Home MotoGP Mengenal Jeremy Burgess : Mekanik Para Juara GP

Mengenal Jeremy Burgess : Mekanik Para Juara GP

60

TMCBLOG.com – Jeremy Burgess : Mekanik Para Juara GP. Mungkin sobat mengenal Jeremy Burgess karena namanya selalu melekat di samping nama Juara dunia 9 kali Valentino Rossi. Namun tahukah sobat sekalian jika mekanik berkebangsaan Australia ini telah menangani beberapa Juara dunia selain Vale ? yap nama nama seperti Freddie Spencer, Wayne Gardner, dan Mick Doohan adalah pembalap Juara dunia dimana JB menjadi bagian dari team mereka.

Sedikit mengenai karir awal JB, ia awalnya menjadi Mekanik di team Heron Suzuki tahun 1980 sampai 1983. Di Suzuki ini juga JB bertemu dengan Randy Mamola dan menjadi salah satu kunci sukses Mamola Menjuarai GP Belgia tahun 1980. JB Bersama mamola dan Suzuki sampai 1983 sebelum akhirnnya ia berlabuh ke Honda dan menetap selama sekitar 23 tahun lamanya.

Saat pindah Ke Honda, Tugas pertamanya adalah menjadi chief mechanic ( Kepala Mekanik ) dari Ron Haslam. Lalu Tahun 1985 JB ditransfer pindah ke Team Honda Freddy Spencer. Di team ini ia tidak menjadi Crew Chief, namun menjadi asisten dari Erv Kanemoto. Salah satu tugas JB adalah sebagai Pit Board-Man. Namun begitu, saat bersama Spencer inilah kali pertama JB bertugas mempersiapkan Motor Calon Juara dunia. Dan akhirnnya Musim 1985 itu Freddy Spencer menjuarai GP500 dan GP250 secara bersamaan.

Jeremy Burgess
JB Ketika menjadi Pit-Board Man Freddy Spencer ~ terlihat Erv sedang Pegang Stop Watch

Erv Kanemoto Guru Buat Jeremy Burgess

Ini adalah gelar juara dunia pertama di kelas Primer buat JB saat menjadi Mekanik. masa masa bersama Erv Kanemoto di Rothmans Honda adalah masa masa dimana JB belajar banyak bagaimana menjadi seorang Crew Chief hebat.

Tahun 1986 JB dipromosikan menjadi Crew Chief dari Pembalap Australia Wayne Gardner. Bersama JB, Gardner menjadi Juara Dunia GP500 Tahun 1987. Tahun 1989 Burges pindah menangani anak Muda australia lainnya Mick Doohan. bersama JB, Doohan 5 kali menjadi Juara dunia GP500 tahun 1994 sampai 1998. Saat menangani Doohan ini lah JB menikahi Claudine yang saat itu bekerja bersama Rothmans

Setelah Doohan memutuskan pensiun tahun 1999, Burgess sempat berfikir juga untuk ikut pensiun. Namun Valentino Rossi mengajukan Bargaining ke HRC dimana ia mau pindah ke HRC apabila Burgess Mau menjadi Chief Mecahanic. Dan Setelah itu akhirnnya JB menjadi Crew Chief VR46 Mulai 1999 dan menjadi Crew Chief saat Rossi merengkuh 7 Kali Juara dunia. Hebatnya dari 7 Juara dunia Vale bersama JB,  5 di antaranya diraih secara berurutan Tahun 2001 sampai 2005.

Jeremy Burgess dan teori 80/20

Jeremy Burgess ini adalah Crew Chief Yang sangat terkenal dengan teori ” 80/20 “ dimana dalam balap Motor 80% penentunya adalah Pembalap sementara 20% lainnya adalah Motor. Teori ini secara umum sangat tidak sejalan dengan filosofi Honda yang memiliki karakter management balap dimana Mesin punya angka Variabel penyebab yang lebih tinggi dalam kesuksesan di GP dan juga karakter bahwa sistem lebih tinggi dari pada pengkultusan Personal ( super body )

Idealisme 80/20 ini jugalah yang sepertinya ikut menjadi trigger Bagi JB untuk Ikut bersama valentino Rossi ketika hengkang dari Honda ke Yamaha. Keberhasilan Debut Valentino Rossi pasca Pindah ke Yamaha bukan hanya soal Pride Juara dunia saja. Namun Bagi JB sebuah pembuktian langsung di depan Muka Honda bahwa teori 80/20 tidaklah salah.

