Home MotoGP Analisis Perjalanan Evolusi Suzuki GSX-RR 2016 – Seri MotoGP CoTA 2019

Analisis Perjalanan Evolusi Suzuki GSX-RR 2016 – Seri MotoGP CoTA 2019

59

TMCBLOG.com – Track Sirkuit CoTA Di Austin Texas termasuk Sirkuit yang cukup lengkap. Sirkuit ini memiliki tikungan cepat berbalik arah, tikungan lambat, Track yang bumpy, Straight yang panjang. Di luar special-nya Marc Marquez, Butuh Kondisi Serba Seimbang di CoTA ini, Baik Seimbang Motornya, juga seimbang skill Pembalapnya. Kunci Sukses kencang di CoTA tidak melulu Butuh Mesin Yang memiliki top speed Tertinggi, seperti layaknya Mesin V-4. Di luar Bumpy, sirkuit ini seperti Phillip Island yang butuh mesin lebih seimbang seperti Mesin Inline-4 Yang punya dimensi lebih kompak ketimbang mesin V-4. Terlebih lagi Jika Mesin Inline-4 yang disiapkan sudah memiliki karakter firing Order V-4 seperti yang dimiliki GSX-RR dan M1 ( di M1 Kita kenal dengan sebutan Cross Plane Crank-Shaft )

Naik dan Turun evolusi  perjalanan SUzuki GSX-RR bisa terlihat semenjak 2016 sampai Menjuarai Race DI MotoGP CoTA – Austin texas 2019 yang lalu. Tahun 2016 memang Suzuki pernah Juara seri Silverstone bersama Maverick Vinales, Namun saat itu sangat berbeda Kondisinya dengan Tahun ini. 2016 GSX-RR Kekurangan Inersia ( Crank-mass terlalu rendah )

Kurangnya Inersia ( Bobot ) dari suzuki GSX_RR kala itu Membuat Suzuki GSX-RR terlalu mudah menaikkan RPM mesin. Dan Low Crank-Mass Ini menyebabkan efek yang kurang baik terutama saat melakukan akselerasi keluar tikungan, Motor jadi Mudah spin. Persis Seperti yang diderita Oleh Yamaha M1 Pada Kurun waktu Musim 2018. Namun bedanya Tahun 2016 Suzuki berada dalam situasi Di mana Development mesin tidak dibekukan bagi mereka sedangkan Yamaha dibekukan pengembangan mesin di 2018.

Prestasi Di 2016 membuat Suzuki kehilangan status Konsesi di musim 2017 dengan Kombinasi Pembalap Alex Rins dan Andrea iannone. Namun Permasalahan di 2016 di respon terlalu berlebihan Oleh para Insinyur insinyur Hamamatsu kala itu. Low Crank Mass direspon dengan perubahan radikal yang malah menyebabkan Mereka Kelebihan Crank-Mass/ Crank Inersia.

Too Much Crank Inersia / Crank Mass yang berlebihan paling gampang membayanginya adalah membuat Bandul Kruk-as lebih berat. Sobat Bisa membayangkan bahwa sesuatu yang lebih berat cenderung susah untuk dihentikan saat melaju kencang. Inersia adalah kelembaman atau ‘ kemalasan ‘ . Kelebihan Inersia GSX-RR di 2017 membuat Motor ini memiliki masalah saat pengereman dan membuat motor sulit Untuk dikendalikan saat pengereman saat itu. iannone sering mengatakan Bahwa GSX-RR sulit dibelokan karena mesin cenderung seperti ‘ melawan ‘ kerja pengereman

Yang membuat lebih parah adalah saat itu ( 2017 ) Status Konsesi Suzuki Dicabut dan Crank-shaft adalah sesuatu yang berada di dalam Jeroan Mesin. Regulasi Non-Konsesi menyebutkan bahwa mesin tidak boleh dibongkar dan pengembangan mesin dibekukan ( Freezed ). Saat itu Suzuki Hanya bisa bersabar dan mengupayakan dari segi setingan elektronik. Sobat Bisa bayangkan, Yamaha saja yang punya pengalaman Mesin Inline 4 lebih lama dari suzuki struggle Banget di 2018 karena salah pilih soal Crank-Shaft Mass, Apalagi suzuki Coba ? Oke 2017 adalah Musim Bencana bagi Suzuki sampai membuat 2018 Status Konsesi mereka diberlakukan Kembali.

