TMCBLOG.com – Bro sekalian, awalnya Pembalap Indonesia Ahmad Yudhistira rencananya akan race STK1000 di dua Seri yakni Portugal 2018 dan Perancis 2018 Plus Juga 2 Seri CIV 2018 Dengan C.M racing. Namun seperti yang dikemukakakan Oleh Yudhis kerjasama antara dirinya dan C.M Racing terhenti sampai Pasca seri Portimao Portugal 2018 . .
Adalah Yuhistira sendiri yang menjelaskan Via akun twiternya sob. Yudhis mengatakan bahwa Mendapatkan kesempatan Balap di Kejuaraan WSBK tentu sangat membanggakan bagi dirinya dan menambah pengalaman, tapi sangat disayangkan Yudhis menyatakan tidak melanjutkan kerjasama dengan CM Racing Team Italy. Hal ini terjadi menurut Yudhis karena ada beberapa hal kesepakatan yang tak bisa diuraikan dengan detail tidak tercapai antara kedua belah pihak.
Yudhis menambahkan : ” Saya pribadi sudah meminta izin kepada Manager Team untuk pulang lebih awal setelah kepulangan ke Indonesia saya akan fokus ke kejuaraan Asia Road Racing Championship yang akan di selenggarakan di Sentul Int Circuit ”
taufik of BuitenZorg
Wah sayang sekali ya
sumpah sayang bgt
apa karna dana? biasanya klo ada orang asia mau ikut kejuaraan eropa
pembalap harus bawa sponsor
Suzuki Bandit 150.. Saat 3 Motor bergabung Jadi 1
https://yuuoto.com/2018/09/18/yamaha-tz750-motor-yang-mengubah-motogp/
abis lompat2 dr ahrt balik lagi ke manual,sekarang nggak ngelanjutin kesempatan berlaga di STK hanya demi manggung di kandang Sentul,sayang banget
ah entahlah,saya kan cuma netijen,yg tau alasannya cuma ybs saja
Alasan sebenarnya simpel, Yudhis dinilai (maaf) kurang berbakat oleh tim yang menaungi dia dj STK. Apalagi tim itu masukin Yudhis pun karena mereka melihat cv Yudhis di ARRC + pernah ikut Suzuka 8H, dan ekspektasi mereka ke Yudhis terlanjur tinggi.
Kalo baru pertm kali wildcard diajang sebesar itu,bukannya sudah bagus ya peroleh 2 point? Entahlah sy juga kurang paham penilaian manager teamnya
bukannya kayanya masalah izin dan kontrak yak bro ? soalnya kemarin si yudhis kan sempet bilang. saya si mau aja tapi kan dikontrak sama manual tech dan saya harus izin pakde ibnu yang mengontrak saya, bila mana saya diizinkan saya berangkat bila tidak diizinkan saya tidak berangkat.
Saya lebih setuju ke kejepit sleting, karena bisa aja kalo dia di CM Racing, cuma sanggup beberapa tahun, itupun kalo CM Racing masih lanjut terus, sedangkan di Manual Tech, dia lebih aman dan lebih terjamin kayaknya. Minimal nanti kalo udah gak jadi pembalap, masih bisa jadi mentor.
Ini bukan soal setuju gak setuju, atau malah “kayanya”. Tapi memang begitulah adanya. Dan yang namanya ditolak karena masalah skill, pasti siapapun merasa tabu buat buka ke media. Sebenarnya rencana Yudhis buat turun di STK1000 juga udah dari kapan tahun bukan tiba2 ngikut gitu aja. Next target Yudhis kayaknya tetep jadi raja ARRC sebelum dia balik ke kejuaraan dunia lagi entah ke STK1000 atau WSS. Dan ini pasti jadi motivasi Yudhis buat lebih baik lagi. Bukannya mengagungkan Yudhis, tapi secara personal menurut saya dia ini layak buat balapan di Eropa bahkan dunia dibanding om2 yang bertahun2 balapan dengan hasil stagnan di CEV atau bocah tengil yang bagi sesama pembalap nasional sombongnya minta ampun yang di orbitin di WSS300. Yudhis ini selain punya skill, juga attitude dan motivasi dia bagus. Dia balapan murni passion, bukan pansos dan sok artis kayak kebanyakan pembalap yang kebetulan diorbitin ke event besar.
owh jadi begitu bro darso.
btw yg masalah pembalap ssp300 kirain saya doank yang ngerasa kaya gitu wkwkwkwk.
inget banget waktu ada event motor dan dia jadi tamu pabrikannya. itu ada nobar gitu ada fumi dia kaya ngasih cerita gitu ke fumi, bused dah omongannya gak nahan hahahaha seakan akan murid rossi beneran. padahal ditempatnya rossi juga istilahnya study tour doank berasa kaya apaan tau dan setelah kasus ngamuk ngamuk disentul makin keliatan dah sifatnya wkekwk.
kalo pas balapan kelempar 10 besar pasti masuk pit dan alasannya masalah teknis, padahal mah ?…….wkwkwkwk
Kena sentil KMI kali,
2 pts untuk noobs adalah capaian bagus sekali
Life goes on
entah apa alasannya sebenernya sangat disayangkan, si yudhis punya talenta tapi yak begitu terlalu berada di zona nyaman. seharusnya dia bisa berkembang kalo aja pindah tim, ini bertahan di tim begitu yang targetnya cuma ARRC saja. ngomong katanya mau nurunin yudhis di all japan championship eh ternyata cuma wildcard sekali race doank.
padahal dulu udah bener pindah ke tim merah yang targetnya gak cuma di ARRC kalo bagus yak dilolosin ke moto2 karena mau diikut sertakan ke cev moto2 juga tapi malah…….yasudahlah
Di tim merah Yudhis cuma diplot buat main ARRC, padahal di benak Yudhis kalau gabung di AHM dia bakalan dibawa ke CEV tapi ternyata jatah CEV tetep dikasih ke Dimas yang notabene lebih tua. Yudhis berang dan akhirnya telpon Ibnu Sambodo, Manualtech yang udah terlanjur naikin juniornya buat pengganti Yudhis akhirnya mau2 aja terima Yudhis lagi tapi dengan bayaran yang lebih kecil. Yudhis akhirnya terima karena bagi dia lebih menjanjikan Kawasaki, dan saat itu target dia adalah juara Asia biar bisa wildcard WSS di Orelac. Tapi sayangnya hasil dia gak sesuai harapan dan pada akhirnya stay di ARRC. Disini udah keliatan bagaimana ambisiusnya Yudhis, bukan malah sebaliknya yang ente bilang gak mau keluar zona nyaman. Dan di STK1000 asa Yudhis juga udah besar, tapi gimana lagi finish ketiga dari belakang dan sialnya tim yang menaunginya berubaj pikiran setelah lihat hasil dari FP1 sampai race.
ga enakan kali wkwkwk,,,uda bangkotan gitu masi aja kekeuh di balap kampung
dpt 2 poin.. finish p14 dari 16/17 starter,, yah lumayan sih.. tp mgkn emg ada alasan tertentu yang ga bisa dijabarkan..