Setelah itu JB ikut kemanapun VR pergi. Tahun 2006 Yamaha M1 memiliki banyak kendala  ditambah pada musim 2007 MotoGP mengadopsi regulasi kubikasi baru. Pada musim 2008 penantian Rossi dan Burgess sendiri akhirnya terbayarkan dimana Rossi bisa menggondol kembali Juara dunia saat itu.

Bahkan di tahun tahun sulit Vale ketika terjerembab di team sulit Ducati factory, Burgess Selalu mensupport dari dekat. Secara umum akhir kebersamaan Valentino Rossi dan Jeremy Burgess adalah race Finale Valencia 2013. Kombinasi keduanya meraih 80 kali podium.

Rossi Mengatakan bahwa keputusannya berpisah dengan JB bukan dikarenakan Ia tidak senang dengan Jeremy yang sudah ia anggap keluarga sendiri. Keputusan Vale ini didasari oleh keinginan untuk merubah sesuatu, mencari motivasi baru, dan mencoba cara lain untuk menambah level dan kecepatannya.

Taufik of BuitenZorg

60 COMMENTS

  1. monggo paragraf terakhir dibaca valeban, pas JB diganti dibilang ketuaan lah gak ngerti kemauan rossi lah. padahal mah yak…

  2. kayaknya next Marquez-Santiago Hernandez nih
    atau Marquez dulu yg pindah dr H,kayak Spencer,kan capaiannya mirip2 tuh juara termuda,rookie of the year sekaligus jadi juara dunia di debut kelas premier nya sebelum dipecahkan Marquez, cmiiw

  3. Jaman sebelum ECU secanggih sekarang, teori 80:20 masih sesuai banget.
    Tapi buat sekarang dengan pesatnya teknologi kecerdasan buatan yg ditanam di ECU dalam bentuk software, hampir2 ECU udah sepinter pembalap top.
    lets say 60% motor:40% man.
    Traksi control/anti wheelie jaman dulu mah nempel di otak dan tangan pembalap.

      • Kecerdasan buatan yang dimaksud itu tidak melulu afiliasinya ke Artificial Intelligent, bro udin. Rekayasa yang dilakukan via ECU itu kan sudah termasuk kecerdasan buatan (sengaja dibuat untuk mempermudah). Kurang cerdas gimana coba, yang harusnya feel control pembalap yang dulunya didapat setelah ngelakuin sekian ribu atau puluh ribu lap; bisa langsung diperoleh atau minimal diaplikasikan lewat suatu device yang disebut ECU atau Control Unit lain apa lah itu namanya (you named it). Saat environment berubah, tinggal atur dari ECU tersebut. Mau manual atau automatic, sebenarnya bisa; tinggal bagaimana sensornya.
        Tapi kemungkinan MagMar yang dipakai saat ini masih dioperasikan lewat manual saja (mungkin, saya nggak pernah ada evidence soal itu).

    • tapi soal 80/20 itu aku kurang setuju, lebih pas itu 50/50 lah. udh bnyk contohnya rider bagus tapi motor jeblok ya KO juga. jd sebenarnya itu sama2 saling melengkapi

    • baca lagi noh, rossi mengajukan brgaining, yg nglmar ya honda, tp rossi mngjukan syarat dia mau gabung asal mekaniknya j.burgess..

    • berarti M1 yg sekarang cuma kasih sumbangsih 5% gitu loh!
      kalo motor n pembalapnya cuma 80/5 kan ga jadi 100%,makanya ga juara juara ??

      kalo markes beda kasus,50/50,karna 80/20 hanya berlaku untuk satu orang itu saja,selebihnya kompetitornya efek motor lebih dominan ?

    • Tidak ada metode yg pas untuk membenarkan atw membantah teori2 tsb
      Mau 80 20 60 40 50 50
      Its just a number
      Yg pasti motor pembalap tim sama2 punya peran
      Seperti artikel sebelumnya bagaimana ducati mengatur pembalapnya demi juara
      Atw bagaimana ketika strategi dr tim bisa membuat marquez menang balap atw didiskualifikasi dlm kondisi flag 2 flag

      • @Genesis:
        ini sekedar pendapat/gambaran/feel/porsi/bagian/rating. walaupun its just a number, pasti seseorang bisa menilai sesuatu jika di rating. misal, seberapa jago lu masak jika di rating dari 0-100?
        nah, its just a rating, lol..