Awal 2018 Suzuki GSX-RR mengubah Crank-Shaft Massnya dan memperoleh Angka yang lebih Balanced/ Seimbang dimana Stabilitas Saat pengereman kembali diperoleh. Dan hasilnya, GSX-RR mulai terlihat Kompetitif lagi. Walaupun belum Juara Seri Namun Mereka berhasil kembali meraih status Non-Konsesi akibat akumulasi Point dari podium dua dan podium 3. Namun sayang. Andrea iannone Kurang sabar sehingga Sumbangsih Development dari Pembalap Italia Ini tidak berkelanjutan sampai 2019 dimana Suzuki berhasil Menggaet talenta Muda Joan Mir disamping Alex Rins untuk 2019.

Oke Resep Keseimbangan dijeroan Mesin telah ditemukan di 2018. Oleh karena itu Hamamatsu menatap Musim 2019 tetap dengan optimisme tinggi walau Suzuki Ecstar tidak diperbilehkan Lagi Melakukan Development mesin selagi Musim 2019 berjalan ( Freezed Development ). Entah berapa Lap Sylvanin Guintoli melakukan pengetesan Di Fasilitas Tertutup Ryuyo Circuit , Namun yang pasti Sepanjang Musim dingin Para insinyur di Hamamatsu beserta test rider berusaha menambahkan Beberapa Hal yang kurang dari GSX-RR saat itu yakni Power dan Torsi.

Yap Akselerasi keluar tikungan Suzuki GSX-RR dan Juga Top Speednya di 3 Musim 2019 ini boleh dibilang superb !! Lebih tinggi dari Yamaha. Dan ini lah yang sebenarnya harus ditakuti Yamaha dari suzuki. GSX-RR  telah menjelma menjadi Motor yang  Balance seperti sama seperti Yamaha M1, Namun dengan top speed yang lebih tinggi dari mereka. yang kurang dari Suzuki Saat ini mungkin adalah fokus Mereka untuk bisa start dari posisi terdepan.

Beruntung Mereka memiliki seorang Pembalap Se-Balance Alex Rins yang di 3 Seri eprtama 2019 ini layak digelari Oleh gelar ala ala netizen yakni King of Overtake. Lha bayangin saja, Di Qatar start 10 finish 4, Di Argentina Start 16 Finish 5, dan terakhir di Austin Start Posisi 7 finish posisi 1 . . . kalo Bisa Start di posisi satu atau dua ?  . . nah mulai lagi deh Pake ‘ kalo kaloan ‘ 😀 btw silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna sob

Taufik of BuitenZorg

59 COMMENTS

  1. Semoga teknologi “sasis super” nya di aplikasikan ke motor massalnya, ya gak usah mirip2 amat lah yg penting nurut?

  2. Wak, bahas sasis dan kovigurasi mesin GSX RR dung….., unik lan ora umum
    Mesinnya tiduran gitu…, dan bentuk sasisnya agak nyeleneh…

  3. Johan zarco pasti nyesel bgt dulu gak.ke suzuki,tapi ke yamaha yang ada di.akhir kejayaan lalu malah ke KTM yg jalan ditempat karna overpede dngn tubular dan wp. padahal 2 x rins kalah sama zarco.dngn mesin yg sama (moto2)

    • yg nentuin untuk tidak dikontrak itu suzuki bukan zarco, lagian zarco termasuk tua diatas 25th alias berumur 27/28th sedangkan suzuki ingin pembalap muda.

