko kontrak Zarco, mungkin lain cerita. Toh Zarco pelan tapi pasti nilai jual di mata fans mulai naik, gak cuma fans Eropa di Indonesia aja udah mulai banyak helm kyt ditempeli stiker 5

  18. Kmrn Yamaha terang terangan meminta maaf ke rider soal performa motor, dan bukan secara internal. Saya pikir bukan hal yg mudah utk pabrikan se-kaliber Yamaha “menyampaikan” (mengakui kesalahan dan menahan malu) itu. Apalagi Jepang..
    Jd mungkin si Pernat ambil tolok ukur dari sesi tsb dan sekedar memberi motivasi bagi Yamaha utk berbenah dng melempar artikel yg berlawanan..

  19. dengan masalah2 yg ada sampe kmrn minta maaf pun, secara klasemen pembalap dan tim tetap masih kompetitif (apalagi kalo gak ada), berarti memang VR dan MV ini dedikasinya untuk menghasilkan yg terbaik di tiap balapan selalu maksimal, tinggal motor yang harus dipush maksimal untuk kembali kompetitif

    salute for YFR

  20. semenjak Furusawa gak ada dan ga ada rider yang kompeten buat nanganin pengembangan M1 malah bikin M1 jadi MF, Mission Failed.
    YFR bener-bener salah langkah, musim terburuk Yamaha

  21. Sudah waktunya bikin engine baru, inline udah stuck… Saatnya yamaha bikin L engine ala ducati, atau insinyur yamaha hanya tau inline engine, hahaha…
    Rossi pensiunlah, udah tua, diluar banyak angin cuy…

  22. kalo masalahnya terbentur pengembangan dana bukannya fby sering bilang kipas kipas dolar, ya malu lah udah eksport bilangnya dana terbtaas, masa kalah dengan yg kipas kipas rupiah ?

  23. Dulu, sistem ECU belum secanggih sekarang, saat setting mesin kurang optimal bisa diakali dengan setting geometri chassis, untuk sunday race ban pesenan khusus bisa YES, masih ada Furusawa, Burgess, dan beberapa teknisi bajakan dari HRC. Ditambah, ada dua pembalap jempolan, Rossi dan Lorenzo (yg biarpun rewel, tapi pendapatnya hampir selalu benar). G heran wlpun power kurang, tapi bisa ditutupi dengan corner speed yg cocok banget dengan gaya balap Lorenzo dan Rossi.

    Sekarang, Yamaha seperti kehilangan arah. Karakter kuat di garasi udah g ada, engineernya kebingungan karena harus denger masukan dari pembalap yang mana, pembalapnya sendiri bingung ngasih masukan ap taunya motor bermasalah. Ditambah unified ECU, Yamaha dengan arogannya mau coba mapping sendiri. Wajar kl terpuruk. Posisi kedua klasemen pun salah satunya disebabkan kompetitor utama crash atau tidak dapat point (Marc, Jorge, Dovi, Pedrossa). Begitu para pembalap Ducati mulai membaik, posisinya langsung kegeser. Wajar sih kl si Pernat ngomong ky gitu. Butuh karakter radikal kaya Furusawa di tahun 2003 yang berani merubah M1 dr mesin yang awalnya menggunakan karburator menjadi injeksi, menciptakan crossplane-crankshaft untuk memanfaatkan timing big bang di mesin inline, dan chain-driven camshafts.

  24. salahnya Yamaha kebanyakan podium 2 dan 3 musim ini?
    kalau tahu mesin jelek, mending ancurin aja sekalian musim ini.
    biar bisa dapat full konsesi musim depan. 😀

  25. Angka 1 dibelakang M kan maksudnya motor untuk balapan tertinggi, karena dulu pernah ada isu Yamaha bikin YZR-M2 buat Moto2 sebelum ada aturan single supplier. Jadi di MotoGP mereka selamanya akan pakai nama M1, seandainya mereka bangun motor Moto3 maka namanya bakalan YZR-M3. Kecuali ada perubahan di regulasi mesin misal beralih ke mesin listrik atau malah diesel?

  26. jgn salah bro, yamaha r15 v3 plus vva tiada tandind dan tiada duanya di balap indonesia.

    jgn bilang ymh struggle, kalu motor kecil aja langganan jurdun , masa motor protytipe ngak cepet bisa selesai masalah.

  27. M! yg kurang itu pembalapnya,

    blm bisa beradaptasi dgn memahami megerelli

    vr dan mulia menua, kodratnya filling pasti berkurang, kecuali dia dewa.

    mvk, ngak bisa juga, cuma bisa bawa motor kenceng, tapi blm bisa memahami motornya sendiri, istilahnya, daya analisis nya kurang mvk.

    beda sama jl dam mm, mereka berdua dari facenya aja dah keliatan cerdas.

