TMCBLOG.com – Bro Sekalian, WorldSBK baru saja mengahdirkan Informasi yang isinya banyak sekali perubahan perubahan regulasi. Salah satunya adalah regulasi yang sejalan dengan MotoGP dimana jika ada kasus Pembalap tidak berada di atas Motor saat menyentuh garis finish karena Crash, Maka Dinyatakan Finish race. Catatan waktu mengacu pada siapa yang menyentuh garis finish pada kesempatan kedua entah Motor nya atau Pembalapnya. Nah selain itu ada peraturan Regulasi kelas WSSP300 yang cukup menarik dimana Disebutkan ” Control Electronic system to be an option for 2019 and mandatory for 2020 “
Atau Bila tmcblog coba artikan secara bebas adalah Sistem ELektronik yang dikendalikan menjadi Pilihan di Musim 2019 dan akan menjadi wajib dipakai Pada Musim 2020 nanti. ” Sistem Elektronik yang dikendalikan ” disini bila di artikan merupakan semacam ” sistem elektronik yang sama ” atau ” One Make electronic “.
Namun belum diketahui detail secara jelas yang dimaksud adalah ECU saja, Software saja, atau sudah kombinasi antara ECU dan Software. Detail dari regulasi baru akan hadir dan bisa dibaca umum dua pekan dari sekarang ( 19/01/2018 ). FYI saja buat sobat sekalian soal elektronik di Musim 2018 yang lalu ECU diharuskan ecu Produksi dengan Modul FI boleh dari afterarket yang disetujui Oleh FIM eropa.
Selain itu WSSP300 juga akan meneruskan regulasi Bobot Kombinasi ( Bobot gabungan) antara pembalap dan Motor Untuk Musim 2019. Isi regulasi Bobot Kombinasi 2019 sama dengan regulasi Bobot Musim 2018. Lagi Lagi tmcblog juga cukup kepo apakah regulasi pembatasan Limit RPM Juga akan diteruskan di 2019 dan 2020. Saat Musim 2018 Belu vada regulasi Satu Elektronik.
Penyelenggara fokus mencari regulasi paling ideal di soal Bobot dan RPM untuk menghasilkan Kesetaraan di Tarck antara Motor dengan kubikasi yang berbeda beda itu. So apakah di 2020 nanti dengan hadirnya Satu Elektronik akan mengendorkan regulasi pencekikan Limit RPM mesin?
Balik Lagi ke Musim WSSP300 tahun 2019. Disebutkan bahwa Taun 2019 team masih dibebaskan memilih menggunakan Kit elektronik dari Dorna atau menggunakan KiT Elektronik Inhouse/ Aftermarket. Namun Memang dipastikan Kit elektronik yang diperkenalkan tahun 2019 ini akan merupakan Kit elektronik wajib di 2020 nanti.
So Jika pabrikan Jeli mereka akan bisa menggunakan 2019 sebagai laboratorium berjalan guna penggunaan resmi di 2020. Untuk laboratoriumnya bisa pakai team satelit, privater, atau salah satu dari beberapa rider Factory. Pokoknya Kalo bisa lebih dahulu mencoba, kenapa Nggak ?
taufik of BuitenZorg
mau komen apa yw
waaahhh…. mantap nie, skill pembalap lbh diuji karna seragam elektroniknya
http://duatak.com/2019/01/19/nikmati-perjalanan-bersama-sang-penjelajah-suzuki-gt-380/
Rasnya yamaha yg paling siap
Yamaha bisa adob elektronik dr team yamaha wsbk
Selama cc mesin konfigurasi mesin tidak seragam akan sulit untuk menerapkan unified Electronic system secara adil.
Tantangan tersendiri buat dorna untuk membuat balapan lebih terlihat menarik dan adil buat semua pabrikan dengan cc dan konfigurasi mesin yg berbeda pada kelas ini
Pake yg 250 cc aja.gap cc nya nggak terlalu jauh.lebih gampang ngaturnya.ribet banget sih si drona ini.
semua kan punya cc 250. branding pakai regulasi sana, r3, ninja 400 dll
Udah gak dorna lagi, kan bukannya yang pegang udah jadi FG Motorsport kayaknya, alias balik lagi sama sebelum dipegang dorna, tapi entah mulai musim ini atau mulai 2020.