        • itu umur yg saya sebutkan ketika zarco mau naik ke motogp bro, yg pas foto dia naik gsx itu loh. terus kan batal gak jadi dikontrak suzuki dan dia mutusin bertahan 1 tahun lg dimoto2 sebelum akhirnya ke tech 3

  4. Jika Maverick Vinales masih di Suzuki, mungkin ancaman besar banget itu! Kombinasi Vinales sama rins menurut ane bakal bagus banget

  5. Jadi bisa dibilang kalo mau development yg cepat lebih baik memilih mesin 4 silinder inline tp sasis yg mumpuni terbukti aprilia dan ktm belum bisa menunjukkan hasil yg bagus dgn mesin V4 mereka,,,

      • kawasaki mmng inline. tapi konfigurasi timingnya rata 2 piston naik 2 piston turun. sedangkan inlinenya yamaha timingnya diatur jeda saling- silang(crossplane) yg wujud konfigurasinya sperti anak tangga dan sudah menerapkan backward rotating camshaft jauh sblm kompetitor. masao furusawa yg paham teori dan keuntungan tsb. bahwa dgn crossplane motor agile dan smooth ditikungan dibandingkan dengan timing inline kawasaki yg bukan crossplane dan gak pake backward rotating camshaft.

  6. apa kata gw, kelihatan banget di Austin waktu duel, M1 lebih inferior dari GSX-RR yang pengembangannya jauh lebih sebentar ?. Yamaha ngapain aja ya? ? Suzuki cukup 1 musim untuk membenahi masalah akselerasi keluar tikungan, yamaha? ?

    • Bisa saja karena powernya lebih besar dari tahun lalu.. tapi sektor pengereman belum mampu menghentikan motor dengan baik.. atau bisa saja.. engine brake yg kurang maksimal untuk membantu pengereman maksimal..
      Kalau problem crank mass yg gede akselerasi kluar tikungan pasti drop.. tapi rcv sudah hebat akselerasinya..
      Itu si yg ada dipikiran aku…xixi

      • kalau masalah engine brake berarti mirip2 M1 tahun lalu, kalau sekarang kata MV12 engine brakenya sudah meningkat jadi lebih mudah corner entry. apa mungkin perbaikan dari elektroniknya saja?

        • Xixi.. wadugh..aku kurang paham aku om ttg engine brake bisa di perbaiki lewat elektronik atau tidak..
          Cuba tanya om pengamat .. sapa tau bisa bantu..xixi

  7. saya bantu koreksi ya wak, freezed harusnya frozen (beku/dibekukan), balance harusnya balanced (seimbang) 😀

      • @mentega
        tetap freezed(dibekukan) bro.. mengapa? karena ada prefix atau imbuhan awal Di- yg artinya proses mengarah ke Beku(frozen)
        klo balanced yup bener.. karena udah(past/has happened) menjelma jdi motor yg seimbang. ☺

  8. jadi tepat yak perubahan konfigurasi dari mesin V ke inline, ditambah masuknya davide brivo mantan orang penting yamaha yang sudah pasti membawa sejumlah rahasia M1 jadi makin klop dah.
    project mesin inline kalo gak salah dimulai 2012 dan sekarang 2019 sudah bermain dipapan atas, berarti butuh waktu 7 tahunan yak.
    kalo ktm nanti butuh berapa lama yak dengan masuknya beberapa orang penting hodna ?

  9. Bisa saja karena powernya lebih besar dari tahun lalu.. tapi sektor pengereman belum mampu menghentikan motor dengan baik.. atau bisa saja.. engine brake yg kurang maksimal untuk membantu pengereman maksimal..
    Kalau problem crank mass yg gede akselerasi kluar tikungan pasti drop.. tapi rcv sudah hebat akselerasinya..
    Itu si yg ada dipikiran aku…xixi

  10. Kl rins dr posisi 1 saat race dimulai berarti bukan raja overtake, tp touring :p hehe..
    Btw mana nih mas analisa race kmrn?
    Penasaran,, mm ikut jg lah.. vr rin cc jm ado mv dkk hehe byk maunya

  11. berarti bener GSX-RR dan M1 sama-sama pakai crossplane? suaranya sih mirip2. Brivio keluar dari YFR bawa bejibun data pastinya ?

  12. Wak bahas soal riding style nya rins dong, kan agak beda tu posisi tubuhnya sedikit tegak, apa memang riding style nya itu cocok dgn speed corner nya suzuki? Atau teman” diblog ini ada yg mau kasih pendapat?

  13. Intinya, Sijuki bakal melahirkan Schwantz baru. Davide Brivio emang tokcer. YZR M1 butuh bantuan pembalap supaya bisa di depan.
    Vinales OUT of SIJUKI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version