  28. vr dulu dpt perlakuan kusus dari supplier ban,

    minta pesen sore, pagi dah sedia.

    team dn rider lain ngak bisa gitu.

    makanya dulu vr berkuasa di lintasan,

    selain juga rider lain levelnya divawah vr semua. kecuali pedro, itupun setelah 2006,

    dibawah 2006, cuma sete di team satelit

    • Banyak yang sadar bro, makanya pas Pedrosa dan Stoner masuk, ditambah Lorenzo muncullah istilah “alien” karena cuma mereka berempat yang kompetitif. Sebelum Stoner datang, rival Rossi cuma pembalap kelas 2 macam Melandri, Ukawa, Barros, Checa. Sementar pembalap yang hampir sebagus Rossi udah pada tua macam Biaggi dan Gibernau, ada Daijiro Kato belum sempat kepret Rossi udah keduluan takdir. Rossi cuma pembalap beruntung, dia ada di era yang tepat makanya seolah dia dominan. Aslinya karena saat itu belum ada lawan setimpal + dia naik motor dan ban paling kompetitif. Dan terbukti semenjak Stoner juara dunia dominasi Rossi mulai memudar, padahal waktu itu Rossi masih 28 tahun, dan selanjutnya dia mati2an ngelawan Lorenzo sampai-sampai minta ganti ban dan minta dinding pemisah biar gak kesaingan Lorenzo. Seandainya Stoner ataupun Lorenzo waktu udah usia 39 tahun dan diberi segala fasilitas, yakin deh mereka juga bakalan tetep kompetitif bahkan lebih dari Rossi sekarang. Cuma karena Rossi jadi aktor utama MotoGP, makanya media lebih2in. Nanti saat semua prestasi Rossi dikikis Marquez, kejayaan Rossi akan mulai terlupakan. Makanya Rossi udah sadar hal ini, dia berusaha bikin teori konspirasi buat para fansnya, buat jaga nama dia dan buat mentahin prestasi Marquez seolah prestasi Marquez didapat bukan karena talenta tapi karena intrik. Dia bukan Agostini yang lawannya Hailwood dan KR Sr, no Rossi no party itu cuma semboyan penggemarnya aja, di Brno sama Austria kemarin tetep seru tuh malah di kafe2 pada teriak2 kayak nonton bola pas saling salip sampai geal geol. Jadi tinggal tunggu waktu aja dan semua drama Rossi pasti akan terkuak

    • ceritanya rossi ini mirip sama cerita m.schumacher di F1.. dia menghalalkan segala cara agar menang..sampai dia rela nabrak saingannya biar sama-sama gagal finish sehingga dia juara dunia…cuma media selalu memberitakan yang baik aja…

  29. saya sempet baca tadi diwarung sebelah.Yamaha motogp sudah berkolaborasi dgn ahli ECU WSBK. M Gadda.dia slh satu ahli yg tahu byk ttg Ecu MM.apakah itu membantu?

  30. Perihal ahli elektronik michele gadda wsbk gmn wak and mas nugie?
    Apkh jadi masuk team motogp yamaha..gpp terlambat yg pntg ada usaha..
    Semoga M1 segera berubah engine atau ada teknologi baru d mesin sprti era masao furusawa..

  31. Kan dulu ada 4 mesin era furusawa yg ditest rossi awal masuk yamaha..
    Mungkinkh yamaha ambil v-engine buat musim depan yg full power tp terlalu liar ujar rossi..

  32. Apa perlu yamaha menugaskan masao furusawa yg sudah pensiun..
    Karena furusawa pensiun jg krn rossi pada saat itu pindak k ducati..
    Pdhl ada amunisi engine dahsyat yg disiapkan furusawa buat rossi..

  33. harus perubahan revolusioner di yamaha, kan kipas kipas dolar pasti bisa lah tercover biaya development motornya, masa kalah sama yg kipas kipas rupiah

  34. kalo pandangan pribadi seperti Fatamorgana di mana pengembangan mesin inline seakan akan dah mentok. padahal masih banyak hal yang bisa dikembangkan dari struktur mesin tersebut. sama halnya dengan hinda di formula1. baik Honda F1 maupun Yamaha sedang kehilangan arah dalam hal pengembangan. artinya apabila dah dapet jalur yang baik Inline CrossPlane bisa superior. saya yakin itu

  35. pandangan pribadi seperti Fatamorgana di mana pengembangan mesin inline seakan akan dah mentok. padahal masih banyak hal yang bisa dikembangkan dari struktur mesin tersebut. sama halnya dengan hinda di formula1. baik Honda F1 maupun Yamaha sedang kehilangan arah dalam hal pengembangan. artinya apabila dah dapet jalur yang baik Inline CrossPlane bisa superior. saya yakin itu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version