      • @xavier
        Lha betul yg ente bilang pendapat/gambaran/feel deelel
        Itu semua subjektif… tergantung siapa yg menilai…
        Lha kalo kaya gitu kan sulit untuk membuktikan dan membantahnya
        Yang ada malah debat kusir
        Orang kita banget tuh demenannya
        Saling tuding siapa yg salah dan siapa yg merasa paling bener
        Nah maksud ane ya sudah lah
        Mau berapa pun masing2 punya bagian
        Dan masing2 harus berfungsi sebagaimana perannya kalo mau mencapai tujuan
        Kalo masing2 baik pembalapnya, motor n tim sudah berfungsi sebagaimana mestinya
        Tinggal masalah 1% alias luck

    • ikut opini ya, mas.
      menurut saya yg benar dan tetap berlaku sampai musim depan tetap lah 99/1. 99 motor, 1 rider. karena belum pernah ada gelaran balapan gp sejak jaman bahula boncengan 2 rider. hehe…
      hayo siapa yg berani bantah opini saya? hehe..

    • bukan 10 menit bro.. lebih singkat dari itu. yaitu 80 detik! ?
      yang ngomong itu jeremy burgess ketika ditanya issue susahnya jinakin desmo. akibat omongan tersebut pula burgess sekarang malu banget. katanya: “itu adalah hal yg tak kan kulupa sampai liang kubur” alias sampe dibawa mati..
      hmm..kasian ya.

  4. dulu mungkin iya, sekarang makin kesini makin ga masuk teori 80:20
    secara gak langsung teknologi motor terus berinovasi gak cuma di mesin, tapi elektronik, aerodinamis dan printilan² kecil yg keliatan sepele tapi menunjang juga banyak, dan itu semua buat memudahkan pembalap. jadi paling tidak 50:50 angka yg fair untuk pembalap dan motor.
    gak melulu “man behind the gun”, iya kalo gun-nya bagus, lah kalo bosok gimana? matilah dia ditembak koboy didepannya, wkwk..
    tapi balik lagi, yg lebih tenar orangnya, baru kuda besinya..

  5. Memang teknologi makin berkembang tp regulasinya kan dulu gak seketat sekarang .zaman dulu motor bener2 prototype speknya gendeng2 .

  6. Sekarang gak lagi 80/20 tapi 50/50. Rossi sendiri yang bilang di Crash. Cari aja sendiri linknya mau cantumin link dari tadi kena jaring. Sering banget dah gw kena jaring di sini hashhh

  7. emg pd waktu itu pride rider berharga wak
    sbb emg minim elektronik jd 80% untuk rider gk berlebihan….
    dan Rossi ksh bukti dg motor m1 yg saat itu gk kompetitif mampu juara ditangan sang Livin’ Legend…
    ini butuh keberanian xtra n no comfort zone

    • mitosnya nomor kutukan, hehee..
      semoga cuma gimmick aja deh.
      coz statistik motogp, juara dunia kalo pake nomor 1 dimusim berikutnya gak bakal bisa juara dunia, stoner dan lorenzo yg pernah ngerasain, dan emang gak juara..
      tapi klo bisa pake nomor 1 dan jurdun, jadilah dia pembalap pertama motogp yg bisa jurdun dengan #1 di motornya..
      we’ll see…

      • Pemakai no 1 terakhir yg bisa mempertahankan gelar mick doohan
        Korban tg katanya kutukan
        Criville
        Roberts jr
        Hayden
        Stoner
        Lorenzo
        VR gak permah pakai no 1
        begitu juga MM belum pernah
        cmiiw

    • @genesis:
      iya bro, makanya ane bilang statistik “MotoGP” blm ada yg juara pake nomor 1. kalo doohan kan masih jaman “GP500”.
      ya semoga aja marc jadi org pertama di kelas motogp pake #1 dan bisa jurdun 😀

  8. Sempat ingat dulu ketika era 2tak ke 4tak, jb mau diganti oleh honda karena dianggap cuma ngerti 2tak tapi rossi mau trtep jb

  9. Saya setahunya, jb itu identik bgt dengan doohan..

    Dan rossi pindah ke gp500 honda dengan team satelit tapi mekaniknya juara,supportnya juara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version