Kalo dibuat 250 cc, dikira niru MotoGP mungkin, hehe.
karena motor yang dijual di eropa emang 400cc, 321cc 390 cc tidak seperti di indonesia yang hanya 250cc mentok nah kebetulan yang dipkai motor street legal setelah itu jadi race purpose
Ducati launching livery baru noh
bisa2 Ecu Inhouse didiscontinue…
seperti bebek H Supra yg disuntik mati…
Harusnya buat jangka panjang Dorna juga buat batasan mesin biar adil dan diumumkan 5 tahun sebelumnya biar pabrikan siap2. Misal mulai 2024 kapasitas maksimal 350cc buat 2 silinder, 400cc buat jomblo, 250cc buat 4 silinder (kalau mau serem sekalian). Namanya juga jangan wss300, jadiin ana minisupersport, light sport atau apalah. Karena nama wss300, angka 300 gak ada gunanya. Kalau ada penyeragaman atau batasan2 dan diumumin bertahun2 sebelumnya pabrikan yang ikut juga bisa ancang2 bikin motor yang sesuai, gak semau2 mereka bikin motor. Contoh Kawasaki, keok di 2017 karena kapasitas paling kecil tapi batas rpm sama bobot disamain sama yang 321cc yang berimbas gelar juara mereka raib, mereka langsung bikin 400cc. Ngapain ada angka 300 kalau pabrikan bebas bikin mesin. Kalau regulasi motor sebenarnya mengacu sama regulasi sim A2 yang mana sim buat anak remaja, kenapa namanya harus ada embel2 300 padahal semua peserta kapasitasnya diatas 300.
Dan unified software atau ECU atau penyeragaman seluruh elektronik sampai sensor2nya kaya moto3 akan susah di aplikasikan di mesin yang beragam. Moto3 kan mesin sama 1 silinder 250cc, MotoGP juga sama 4 silinder 1000cc, apalagi Moto2 mesin plek seragam.
Simpelnya gini, KTM cuma butuh 1 pulser, motor lain butuh 2 atau 1 juga bisa tapi pasti akan beda di softwarenya karena harus atur 2 busi. Gitu juga tekanan bensin, mesin 321cc pasti bakalan beda sama 399cc apalagi diatas itu, walaupun sama2 2 silinder. Itu yang terlihat kasat mata kalau elektronik seragam diaplikasikan ke mesin yang gak seragam.
Harusnya mereka fokus dulu ke regulasi mesin yang fix, entah diseragamin jumlah & kapasitas per silindernya atau model WSS & WSBK ada aturan kapasitas berdasar jumlah silinder. Kalau sekarang mereka ya mainin dulu regulasi rpm & bobot, sampai dirasa adil walaupun gak akan pernah bisa adil 100%. 2017 Yamaha paling diuntungkan. 2018 Kawasaki langsung keluarin 400cc, mereka diuntungkan. Semoga di 2019 ini udah gak ada lagi pabrikan yang diuntungkan/dirugikan walaupun sulit. WSS yang mesin 3 silinder dikasih 675cc dan bobot beda dengan 4 silinder aja masih dirasa kurang, apalagi yang bedanya drastis kaya di wss300
Setuju..
Ibarat merk ecu aftermarket lokal di Indonesia, nanti ecu MM jualan aja kayak BR*, 1 buat motor A harga sekian, 1 buat motor B harga sekian, 1 buat motor C harga sekian. Mantap..
#DARSOjadiRegulatorWSSP300
#voteforDARSO
#DARSOSupportWSSP2019
Kalau pengen adil mungkin bisa dipake rumus PWR aja. Jadi nanti sesaat sebelum race semua motor ditest dyno, dihitung PWR (power max on tyre VS bobot motor+pembalap) trus disegel mesinnya
Yg PWRnya kurang atau lebih dari standard di diskualifikasi
Jadi team balap cuma bisa main di aero, suspensi, stability, balance, skil, dll.
Biar rpm, bobot, ecu, dll diatur team balap sesuai regulasi PWRnya dorna
Jadi aturannya jgn dibatasi di hulunya tapi dibatasi di hilirnya.
jadi ga perlu dorong motor kayak jarco dulu ya?tinggal lari aja kayak main road rash jail break kalo motornya udah rusak parah ?????
Tahun 2018 ada yang mewek oprek regulasi
2019 langsung pake software canggih
2020 ada yang mewek lagi gak ya?
Pasti karna ngonda 500 udh ga ada yg make alias cuma 1 team aja yg make. Akhir nya jurus curang nya muncul biar ada yg mau pake ngonda lg wkwk